Kapten Yoo memeluk Dokter Kang. Mereka berdua meneteskan air
mata.
Awal episode 16 ini setelah Kapten Yoo memeluk Dokter Kang
ada beberapa versi tanggapan dari Dokter Kang. Pertama, Dokter Kang melepaskan pelukannya
lalu ia jongkok membelakangi Kapten Yoo dan berkata bahwa ia tidak bisa
memaafkannya begitu saja. Kedua, Dokter Kang memukul-mukul dada Kapten Yoo dan
mengatakan bahwa ia merindukannya. Ketiga, dengan berbicara membelakangi Kapten
Yoo ia berkata bahwa ia tidak membutuhkannya lagi. Keempat, Dokter Kang memeluk
Kapten Yoo dan berkata “aku mencintaimu”. Mereka saling melepas kerinduan
mereka.
Di Urk sedang turun salju di sana turun salju tiap 100 tahun
sekali. Letnan Yoon pergi keluar melihat salju turun. Tiba-tiba Sersan Seo
muncul dihadapannya ia berjalan menuju letnan Yoon. Sersan Seo berdiri di
hadapan Letnan Yoon dan meneteskan air mata.
“Jawabanku ini... mungkin sangat terlambat. Aku tak akan
melepaskanmu. Bahkan jika aku harus mati, aku tak akan pernah melepaskanmu.”
Kata Sersan Seo. Letnan Yoon memukul-mukul dadanya sambil menangis. Sersan Seo
menciumnya lalu letnan Yoon melepaskannya dan memukulnya kembali. Sersan Seo
lalu menciumnya kembali, letnan Yoon lalu memeluknya.
Kim Ki Bum sedang memberi intruksi pada bawahannya ia
menyuruhnya para tentara untuk menyiapkan perlengkapan musim dingin. Semuanya
langsung melaksanakan tugas mereka. Sersan Seo menemui Ki Bum, Ki Bum melihat
sersan Seo di hadapannya lalu ia menangis. Sersan Seo menghampirinya dan
berkata “Hei, apa wakil platoon bisa menangis di depan pasukannya begini?
Bagaimana dengan ujian GED-mu?”
“Aku berhasul lulus. Aku sudah mendapat ijazah SMA.” Kata Ki
Bum.
Letnan Yoon memberikan kalung nametag milik Sersan Seo ia
memakaikannya. Letnan Yoon merapikan wajah Sersan Seo dengan mencukur rambut
yang ada diwajahnya.
“Aku tak akan mati lagi. Aku tak akan pernah lagi melakukan
kesalahan yang sama.” Kata Sersan Seo.
“Aku tak percaya padamu. Tapi, aku mohon jangan mati. Salju
turun untuk pertama kalinya dalam 100 tahun. Dan kau akhirnya bisa kembali. Aku
mengucapkan satu-satunya keinginanku, dan keinginanku itu hanyalah kau.” Kata
Letnan Yoon, Sersan Seo mengiyakan.
“Tapi, bagaimana kau bisa ada di sini? Bagaimana dengan Si
Jin-sunbae?” tanya Letnan Yoon.
“Saat kami pergi melapor ke markas bahwa kami masih hidup,
mereka memberitahuku. Kami meninggalkan markas dan aku langsung menuju ke sini,
Dan Kapten pergi ke Albania.”
“Apa yang terjadi pada kalian? Kau dan juga Si Jin-sunbae Kalian
tewas dalam serangan bom dan mayat kalian tak ditemukan.”
“Kelompok liar itu datang lebih cepat selangkah daripada
serangan bom. Sebelum serangan bom itu, kami diseret ke sebuah tempat asing. Kami
di bawa ke ruang bawah tanah yang sangat asing, Sekitar hari ke-150 atau 155. .
.”
Flashback
Kapten Yoo dan Sersan Seo dipenjara di tempat asing. Wajah
mereka terluka, tiga orang masuk ke ruangan tersebut. Dua orang akan menembak
mereka berdua tapi dua orang tersebutlah yang tertembak oleh orang yang dibelakang
mereka. Orang itu membuka maskernya dan ia adalah prajurit Ahn. Prajurit Ahn
membantu melepaskan Kapten Yoo dan Sersan Seo. “
Flashback end.
Kapten Yoo juga menceritakannya pada Dokter Kang.
“Temanku membantuku, teman yang sangat jauh.” Kata Kapten
Yoo.
“Aku sudah mengobatimu. Bagaimana bisa wajahmu hancur
begini? Padahal aku lah yang mau merusaknya sendiri.” Kata Dokter Kang.
“Untunglah pacarku adalah dokter. Pacarku lah yang
merawatku, jadi, aku tak perlu khawatir.”
“Aku sangat merindukan leluconmu. Kau sudah bekerja keras.” Dokter
Kang memeluk Kapten Yoo tapi Kapten Yoo kesakitan karena terkena jarum. Dokter
Kang lalu melepaskan pelukannya dan meminta maaf.
“Untuk apa kau minta maaf? Aku lah yang harus minta maaf.”
Kata Kapten Yoo lalu ia teringat saat dulu di sandra, saat melawan prajurit
Ahn, saat tertembak melindungi dokter Kang, saat ia tertembak oleh sekelompok
yang mengejar prajurit Ahn dan saat ia tertembak dalam tugasnya.
“Aku tak akan mengulanginya lagi.” Kata Kapten Yoo.
“Wah~ sepertinya aku selalu saja percaya pada ucapanmu.”
Kata Dokter Kang.
“Sejak tadi aku penasaran. Itu benda apa?”
“Itu kan makanan untuk kematianmu. Hari ini adalah
peringatan untuk hari kematianmu. Aku ini pacar yang baik, aku bahkan
menyiapkan- Tunggu, apakah... Kau ini manusia?”
“Maksudmu?”
Rekan Dokter Kang menemui dokter Kang untuk memberikan pisau
dokter Kang. Dokter Kang lalu bertanya pada rekannya apa ia bisa melihat pria
yang sedang duduk (Kapten Yoo). Ia menjawab “Ya, dia sangat tampan. Pacarmu,
ya?”
“Syukurlah. Kupikir tadi aku sedang melihat roh.” Rekannya
lalu pergi.
“Aku merasa mati 2 kali sekarang. Apa si dokter ini
menganggapku roh gentayangan? Apa kau percaya tahayul?” tanya Kapten Yoo.
“Salahmu sendiri yang muncul pada peringatan kematianmu.
Makan lah buahnya. Kau ini roh atau tidak, karena aku sudah menyiapkannya, jadi
makanlah. Minum anggurnya juga. Aku tak bisa membawa Cheongju ke sini.” Dokter
Kang memberikan makanan untuk peringatan kematian pada Kapten Yoo.
“Kau ternyata menyiapkan banyak hal meski sedang di luar
negeri.” Kapten Yoo memkan buahnya.
Dokter Kang mendapat telepon video call dari Dokter Pyo dan
lainnya. Dokter Pyo khawatir karena dokter Kang baru mengangkat teleponnya.
Dokter Kang meminta maaf karena ia sibuk. Dokter Pyo menyuruh dokter Kang agar
mencari angle yang lain karena agar gambarnya jelas. Dokter Kang mengarahkan
ponselnya menghadap Kapten Yoo yang berada di belakangnya. Dokter Pyo, suster
Min Ji, suster Ja Ae, dokter Lee Chi Hun dan Dokter Song terlihat terkejut
melihat Kapten Yoo. Mereka mengira itu adalah roh Kapten Yoo yang datang ke
meja peringatan kematiannya dan memakan makanannya. Dokter Kang lalu
mengarahkan ponselnya ke Kapten Yoo, ia tersenyum. Dokter Song sampai pingsan
melihat Kapten Yoo. Dokter Pyo dan lainnya lalu berteriak dan menjatuhkan
ponselnya.
“Sekarang aku merasa sudah mati 3 kali. Menyenangkan, ya?”
kata Kapten Yoo.
“Memangnya kau tak mau menakuti mereka? Tapi, timku itu lucu
sekali, 'kan? Mereka pasti sudah lebih tenang sekarang!”
Dokter Lee menelepon lagi, ia berkata “Sunbae, dengarkan aku
baik-baik sekarang. Tolong jangan tanya apa alasannya.”
“Memangnya kenapa?” tanya
Dokter Kang.
“Aku sangat mencintaimu. Aku merindukanmu. Tolong lapangkan
hatimu... Agar dia tak perlu bergentayangan lagi di dunia ini.” Kata Dokter Lee
Chi Hun.
“Apa, sih?” Dokter Kang tertawa mendengarnya.
“Meskipun kau tak bisa percaya, tapi Kapten Yoo sudah tenang
di sana. Tolong biarkan dia untuk hidup di dunianya sendiri.”
“Gila. Mereka memintamu untuk hidup tenang di dunia sana.”
Dokter Kang mendekat ke Kapten Yoo dan mengarahkan ponselnya di depannya.
“Aku bisa marah jika kalian mengusirku dengan cepat begini. Apa
kabar, semuanya?” Kapten Yoo menyapa mereka semua.
“Nah, Kapten Yoo sekarang ada di sini. Jadi, kalian pasti
tahu kan betapa bahagianya aku malam ini? Aku akan menceritakannya saat aku
pulang nanti. Tak usah menggangguku lagi. Aku tutup, ya? Dah~” kata Dokter Kang
lalu ia menutup teleponnya.
Dokter Chi Hun dan lainnya masih belum percaya bahwa Kapten
Yoo masih hidup.
Kapten Yoo dan Sersan Seo sampai di korea. Mereka disambut
oleh Komandan Yoon dan lainnya. Kapten Yoo akan memberikan laporan tapi
Komandan Yoon langsung memeluk mereka berdua dan berkata “Terima kasih. Terima
kasih sudah kembali dengan selamat.”
Letnan Kolonel juga menghampirinya ia membanggakan dirinya
sudah menjadi kolonel. Ia juga berkata sambil menutup mata seperti akan
menangis yang senang bahwa mereka berdua kembali. Tapi semua orang pergi masuk
dan Kapten Yoo bersama Sersan Seo pergi menuju sersan Choi dan 2 rekannya yang
baru saja datang dan memanggil mereka. Letnan kolonel yang melihat mereka lalu
memerintahkan Kapten Yoo dan Sersan Seo untuk menulis laporan yang tebalnya
seperti kitab suci. Sersan Choi dan 2 rekan yang lain yang mendengarnya
langsung pergi meninggalkan mereka berdua.
Kapten Yoo dan Sersan Seo sedang berdiskusi untuk menulis
laporan mereka. Kapten Yoo setuju dengan ide Sersan Seo, ia lalu akan pergi.
“Kau mau ke mana?” tanya Sersan Seo.
“Kau saja yang menulisnya. Jika, kita berdua yang menulis,
mungkin saja akan ada cerita yang tak sesuai satu sama lain.” Kata Kapten Yoo.
“Dan kenapa, harus aku yang menulisnya?”
“Bukannya Letnan Yoon ada di Urk? Nah, makanya kau pasti lebih
semangat dalam menulisnya!”
Kapten Yoo pergi bersama Dokter Kang ke cafe yang biasanya
mereka ke sana.
“Kau ingat saat kau memutuskanku di sini?”kata Kapten Yoo.
“Tentu saja. Mungkin saja hal itu akan terulang lagi.” Kata
Dokter Kang.
“Kau tak serius, 'kan? Aku sedikit trauma.”
“Aku serius. Karena itulah kita ke sini. Sekarang dan juga
nanti, kau akan tetap pergi ke "Mall", 'kan? Apa kau melakukannya
karena kau ini seorang pahlawan?”
“Jika menjadi pahlawan dan harus mati, sepertinya tentara
tak akan suka. Iyakan? Kami hanya melindungi perdamaian dan tempat yang harus
dilindungi.
“Sepertinya, kau akan terus melakukan tugas itu meski aku
keberatan?”
“Apa kau keberatan?”
“Apa menurutmu tidak? Mungkin, suatu hari kau tak akan
mungkin bisa kembali lagi, tapi... jangan khawatir. Aku tak akan keberatan.
Percuma saja aku melarangmu. Bahkan jika kau menyesal padaku, kau akan tetap
pergi. Dan aku akan tetap mendukungmu meskipun aku tak menyukainya. Dan jika
begitu, aku juga akan memilih untuk menjaga perdamaian. Dan tentu saja,
persetujuanku ini adalah perdamaian khusus untukmu.”
“Terima kasih. Dan maaf. Yang bisa kukakatakan hanyalah maaf.
Maafkan aku.”
“Karena aku tak akan memutuskanmu, apa kau mau pergi
memancing besok? Ini adalah terapi untuk emosi kita. Dan jangan kaget melihat
bakatku besok. Dan tak usah sedih, karena aku akan membuatmu tersenyum. Kau
harus bersyukur punya pacar sepertiku ini.”
Mereka pergi memancing berdua. Dokter Kang merasa bosan
karena sudah 2 jam tapi belum mendapatkan ikan, dengan menggunakan jam
tangannya ia mencari tempat lokawisata lainnya yang berada di dekat pemancingan
itu. Tapi, Kapten Yoo menolaknya ia ingin berlama-lama di sana.
“Apa kau tahu, berapa total kilometer yang sudah kulewati
dalam 1 tahun itu?” kata Kapten Yoo.
“Oh, biaranya juga ada. Bagaimana jika kita ke biara saja?”
kata Dokter Kang.
“Apa kau tahu berapa bulan aku terjebak dengan sekumpulan
pria?”
“Lalu, kau mau apa?”
“Kegiatan yang tradisional. Cuaca yang dingin dan pancing
yang tak kunjung digigit ikan. Apa kau tak ingin berlama-lama lagi? Ataukah
bermain, "Hanya ada 1 kamar." Kapten Yoo sambil menunjuk ke tenda
dibelakangnya.
“Jangan melewati garis, ya?”
“Tapi, apa itu artinya kita bisa sekamar?”
“Tentu saja.”
“Tapi, bukannya kau pernah bilang, kau tak mau seranjang
dengan pria.”
“Itu bukan aku, kok. Kau tak ingat? Dia adalah wanita yang
muda setahun daripada aku.
“Nah, iyakan? Aku juga tak suka wanita muda itu.”
Pancing dokter Kang lalu ada ikan yang memakan umpannya. Mereka berhasil mendapatkan satu ikan.
“Bukannya kau ini tentara? Tapi, pegang ikan hidup saja tak
berani.” Kata Dokter Kang.
“Aku akan menepati janjiku untuk tak mati dan terluka, tapi
aku sungguh tak bisa menyentuh ikan.” Kata Kapten Yoo.
“Kau imut sekali, sih. Baiklah, kumaafkan. Kita akan memulai
"membedah" ikannya, pisau bedah.”
“Dasar wanita yang tak berperasaan.”
Hari sudah malam, mereka sedang berada di tenda bersama.
Dokter Kang sedang memilih hotel menggunakan ponselnya.
“Hotel itu bagus. Kasurnya juga besar dan nyaman.” Kata
Kapten Yoo.
“Bodoh. Kasur yang kecil lah yang bagus.” Kata Dokter Kang.
“Siapa si ba*****n itu?”
“Pria br*****k apa yang memberitahumu hal seperti itu?”
“Pria br*****k yang bernama Yoo Si Jin. Aku hidup seperti
ini saat pria itu tidak ada. Apa aku harus menaruh batu ini di sana? Ataukah
membawanya? Harusnya, aku bisa melupakan semuanya. Saat aku bisa melupakan
semuanya, aku harus melempar batu ini. Aku pernah memesan tiket dan juga hotel,
tapi aku membatalkannya. Aku pernah meminta cuti tapi aku membatalkannya juga.”
“Ya, si Yoo Si Jin ini memang br*****k.” Kata Kapten Yoo.
“Apa menurutmu, kita bisa kembali ke sana?”
“Kau mau ke sana bersama siapa?”
“Tentu saja denganmu.”
“Baguslah. Kapan kau mau pergi?”
“Entahlah. Kita lihat saja nanti. Dan kau tak usah berjanji apa-apa,
kita lihat situasinya saja.”
“Ah~ baiklah. Aku anggap ini sebagai hukumanku.”
“Kau harus setuju kapan pun itu meskipun kau sedang sibuk. Selalu
sediakan passport-mu.”
“Tapi, garisnya di mana, ya? Aku harus tahu supaya tak
melewatinya.” Kapten Yoo bertnya garisnya tapi ia malah mendekat ke Dokter Kang
dan bersender padanya.
“Kau tak tahu?”
“Aku mau mencari kehangatan. Aku kedinginan sekarang.”
“Kau ini konyol sekali, sih. Tatapanku dan juga usahamu.”
Kata Dokter Kang. Kapten Yoo mencoba mencium dokter Kang tapi dokter Kang
berkata “tidak sekarang” Kapten Yoo merasa kesal karena dokter Kang jual mahal.
Dokter Kang lalu mengelus-elus rambut Kapten Yoo.
Letnan Yoon Myung Ju menelepon Sersan Seo yang masih menulis
laporan.
“Apa laporannya sudah selesai?” tanya Letnan Yoon
“Aku merasa sudah menjadi seorang penulis sekarang.” Kata
Sersan Seo.
“Apa kau tahu cara mengaktifkan font Korea?”
“Apa kau pikir aku sebodoh itu?”
“Aku hanya memikirkanmu sebagai seorang pria sejati.”
“Kau tak sibuk? Aku senang bisa sering mendengar suaramu.”
“Tiap aku terbangun, aku selalu bertanya pada Ki Beom,
apakah ini mimpi? Ki Beom akhirnya yang duluan datang padaku dan berkata,
"Sersan Seo bukanlah mimpi." Meskipun aku sudah tahu, tapi aku ingin
selalu memastikannya. Aku merasa tenang saat mendengar suaramu.”
“Kau bisa meneleponku kapan saja. Bahkan saat aku sedang
tidur. Tapi, sepertinya besok aku tak bisa mengangkatnya karena kedatangan VIP.”
“VIP? Siapa?”
Kapten Yoo, dan yang lainnya sudah berada di posisi mereka
masing-masing untuk menjemput VIP. Sersan Choi membukakan pintu mobilnya dan
VIP itu ternyata Girlsbands Red Velvet yang akan manggung. Red Velvet mulai
tampil, semua tentara bersorak, Sersan Seo mengikuti gerakan dance Red Velvet.
Bahkan Kapten Yoo pun ikut bersorak seperti anak remaja.
Lee Chi Hun sedang melihat acara itu, ia melihat ada Kapten
Yoo dan Sersan Seo berdiri paling depan dan bersorak. Ia menunjukkannya pada
Dokter Song dan suster Min Ji lalu suster Min Ji langsung menunjukkannya pada
dokter Kang yang berada di belakang mereka. Dokter Kang mengatakan itu bukan
Kapten Yoo tapi ia langsung meremas botol minumnya ia terlihat kesal dengan
sikap Kapten Yoo.
Dokter Kang sedang di make up ia akan mengisi acara di TV,
ia meminta pada Mcnya untuk membahas pacarnya pada talk show nanti.
Acara talk show dimulai, MC menanyakan apa dokter Kang sudah
punya pacar? Lalu Dokter Kang menjawab bahwa ia belum punya pacar dengan
senyum.
Kapten Yoo bersama dokter Kang berada di rumah dokter Kang. Kapten
Yoo protes pada dokter Kang kenapa ia pada saat di talk show ia bilang tidak
mempunyai pacar. Dokter Kang lalu berkata pacarku juga berteriak seperti anak
ABG yang tak punya pacar. Dokter Kang mengatakan bahwa ia juga melihat acaranya
ketika Kapten Yoo berteriak seperti anak ABG.
Letnan Yoon juga sedang menelepon sersan Seo untuk
memarahinya ia bahkan baru mengetahui bahwa sersan Seo pandai menari. Sersan
Seo beralasan bahwa editornya salah mengedit.
Begitu juga dengan Kapten Yoo yang beralasan sama seperti
sersan Seo ia mengatakan bahwa ia berteriak pada komandannya bukan pada
Girlsband itu. Tapi Dokter Kang tak mempercayainya. Sersan Seo juga
mengatakannya pada Letnan Yoon. Letnan Yoon juga tidak percaya ia marah sampai
ia berdiri ia berkata “Aku akan kembali 157 hari lagi. Dan selama 157 hari itu,
aku akan menyusun rencana pembunuhan Seo Dae Young.”
“Kau ini berlebihan sekali, sih. "Aku kan tidak
membunuh seseorang?" adalah kalimat yang hanya bisa diucapkan anak ABG.
Tapi, aku ini berbeda, aku akan mencoba yang tebaik.” Kata Kapten Yoo.
“Ya, silahkan. Tunjukkan usaha terbaikmu, Kapten.” Kata
Dokter Kang.
“Ini semua karena kecerobohanku. Red Velvet tidak lah
bersalah.”
“Kau akan sungguhan mati hari ini.” Dokter Kang lalu memukul
kapten Yoo dengan bantalnya.
“Tunggu. Sabar. Dan perlu kau tahu, aku bukan lah Kapten
lagi.”
“Memangnya kenapa kalau kau bukan Kapten lagi? Apa kau
dipecat?”
“Bukan begitu. Aku akan naik jabatan.”
“Benarkah?” Dokter Kang terllihat senang ia bahkan tak marah
lagi dengan Kapten Yoo.
“Kenapa kau senang sekali, Dr. Kang?”
“Itu artinya, gajimu akan naik juga, 'kan?”
“Kenapa kau sesenang itu, Dr. Kang? Lalu, kenapa matamu jadi
berbinar seperti itu?”
“Tatapanku dan juga usahamu.”
“Lihatlah sikap wanita ini.”
Kapten Yoo naik jabatan ia sekarang menjadi seorang Mayor.
“Lapor. Mulai 25
Maret 2016, aku, Kapten Yoo Si Jin akan menjadi Mayor dan menerima perintah
kenaikan gaji sesuai jabatan ini. Ya, laporan selesai. Hormat.”
“Pria yang aku sukai itu, hanya ada satu di dunia ini, dia hidup
sebagai tentara Korea. Dan prinsipnya
tak berubah. Melindungi anak-anak, orang tua dan wanita cantik. Dan aku...
masih menjadi dokter idola. Dan tentu saja, aku masih di RS. Haesung.”
Letnan Yoon sudah kembali ke korea, ia sedang minum bersama
dengan Sersan Seo.
“Selama 157 hari itu, aku memikirkan bagaimana cara untuk
membunuhmu. Itu artinya, selama di sana, aku hanya bisa memikirkanmu, dan aku
sangat merindukanmu hingga rasanya aku mau mati saja. Tapi, bukannya
menakjubkan kau bisa kembali lagi padaku?” kata Letnan Yoon.
“Aku senang, kau kembali dengan tubuh yang sehat.” Kata
Sersan Seo.
“Nah, ayo cheers.” Mereka lalu minum bersama.
“Aku akan menemui Komandan besok, kau harus bersiap-siap.”
“Ahhh. Kita harus tetap menyelesaikan masalah ini.”
“Tak perlu khawatir. Aku tak akan melepas seregamku. Hanya
kau yang bisa melepas seragamku ini.”
“Benarkah?”
“Aku akan menemui Komandan besok. Jadi, bersiap lah.” Kata
Sersan Seo. Letnan Yoon sangat senang mendengarnya.
“Kita harus menemuinya pagi-pagi. Kita berangkat saat fajar.
Aku juga sudah punya rencana.” Kata Letnan Yoon.
“Kau mau menemuinya dalam keadaan mabuk?” sersan Seo
mengambil botolnya tapi Letnan Yoon berkata “Aku tak pernah minum selama di
Urk.” Sersan Seo pun menurut pada Letnan Yoon dan ia menuangkan minumannya.
Sersan Seo dan Letnan Yoon menemui Komandan Yoon bersama.
Mereka menemuinya dengan bergandengan tangan.
“Seperti yang anda janjikan, kita bisa minum 2 cangkir teh
hari ini.” Kata Sersan Seo.
Komandan Yoon lalu menyuruh mereka duduk, ia lalu memesan
teh pada bawahannya. Tiba-tiba Letnan Yoon bilang pada ayahnya bahwa ia hamil.
Ayahnya langsung kaget begitu juga dengan Sersan Seo. Sersan Seo lalu
mengatakan ada Komandan Yoon bahwa itu tidaklah benar dengan sedikit gugup.
“Ini rencanamu?” tanya sersan Seo pada Letnan Yoon.
“Santai saja, rencanaku adalah mengakuinya sebelum kita
melakukannya. Saat kita dalam posisi terancam, "Serangan pertama"
adalah taktik hebat.” Kata Letnan Yoon. Komandan Yoon yang mendengarnya lalu
berkata pada sersan Seo “Apa dia bisa keluar saja?”
Mereka sudah duduk bersama dengan dua cangkir teh di meja
mereka.
“Bicaralah, meskipun ini hanya lah "Serangan pertama",
aku akan mendengarnya.” Kata Komandan Yoon. Letnan Yoon akan bicara tapi tidak
diperbolehkan oleh ayahnya.
“Mengenai janjiku untuk melepas seragamku, sepertinya tak
bisa kutepati.” Kata Sersan Seo.
“Benarkah?” kata Komandan Yoon.
“Terkunci di ruang bawah tanah, patah tulang dan hal
lainnya. Aku tak pernah menyesal menjadi seorang tentara. Dan bahkan, negara
tak seharusnya kehilangan tentara seperti aku. Aku akan melepas seregam dengan
cara yang terhormat. Aku akan mencari cara lain agar anda mau mengakuiku.”
“Sekarang, bukan masalah apakah aku mengakuimu atau tidak.
Karena negara ini telah mengakui seorang Sersan Seo. Dan sebagai atasan, ini
adalah kehormatan memiliki menantu sepetimu.”
“Ayah.”
“Saat mengirimmu ke Urk, aku sudah merestui kalian. Maaf
membuatmu menderita. Dan sekarang, aku bahagia dengan keputusanku ini.”
“Terima kasih.”
“Ayah!” letnan Yoon lalu memeluk ayahnya.
“Putriku ini... aku mempercayakan dia padamu.”
“Ya, aku mengerti.”
Letnan Yoon pergi ke RS. Haesung untuk menemui dokter Kang.
“Wali Sersan Seo?”
“Princess Mo Yeon?”
“Sepertinya, kita sering dipertemukan karena masalah pria. Bagaimana
kabarmu?”
“Seperti yang kau lihat, aku sehat-sehat saja.”
“Bagaimana dengan perangmu bersama dengan Sersan Seo?”
“Perangnya telah berakhir. Kami mendapat restu dari ayahku.”
“Benarkah? Selamat! Sebelum malam kita harus minum soju
siang lagi.”
“Aku siap kapan saja. Tapi, hari ini, aku ke sini untuk
tujuan yang lain.” Letnan Yoon memberikan surat pada Dokter Kang.
Surat itu ternyata dari Fatima. Dokter Kang membaca surat
dari fatima.
“Apa kabar,
Unni(kakak)? Ini aku, Fatima. Aku belajar bahasa Korea. Dan aku ingin menjadi
seorang dokter sepertimu. Selamat Natal. Sampaikan salamku pada Ahjussi. Aku
merindukanmu dan aku mencintaimu.”
Dokter Chi Hun masuk ke ruangan dokter Song, disana hanya
ada suster Min Ji dan suster Ja Ae. Dokter Chi Hun meminjam laptop Dokter Song
ia bertanya passwordnya pada suster Ja Ae. Suster Ja Ae memberitahunya bahwa
passwordnya “Song Sang Hyeon yang jenius.” Dokter Chi Hun membuka file video
anak yang dari Urk. Suster Ja Ae dan suster Min Ji pun ikut melihatnya. Di
video itu anak itu bersama kambingnya ia juga memberitahu namanya tapi saat ia
memberitahunya kambing itu berbunyi sehingga Dokter Chi Hun tak dapat mendengar
namanya. Ia pun merasa kesal karena tak akan pernah mengetahui nama anak itu.
Dokter Chi Hun akan mematikan laptopnya tapi suster Ja Ae
juga akan meminjamnya. Suster Ja Ae teringat akan file yang disembunyikan oleh
Dokter Song. Ia akan mengecek file itu. File itu ternyata berisi foto dirinya
mulai dari ia kecil sampai ia besar. Ia terharu melihat file tersebut.
Suster Ja Ae berjalan dengan lemas, ia bahkan sampai
terjatuh saat seseorang menabraknya. Orang tersebut akan membantunya berdiri,
dokter Song lalu menghampirinya dan ia yang akan membantunya. Suster Ja Ae
berdiri dan akan pergi karena ia sedang lelah lalu dokter Song mendudukkannya
kembali. Dokter Song mengetahui bahwa suster Ja Ae sudah melihat folder itu. Suster
Ja Ae bertanya pada dokter Song untuk apa ia menyimpannya. Dokter Song menjawab
bahwa ia akan menggunakannya untuk lamarannya padanya.
Suster Ja Ae lalu berkata bahwa ia akan mengakui perasaannya
tapi setelah ia melunasi hutangnya pada Dokter Song. Suster Ja Ae lalu pergi.
Dokter Song terus saja mengejarnya.
Dokter Kang bersama dengan Kapten Yoo sedang berada di
perjalanan.
“Kenapa aku harus mengendarai mobil ini?” kata Kapten Yoo.
“Terus saja. Ayo cepat, Big Boss.” Kata Dokter Kang.
“Aku kan sudah cepat.”
“Bukan pria ini yang aku maksud. Tapi, namanya adalah
"Big Boss." Kata Dokter Kang sambil menunjuk ke mobilnya.
“Yang benar saja. Apa kau segitu menyukaiku? Hingga menamai
mobilmu dengan namaku.”
“Iya!” jawab dokter Kang dengan lantang.
“Kau membuatku kaget saja.”
“Putar lah di sana. "Big Boss" harus mandi dulu. Bukan
"Big Boss" yang satu ini, loh.”
“Timing-nya jadi aneh. Aku masih tak mengerti kenapa aku
harus mengendarai mobil ini?”
“Ayo lah, demi aku. Jika aku yang menyetir, mobilnya bisa
rusak. "Big Boss" tidak boleh hancur.”
“Timing-nya memang aneh.”
Kapten Yoo mencuci mobil Dokter Kang. Dokter Kang berada di
dalam mobil ia tersenyum pada Kapten Yoo dengan memberi tanda love pada
tangannya. Kapten Yoo lalu bicara sendiri bahwa “Apa aku tak usah pacaran saja,
ya? Dinginnya.”
“Kau bilang apa?” kata Dokter Kang.
“Aku bilang, aku mencintaimu. Tutup jendelanya, di luar
dingin.”
“Aku juga harus keluar.” Dokter Kang keluar dari mobil.
“Sudah kubilang di luar dingin. Nah, pegang ini.” Kapten Yoo
memberikan selangnya pada Dokter Kang. Dokter Kang lalu memencet tombolnya dan
airnya keluar dan menyemprot ke Kapten Yoo.
“Kau memang menakutkan.” Kata Kapten Yoo.
“Maaf. Bagaimana ini? Sekarang aku malah mambasahi bajumu.
Pakailah ini. Baju dalammu nanti kelihatan. Aku tak mau ada wanita lain yang
melihatnya.” Kata Dokter Kang sambil memakaikan jasnya ke Kapten Yoo.
“Aku suka pacaran denganmu. Kau ini sangat seksi.”
“Aku?”
“Kau lebih seksi saat kau sedang tertawa.”
“Dasar.”
“Aduh, dinginnya.” Kapten Yoo kedinginan ia mendekat ke
Dokter Kang. Dokter Kang lalu memeluknya.
Sersan Seo sedang makan bersama dengan Letnan Yoon di
kantin. Letnan Yoon mengambilkan makanan yang banyak untuk sersan Seo. Sersan
Seo protes padanya. Letnan Yoon lalu menambahkan makanannya kembali dengan
memberikan makanannya ke sersan Seo. Ia ingin sersan Seo sakit jadi ada alasan
untuk Sersan Seo pergi ke klinik Letnan Yoon.
Letnan Yoon lalu memberikan undangan pernikahannya Daniel
dan Ye Hwa pada Sersan Seo. Daniel akan
menikah di kanada.
Dokter Chi Hun di rumah sakit juga membagikan undangan
pernikahan Daniel dan Ye Hwa pada dokter Song, suster Min Ji dn suster Ja Ae.
Letnan Yoon menceritakan bahwa ayah, ibu dan kakak Ye Hwa
tertembak Daniel hanya bisa menyelamatkan Ye Hwa. Mereka berdua menjadi relawan
di Kanada tapi karena Ye Hwa orang rusia jadi hanya Daniel yang diterima lalu
Daniel menyelamatkannya dengan menikahinya.
“Kalian cerita berbagi cerita, ya?” tanya sersan Seo.
“Saat aku menceritakan tentang suratmu itu, dia mulai
bercerita.” Kata Letnan Yoon.
“Kau sudah membacanya?”
“Kenapa aku harus membacanya? Aku tahu, kau hanya mengcontoh
lirik-lirik lagu saja, 'kan?”
“Tidak, kok.”
“Pasti.”
“Dulu, aku selalu saja ingin melarikan diri. Dan kau adalah
orang pemberani dan juga terbodoh yang mencintaiku. Aku bersyukur dan juga
menyesal. Jika kau membaca surat ini,
maka, akulah yang bodoh dan melukaimu begitu dalam. Tak perlu memaafkan
aku. Dan juga, aku selalu berharap kau akan hidup dengan bahagia. Untuk
cintaku, Yoon Myeong Ju. Apakah aku
hidup atau mati, cintaku tak akan berubah.” Kata Sersan Seo.
“Tak usah berlebihan. Kau pasti tak menghapal isinya.”
Letnan Yoon lalu mengambil suratnya dari kantongnya dan ia membacanya.
“Kau selalu membawanya? Karena aku telah menulisnya sebanyak
ratusan kali. Karena lebih dari seratus kali, aku selalu ingin menemuimu.”
Sersan Seo lalu menyuruh para tentara lainnya untuk menutup mata mereka. Sersan
Seo mencium kening Letnan Yoon, semua tentara lalu menyoraki mereka berdua. Letnan
Yoon lalu berdiri dan memerintahkan semuanya untuk menutup mata termasuk Sersan
Seo. Letnan Yoon menghampiri sersan Seo lalu menciumnya. Semua tentara pun
berteriak.
Kapten Yoo bersama Dokter Kang sudah di rumah dokter Kang.
Mereka sedang minum dan ngemil bersama.
“Kau mau memberi undanganmu atas nama siapa?” tanya Kapten
Yoo pada Dokter Kang.
“Banyak yang memilih Daniel, jadi, aku akan memilih Ye Hwa.”
Kata Dokter Kang.
“Kau sudah lupa semua kebaikan Daniel padamu?”
“Aku sudah membayarnya dengan sumbangan bulanan, loh. Kau mungkin
tak tahu betapa mahalnya itu, karena kau hidup di "hutan".
“Orang yang mementingkan si kartu itu bisa saja tidak
selamat.”
“Orang itu mau ambil bir dulu.”
“Ada yang ingin aku tahu, Foto bergelantungan itu. Kenapa kau
di depan? Karena kau rangking 1?” (foto Dokter Kang saat membaca sumpah dokter,
ia yang memimpin pembacaannya)
“Tidak, karena aku lah yang paling cantik.”
“Bukan karena abjad? Namamu kan "Kang". Kau bisa
selalu yang pertama.”
“Tidak begitu, kok.”
“Berdasarkan umur, ya?”
“Aku lupa memberitahumu. Oh ya, aku mau pergi reunian dengan
mereka. Aku diundang sebagai senior terpopuler. Aku dulunya senior populer,
loh."
“Karena kau punya banyak hutang dulu?”
“Kau belum mau pulang?”
“Jika aku pulang sekarang, aku akan terkena macet.”
“Kau menggunakan alasan yang sama 2 jam yang lalu.”
“Pasti sangat macet, apalagi di Yeouido.”
“Biarkan saja.”
“Hippocrates memiliki
banyak kutipan, salah satunya adalah "Beberapa kata mungkin akan
dimengerti oleh kepalamu, dan beberapa kata mungkin juga akan dimengerti oleh
hatimu.”
Dokter Kang sedang mengikuti acara pembacaan sumpah dokter,
seseorang memimpin pembacaan sumpah tersebut. Begitu juga dengan Kapten Yoo
yang sedang mengikuti pembacaan sumpah bintara pasukan khusus, seorang pemuda
memimpin pembacaan sumpah tersebut.
“Bahkan jika saya
dalam bahaya, atau dalam ancaman, saya tak akan melanggarnya. Saya akan menjaga
kedamaian bahkan jika sebuah senjata menghunus saya. Hari ini, begitu banyak Yoo Si Jin dan juga
Kang Mo Yeon yang baru. Aku harap, mereka akan tetap menjaga sumpah itu. Atas
nama bumi dan juga matahari.”
Dokter Kang sedang berjalan. Matahari bersinar terang,
dokter Kang memandangnya ia lalu mengambil ponselnya dan menelepon. Ia berkata “sekarang”.
Dokter Kang bersama dengan Kapten Yoo pergi ke pulau
Zakynthos. Mereka pergi berdua saja. Dokter Kang menaruh batu putih itu disana.
“Kita sungguh kembali ke sini.” Kata Dokter Kang.
“Aku senang sekali bisa berada di sini denganmu sekarang.” Kata
Kapten Yoo.
“Karena kau, aku tak bisa ke sini dengan pria tampan lain.”
“Pria lain?”
“Apa menurutmu aku akan ke sini sendirian? Menyia-nyiakan
kecantikanku? Aku tak berani datang ke sini sendirian.” Dokter kang lalu
berlari.
“Jangan kabur, ya.” Kapten Yoo mengejar Dokter Kang.
“Tapi, bukannya perahu ini terlihat seperti x-ray?”
“Jangan mengubah topik pembicaraan.”
Dokter Kang menyuruh Kapten Yoo berhenti karena anglenya
bagus ia lalu memfoto Kapten Yoo karena ia tidak memiliki fotonya dan ia hanya
memiliki foto x-raynya.
“Karena satu-satunya fotomu yang aku punya adalah x-ray itu.
Dan aku sudah melihatnya ribuan kali.” Kata Dokter Kang.
“Aku tak akan memaafkanmu, bahkan jika kau merayuku begitu.”
“Bukannya di pantai, kita sering bermain, "Coba tangkap
aku"? Tangkap aku jika kau bisa!” Dokter Kang berlari kembali.
“Kau akan tamat jika aku menangkapmu nanti.” Kapten Yoo
mengejarnya.
“Tapi, kapan kita pulang?”
“Saat boat itu menjadi "x-ray" seperti itu.”
“Benarkah? Aku berada di pulau terpencil dengan seorang
pria! Daebak!”
Kapten Yoo dan Dokter Kang duduk di atas kapal bersama.
“Kau sungguh tak mau minum? Rasanya enak, loh.” Kata Dokter
Kang.
“Aku mau sih, tapi... aku harus membawa boat-nya nanti.” Kata
Kapten Yoo.
“Kau bilang, kau tak mau pulang?”
“Hanya untuk menyenangkanmu saja. Apa rasanya seenak itu?”
“Ya. Sepertinya, kau sangat ingin meminumnya, ya? Ataukah
kau punya cara lain untuk meminumnya lagi?”
“Tentu saja.”
“Saat itu aku sangat gugup hingga mau mati rasanya.”
“Aku juga merasa gugup hingga mau mati rasanya sekarang. Ada
wine di pantai ini. Dan juga wanita cantik. Dan juga, ada bintang jatuh seperti
itu.”
“Astaga. Cantiknya. Baru kali ini aku bisa melihat bintang
jatuh. Kau apakan semua bintang itu? Kenapa rasanya semua bintang berkumpul di
langit ini?”
“Kau tak mau membuat keinginan?”
“Aku sudah membuatnya.”
“Dengan mulut terbuka begitu?”
“Kenapa duduk saja? Cepat. Ambilkan satu bintang untukku.”
“Aku sudah mengambil satu bintang, dan bintang itu duduk di
sampingku.”
“Katakan sekali lagi.”
“Kau begitu berkilauan.”
“Hidupku terasa... sangat berkilauan sekarang ini.”
“Tak usah memujiku.”
“Bagaimana mungkin seorang wanita sepertimu menjadi milikku?”
“Mungkin di kehidupan sebelumnya kau sudah menyelamatkan
dunia. Tidak mungkin? Kau adalah tentara juga di kehidupan sebelumnya?”
“Aku mendapat banyak rejeki di kehidupanku yang sekarang.”
“Astaga! Kita mungkin akan bertemu lagi di kehidupan
selanjutnya. Kau telah menyelamatkan dunia saat ini.”
“Ya, aku bisa mendapatkanmu setelah aku menyelamatkan sebuah
negara.”
“Siapa yang mau bertemu denganmu nanti?”
“Kau tak mau bertemu denganku di kehidupan selanjutnya?”
“Jika aku bilang tidak, kau tak akan datang? Kau harus tetap
menemuiku di kehidupan selanjutnya.”
“Kau berjanji, 'kan?” Dokter Kang menganggukkan kepalanya.
“Apa keinginanmu tadi?” tanya Kapten Yoo.
“Kau akan terkejut.” Kata Dokter Kang.
“Apa memangnya?”
“Aku ingin, pria ini menciumku. Apa keinginanku akan
terkabul?”
“Akan ada selalu jalan untuk bisa menciummu.”
Kapten Yoo lalu mencium dokter Kang.
“Aku mencintaimu.” Kata Kapten Yoo.
“Aku juga.” Kata Dokter Kang.
“Itu adalah pertanyaan, loh.”
“Aku mencintaimu. Itu lah jawabanku.”
“Aku juga.” Kapten Yoo lalu mencium dokter Kang kembali.
Mereka semua datang ke pernikahan Daniel dan Ye Hwa. Dokter
Kang baru keluar setelah menemui Ye Hwa ia memberitahu lainnya bahwa pengantin
akan keluar setelah mengganti pakaiannya. Dokter Kang duduk bersama Letnan
Yoon, suster Min Ji dan suster Ja Ae.
Kapten Yoo duduk bersama Dokter Song, Dokter Chi Hun dan
Sersan Seo yang sedang memegang bunga pengantin dengan kaku ia mendapatkannya
saat pengantin wanita melempar bunga tersebut.
“Ah! Apa kau bisa tak kaku begini? Untuk apa kau menangkap
bunga ini?” kata Kapten Yoo pada Sersan Seo.
“Mau bagaimana lagi? Pengantin melemparnya dengan sekuat
tenaga tadi.” Kata Sersan Seo.
“Tak usah pedulikan dia. Dia masih mengingat kenangan lamanya.
Pernikahan mantan pacarnya.” Kata Letnan Yoon.
“Bukannya kalian menyukai akhir yang seperti ini? Kami
mengatasi semua masalah dengan cinta, dan hidup bahagia selama-lamanya. Ending~”
kata Lee Chi Hun.
Tiba-tiba lampu mati.
Saat lampu menyala kembali lalu seseorang memberitahu bahwa
ada gunung berapi yang meletus. Semua tamu lalu berlarian. Dokter Kang, Kapten
Yoo dan lainnya pun bersiap-siap untuk bertugas kembali.
“Kenapa kita bisa sesial ini, sih?” kata suster Min Ji.
“Kita seharusnya makan malam sekarang.” Kata Sersan Seo.
“Sudah terlambat.” Kata Letnan Yoon sambil menghapus
lipstiknya.
Suster Ja Ae sudah berdiri dan merapikan rambutnya ia
menyuruh Dokter Song untuk berdiri.
“Lalu, apa kita menghentikan liburan kita sekarang?” kata
Dokter Chi Hun.
“Sepertinya, kita harus mulai terbiasa sekarang.” Kata Dokter
Kang sambil memegan heelsnya.
“Aku merasa akan menulis laporan yang panjang sekali. Ayo
berangkat.” Kata Kapten Yoo.
~~~ The End ~~~
ASSALAMUALAIKUM SAYA INGIN BERBAGI CARA SUKSES SAYA NGURUS IJAZAH saya atas nama RIDWAN asal dari jawa timur sedikit saya ingin berbagi cerita masalah pengurusan ijazah saya yang kemarin hilang mulai dari ijazah SD sampai SMA, tapi alhamdulillah untung saja ada salah satu keluarga saya yang bekerja di salah satu dinas kabupaten di wilayah jawa timur dia memberikan petunjuk cara mengurus ijazah saya yang hilang, dia memberikan no hp BPK DR SUTANTO S.H, M.A beliau selaku kepala biro umum di kantor kemendikbud pusat jakarta nomor hp beliau 0823-5240-6469, alhamdulillah beliau betul betul bisa ngurusin masalah ijazah saya, alhamdulillah setelah saya tlp beliau di nomor hp 082352406469, saya di beri petunjuk untuk mempersiap'kan berkas yang di butuh'kan sama beliau dan hari itu juga saya langsun email berkas'nya dan saya juga langsun selesai'kan ADM'nya 50% dan sisa'nya langsun saya selesai'kan juga setelah ijazah saya sudah ke terima, alhamdulillah proses'nya sangat cepat hanya dalam 1 minggu berkas ijazah saya sudah ke terima.....alhamdulillah terima kasih kpd bpk DR SUTANTO S.H,M.A berkat bantuan bpk lamaran kerja saya sudah di terima, bagi saudara/i yang lagi bermasalah malah ijazah silah'kan hub beliau semoga beliau bisa bantu, dan ternyata juga beliau bisa bantu dengan menu di bawah ini wassalam.....
ReplyDelete1. Beliau bisa membantu anda yang kesulitan :
– Ingin kuliah tapi gak ada waktu karena terbentur jam kerja
– Ijazah hilang, rusak, dicuri, kebakaran dan kecelakaan faktor lain, dll.
– Drop out takut dimarahin ortu
– IPK jelek, ingin dibagusin
– Biaya kuliah tinggi tapi ingin cepat kerja
– Ijazah ditahan perusahaan tetapi ingin pindah ke perusahaan lain
– Dll.
2. PRODUK KAMI
Semua ijazah DIPLOMA (D1,D2,D3) S/D
SARJANA (S1, S2)..
Hampir semua perguruan tinggi kami punya
data basenya.
UNIVERSITAS TARUMA NEGARA UNIVERSITAS MERCUBUANA
UNIVERSITAS GAJAH MADA UNIVERSITAS ATMA JAYA
UNIVERSITAS PANCASILA UNIVERSITAS MOETOPO
UNIVERSITAS TERBUKA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
UNIVERSITAS TRISAKTI UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
UNIVERSITAS BUDI LIHUR ASMI
UNIVERSITAS ILMUKOMPUTER UNIVERSITAS DIPONOGORO
AKADEMI BAHASA ASING BINA SARANA INFORMATIKA
UPN VETERAN AKADEMI PARIWISATA INDONESIA
INSTITUT TEKHNOLOGI SERPONG STIE YPKP
STIE SUKABUMI YAI
ISTN STIE PERBANAS
LIA / TOEFEL STIMIK SWADHARMA
STIMIK UKRIDA
UNIVERSITAS NASIONAL UNIVERSITAS JAKARTA
UNIVERSITAS BUNG KARNO UNIVERSITAS PADJAJARAN
UNIVERSITAS BOROBUDUR UNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH UNIVERSITAS BATAM
UNIVERSITAS SAHID DLL
3. DATA YANG DI BUTUHKAN
Persyaratan untuk ijazah :
1. Nama
2. Tempat & tgl lahir
3. foto ukuran 4 x 6 (bebas, rapi, dan usahakan berjas),semua data discan dan di email ke alamat email bpk sutantokemendikbud@gmail.com
4. IPK yang di inginkan
5. universitas yang di inginkan
6. Jurusan yang di inginkan
7. Tahun kelulusan yang di inginkan
8. Nama dan alamat lengkap, serta no. telphone untuk pengiriman dokumen
9. Di kirim ke alamat email: sutantokemendikbud@gmail.com berkas akan di tindak lanjuti setelah pembayaran 50% masuk
10. Pembayaran lewat Transfer ke Rekening bagian blangko ijazah.
11. PENGIRIMAN Dokumen Via JNE
4. Biaya – Biaya
• SD = Rp. 1.500.000
• SMP = Rp. 2.000.000
• SMA = Rp. 3.000.000
• D3 = 6.000.000
• S1 = 7.500.000(TERGANTUN UNIVERSITAS)
• S2 = 12.000.000(TERGANTUN UNIVERSITAS)
• S3 / Doktoral Rp. 24.000.000
(kampus terkenal – wajib ikut kuliah beberapa bulan)
• D3 Kebidanan / keperawatan Rp. 8.500.000
(minimal sudah pernah kuliah di jurusan tersebut hingga semester 4)
• Pindah jurusan/profesi dari Bidan/Perawat ke Dokter. Rp. 32.000.000