Friday 22 April 2016

Sinopsis Descendants of the Sun episode 16



Kapten Yoo memeluk Dokter Kang. Mereka berdua meneteskan air mata.
Awal episode 16 ini setelah Kapten Yoo memeluk Dokter Kang ada beberapa versi tanggapan dari Dokter Kang. Pertama, Dokter Kang melepaskan pelukannya lalu ia jongkok membelakangi Kapten Yoo dan berkata bahwa ia tidak bisa memaafkannya begitu saja. Kedua, Dokter Kang memukul-mukul dada Kapten Yoo dan mengatakan bahwa ia merindukannya. Ketiga, dengan berbicara membelakangi Kapten Yoo ia berkata bahwa ia tidak membutuhkannya lagi. Keempat, Dokter Kang memeluk Kapten Yoo dan berkata “aku mencintaimu”. Mereka saling melepas kerinduan mereka.




Di Urk sedang turun salju di sana turun salju tiap 100 tahun sekali. Letnan Yoon pergi keluar melihat salju turun. Tiba-tiba Sersan Seo muncul dihadapannya ia berjalan menuju letnan Yoon. Sersan Seo berdiri di hadapan Letnan Yoon dan meneteskan air mata.
“Jawabanku ini... mungkin sangat terlambat. Aku tak akan melepaskanmu. Bahkan jika aku harus mati, aku tak akan pernah melepaskanmu.” Kata Sersan Seo. Letnan Yoon memukul-mukul dadanya sambil menangis. Sersan Seo menciumnya lalu letnan Yoon melepaskannya dan memukulnya kembali. Sersan Seo lalu menciumnya kembali, letnan Yoon lalu memeluknya.



Kim Ki Bum sedang memberi intruksi pada bawahannya ia menyuruhnya para tentara untuk menyiapkan perlengkapan musim dingin. Semuanya langsung melaksanakan tugas mereka. Sersan Seo menemui Ki Bum, Ki Bum melihat sersan Seo di hadapannya lalu ia menangis. Sersan Seo menghampirinya dan berkata “Hei, apa wakil platoon bisa menangis di depan pasukannya begini? Bagaimana dengan ujian GED-mu?”
“Aku berhasul lulus. Aku sudah mendapat ijazah SMA.” Kata Ki Bum.



Letnan Yoon memberikan kalung nametag milik Sersan Seo ia memakaikannya. Letnan Yoon merapikan wajah Sersan Seo dengan mencukur rambut yang ada diwajahnya.
“Aku tak akan mati lagi. Aku tak akan pernah lagi melakukan kesalahan yang sama.” Kata Sersan Seo.
“Aku tak percaya padamu. Tapi, aku mohon jangan mati. Salju turun untuk pertama kalinya dalam 100 tahun. Dan kau akhirnya bisa kembali. Aku mengucapkan satu-satunya keinginanku, dan keinginanku itu hanyalah kau.” Kata Letnan Yoon, Sersan Seo mengiyakan.
“Tapi, bagaimana kau bisa ada di sini? Bagaimana dengan Si Jin-sunbae?” tanya Letnan Yoon.
“Saat kami pergi melapor ke markas bahwa kami masih hidup, mereka memberitahuku. Kami meninggalkan markas dan aku langsung menuju ke sini, Dan Kapten pergi ke Albania.”
“Apa yang terjadi pada kalian? Kau dan juga Si Jin-sunbae Kalian tewas dalam serangan bom dan mayat kalian tak ditemukan.”
“Kelompok liar itu datang lebih cepat selangkah daripada serangan bom. Sebelum serangan bom itu, kami diseret ke sebuah tempat asing. Kami di bawa ke ruang bawah tanah yang sangat asing, Sekitar hari ke-150 atau 155. . .”
Flashback
Kapten Yoo dan Sersan Seo dipenjara di tempat asing. Wajah mereka terluka, tiga orang masuk ke ruangan tersebut. Dua orang akan menembak mereka berdua tapi dua orang tersebutlah yang tertembak oleh orang yang dibelakang mereka. Orang itu membuka maskernya dan ia adalah prajurit Ahn. Prajurit Ahn membantu melepaskan Kapten Yoo dan Sersan Seo. “
Flashback end.



Kapten Yoo juga menceritakannya pada Dokter Kang.
“Temanku membantuku, teman yang sangat jauh.” Kata Kapten Yoo.
“Aku sudah mengobatimu. Bagaimana bisa wajahmu hancur begini? Padahal aku lah yang mau merusaknya sendiri.” Kata Dokter Kang.
“Untunglah pacarku adalah dokter. Pacarku lah yang merawatku, jadi, aku tak perlu khawatir.”
“Aku sangat merindukan leluconmu. Kau sudah bekerja keras.” Dokter Kang memeluk Kapten Yoo tapi Kapten Yoo kesakitan karena terkena jarum. Dokter Kang lalu melepaskan pelukannya dan meminta maaf.
“Untuk apa kau minta maaf? Aku lah yang harus minta maaf.” Kata Kapten Yoo lalu ia teringat saat dulu di sandra, saat melawan prajurit Ahn, saat tertembak melindungi dokter Kang, saat ia tertembak oleh sekelompok yang mengejar prajurit Ahn dan saat ia tertembak dalam tugasnya.
“Aku tak akan mengulanginya lagi.” Kata Kapten Yoo.
“Wah~ sepertinya aku selalu saja percaya pada ucapanmu.” Kata Dokter Kang.
“Sejak tadi aku penasaran. Itu benda apa?”
“Itu kan makanan untuk kematianmu. Hari ini adalah peringatan untuk hari kematianmu. Aku ini pacar yang baik, aku bahkan menyiapkan- Tunggu, apakah... Kau ini manusia?”
“Maksudmu?”
Rekan Dokter Kang menemui dokter Kang untuk memberikan pisau dokter Kang. Dokter Kang lalu bertanya pada rekannya apa ia bisa melihat pria yang sedang duduk (Kapten Yoo). Ia menjawab “Ya, dia sangat tampan. Pacarmu, ya?”
“Syukurlah. Kupikir tadi aku sedang melihat roh.” Rekannya lalu pergi.
“Aku merasa mati 2 kali sekarang. Apa si dokter ini menganggapku roh gentayangan? Apa kau percaya tahayul?” tanya Kapten Yoo.
“Salahmu sendiri yang muncul pada peringatan kematianmu. Makan lah buahnya. Kau ini roh atau tidak, karena aku sudah menyiapkannya, jadi makanlah. Minum anggurnya juga. Aku tak bisa membawa Cheongju ke sini.” Dokter Kang memberikan makanan untuk peringatan kematian pada Kapten Yoo.
“Kau ternyata menyiapkan banyak hal meski sedang di luar negeri.” Kapten Yoo memkan buahnya.



Dokter Kang mendapat telepon video call dari Dokter Pyo dan lainnya. Dokter Pyo khawatir karena dokter Kang baru mengangkat teleponnya. Dokter Kang meminta maaf karena ia sibuk. Dokter Pyo menyuruh dokter Kang agar mencari angle yang lain karena agar gambarnya jelas. Dokter Kang mengarahkan ponselnya menghadap Kapten Yoo yang berada di belakangnya. Dokter Pyo, suster Min Ji, suster Ja Ae, dokter Lee Chi Hun dan Dokter Song terlihat terkejut melihat Kapten Yoo. Mereka mengira itu adalah roh Kapten Yoo yang datang ke meja peringatan kematiannya dan memakan makanannya. Dokter Kang lalu mengarahkan ponselnya ke Kapten Yoo, ia tersenyum. Dokter Song sampai pingsan melihat Kapten Yoo. Dokter Pyo dan lainnya lalu berteriak dan menjatuhkan ponselnya.
“Sekarang aku merasa sudah mati 3 kali. Menyenangkan, ya?” kata Kapten Yoo.
“Memangnya kau tak mau menakuti mereka? Tapi, timku itu lucu sekali, 'kan? Mereka pasti sudah lebih tenang sekarang!”
Dokter Lee menelepon lagi, ia berkata “Sunbae, dengarkan aku baik-baik sekarang. Tolong jangan tanya apa alasannya.”
“Memangnya kenapa?”  tanya Dokter Kang.
“Aku sangat mencintaimu. Aku merindukanmu. Tolong lapangkan hatimu... Agar dia tak perlu bergentayangan lagi di dunia ini.” Kata Dokter Lee Chi Hun.
“Apa, sih?” Dokter Kang tertawa mendengarnya.
“Meskipun kau tak bisa percaya, tapi Kapten Yoo sudah tenang di sana. Tolong biarkan dia untuk hidup di dunianya sendiri.”
“Gila. Mereka memintamu untuk hidup tenang di dunia sana.” Dokter Kang mendekat ke Kapten Yoo dan mengarahkan ponselnya di depannya.
“Aku bisa marah jika kalian mengusirku dengan cepat begini. Apa kabar, semuanya?” Kapten Yoo menyapa mereka semua.
“Nah, Kapten Yoo sekarang ada di sini. Jadi, kalian pasti tahu kan betapa bahagianya aku malam ini? Aku akan menceritakannya saat aku pulang nanti. Tak usah menggangguku lagi. Aku tutup, ya? Dah~” kata Dokter Kang lalu ia menutup teleponnya.
Dokter Chi Hun dan lainnya masih belum percaya bahwa Kapten Yoo masih hidup.



Kapten Yoo dan Sersan Seo sampai di korea. Mereka disambut oleh Komandan Yoon dan lainnya. Kapten Yoo akan memberikan laporan tapi Komandan Yoon langsung memeluk mereka berdua dan berkata “Terima kasih. Terima kasih sudah kembali dengan selamat.”
Letnan Kolonel juga menghampirinya ia membanggakan dirinya sudah menjadi kolonel. Ia juga berkata sambil menutup mata seperti akan menangis yang senang bahwa mereka berdua kembali. Tapi semua orang pergi masuk dan Kapten Yoo bersama Sersan Seo pergi menuju sersan Choi dan 2 rekannya yang baru saja datang dan memanggil mereka. Letnan kolonel yang melihat mereka lalu memerintahkan Kapten Yoo dan Sersan Seo untuk menulis laporan yang tebalnya seperti kitab suci. Sersan Choi dan 2 rekan yang lain yang mendengarnya langsung pergi meninggalkan mereka berdua.



Kapten Yoo dan Sersan Seo sedang berdiskusi untuk menulis laporan mereka. Kapten Yoo setuju dengan ide Sersan Seo, ia lalu akan pergi.
“Kau mau ke mana?” tanya Sersan Seo.
“Kau saja yang menulisnya. Jika, kita berdua yang menulis, mungkin saja akan ada cerita yang tak sesuai satu sama lain.” Kata Kapten Yoo.
“Dan kenapa, harus aku yang menulisnya?”
“Bukannya Letnan Yoon ada di Urk? Nah, makanya kau pasti lebih semangat dalam menulisnya!”



Kapten Yoo pergi bersama Dokter Kang ke cafe yang biasanya mereka ke sana.
“Kau ingat saat kau memutuskanku di sini?”kata Kapten Yoo.
“Tentu saja. Mungkin saja hal itu akan terulang lagi.” Kata Dokter Kang.
“Kau tak serius, 'kan? Aku sedikit trauma.”
“Aku serius. Karena itulah kita ke sini. Sekarang dan juga nanti, kau akan tetap pergi ke "Mall", 'kan? Apa kau melakukannya karena kau ini seorang pahlawan?”
“Jika menjadi pahlawan dan harus mati, sepertinya tentara tak akan suka. Iyakan? Kami hanya melindungi perdamaian dan tempat yang harus dilindungi.
“Sepertinya, kau akan terus melakukan tugas itu meski aku keberatan?”
“Apa kau keberatan?”
“Apa menurutmu tidak? Mungkin, suatu hari kau tak akan mungkin bisa kembali lagi, tapi... jangan khawatir. Aku tak akan keberatan. Percuma saja aku melarangmu. Bahkan jika kau menyesal padaku, kau akan tetap pergi. Dan aku akan tetap mendukungmu meskipun aku tak menyukainya. Dan jika begitu, aku juga akan memilih untuk menjaga perdamaian. Dan tentu saja, persetujuanku ini adalah perdamaian khusus untukmu.”
“Terima kasih. Dan maaf. Yang bisa kukakatakan hanyalah maaf. Maafkan aku.”
“Karena aku tak akan memutuskanmu, apa kau mau pergi memancing besok? Ini adalah terapi untuk emosi kita. Dan jangan kaget melihat bakatku besok. Dan tak usah sedih, karena aku akan membuatmu tersenyum. Kau harus bersyukur punya pacar sepertiku ini.”



Mereka pergi memancing berdua. Dokter Kang merasa bosan karena sudah 2 jam tapi belum mendapatkan ikan, dengan menggunakan jam tangannya ia mencari tempat lokawisata lainnya yang berada di dekat pemancingan itu. Tapi, Kapten Yoo menolaknya ia ingin berlama-lama di sana.
“Apa kau tahu, berapa total kilometer yang sudah kulewati dalam 1 tahun itu?” kata Kapten Yoo.
“Oh, biaranya juga ada. Bagaimana jika kita ke biara saja?” kata Dokter Kang.
“Apa kau tahu berapa bulan aku terjebak dengan sekumpulan pria?”
“Lalu, kau mau apa?”
“Kegiatan yang tradisional. Cuaca yang dingin dan pancing yang tak kunjung digigit ikan. Apa kau tak ingin berlama-lama lagi? Ataukah bermain, "Hanya ada 1 kamar." Kapten Yoo sambil menunjuk ke tenda dibelakangnya.
“Jangan melewati garis, ya?”
“Tapi, apa itu artinya kita bisa sekamar?”
“Tentu saja.”
“Tapi, bukannya kau pernah bilang, kau tak mau seranjang dengan pria.”
“Itu bukan aku, kok. Kau tak ingat? Dia adalah wanita yang muda setahun daripada aku.
“Nah, iyakan? Aku juga tak suka wanita muda itu.”
Pancing dokter Kang lalu ada ikan yang memakan umpannya.  Mereka berhasil mendapatkan satu ikan.
“Bukannya kau ini tentara? Tapi, pegang ikan hidup saja tak berani.” Kata Dokter Kang.
“Aku akan menepati janjiku untuk tak mati dan terluka, tapi aku sungguh tak bisa menyentuh ikan.” Kata Kapten Yoo.
“Kau imut sekali, sih. Baiklah, kumaafkan. Kita akan memulai "membedah" ikannya, pisau bedah.”
“Dasar wanita yang tak berperasaan.”



Hari sudah malam, mereka sedang berada di tenda bersama. Dokter Kang sedang memilih hotel menggunakan ponselnya.
“Hotel itu bagus. Kasurnya juga besar dan nyaman.” Kata Kapten Yoo.
“Bodoh. Kasur yang kecil lah yang bagus.” Kata Dokter Kang.
“Siapa si ba*****n itu?”
“Pria br*****k apa yang memberitahumu hal seperti itu?”
“Pria br*****k yang bernama Yoo Si Jin. Aku hidup seperti ini saat pria itu tidak ada. Apa aku harus menaruh batu ini di sana? Ataukah membawanya? Harusnya, aku bisa melupakan semuanya. Saat aku bisa melupakan semuanya, aku harus melempar batu ini. Aku pernah memesan tiket dan juga hotel, tapi aku membatalkannya. Aku pernah meminta cuti tapi aku membatalkannya juga.”
“Ya, si Yoo Si Jin ini memang br*****k.” Kata Kapten Yoo.
“Apa menurutmu, kita bisa kembali ke sana?”
“Kau mau ke sana bersama siapa?”
“Tentu saja denganmu.”
“Baguslah. Kapan kau mau pergi?”
“Entahlah. Kita lihat saja nanti. Dan kau tak usah berjanji apa-apa, kita lihat situasinya saja.”
“Ah~ baiklah. Aku anggap ini sebagai hukumanku.”
“Kau harus setuju kapan pun itu meskipun kau sedang sibuk. Selalu sediakan passport-mu.”
“Tapi, garisnya di mana, ya? Aku harus tahu supaya tak melewatinya.” Kapten Yoo bertnya garisnya tapi ia malah mendekat ke Dokter Kang dan bersender padanya.
“Kau tak tahu?”
“Aku mau mencari kehangatan. Aku kedinginan sekarang.”
“Kau ini konyol sekali, sih. Tatapanku dan juga usahamu.” Kata Dokter Kang. Kapten Yoo mencoba mencium dokter Kang tapi dokter Kang berkata “tidak sekarang” Kapten Yoo merasa kesal karena dokter Kang jual mahal. Dokter Kang lalu mengelus-elus rambut Kapten Yoo.



Letnan Yoon Myung Ju menelepon Sersan Seo yang masih menulis laporan.
“Apa laporannya sudah selesai?” tanya Letnan Yoon
“Aku merasa sudah menjadi seorang penulis sekarang.” Kata Sersan Seo.
“Apa kau tahu cara mengaktifkan font Korea?”
“Apa kau pikir aku sebodoh itu?”
“Aku hanya memikirkanmu sebagai seorang pria sejati.”
“Kau tak sibuk? Aku senang bisa sering mendengar suaramu.”
“Tiap aku terbangun, aku selalu bertanya pada Ki Beom, apakah ini mimpi? Ki Beom akhirnya yang duluan datang padaku dan berkata, "Sersan Seo bukanlah mimpi." Meskipun aku sudah tahu, tapi aku ingin selalu memastikannya. Aku merasa tenang saat mendengar suaramu.”
“Kau bisa meneleponku kapan saja. Bahkan saat aku sedang tidur. Tapi, sepertinya besok aku tak bisa mengangkatnya karena kedatangan VIP.”
“VIP? Siapa?”



Kapten Yoo, dan yang lainnya sudah berada di posisi mereka masing-masing untuk menjemput VIP. Sersan Choi membukakan pintu mobilnya dan VIP itu ternyata Girlsbands Red Velvet yang akan manggung. Red Velvet mulai tampil, semua tentara bersorak, Sersan Seo mengikuti gerakan dance Red Velvet. Bahkan Kapten Yoo pun ikut bersorak seperti anak remaja.
Lee Chi Hun sedang melihat acara itu, ia melihat ada Kapten Yoo dan Sersan Seo berdiri paling depan dan bersorak. Ia menunjukkannya pada Dokter Song dan suster Min Ji lalu suster Min Ji langsung menunjukkannya pada dokter Kang yang berada di belakang mereka. Dokter Kang mengatakan itu bukan Kapten Yoo tapi ia langsung meremas botol minumnya ia terlihat kesal dengan sikap Kapten Yoo.
Dokter Kang sedang di make up ia akan mengisi acara di TV, ia meminta pada Mcnya untuk membahas pacarnya pada talk show nanti.
Acara talk show dimulai, MC menanyakan apa dokter Kang sudah punya pacar? Lalu Dokter Kang menjawab bahwa ia belum punya pacar dengan senyum.




Kapten Yoo bersama dokter Kang berada di rumah dokter Kang. Kapten Yoo protes pada dokter Kang kenapa ia pada saat di talk show ia bilang tidak mempunyai pacar. Dokter Kang lalu berkata pacarku juga berteriak seperti anak ABG yang tak punya pacar. Dokter Kang mengatakan bahwa ia juga melihat acaranya ketika Kapten Yoo berteriak seperti anak ABG.

Letnan Yoon juga sedang menelepon sersan Seo untuk memarahinya ia bahkan baru mengetahui bahwa sersan Seo pandai menari. Sersan Seo beralasan bahwa editornya salah mengedit.
Begitu juga dengan Kapten Yoo yang beralasan sama seperti sersan Seo ia mengatakan bahwa ia berteriak pada komandannya bukan pada Girlsband itu. Tapi Dokter Kang tak mempercayainya. Sersan Seo juga mengatakannya pada Letnan Yoon. Letnan Yoon juga tidak percaya ia marah sampai ia berdiri ia berkata “Aku akan kembali 157 hari lagi. Dan selama 157 hari itu, aku akan menyusun rencana pembunuhan Seo Dae Young.”



“Kau ini berlebihan sekali, sih. "Aku kan tidak membunuh seseorang?" adalah kalimat yang hanya bisa diucapkan anak ABG. Tapi, aku ini berbeda, aku akan mencoba yang tebaik.” Kata Kapten Yoo.
“Ya, silahkan. Tunjukkan usaha terbaikmu, Kapten.” Kata Dokter Kang.
“Ini semua karena kecerobohanku. Red Velvet tidak lah bersalah.”
“Kau akan sungguhan mati hari ini.” Dokter Kang lalu memukul kapten Yoo dengan bantalnya.
“Tunggu. Sabar. Dan perlu kau tahu, aku bukan lah Kapten lagi.”
“Memangnya kenapa kalau kau bukan Kapten lagi? Apa kau dipecat?”
“Bukan begitu. Aku akan naik jabatan.”
“Benarkah?” Dokter Kang terllihat senang ia bahkan tak marah lagi dengan Kapten Yoo.
“Kenapa kau senang sekali, Dr. Kang?”
“Itu artinya, gajimu akan naik juga, 'kan?”
“Kenapa kau sesenang itu, Dr. Kang? Lalu, kenapa matamu jadi berbinar seperti itu?”
“Tatapanku dan juga usahamu.”
“Lihatlah sikap wanita ini.”



Kapten Yoo naik jabatan ia sekarang menjadi seorang Mayor.
“Lapor.  Mulai 25 Maret 2016, aku, Kapten Yoo Si Jin akan menjadi Mayor dan menerima perintah kenaikan gaji sesuai jabatan ini. Ya, laporan selesai. Hormat.”

“Pria yang aku sukai itu, hanya ada satu di dunia ini, dia hidup sebagai tentara Korea.  Dan prinsipnya tak berubah. Melindungi anak-anak, orang tua dan wanita cantik. Dan aku... masih menjadi dokter idola. Dan tentu saja, aku masih di RS. Haesung.”



Letnan Yoon sudah kembali ke korea, ia sedang minum bersama dengan Sersan Seo.
“Selama 157 hari itu, aku memikirkan bagaimana cara untuk membunuhmu. Itu artinya, selama di sana, aku hanya bisa memikirkanmu, dan aku sangat merindukanmu hingga rasanya aku mau mati saja. Tapi, bukannya menakjubkan kau bisa kembali lagi padaku?” kata Letnan Yoon.
“Aku senang, kau kembali dengan tubuh yang sehat.” Kata Sersan Seo.
“Nah, ayo cheers.” Mereka lalu minum bersama.
“Aku akan menemui Komandan besok, kau harus bersiap-siap.”
“Ahhh. Kita harus tetap menyelesaikan masalah ini.”
“Tak perlu khawatir. Aku tak akan melepas seregamku. Hanya kau yang bisa melepas seragamku ini.”
“Benarkah?”
“Aku akan menemui Komandan besok. Jadi, bersiap lah.” Kata Sersan Seo. Letnan Yoon sangat senang mendengarnya.
“Kita harus menemuinya pagi-pagi. Kita berangkat saat fajar. Aku juga sudah punya rencana.” Kata Letnan Yoon.
“Kau mau menemuinya dalam keadaan mabuk?” sersan Seo mengambil botolnya tapi Letnan Yoon berkata “Aku tak pernah minum selama di Urk.” Sersan Seo pun menurut pada Letnan Yoon dan ia menuangkan minumannya.



Sersan Seo dan Letnan Yoon menemui Komandan Yoon bersama. Mereka menemuinya dengan bergandengan tangan.
“Seperti yang anda janjikan, kita bisa minum 2 cangkir teh hari ini.” Kata Sersan Seo.
Komandan Yoon lalu menyuruh mereka duduk, ia lalu memesan teh pada bawahannya. Tiba-tiba Letnan Yoon bilang pada ayahnya bahwa ia hamil. Ayahnya langsung kaget begitu juga dengan Sersan Seo. Sersan Seo lalu mengatakan ada Komandan Yoon bahwa itu tidaklah benar dengan sedikit gugup.
“Ini rencanamu?” tanya sersan Seo pada Letnan Yoon.
“Santai saja, rencanaku adalah mengakuinya sebelum kita melakukannya. Saat kita dalam posisi terancam, "Serangan pertama" adalah taktik hebat.” Kata Letnan Yoon. Komandan Yoon yang mendengarnya lalu berkata pada sersan Seo “Apa dia bisa keluar saja?”
Mereka sudah duduk bersama dengan dua cangkir teh di meja mereka.
“Bicaralah, meskipun ini hanya lah "Serangan pertama", aku akan mendengarnya.” Kata Komandan Yoon. Letnan Yoon akan bicara tapi tidak diperbolehkan oleh ayahnya.
“Mengenai janjiku untuk melepas seragamku, sepertinya tak bisa kutepati.” Kata Sersan Seo.
“Benarkah?” kata Komandan Yoon.
“Terkunci di ruang bawah tanah, patah tulang dan hal lainnya. Aku tak pernah menyesal menjadi seorang tentara. Dan bahkan, negara tak seharusnya kehilangan tentara seperti aku. Aku akan melepas seregam dengan cara yang terhormat. Aku akan mencari cara lain agar anda mau mengakuiku.”
“Sekarang, bukan masalah apakah aku mengakuimu atau tidak. Karena negara ini telah mengakui seorang Sersan Seo. Dan sebagai atasan, ini adalah kehormatan memiliki menantu sepetimu.”
“Ayah.”
“Saat mengirimmu ke Urk, aku sudah merestui kalian. Maaf membuatmu menderita. Dan sekarang, aku bahagia dengan keputusanku ini.”
“Terima kasih.”
“Ayah!” letnan Yoon lalu memeluk ayahnya.
“Putriku ini... aku mempercayakan dia padamu.”
“Ya, aku mengerti.”



Letnan Yoon pergi ke RS. Haesung untuk menemui dokter Kang.
“Wali Sersan Seo?”
“Princess Mo Yeon?”
“Sepertinya, kita sering dipertemukan karena masalah pria. Bagaimana kabarmu?”
“Seperti yang kau lihat, aku sehat-sehat saja.”
“Bagaimana dengan perangmu bersama dengan Sersan Seo?”
“Perangnya telah berakhir. Kami mendapat restu dari ayahku.”
“Benarkah? Selamat! Sebelum malam kita harus minum soju siang lagi.”
“Aku siap kapan saja. Tapi, hari ini, aku ke sini untuk tujuan yang lain.” Letnan Yoon memberikan surat pada Dokter Kang.
Surat itu ternyata dari Fatima. Dokter Kang membaca surat dari fatima.
“Apa kabar, Unni(kakak)? Ini aku, Fatima. Aku belajar bahasa Korea. Dan aku ingin menjadi seorang dokter sepertimu. Selamat Natal. Sampaikan salamku pada Ahjussi. Aku merindukanmu dan aku mencintaimu.”



Dokter Chi Hun masuk ke ruangan dokter Song, disana hanya ada suster Min Ji dan suster Ja Ae. Dokter Chi Hun meminjam laptop Dokter Song ia bertanya passwordnya pada suster Ja Ae. Suster Ja Ae memberitahunya bahwa passwordnya “Song Sang Hyeon yang jenius.” Dokter Chi Hun membuka file video anak yang dari Urk. Suster Ja Ae dan suster Min Ji pun ikut melihatnya. Di video itu anak itu bersama kambingnya ia juga memberitahu namanya tapi saat ia memberitahunya kambing itu berbunyi sehingga Dokter Chi Hun tak dapat mendengar namanya. Ia pun merasa kesal karena tak akan pernah mengetahui nama anak itu.
Dokter Chi Hun akan mematikan laptopnya tapi suster Ja Ae juga akan meminjamnya. Suster Ja Ae teringat akan file yang disembunyikan oleh Dokter Song. Ia akan mengecek file itu. File itu ternyata berisi foto dirinya mulai dari ia kecil sampai ia besar. Ia terharu melihat file tersebut.



Suster Ja Ae berjalan dengan lemas, ia bahkan sampai terjatuh saat seseorang menabraknya. Orang tersebut akan membantunya berdiri, dokter Song lalu menghampirinya dan ia yang akan membantunya. Suster Ja Ae berdiri dan akan pergi karena ia sedang lelah lalu dokter Song mendudukkannya kembali. Dokter Song mengetahui bahwa suster Ja Ae sudah melihat folder itu. Suster Ja Ae bertanya pada dokter Song untuk apa ia menyimpannya. Dokter Song menjawab bahwa ia akan menggunakannya untuk lamarannya padanya.
Suster Ja Ae lalu berkata bahwa ia akan mengakui perasaannya tapi setelah ia melunasi hutangnya pada Dokter Song. Suster Ja Ae lalu pergi. Dokter Song terus saja mengejarnya.



Dokter Kang bersama dengan Kapten Yoo sedang berada di perjalanan.
“Kenapa aku harus mengendarai mobil ini?” kata Kapten Yoo.
“Terus saja. Ayo cepat, Big Boss.” Kata Dokter Kang.
“Aku kan sudah cepat.”
“Bukan pria ini yang aku maksud. Tapi, namanya adalah "Big Boss." Kata Dokter Kang sambil menunjuk ke mobilnya.
“Yang benar saja. Apa kau segitu menyukaiku? Hingga menamai mobilmu dengan namaku.”
“Iya!” jawab dokter Kang dengan lantang.
“Kau membuatku kaget saja.”
“Putar lah di sana. "Big Boss" harus mandi dulu. Bukan "Big Boss" yang satu ini, loh.”
“Timing-nya jadi aneh. Aku masih tak mengerti kenapa aku harus mengendarai mobil ini?”
“Ayo lah, demi aku. Jika aku yang menyetir, mobilnya bisa rusak. "Big Boss" tidak boleh hancur.”
“Timing-nya memang aneh.”

Kapten Yoo mencuci mobil Dokter Kang. Dokter Kang berada di dalam mobil ia tersenyum pada Kapten Yoo dengan memberi tanda love pada tangannya. Kapten Yoo lalu bicara sendiri bahwa “Apa aku tak usah pacaran saja, ya? Dinginnya.”
“Kau bilang apa?” kata Dokter Kang.
“Aku bilang, aku mencintaimu. Tutup jendelanya, di luar dingin.”
“Aku juga harus keluar.” Dokter Kang keluar dari mobil.
“Sudah kubilang di luar dingin. Nah, pegang ini.” Kapten Yoo memberikan selangnya pada Dokter Kang. Dokter Kang lalu memencet tombolnya dan airnya keluar dan menyemprot ke Kapten Yoo.
“Kau memang menakutkan.” Kata Kapten Yoo.
“Maaf. Bagaimana ini? Sekarang aku malah mambasahi bajumu. Pakailah ini. Baju dalammu nanti kelihatan. Aku tak mau ada wanita lain yang melihatnya.” Kata Dokter Kang sambil memakaikan jasnya ke Kapten Yoo.
“Aku suka pacaran denganmu. Kau ini sangat seksi.”
“Aku?”
“Kau lebih seksi saat kau sedang tertawa.”
“Dasar.”
“Aduh, dinginnya.” Kapten Yoo kedinginan ia mendekat ke Dokter Kang. Dokter Kang lalu memeluknya.



Sersan Seo sedang makan bersama dengan Letnan Yoon di kantin. Letnan Yoon mengambilkan makanan yang banyak untuk sersan Seo. Sersan Seo protes padanya. Letnan Yoon lalu menambahkan makanannya kembali dengan memberikan makanannya ke sersan Seo. Ia ingin sersan Seo sakit jadi ada alasan untuk Sersan Seo pergi ke klinik Letnan Yoon.
Letnan Yoon lalu memberikan undangan pernikahannya Daniel dan Ye  Hwa pada Sersan Seo. Daniel akan menikah di kanada.
Dokter Chi Hun di rumah sakit juga membagikan undangan pernikahan Daniel dan Ye Hwa pada dokter Song, suster Min Ji dn suster Ja Ae.
Letnan Yoon menceritakan bahwa ayah, ibu dan kakak Ye Hwa tertembak Daniel hanya bisa menyelamatkan Ye Hwa. Mereka berdua menjadi relawan di Kanada tapi karena Ye Hwa orang rusia jadi hanya Daniel yang diterima lalu Daniel menyelamatkannya dengan menikahinya.
“Kalian cerita berbagi cerita, ya?” tanya sersan Seo.
“Saat aku menceritakan tentang suratmu itu, dia mulai bercerita.” Kata Letnan Yoon.
“Kau sudah membacanya?”
“Kenapa aku harus membacanya? Aku tahu, kau hanya mengcontoh lirik-lirik lagu saja, 'kan?”
“Tidak, kok.”
“Pasti.”
“Dulu, aku selalu saja ingin melarikan diri. Dan kau adalah orang pemberani dan juga terbodoh yang mencintaiku. Aku bersyukur dan juga menyesal. Jika kau membaca surat ini,  maka, akulah yang bodoh dan melukaimu begitu dalam. Tak perlu memaafkan aku. Dan juga, aku selalu berharap kau akan hidup dengan bahagia. Untuk cintaku,  Yoon Myeong Ju. Apakah aku hidup atau mati, cintaku tak akan berubah.” Kata Sersan Seo.
“Tak usah berlebihan. Kau pasti tak menghapal isinya.” Letnan Yoon lalu mengambil suratnya dari kantongnya dan ia membacanya.
“Kau selalu membawanya? Karena aku telah menulisnya sebanyak ratusan kali. Karena lebih dari seratus kali, aku selalu ingin menemuimu.” Sersan Seo lalu menyuruh para tentara lainnya untuk menutup mata mereka. Sersan Seo mencium kening Letnan Yoon, semua tentara lalu menyoraki mereka berdua. Letnan Yoon lalu berdiri dan memerintahkan semuanya untuk menutup mata termasuk Sersan Seo. Letnan Yoon menghampiri sersan Seo lalu menciumnya. Semua tentara pun berteriak.



Kapten Yoo bersama Dokter Kang sudah di rumah dokter Kang. Mereka sedang minum dan ngemil bersama.
“Kau mau memberi undanganmu atas nama siapa?” tanya Kapten Yoo pada Dokter Kang.
“Banyak yang memilih Daniel, jadi, aku akan memilih Ye Hwa.” Kata Dokter Kang.
“Kau sudah lupa semua kebaikan Daniel padamu?”
“Aku sudah membayarnya dengan sumbangan bulanan, loh. Kau mungkin tak tahu betapa mahalnya itu, karena kau hidup di "hutan".
“Orang yang mementingkan si kartu itu bisa saja tidak selamat.”
“Orang itu mau ambil bir dulu.”
“Ada yang ingin aku tahu, Foto bergelantungan itu. Kenapa kau di depan? Karena kau rangking 1?” (foto Dokter Kang saat membaca sumpah dokter, ia yang memimpin pembacaannya)
“Tidak, karena aku lah yang paling cantik.”
“Bukan karena abjad? Namamu kan "Kang". Kau bisa selalu yang pertama.”
“Tidak begitu, kok.”
“Berdasarkan umur, ya?”
“Aku lupa memberitahumu. Oh ya, aku mau pergi reunian dengan mereka. Aku diundang sebagai senior terpopuler. Aku dulunya senior populer, loh."
“Karena kau punya banyak hutang dulu?”
“Kau belum mau pulang?”
“Jika aku pulang sekarang, aku akan terkena macet.”
“Kau menggunakan alasan yang sama 2 jam yang lalu.”
“Pasti sangat macet, apalagi di Yeouido.”
“Biarkan saja.”

“Hippocrates memiliki banyak kutipan, salah satunya adalah "Beberapa kata mungkin akan dimengerti oleh kepalamu, dan beberapa kata mungkin juga akan dimengerti oleh hatimu.”

Dokter Kang sedang mengikuti acara pembacaan sumpah dokter, seseorang memimpin pembacaan sumpah tersebut. Begitu juga dengan Kapten Yoo yang sedang mengikuti pembacaan sumpah bintara pasukan khusus, seorang pemuda memimpin pembacaan sumpah tersebut.
“Bahkan jika saya dalam bahaya, atau dalam ancaman, saya tak akan melanggarnya. Saya akan menjaga kedamaian bahkan jika sebuah senjata menghunus saya.  Hari ini, begitu banyak Yoo Si Jin dan juga Kang Mo Yeon yang baru. Aku harap, mereka akan tetap menjaga sumpah itu. Atas nama bumi dan juga matahari.”
Dokter Kang sedang berjalan. Matahari bersinar terang, dokter Kang memandangnya ia lalu mengambil ponselnya dan menelepon. Ia berkata “sekarang”.



Dokter Kang bersama dengan Kapten Yoo pergi ke pulau Zakynthos. Mereka pergi berdua saja. Dokter Kang menaruh batu putih itu disana.
“Kita sungguh kembali ke sini.” Kata Dokter Kang.
“Aku senang sekali bisa berada di sini denganmu sekarang.” Kata Kapten Yoo.
“Karena kau, aku tak bisa ke sini dengan pria tampan lain.”
“Pria lain?”
“Apa menurutmu aku akan ke sini sendirian? Menyia-nyiakan kecantikanku? Aku tak berani datang ke sini sendirian.” Dokter kang lalu berlari.
“Jangan kabur, ya.” Kapten Yoo mengejar Dokter Kang.
“Tapi, bukannya perahu ini terlihat seperti x-ray?”
“Jangan mengubah topik pembicaraan.”
Dokter Kang menyuruh Kapten Yoo berhenti karena anglenya bagus ia lalu memfoto Kapten Yoo karena ia tidak memiliki fotonya dan ia hanya memiliki foto x-raynya.
“Karena satu-satunya fotomu yang aku punya adalah x-ray itu. Dan aku sudah melihatnya ribuan kali.” Kata Dokter Kang.
“Aku tak akan memaafkanmu, bahkan jika kau merayuku begitu.”
“Bukannya di pantai, kita sering bermain, "Coba tangkap aku"? Tangkap aku jika kau bisa!” Dokter Kang berlari kembali.
“Kau akan tamat jika aku menangkapmu nanti.” Kapten Yoo mengejarnya.
“Tapi, kapan kita pulang?”
“Saat boat itu menjadi "x-ray" seperti itu.”
“Benarkah? Aku berada di pulau terpencil dengan seorang pria! Daebak!”



Kapten Yoo dan Dokter Kang duduk di atas kapal bersama.
“Kau sungguh tak mau minum? Rasanya enak, loh.” Kata Dokter Kang.
“Aku mau sih, tapi... aku harus membawa boat-nya nanti.” Kata Kapten Yoo.
“Kau bilang, kau tak mau pulang?”
“Hanya untuk menyenangkanmu saja. Apa rasanya seenak itu?”
“Ya. Sepertinya, kau sangat ingin meminumnya, ya? Ataukah kau punya cara lain untuk meminumnya lagi?”
“Tentu saja.”
“Saat itu aku sangat gugup hingga mau mati rasanya.”
“Aku juga merasa gugup hingga mau mati rasanya sekarang. Ada wine di pantai ini. Dan juga wanita cantik. Dan juga, ada bintang jatuh seperti itu.”
“Astaga. Cantiknya. Baru kali ini aku bisa melihat bintang jatuh. Kau apakan semua bintang itu? Kenapa rasanya semua bintang berkumpul di langit ini?”
“Kau tak mau membuat keinginan?”
“Aku sudah membuatnya.”
“Dengan mulut terbuka begitu?”
“Kenapa duduk saja? Cepat. Ambilkan satu bintang untukku.”
“Aku sudah mengambil satu bintang, dan bintang itu duduk di sampingku.”
“Katakan sekali lagi.”
“Kau begitu berkilauan.”
“Hidupku terasa... sangat berkilauan sekarang ini.”
“Tak usah memujiku.”
“Bagaimana mungkin seorang wanita sepertimu menjadi milikku?”
“Mungkin di kehidupan sebelumnya kau sudah menyelamatkan dunia. Tidak mungkin? Kau adalah tentara juga di kehidupan sebelumnya?”
“Aku mendapat banyak rejeki di kehidupanku yang sekarang.”
“Astaga! Kita mungkin akan bertemu lagi di kehidupan selanjutnya. Kau telah menyelamatkan dunia saat ini.”
“Ya, aku bisa mendapatkanmu setelah aku menyelamatkan sebuah negara.”
“Siapa yang mau bertemu denganmu nanti?”
“Kau tak mau bertemu denganku di kehidupan selanjutnya?”
“Jika aku bilang tidak, kau tak akan datang? Kau harus tetap menemuiku di kehidupan selanjutnya.”
“Kau berjanji, 'kan?” Dokter Kang menganggukkan kepalanya.



“Apa keinginanmu tadi?” tanya Kapten Yoo.
“Kau akan terkejut.” Kata Dokter Kang.
“Apa memangnya?”
“Aku ingin, pria ini menciumku. Apa keinginanku akan terkabul?”
“Akan ada selalu jalan untuk bisa menciummu.”
Kapten Yoo lalu mencium dokter Kang.


“Aku mencintaimu.” Kata Kapten Yoo.
“Aku juga.” Kata Dokter Kang.
“Itu adalah pertanyaan, loh.”
“Aku mencintaimu. Itu lah jawabanku.”
“Aku juga.” Kapten Yoo lalu mencium dokter Kang kembali.



Mereka semua datang ke pernikahan Daniel dan Ye Hwa. Dokter Kang baru keluar setelah menemui Ye Hwa ia memberitahu lainnya bahwa pengantin akan keluar setelah mengganti pakaiannya. Dokter Kang duduk bersama Letnan Yoon, suster Min Ji dan suster Ja Ae.
Kapten Yoo duduk bersama Dokter Song, Dokter Chi Hun dan Sersan Seo yang sedang memegang bunga pengantin dengan kaku ia mendapatkannya saat pengantin wanita melempar bunga tersebut.
“Ah! Apa kau bisa tak kaku begini? Untuk apa kau menangkap bunga ini?” kata Kapten Yoo pada Sersan Seo.
“Mau bagaimana lagi? Pengantin melemparnya dengan sekuat tenaga tadi.” Kata Sersan Seo.
“Tak usah pedulikan dia. Dia masih mengingat kenangan lamanya. Pernikahan mantan pacarnya.” Kata Letnan Yoon.

“Bukannya kalian menyukai akhir yang seperti ini? Kami mengatasi semua masalah dengan cinta, dan hidup bahagia selama-lamanya. Ending~” kata Lee Chi Hun.
Tiba-tiba lampu mati. 



Saat lampu menyala kembali lalu seseorang memberitahu bahwa ada gunung berapi yang meletus. Semua tamu lalu berlarian. Dokter Kang, Kapten Yoo dan lainnya pun bersiap-siap untuk bertugas kembali.
“Kenapa kita bisa sesial ini, sih?” kata suster Min Ji.
“Kita seharusnya makan malam sekarang.” Kata Sersan Seo.
“Sudah terlambat.” Kata Letnan Yoon sambil menghapus lipstiknya.
Suster Ja Ae sudah berdiri dan merapikan rambutnya ia menyuruh Dokter Song untuk berdiri.
“Lalu, apa kita menghentikan liburan kita sekarang?” kata Dokter Chi Hun.
“Sepertinya, kita harus mulai terbiasa sekarang.” Kata Dokter Kang sambil memegan heelsnya.
“Aku merasa akan menulis laporan yang panjang sekali. Ayo berangkat.” Kata Kapten Yoo.
 




~~~ The End ~~~

1 comment:

  1. ASSALAMUALAIKUM SAYA INGIN BERBAGI CARA SUKSES SAYA NGURUS IJAZAH saya atas nama RIDWAN asal dari jawa timur sedikit saya ingin berbagi cerita masalah pengurusan ijazah saya yang kemarin hilang mulai dari ijazah SD sampai SMA, tapi alhamdulillah untung saja ada salah satu keluarga saya yang bekerja di salah satu dinas kabupaten di wilayah jawa timur dia memberikan petunjuk cara mengurus ijazah saya yang hilang, dia memberikan no hp BPK DR SUTANTO S.H, M.A beliau selaku kepala biro umum di kantor kemendikbud pusat jakarta nomor hp beliau 0823-5240-6469, alhamdulillah beliau betul betul bisa ngurusin masalah ijazah saya, alhamdulillah setelah saya tlp beliau di nomor hp 082352406469, saya di beri petunjuk untuk mempersiap'kan berkas yang di butuh'kan sama beliau dan hari itu juga saya langsun email berkas'nya dan saya juga langsun selesai'kan ADM'nya 50% dan sisa'nya langsun saya selesai'kan juga setelah ijazah saya sudah ke terima, alhamdulillah proses'nya sangat cepat hanya dalam 1 minggu berkas ijazah saya sudah ke terima.....alhamdulillah terima kasih kpd bpk DR SUTANTO S.H,M.A berkat bantuan bpk lamaran kerja saya sudah di terima, bagi saudara/i yang lagi bermasalah malah ijazah silah'kan hub beliau semoga beliau bisa bantu, dan ternyata juga beliau bisa bantu dengan menu di bawah ini wassalam.....

    1. Beliau bisa membantu anda yang kesulitan :
    – Ingin kuliah tapi gak ada waktu karena terbentur jam kerja
    – Ijazah hilang, rusak, dicuri, kebakaran dan kecelakaan faktor lain, dll.
    – Drop out takut dimarahin ortu
    – IPK jelek, ingin dibagusin
    – Biaya kuliah tinggi tapi ingin cepat kerja
    – Ijazah ditahan perusahaan tetapi ingin pindah ke perusahaan lain
    – Dll.
    2. PRODUK KAMI
    Semua ijazah DIPLOMA (D1,D2,D3) S/D
    SARJANA (S1, S2)..
    Hampir semua perguruan tinggi kami punya
    data basenya.
    UNIVERSITAS TARUMA NEGARA UNIVERSITAS MERCUBUANA
    UNIVERSITAS GAJAH MADA UNIVERSITAS ATMA JAYA
    UNIVERSITAS PANCASILA UNIVERSITAS MOETOPO
    UNIVERSITAS TERBUKA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
    UNIVERSITAS TRISAKTI UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
    UNIVERSITAS BUDI LIHUR ASMI
    UNIVERSITAS ILMUKOMPUTER UNIVERSITAS DIPONOGORO
    AKADEMI BAHASA ASING BINA SARANA INFORMATIKA
    UPN VETERAN AKADEMI PARIWISATA INDONESIA
    INSTITUT TEKHNOLOGI SERPONG STIE YPKP
    STIE SUKABUMI YAI
    ISTN STIE PERBANAS
    LIA / TOEFEL STIMIK SWADHARMA
    STIMIK UKRIDA
    UNIVERSITAS NASIONAL UNIVERSITAS JAKARTA
    UNIVERSITAS BUNG KARNO UNIVERSITAS PADJAJARAN
    UNIVERSITAS BOROBUDUR UNIVERSITAS INDONESIA
    UNIVERSITAS MUHAMMADYAH UNIVERSITAS BATAM
    UNIVERSITAS SAHID DLL

    3. DATA YANG DI BUTUHKAN
    Persyaratan untuk ijazah :
    1. Nama
    2. Tempat & tgl lahir
    3. foto ukuran 4 x 6 (bebas, rapi, dan usahakan berjas),semua data discan dan di email ke alamat email bpk sutantokemendikbud@gmail.com
    4. IPK yang di inginkan
    5. universitas yang di inginkan
    6. Jurusan yang di inginkan
    7. Tahun kelulusan yang di inginkan
    8. Nama dan alamat lengkap, serta no. telphone untuk pengiriman dokumen
    9. Di kirim ke alamat email: sutantokemendikbud@gmail.com berkas akan di tindak lanjuti setelah pembayaran 50% masuk
    10. Pembayaran lewat Transfer ke Rekening bagian blangko ijazah.
    11. PENGIRIMAN Dokumen Via JNE
    4. Biaya – Biaya
    • SD = Rp. 1.500.000
    • SMP = Rp. 2.000.000
    • SMA = Rp. 3.000.000
    • D3 = 6.000.000
    • S1 = 7.500.000(TERGANTUN UNIVERSITAS)
    • S2 = 12.000.000(TERGANTUN UNIVERSITAS)
    • S3 / Doktoral Rp. 24.000.000
    (kampus terkenal – wajib ikut kuliah beberapa bulan)
    • D3 Kebidanan / keperawatan Rp. 8.500.000
    (minimal sudah pernah kuliah di jurusan tersebut hingga semester 4)
    • Pindah jurusan/profesi dari Bidan/Perawat ke Dokter. Rp. 32.000.000

    ReplyDelete