Yoo Shi Jin masuk ke helikopter dan meninggalkan Dokter
Kang, mereka saling menatap. Dokter Kang berada di atap sampai helikopter itu
tak terlihat.
Seorang sunbae Dokter Kang juga ke atap ia menanyakan sedang
apa dokter Kang berada di situ.
“Sunbae... Jika kau tentara sedang melakukan tugas. Apa kau
akan dijemput helikopter dan tertembak oleh senjata?” tanya dokter Kang pada
sunbaenya.
“Tak ada pria yang WaMil tertembak senjata begitu. Kita
hanya sering "tertembak" oleh air hujan dan juga salju. Bahkan
setelah itu pula, kami harus membersihkan sisanya lagi.”
“Iyakan? Lalu, tentara seperti apa dia hingga dia bisa
terbang begitu?”
Yoo Shi Jin berada di camp. Pasukan Perdamaian PBB di
perbatasan Afghanistan-Pakistan. Ia berada di dalam ruangan dengan teamnya dan
team lain dari luar. Mereka semua sedang mendengarkan strategi untuk
menyelamatkan 2 anggota PBB yang di culik.
Semua team sedang latihan menjalankan misi, tiba-tiba
anggota dari team Yoo Shi Jin tidak melihat perangkap bom yang digunakan untuk
latihan (untung saja itu latihan jika tidak maka team mereka benar-benar akan
mati semua). Seo Dae Young memarahi anggota tersebut, anggota itu lalu meminta
maaf.
Tapi, dari team lain yang berasal dari luar negeri itu
melempar pisau ke arah tepat samping kepala Yoo Shi Jin dan menancap ke kardus
sebelahnya, bahkan ketua team itu juga mengejek team dari korea agar pulang
saja ke negaranya dan berlatih dengan maminya. Yoo Shi Jin pun tak terima dengan
penghinaan itu ia membalas melempar tepat ke arah melewati kedua paha ketua
team itu. Ketua team itu pun marah. Yoo Shi Jin dan ketua team itu lalu saling
serang. Para tentara lain hanya melihat mereka bertarung, anggota pasukan
khusus dari team korea tadinya akan menghentikan mereka karena khawatir Yoo Shi
Jin akan terbunuh tapi tidak diperbolehkan oleh Seo Dae Young. Seo Dae Young
berkata “Pilihannya hanya ada terbunuh atau membunuh. Saat dua Pasukan Khusus
bertemu dalam operasi gabungan, kedua tim itu harus bertarung untuk melihat
apakah tim satu dapat dipercaya. Ini bukan lagi latihan, tapi pertempuran yang
sebenarnya. Kau tak akan bisa menghentikannya.”
Mereka terus saling menghajar sampai pada ahirnya 3 orang
tentara datang dan menghentikannya. Dua tentara menodongkan pistol ke arah
mereka berdua sedang tentara yang satunya lagi bertanya pada keduanya.
“Kapten Pasukan Delta, Black Bull.”
“Siap, Pak!”
“Kapten 707, Big Boss.”
“Siap, Pak.”
“Istirahat sudah selesai. Kembali bekerja, sekarang. Apa ada
yang punya masalah?”
“Tidak, Pak!” kedua kapten mengatakannya secara bersamaan.
Dokter Kang berada di toilet bersama temannya, ia akan
melakukan interview.
“Dulu saat pertama kali interview, aku tak gugup sama sekali
tapi sekarang aku gugup sekali. Aku bahkan tak mengerti perrtanyaannya.
Bagaimana ini?” Dokter merasa khawatir dengan interviewnya.
“Jangan khawatir. Kau pasti akan lulus, kau tak mungkin
gagal 3 kali.”
“Iyakan? Kepala bilang, nilai presentaseku lah yang
tertinggi tadi.”
Seseorang juga masuk ke toilet, sepertinya ia juga dokter.
“Wow... Kim Tan. Apa kau mau pergi blind-date?” tanya teman
dokter Kang pada orang yang baru masuk itu.
“Aku baru saja interview tadi. Aku masuk setelah dia.” Jawab
Kim Tan.
“Bagaimana interview-mu? Pertanyaannya sedikit, ya?” tanya
Kim Tan pada Dokter Kang.
“Pertanyaanmu sedikit? Mereka pasti khawatir kau tak akan
bisa menjawab banyak pertanyaan.” Jawab Dokter Kang.
“Ataukah memang aku tak memerlukan pertanyaan? Aku permisi
duluan, aku ada operasi nanti.” Kim Tan lalu pergi dari toilet. (sepertinya Kim
Tan dan Dokter Kang tidak akur mereka saling bersaing)
“Dia interview untuk posisi profesor, 'kan? Ujian spesialis
bedahnya saja sudah gagal 3 kali.” Kata teman Dokter Kang.
“Sudah 4 kali. Ya, mungkin karena kekuatan orang dalam.”
Kata Dokter Kang.
Kim Tan masuk ke ruang operasi dan mengajak semuanya untuk
memulai dengan nada feminimnya. Dokter Kang juga di dalam ia berkata pada Kim
Tan bahwa Kim Tan bahkan tak mengingat ruang operasinya, lalu Kim Tan dengan
sinis bilang bahwa ruangan itu adalah ruang operasi prof.Park dan Dokter Kang
dalam operasi itu hanyalah sebagai asistennya.
Mereka mulai operasi, awalnya Kim Tan dan Dokter Kang sambil
berbicara mengenai bahwa Kim Tan memberikan hadiah jam tangan pada profesor. Tiba-tiba
Kim Tan tak tau menyentuh apa sehingga keadaan sedikit garurat, Dokter Kang pun
marah dan menanyakan apa yang ia sentuh.
Yoo Shi Jin bersama teamnya dan team yang lain sedang
berusaha menyelamatkan dua anggota PBB yang diculik.
Kembali ke operasi, pasien mengalami Tension Pneumotoraks(Akumulasi
udara di dalam rongga pleura).
Dokter Kang memberitahu bahwa harus dilakukan dekompresi, ia
meminta jarum jahit 14. Tapi lagi-lagi Kim Tan menyombongkan diri dengan
berkata “Aku ahli bedanya di sini. Aku yang akan melakukannya.” Dokter Kang
mengalah dan menyuruh Kim Tan agar melakukannya dengan cepat. Saat Kim Tan yang
melakukannya lalu terjadi kesalahan lagi hingga darah muncrat ke arah Dokter
Kang dan mengenai maskernya.
Kembali lagi ke perang, anggota team dr luar negeri
terperangkap ke jebakan lalu terjadilah aksi menembak dengan lawan. Yoo Shi Jin
dan anggotanya pun berusaha menghindar dari tembakan lawan dan menyerang juga.
(kondisi yang sangat berbeda dengan Dokter Kang ya? Dokter Kang sedang berjuang
menyelamatkan orang sedangkan Yoo Shi Jin sedang berperang)
Perang terjadi dan saling menembak, Yoo Shi Jin dan Seo Dae
Young bekerjasama dengan baik, Shi Jin melemparkan bom asap (atau apalah aku
kaga ngerti) ke arah lawan.
Di ruang operasi Dokter Kang benar-benar berjuang untuk
menyelamatkan pasien sedangkan Yoo Shi Jin berjuang dengan misinya untuk menyelamatkan dua
anggota PBB yang diculik dengan menembak lawan. Ahirnya team Yoo Shi Jin
berhasil masuk lebih dulu dan menyelamatkan anggota PBB sedangkan team Pasukan
Delta dibelakangnya. Kapten Pasukan Delta dan rekannya juga akan menghampiri
mereka tapi dihalangi oleh Yoo Shi Jin dengan menembak ke arah bawah. Kapten
Pasukan Delta pun langsung menodongkan pistolnya lalu Yoo Shi Jin dengan
menunjukkan kedua jari ke arah matanya dan kemudian ke arah bom ahirnya kapten
Pasukan Delta mengerti bahwa Yoo Shi Jin ingin menyelamatkannya. Yoo Shi Jin
memberitahu ke atasannya bahwa misi selesai dan sandera sudah aman.
Di ruang operasi Dokter Kang berhasil melakukan operasi
jantung dan tekanan darah pasien sudah normal. Lalu ia menyuruh Kim Tan agar menyelesaikan
jahitannya.
Dokter Kang keluar dari ruang operasi ia sangat kesal dengan
Kim Tan.
“Dia sungguh belagak! Dia masih perlu banyak berlatih!
Kenapa dia mau melakukan sesuatu yang tak bisa dia lakukan?”
Temannya menghampirinya ia mengatakan bahwa ia khawatir
sekali saat operasi tadi. Ia juga memuji dokter Kang bahwa ia sungguh hebat. Dokter
Kang pun mengatakan bahwa ia juga.
Lalu, Dokter Kang memegang perut temannya dan berkata “Kau
juga sudah berusaha keras. Tapi, bagaimana dengan ibumu ini? Apa dia masih
menjadi single mom?” temannya menjawab tidak dan ia juga menunjukkan cincin
tunangannya.
Pacar temannya datang menghampiri mereka, ia menanyakan apa
operasinya berjalan dengan lancar, kemudian dengan menyembunyikan tangan yang
satunya ia mendekat ke Dokter Kang dan mengatakan bahwa Dokter Kang ingin
bicara dengannya ia juga mengasih kode agar menjawab dengan iya. Dokter Kang
pun mengiyakan. Teman Dokter Kang pun tanya untuk bicara apa, pacar teman
dokter Kang itu menjawab bahwa akan membicarakan informasi pribadi pasien
mereka. Teman Dokter Kang pun mengerti dan ia pergi terlebih dahulu.
Dokter Kang tanya ada apa? Dan ternyata cincinnya hilang. Ia
mencarinya di tempat sampah pembuangan baju operasi.
“Aku ingat, aku menaruhnya di sakuku sebelum operasi.”
“Kau memang tak
berguna, Lee Chi Hun.”
“Apa cincinnya jatuh
ke dalam tubuh pasien selama operasi?”
“Apa? Apa kau gila?”
“Ketemu! Ternyata ada di dalam saku baju operasi.”
“Berdiri tegap. Jangan bertingkah lagi.” Dokter Kang
mengatakannya sambil akan memukunya.
“Oke.” Lee Chi Hun
pun lari.
Dokter Kang dan Ji Soo sedang mengobrol bersama, mereka
mengobrol kenapa Hee Eun bisa hamil padahal Hee Eun dan Lee Chi Hun mereka
selalu bekerja. Ji Soo menjawab bahwa rumah sakitkan besar. Dokter Kang
mengatakan temannya itu porno lalu Ji Soo menyuruh dokter Kang membuka mulut
dan menyuapinya. Ji Soo bertanya mengenai pekerjaan laki-laki itu (maksudnya
Yoo Shi Jin), ia mengira-ngira apa dia tentara, mata-mata dll. Dokter Kang
menjawab entah dan ia memandang fotonya, foto x-ray anggota tubuhnya karena
hanya itu yang dokter Kang miliki.
Di berita menyatakan bahwa dua anggota PBB telah
diselamatkan. Dokter Kang berjalan di rumah sakit tapi ia tak mengenakan baju
dokternya. Lee Chi Hun berjalan bersamanyadan mengatakan bahwa ia tidak bertingkah
lagi. Dokter Kang menyuruhnya pergi dan mengatakan bahwa ia sedang tidak
bertugas. Lee Chi Hun bertanya kemana ia akan pergi, Dokter Kang menjawab bahwa
ia akan kencan. Lee Chi Hun tidak percaya.
Dokter Kang keluar dari rumah sakit dan melakukan streching
tanpa melihat di depannya suda ada Yoo Shi Jin. Yoo Shi Jin tersenyum sendiri
melihat tingkah dokter Kang. Saat ia menyadari bahwa ada Yoo Shi Jin pun ia
merasa malu dan menutupi wajahnya karena ia tidak memakai make-up.
“Bagaimana kabarmu?” Yoo Shi Jin berjalan menghampiri dokter
Kang.
“Kenapa kau cepat sekali datangnya? Janjinya kan 2 jam lagi.
Apa jamku yang salah?” tanya dokter Kang yang masih menutupi mukanya.
“Aku yang memang datang lebih awal. Rasanya aku senang
sekali, ada yang menungguku hari ini.”
“Tapi, kau boleh
datang 2 jam lagi.”
“Tapi, kenapa kau tak
mau melihatku?”
“Karena aku malu. Aku
tak pakai make up. Aku mau pulang, terus mandi dan ganti baju.”
“Kau sudah cantik
sekarang.”
“Benarkah? Apa dia serius?”
“Apa karena inner beauty-ku ini? Jadi, aku tak perlu mandi?”
“Masuklah. Aku akan mengantarmu pulang.”
“Kau pasti tak mau aku tak mandi, 'kan?” dokter Kang
berjalan menuju mobilnya.
Mereka sampai di rumah dokter Kang, dokter Kang
mempersilahkan Yoo Shi Jin masuk. Ia juga mengatakan bahwa ia akan keramas saja
dan ia juga merasa lapar karena belum makan apa-apa jadi ia menyuruh Yoo Shi
Jin untuk memesannya. Tadinya, Yoo Shi Jin menolaknya karena ia akan
mentraktirnya tapi ahirnya ia mau karena dokter Kang bilang ia tidak apa-apa
makan di rumah karena ia akan makan dengan orang ganteng. Dokter Kang
memberitahu nomor pesan makannya di kulkas, Yoo Shi Jin bertanya apa yang ia
ingin pesan apa, dokter Kang ingin memesan Dolsot bibimbap. Yoo Shi Jin berkata
pada dirinya sendiri “Dia memang aneh. Dan juga sangat cantik.”
Setelah memesan makanan, Yoo Shi jin melihat-lihat foto-foto
dokter Kang yang tertempel di kulkas, ia mengambil satu foto dan melihatnya,
lalu ia melihat ada surat pemberitahuan pemberhentian air.
Dokter Kang berada di kamar mandi, ia benar-benar hanya
keramas, saat ia baru menggunkan shampoo dan belum membersihkannya dengan air
tiba-tiba air mati. Dokter Kang cemas dan sabunnya pun belum hilang. Dokter
Kang keluar dari kamar mandi dan mengatakan segar sekali pura-pura sudah
selesai. Ia bertanya pada Yoo Shi Jin apa ia sudah memesan makanannya, Yoo Shi
Jin menatapnya dan melihat ke arah rambtnya. Dokter Kang bertanya kenapa ia
melihat seperti itu, lalu bertanya padanya bahwa ia belum membilas rambutnya
kan? Lalu ia menunjukkan surat pemberitahuan pemberhentian air dan mengatakan
bahwa itu sejak jam 4 sore.
Dokter Kang diam saja dan ia membuka kulkasnya mengambil dua
botol air, ia berlari ke kamar mandi.
“Air itu kan dingin sekali. Kau tak mau menghangatkannya
dulu?”
“Tidak perlu!”
Dokter Kang dan Yoo Shi Jin sedang makan bersama, Yoo Shi
Jin ingin bertanya padanya tapi dokter Kang langsung tidak membolehkannya
karena ia pikir akan mengejekknya.
“Kau tahu apa pertanyaanku? Dari ekspresimu saja sudah
terlihat kau akan mengejekku lagi.”
“Ekspresi apanya? Inilah yang namanya ekspresi berkarisma.”
Mendengarnya dokter Kang jadi tersenyum, lalu ia menyalakan
lilin.
“Kau ingin bertanya apa?”
“Apa kau selalu memikirkanku?”
“Tentu saja. Kau sendiri?”
“Aku juga selalu memikirkanmu. Aku kan pria sejati.”
“Terima kasih, untuk tak membahas tentang insiden rambutku
tadi. Kita bisa minum kopi di bioskop saja.”
“Boleh. Oh, aku jadi mau minum air es sekarang.” Kini ia
menyinggung dokter Kang karena ia tahu bahwa dokter Kang tadi membilas dengan
air es.
“Kau ini.” Dokter Kang terlihat kesal.
Mereka berdua sudah berada di bioskop, mereka duduk sambil
meminum es kopi. Mereka juga mengibrol bersama sebelum film di mulai.
“Kau tahu apa saat yang menyenangkan dari bioskop?” tanya Dokter
Kang pada Yoo Shi JIn
“Saat sebelum lampunya dipadamkan.” Dokter Kang
memberitahunya.
“Dan ini adalah saat yang paling menyenangkan dalam hidupku.
Aku duduk bersama wanita cantik saat lampu itu akan dipadamkan.” Balas Yoo Shi
Jin merayunya.
“Bukannya aku ini, "Orang tua" bagimu?”
“Oh iya! Aku mungkin salah liat karena lampu di sini redup
sekali. Oh ya, sebelumnya kau selalu curiga padaku, 'kan?”
“Iya, kenapa?”
“Berapa umurmu? Kau pasti tahu umurku dari catatan
kesehatanku.”
“Aku...Yang kemarin itu kan karena kau yang selalu membuatku
marah.”
“Oh, begitu, ya? Jadi, aku "Oppa" (Kakak) di sini?”
“Tidak, kok. Aku lebih tua darimu.” Dokter Kang
memberitahunya ia lebih tua tapi ia tidak memberitahu umurnya.
“Tidak mungkin. Coba mana KTP-mu. Mungkin saja kau yang
lebih muda.” Yoo Shi Jin tak percaya padanya. Dokter Kang tertawa mendengar
jawabannya, mereka tersenyum bersama.
Kemudian Yoo Shi Jin menerima panggilan, seperti biasanya
ada tugas untuknya. Yoo Shi Jin memberitahu dokter Kang bahwa ia harus pergi.
Dokter Kang pun bertanya apa terjadi sesuatu dan apa ia harus pergi sekarang. Yoo
Shi Jin meminta maaf padanya, Dokter Kang terlihat kecewa.
“Apa aku ditinggalkan lagi?”
“Aku sungguh menyesal. Kita bisa nonton lain kali saja. Kita
bisa pulang sekarang.”
“Tidak, tidak apa-apa. Aku bisa menonton sendiri, kau bisa
pergi.”
“Jangan begitu, ayo.”
“Tidak apa-apa, kau bisa pergi.” Dokter Kang terlihat kesal
karena ia ditinggalkan lagi. (Yah...php dua kali)
“Aku akan meneleponmu nanti.” Yoo Shi Jin pergi meninggalkannya.
Setelah Yoo Shi Jin pergi, dokter Kang pun mendapat telepon.
Dokter Kang sudah berada di RS.Haesung, ia berlari. Sunbae
Sang Hyun, Lee Chi Hun dan suster Ja Ae melihatnya. Sunbae Sang Hyun bertanya
pada Lee Chi Hun apa ia yang memberitahunya. Lee Chi Hun membenarkan dan ia
mengatakan bahwa dunia harus tahu bahwa ia yang akan terpilih. Tapi, sunbae
mengatakan bahwa bukan dia tapi Eun Ji yang akan terpilih (sebenarnya yang
dipanggil Ji Soo Kim Tan itu ternyata namanya Kim Eun Ji).
“Hidupnya seperti hanya untuk ruang operasi.” Kata suster Ja
Ae
“Dan itulah yang lebih menyedihkan. Dia harusnya tak hidup
seperti itu. Keluarga Eun Ji adalah pemegang saham terbesar di Haesung Group.
Mo Yeon tak mungkin terpilih.” Kata sunbae Sang Hyun.
“Kenapa mereka tak adil sekali? Dokter harus memiliki
kemampuan.” Lee Chi Hun merasa kesal karena dokter Kang diperlakukan tak adil.
“siapa bilang? Kemampuan bukanlah tujuan utama. Dokter itu
berbicara tentang kekayaan setelah itu baru kemampuan.” Kata Sunbae Sang Hyun.
“Jadi, kau setuju dengan keputusan ini?” tanya suster Ja Ae
pada Sang Hyun dengan kesal mendengar apa yang dikatakan Sang Hyun.
“Aku kan hanya bicara realiti saja.”
Dokter Kang sdang protes dengan Kepala.
“Anda bilang, aku yang akan mendaparkan posisi itu. Anda
bilang, aku akan berhasil kali ini. Aku sudah interview sebanyak 3 kali. Interview
pertama, aku gagal karena aku masih muda. Yang kedua, karena aku tak bisa mengerjakan
makalah dari anda.”
“Apa? Apa aku yang
memutuskan kelulusanmu?”
“Ya, aku tahu aku tak bisa menuntut apa-apa. Aku tahu,
koneksi adalah bagian penting dalam kompetesi ini. Tapi, siapa yang akan lulus
selanjutnya? Menantu Menteri? Keponakan Direktur rumah sakit? Apakah tidak bisa
sekali saja, koneksi itu tidak berlaku?”
“Sepertinya kau tak akan percaya diri mengulang
interview-mu?”
“Kepala.”
Lalu, Kim Eun Ji masuk ke ruangan. Kepala menyambutnya
dengan memanggilnya Prof. Kim ia juga mengatakan bahwa ia sudah selesai bicara
dengan dokter Kang mengenai broadcast. Kepala mengenakan jasnya ia mengajak
Prof. Kim menuju mobil bersama tapi Eun Ji bilang akan menyusul.
Saat Dokter Kang akan mengejarnya, Eun Ji menghalanginya dan
mengatakan bahwa dokter Kang harus menggantikan acara broadcastnya besok karena
besok malam profesor mengajak ia makan malam.
“Kau memintaku menggantikanmu?
“Iya. Aku adalah profesor sekarang, kau harus mendengarku.
Karena ini adalah live, jangan sampai ada yang salah, ya. Kau harus menghafal
kata demi kata. Rumah sakit membayar banyak untuk broadcast ini.”
“Bagaimana jika aku tak mau?”
“Kau akan tahu akibatnya nanti.”
“Jadwal makan malammu dan syutingnya tidak bersamaan, kenapa
kau mau digantikan?”
“Aku mau berpesta sepanjang malam. Pesta kelulusanku menjadi
profesor. Aku tak bisa bangun pagi besok.
“Kau memang licik! Apa kau ini tak punya malu?”
“Mungkin saja, sih.
Meskipun memalukan, setidaknya aku sudah menjadi profesor. Tapi, kau juga pasti
merasa malu karena tak bisa menjadi apa-apa.”
Kemudian, dokter Kang mengatai Eun Ji bocah tengik dan ia
juga mengatakn bahwa ia merasa kasihan pada pasiennya nanti. Eun Ji marah lalu
ia menjambak rambut dokter Kang. Dokter Kang pun membalasnya. Mereka saling
menjambak satu sama lain.
Lee Chi Hun, Sang Hyun dan suster Ja Ae melihatnya lalu
mereka melerainya.
Dokter berada di suatu tempat di rumah sakit, ia sedang
berusaha menghafal sambil menangis namun ia tidak bisa menghafalnya karena
terus saja menangis.
Yoo Shi Jin bersama teamnya selesai menjalankan tugas, ia
menyuruh anggotanya untuk memeriksa peralatan sebelum istirahat. Seorang letnan
masuk ke ruangan, Yoo Shi Jin menyiapkan anggotanya. Letnan mengatakan mereka
berhasil menggantikan tim Bravo, karena mereka sudah sangat berjasa dalam operasi
domestik dan luar negeri sehingga letnan memutuskan untuk mengirim mereka ke
Urk selama 8 bulan. Mereka juga dikasih kesempatan 2 minggu sebelum berangkat
untuk menemui keluarga atau pacar mereka. Saat mendengar itu wajah Yoo Shi Jin
terlihat kecewa mungkin karena jadi tidak bisa menemui dokter Kang selama 8
bulan.
Yoo Shi Jin pergi ke rumah sakit karena dokter Kang tidak
mengangkat teleponnya lalu ia bertanya pada suster Ja Ae apakah dokter Kang
sedang bertugas? Suster Ja Ae memberitahu dengan menunjukkan matanya ke arah
televisi bahwa dokter Kang sedang berada di acara live.
Yoo Shi Jin melihat dokter Kang yang sedang mengikuti acara
live di TV. Ia tersenyum melihatnya.
Yoo Shi Jin berada di depan rumah dokter Kang ia
menunggunya. Dokter Kang pulang mengendarai mobil sendiri, melihat dokter Kang
turun dari mobil Yoo Shi Jin langsung menghampirinya. Tapi, tatapan mereka
terlihat kaku.
Mereka berdua sudah berada di kafe. Yoo Shi Jin
mengungkapkan penyesalannya yang waktu di bioskop ia meninggalkan dokter Kang
tapi dokter Kang menjawab bahwa yang ingin ia dengar adalah penjelasan bukan
permintaan maaf. Dokter Kang menanyainya ia pergi kemana? Apa ia dijemput oleh
helikopter lagi? Yoo Shi Jin menjawab tidak, ia tidak pergi jauh dan ia juga
dilarang untuk memberitahu orang lain. Dokter Kang kecewa dengan jawabannya.
“Begitu, ya. Kau bukan mata-mata, 'kan? Hariku sungguh berat
hari ini. Tapi, sekarang dan mungkin nanti...aku hanya akan memikirkanmu. Ke mana
pria yang kusuka ini pergi? Apa yang sedang dia lakukan? Tapi, bahkan setelah
kita bertemu. Kau tak bisa... mengatakan apa-apa, karena kau dilarang.
“Maaf.”
“Apa kau ini Pasukan Khusus?”
“Semacamnyalah.”
“Kau bilang, kau melakukan pekerjaan buruh. Tapi, kau juga
memiliki luka tembak... itu artinya kau sudah tertembak. Jadi, apa kau juga
melakukan penembakan? Dan juga itu artinya... Kau bisa membunuh... ataupun
terbunuh. Itu adalah pekerjaanmu, 'kan? Apa kau hanya akan melawan orang-orang
yang jahat? Aku menghabiskan 12 jam sehari untuk berjuang menyelamatkan orang.
Itulah yang aku lakukan. Aku berjuang untuk kehidupan. Tapi, yang kau lakukan
itu... adalah melindungi orang lain melalui kematian orang lain juga.”
“Aku adalah seorang tentara. Tentara harus mengikuti perintah.
Terkadang apa yang aku anggap baik itu tak dianggap baik oleh orang lain. Meskipun
begitu, aku harus tetap menjalankan perintah. Selama ini...aku sudah kehilangan
3 kawan selama menjalankan perintah. Alasan kami melakukan apa yang kami
lakukan...karena itu adalah kewajiban. Aku dan juga keluargaku. Kau dan juga
keluargamu. Dan semua orang yang kita sayangi. Aku percaya bahwa aku berjuang
untuk perdamaian dan kebebasan tanah air kita.”
“Aku adalah seorang dokter. Aku percaya kehidupan itu suci, dan
tak ada hal yang bisa menggoyahkannya.”
“Begitu, ya.”
“Maaf. Sepertinya, hubungan ini tak bisa berjalan lancar.”
Kata Dokter Kang
“Aku mengerti.” Kata Yoo Shi Jin.
“Aku harus pergi.”
“Senang bisa mengenalmu. Jaga dirimu baik-baik.” Kata Yoo
Shi Jin ia menyetujui keputusan dokter Kang.
Dokter Kang lalu pergi, Yoo Shi Jin tak mengejarnya mungkin
karena ia juga akan pergi jauh selama 8 bulan.
Yoo Shi Jin berada di kamar mandi, ia mengelap cermin dengan
tangannya lalu memandangi dirinya sendiri. Lalu, Seo Dae Young masuk ke ruang
tersebut.
“Kau sudah pulang?” tanya Yoo Shi Jin.
“Kau sendiri?”
“Apa kau tak menemui Myeong Ju? Kalian tak akan ketemu
selama 8 bulan.”
“Kau sudah menemui dokter itu?”
Yoo Shi Jin menghiraukan pertanyaan itu lalu ia meminjam
pisau cukur milik temannya.
“Sersan Gong bilang... wanita Urk itu cantik-cantik. Seperti
seorang artis. Dan juga seperti seorang penyanyi.” Kata Seo Dae Young.
Team Yoo Shi Jin sedang melatih fisiknya dengan berlari,
mereka berlari bersama sambil menyanyi.
“Pria...Tampan... Ada di mana-mana... Tapi, akulah pria
sejati yang sesungguhnya. Pria yang sangat hebat. Kami tak pernah kalah. Dengan
penuh kebanggan Dan juga cinta... Akulah pria sejati yang sesungguhnya. Pria
yang sangat hebat.”
Team Yoo Shi Jin sudah berada di Urk. Para tentara
sepertinya sedang mencari-cari bahan peledak yang mungkin ada. Tapi, Yoo Shi
Jin sedang di mobil sendiri. Seo Dae Young menghampirinya ia bertanya apakah ia
tidur. Yoo Shi Jin sambil memejamkan mata berkata “Aku sedang merasa bangga
bahwa kita adalah pasukan penjaga perdamaian.” Dae Young menawari kopi dingin
tapi ia tidak mau karena sudah memiliki air putih mereka bersulang bersama.
Tiba-tiba ada laporan bahwa ada anggota yang menemukan bahan peledak.
Dua tentara yang berada dekat bahan peledak mengenakan
pakaian pelindung, Yoo Shi Jin, Seo Dae Young berda agak jauh. Salah satu dari
dua orang itu mengatakan bahwa itu adalah rudal 82mm.
“Itu adalah milik Rusak yang ditembakkan ke Utara Urk selama
perang perbatasan.” Kata Seo Dae Young.
“Apa sekeringnya masih hidup?” tanya Yoo Shi Jin.
“Kita harus berhati-hati. Jangkauan ledakannya sangat besar.”
Kata Seo Dae Young.
“Kami sudah melakukan persiapan. Apa yang harus kita
lakukan? Jika kita melaporkannya, Kita akan diminta mundur sampai pasukan AS
sampai di sini.” Tanya salah satu dari dua orang itu.
“Staf Sersan Choi. Kau ingat mottoku?” tanya Yoo Shi Jin
"Santai saja, karena semuanya akan baik-baik saja. Tak
usah stres."
“Staf Sersan Lim. Seperti apa stres itu?” tanya Yoo Shi Jin.
“Satu, mengirim memorandum (Surat persetujuan). Dua,
mengirim memorandum. Tiga, mengirim memorandum.”
“Tentara AS mempunyai tugas untuk perdamaian dunia. Dan ini
adalah tugas kita. Komandan yang akan bertanggung jawab penuh. Dan komandannya
adalah aku.” Kata Yoo Shi Jin. (komandan ganteng ya? hahaha)
Komandan Yoo Shi Jin dan wakil komandan Seo Dae Young sedang
dimarahi oleh atasan mereka karena tidak menyerahkan bom pada penjinak bom.
“Siapa yang melakukannya? Hanya karena kalian ada di lokasi bukan
berarti kalian bisa mengabaikan instruksi pusat. Bukannya sudah kubilang untuk
menyerahkan bom itu pada EOD (penjinak bom)? Siapa diantara kalian yang telah
menimbulkan kekacauan ini?”
“Wakil Komandan... tidak menghentikanku.” Jawab Yoo Shi Jin
pada atasannya.
“Kenapa kau tak menghentikanku? Bukannya kau tahu aku paling
suka menulis memorandum? Dasar...” Yoo Shi Jin pura-pura menyalahkan Dae Young
juga agar ikut dihukum ia juga bicara dengan tidak sikap tegap. Sedangkan Seo
Dae Young diam saja.
“Sepertinya memorandum sedang dalam proses. Kenapa?
Karena... Wakil Komandanku ini jago sekali menulis surat. Kau adalah Tolstoy. Master
Seo Dae Young.” Kata Yoo Shi Jin.
“Kalian...berdiri yang tegap!” perintah atasannya. Mereka berdua
pun langsung berdiri tegap.
Yoo Shi Jin dan Seo Dae Young sedang dihukum berlari, saat
hampir sampai camp. tentara-tentara lain berbaris seperti akan mengikuti mereka
berdua tapi ternyata mereka malah masuk ke camp dan menertawakan mereka berdua
serta menyuruh mereka untuk berlari lebih cepat. Yoo Shi Jin bertanya pada Seo
Dae Young apa ia tidak senang hanya dihukum lari? Seo Dae Young balik bertanya
apa ia sungguh menyukai hukumannya? Yoo Shi Jin tersenyum dan berlari kembali.
Dokter Kang kembali mengisi acara di stasiun TV. Banyak poster
fotonya. Saat ia berjalan pun beberapa orang memfoto dirinya. Dokter Kang di
ruangannya, suster memberitahu mengenai para pasien VIPnya. Ia lalu memeriksa
pasien VIPnya bersama susternya.
Ia masuk ke kafe dan memesan beberapa makanan. Pelayan yang
melayaninya pun bilang bahwa ia lebih cantik jika dilihat secara langsung.
Mendengar hal itu dokter Kang pun tersenyum.
Dokter Kang memberikan makanan yang dibelinya tadi untuk
teman-temannya seperti suster Min Ji dan sunbae Sang Hyun dan suster yang
berada disitu. Sunbae Sang Hyun menyambutnya dengan mengatakan “Lihatlah siapa
yang datang. Dr. Kang Mo Yeon... dari bangsal VIP yang hampir tak pernah datang
ke sini.”
“Maaf untuk merepotkan kalian. Ini bonus kalian.” Kata dokter
Kang sambil memberikan makanan.
“Bumi memang selalu berputar. Kau mungkin tak akan seperti
ini jika kau jadi ahli bedah, menukar pisau bedah dengan mic...Kau adalah
dokter idola. Title-mu bahkan lebih panjang.” Kata sunabe Song Sang Hyun.
“Aku juga terkejut. Tapi, siapa yang tahu bahwa hidupku bisa
berubah lagi dalam sekejap.” Kata Dokter Kang. Dokter Kim Eun Ji datang di
belakang sunbae dan ia memalingkan muka padanya sepertinya ia iri terhadap
dokter Kang.
“Aku memeriksa website program-mu. Dan ada yang menulis, kau
secantik host-nya. Kau yang menulisnya, 'kan?” tanya Sunbae
“Bukan aku.”
“Apa kau tak penasaran siapa yang menulisnya? ID-nya
"Kukuruyuk Song".
"Kukuruyuk Song"?
“Oh, Dr. Song?Jadi, kau yang menulisnya? Kau ini ada-ada
saja.Sunbae, makan yang banyak, ya.”
Dokter Kim Eun Ji berkata “Kau harusnya malu. Kau pasti
memberitahu semua orang bahwa kau ini doker.” (iya kan benar Eun Ji iri)
Sunbae menengok ke belakang, Dokter Kang juga melihat ke
arah Kim Eun Ji.
“Kau lihat apa?” tanya dokter Kim
“Kau. Kau juga bukanlah seorang dokter. Kau hanya putri dari
ayahmu.” Jawab dokter Kang.
“Yang namanya dokter itu ya ada di ruang operasi. Bukannya
di ruang make up.”
“Kau juga tak masuk ruang operasi. Karena aku terlalu sibuk,
dan karena kau tidak berguna.”
“Diam kau. Kau hanyalah penggantiku saja.” Dokter Kim merasa
kesal dan menghampirinya. Sedang sunbae berada di tengah mereka mendengarkan
mereka bertengkar.
“Kau kehilangan posisi ini karena kau menjadikan aku penggantimu.”
“Apa kau pikir kau ini ratu yang menguasai dunia?”
“Memangnya siapa yang bisa menguasai dunia? Aku hanya
mengambil kembali posisi yang kau rebut. Jadi, tak usah ikut campur dan kerja
kerjaanmu saja. “ Dokter Kang pamitan pad sunbaenya lalu pergi. Dokter Kim akan
menghentikannya tapi ia dihalangi oleh sunbae ia merasa kesal dengan dokter
Kang.
Dokter Kang berada di atap, ia teringat dengan Yoo Shi Jin
saat bersamanya di atap dan waktu makan bersama dirumah dokter Kang.
flashback
Luka itu pasti akan
sembuh. Dan menonton film bersama. Aku sudah tak punya waktu, aku butuh
jawabanmu. Ya atau tidak? (kata-kata Yoo Shi Jin waktu di atap bersamanya).
“Apa kau selalu memikirkanku?” tanya Yoo Shi Jin saat ia
makan bersamanya.
“Tentu saja. Kau sendiri?” Dokter Kang menyalakan lilin.
“Aku juga selalu memikirkanmu. Aku kan pria sejati.”
“Aku ingin kencan pertama kita menjadi kencan yang romantis.
Aku akan menaruhnya di sini.” Dokter Kang menggeser lilinnya sedikit.
“Jangan di atas meja.” Yoo Shi Jin ingin memindahkannya tapi
dihalangi oleh dokter Kang.
“Tidak. Wanita itu harus menyiapkan pencahayaan. Cahaya api
ini akan membuatku terlihat cantik. Jangan bergerak. Aku sudah memperkirakan
sudut pandangmu sebelum aku memasangnya. Apa kau terluka lagi? Apa kau
melakukan kerja buruh lagi?”
“Apa mungkin jika melakukan pekerjaan itu bisa melukai
wajah?”
“Jadi aku salah?”
“Aku sengaja melukainya. Apa kau sebegitu sibuknya hingga
tak punya waktu keramas?”
“Aku selalu berada di ruang operasi. Aku sangat seksi saat
memakai pakaian bedah. Memang hanya bagian ini yang kau lihat, tapi aku
terlihat seksi.”
“Aku sungguh ingin punya pacar yang seperti itu. Apa dia
sedang tak bertugas?”
“Kau ini.”
Flashback end.
Dokter Kang terlihat sedih ia mengatakan “Aku tak punya
waktu untuk menjadi seksi lagi.”
Yoo Shi Jin sedang melihat Gi Beom sedang menyekop, ia
bertanya apa yang sedang ia lakukan. (Gi Beom sekarang kopral Kim Gi Beom,
rambutnya sudah pendek dan terlihat rapi) Gi Beom memberi hormat padanya dan
mengatakan bahwa ia sedang menggali saluran pembuangan. Shi Jin menjawan ia
juga tahu itu. Shi Jin membuka pakaiannya dan mencontohkan pada Gi Beom tapi tangannya malah terluka. Gi Beom tertawa
dan menjelaskan karena itulah ia melakukan dengan pelan-pelan. Lalu, Gi Beom
terkejut saat melihat tangan Shi Jin berdarah. Yoo Shi Jin mengatakan pada dirinya
sendiri “Jadi, aku bisa terluka bahkan jika aku bekerja buruh begini.”
Gi Beom menyuruhnya agar tidak bergerak dan ia mengatakan
bahwa ia juga membutuhkan pertolongan pertama. Gi Beom mengatakannya sambil
menulis di tangan Shi Jin [Terluka karena menyekop tanah].
Yoo Shi Jin menyuruhnya siap lalu istirahat lalu siap lagi
sambil tersenyum. Kemudian Seo Dae Young datang dan bertanya ada apa. Yoo Shi
Jin bilang bahwa ia tidak berguna tapi Dae Young mengatakan bahwa ia
menyukainya dan bertanya pada Gi Beom apa yang ia perlukan, Gi Beom menjawab
bahwa ia memerlukan wine dan whipe cream.
Seo Dae Yong memberitahu bahwa sersan Gong ulang tahun dan
mereka akan memanggang steak ia juga mengatakan ia juru masak yang hebat sambil
melihat ke arah Gi Beom. Yoo Shi Jin bilang ia yang akan bertugas untuk bagian
winenya.
Yoo Shi Jin dan Seo Dae Young berada di bar, seorang pelayan
menghampirinya dan merangkulnya mengatakan bahwa whipe creamnya sudah siap dan
ia juga menyuruh agar mereka menunggunya. Yoo Shi Jin menjawab tak masalah. Pelayan
itu pergi, ia berjalan sambil memandang mereka dan mengedipkan matanya.
“Karena itu aku mau ke sini.” Kata Yoo Shi Jin.
“Aku yang dia rayu. Jadi, jangan salah paham.” Kata Seo Dae
Young.
Seorang wanita datang dengan penampilan tomboy, ia
menanyakan ke pelayan tersebut apa pesanannya sudah ada. Pelayan itu lalu
memberikan pistol pesanannya. Shi Jin dan Dae Young melihat pistol itu. Karena berat,
perempuan itu bertanya bagaimana cara menggunakannya lalu ia langsung
menodongkannya ke arah Yoo Shi Jin dan Seo Dae Young. Yoo Shi Jin kaget dan ia
menumpahkan winenya.
“Apa aku tembak sekarang saja? Pistol ini berfungsi, loh.” Kata
perempuan itu.
Yoo Shi Jin merebut pistol itu dan menodongkan ke perempuan
itu.
“Apa kau orang Korea?” tanya Yoo Shi Jin pada perempuan
tersebut
“Berbahasa Korea belum tentu orang Korea. Kembalikan padaku!”
perempuan itu mencoba mengambil kembali pisolnya tapi tidak berhasil.
“Senjata itu tak seperti anjing, dia tak mengenali
pemiliknya. Jika aku menarik pelatuknya, maka kau akan tertembak.” Yoo Shi Jin
mengeluarkan pelurunya dan menaruhnya di meja. “Untuk apa kau membelinya, padahal
kau tak bisa menggunakannya?”
“Aku tak membelinya untuk membunuh seseorang. Aku membelinya
untuk melindungi diri. Dasar brengsek.” Ia mengambil pistolnya dan pergi.
“Apa kita biarkan saja dia pergi dengan pistol itu?” tanya
Seo Dae Young
“Itu adalah haknya.”
“Siapa dia? Bukan turis, tapi wajahnya baru?” tanya Shi Jin
pada pelayan itu.
“Hanya ada dua hal yang tidak kami jual di sini. Perempuan
dan informasi. Ini whipe cream kalian.”
Dokter Kang, suster Min Ji, suster Ja Ae, Dokter Song Sang
Hyun, Lee Chi Hun sedang makan bersama.
“Urk? Di mana tempat ini?” tanya suster Min Ji.
“Itu adalah negara yang terletak di ujung Semenanjung
Balkan. RS. Haesung akan membangun pembangkit listrik ramah lingkungan di sana.”
Kata suster Ja Ae.
“Akan ada sukarelawan, dan aku yakin, orang yang tak punya
uang dan koneksi yang akan dikirim. Setelah kupikir-pikir, mereka pasti akan
mengirimku. Aku tak punya uang, koneksi, keberuntungan, atau berkah. Menyebalkan.”
Kata Dokter Song.
“Tapi kau punya hati. Kau juga tampan.” Suster Ja Ae
mengatakannya pada dokter Song.
“Benarkah?”
“Aku yang akan pergi. Hee Eun juga sudah mengijinkaku.” Kata
Lee Chi Hun
“Hei, Hee Eun sudah hampir melahirkan, kau mau ke mana lagi?”
dokter tak setuju jika Lee Chi Hun pergi karena Hee Eun sebentar lagi
melahirkan.
“Jika dia sungguhan mencintaimu, dia pasti akan melarangmu.”
Kata Dokter Song.
“Aku tak bisa pergi setelah anak kami lahir, jadi dia
menginjinkanku sekarang.”
“Astaga! Kenapa bocah kaya ini belagak jadi Albert
Schweitzer? Kenapa kau tak jadi Bill Gates saja?” kata dokter Kang.
Lalu, Ketua Han datang dan memanggil dokter Kang, ia
menyuruh dokter Kang agar mengkosongkan waktunya malam ini dan makan malam
dengannya. Setelah mengatakannya ketua Han langsung pergi.
“Apa Ketua baru saja mengajakku makan malam?” tanya dokter
Kang.
“Astaga!” kata Min Ji.
“Iya, bagaimana ini?” dokter Kang tersenyum.
“Jadi, apa yang dibutuhkan idola Kang Mo Yeon sekarang?”
tanya dokter Song.
“Fan club?” tanya Lee Chi Hun
“Kau ini! Pernikahan politik. Dia membutuhkan pernikahan
politik.” Kata dokter Song.
“Hal itu membuatku terlihat seperti orang penting saja.” Kata
dokter Kang.
“Aku tidak setuju. Ketua adalah duda. Kau lebih hebat dari
dia.” Lee Chi Hun tidak menyetujuinya.
“Apa maksudmu Ketua tidak hebat? Apa teman kita ini masih
muda? Apa keluarganya kaya? Duda itu adalah kekuatan dan bukannya kelemahan. Dia
akan sangat berguna untukmu. Bukannya begitu?” kata dokter Song.
“Apa sekarang aku harus mulai bergerak naik?” kata dokter
Kang.
Dokter Kang dan ketua Han berada di hotel, Dokter Kang masih
di dekat pintu.
“Kenapa diam saja? Ayo masuk dan duduklah.” Ajak ketua Han.
“Apa kita akan makan di sini?” tanya dokter Kang.
“Kita tak akan hanya makan di sini.”
“Bukannya kita mau ke sky lounge?”
“Di sini kan ada sky (langit) dan juga lounge (kursi). Semuanya
ada, kau butuh sesuatu lagi?”
“Sopan santun? Aku mungkin akan terdengan konyol, tapi... nuansa
romantisnya?”
“Apa itu yang kau suka?”
“Dan apa ini yang kau suka, Ketua?”
“Kau pasti tahu, aku ini tidak sabaran, 'kan? Aku akan
memesan makanan, kau bisa mandi sambil menunggunya. Jika tidak, aku yang duluan
mandi.”
Dokter Kang terlihat kesal, lalu ia berjalan menuju ketua
Han dengan senyum.
“Keputusan yang bagus. Kemarilah.” Kata ketua Han.
Tapi, dokter Kang lalu memukul ketua Han dengan tasnya.
Dokter Kang menceritakan bahwa ia memukul ketua Han pada Ji
Soo.
“Apa kau sungguh memukul Ketua? “ tanya Ji Soo.
“Aku hampir membunuhnya. Apa menurutmu, dia akan memecatku? Aku
kan ambasadaor mereka.” Kata Dokter Kang.
“Dan dia adalah Ketua.”
“Benar juga, sih. Aku harus ikut rapat. Bagaimana aku bisa
menemuinya?”
“Kau harus menatapnya, tatap dia dengan tatap pembunuh. Tatapan
seperti itu sangatlah menyakitkan.” Saran Ji Soo.
“Bagaimana jika dia pingsan setelah aku menatapnya? Itu yang
kutakutkan.”
Para dokter sedang rapat, dokter Kang juga ikut dan dipimpin
oleh ketua Han. Mereka membicarakan tim relawan yang yang telah didaftarkan ia
juga menunjuk dokter Kang Mo Yeon sebagai ketua tim relawan Urk. Dokter Kang
terkejut, ia hanya bisa pasrah dan memandang ketua Han dengan tajam. Tidak hanya
dokter Kang yang terkejut tapi dokter Song dan Lee Chi Hun yang ikut rapat pun
ikut terkejut. Dokter Song mengatakan “Hidup ini memang penuh kejutan.”
Di Urk, Seo Dae Young melihat daftar relawan medis yang
dikirimkan ke Urk.
“Kau sudah melihat daftar relawan medis?” tanya Seo Dae
Young pada Yoo Shi Jin.
“Sudah.”
“Bukannya Ketua mereka adalah si dokter itu?”
“Ya.”
“Apa dia tahu kau ada di sini?”
“Sepertinya tidak.”
“Sepertinya, kalian memang ditakdirkan untuk bertemu.”
“Ataukah nasib yang kau maksud itu salah alamat.” Kata Yoo
Shi Jin.
Tim relawan medis berada di [Internasional Airport, Urk], di
sana terlihat ada suster Min Ji, suster Ja Ae dan dokter Song. Mereka semua
terlihat kepanasan, dokter Song mengenakan penutup kepala dengan selendang
sedangkan dokter Song mengeluh karena kepanasan. Tiba-tiba ponsel dokter Song
berbunyi, telepon dari ketua Han. Ketua Han menyuruh agar dokter Song menyerahkan
ponselnya pada dokter Kang dan mengatakan kenapa dokter Kang tak mengangkat
teleponnya.
“Ini aku Kang Mo Yeon.”
“Kau kepanasan, 'kan? Kau masih bisa berubah pikiran. Aku
punya sejuta alasan untuk menarikmu kembali ke Korea.” Tawaran ketua Han pada
dokter Kang. Tapi, dokter Kang malah semakin marah.
“Tidak, terima kasih. Aku jadi tak begitu menghormatimu saat
kau mengajakku ke hotel, tapi, aku tak menyangka kau akan serenda ini, Ketua.
Han. Aku sudah berani mengatakan ini, karena aku juga sudah mendapatkan koneksi
VIP selama jadi idola. Mungkin sudah waktunya aku membuka klinik sendiri.
Setelah tugas ini selesai, aku akan mengundurkan diri, tunggu saja aku. Kau
mengerti?” dokter Kang mengatakannya sambil berteriak semua orang tim pun
mendengarnya.
“Kalian mendengarnya, ya? Inilah alasan kenapa aku di sini.”
Kata dokter Kang pada timnya.
Helikopter yang menjemput mereka sudah datang, helikopter
itu lewat di atas mereka sampai selendang milik dokter Kang terbawa angin. Dokter
Kang mau mengambilnya tapi ia terbang kembali ke belakang.
Para tentara sudah turun dan berjalan menuju tim medis, Yoo
Shi Jin mengenakan kacamata hitam dan berjalan dari belakang lalu ia menuju
paling depan. Ia berjalan terus, ketika hampir sampai dokter Kang terus
memandangnya tapi Yoo Shi Jin berjalan melewatinya doang. Ia tidak menyapa
dokter Kang seperti tidak mengenalnya. Tapi, dokter Kang menghadap ke belakang
dan terus melihatnya.
“Sepertinya...takdir pertemuan itu telah salah menghampiri
kita.” Kata Yoo Shi Jin dalam hatinya.
Bersambung . . .
No comments:
Post a Comment