Saturday 9 April 2016

Sinopsis Descendants of the Sun episode 13

 Dokter Kang, dokter Song, suster Min Ji, suster Ja Ae dan Dokter Lee Chi Hun masuk ke RS. Haesung mereka kaget karena ketua Han dan dokter lainnya memberikan sambutan kedatangan mereka. Ketua Han memberikan tepuk tangan pada mereka. Hee Eun juga ikut penyambutan tersebut.


Dokter Song mendekatinya dan menyapa ketua Han karena sudah membuat penyambutan tapi ketua Han tak menghiraukannya ia bertanya pada semuanya tak ada yang sakit kan? Chi Hun tersenyum pada Hee Eun. Ketua Han memanggil Chi Hun sepertinya ia kesal dengannya karena ibunya selalu ke rumah sakit dan membuat kekacauan karena Lee Chi Hun tidak pulang-pulang. Ketua Han akan memberikan bonus 100% pada mereka dan menyuruh mereka untuk tetap menjalani tes kesehatan. Ketua Han menyuruh mereka semua bubar, ia mendekat ke dokter Kang dan memberikan bunga padanya dengan kasar. Ia marah padanya karena tidak ikut pulang dengan pesawat yang awal lalu ia pergi.

Dokter Pyo Ji Soo datang dan memanggil Kang Mo Yeon. Dokter Kang langsung menghampirinya ia memberikan bungan dari ketua Han pada dokter Song. Ia lalu memeluk dokter Pyo.





Dokter Kang sudah berada di ruangan dokter Pyo. Ia sedang bercerita dengannya mengenai ia saat di Urk. Dokter Kang bercerita dengan semangat saat terjadi gempa tapi dokter Pyo mengira ia sedang bercerita saat ia jatuh cinta. Dokter Pyo bertanya padanya bagaimana rasanya ia berpacaran dengan seorang pasukan khusus? Dokter Kang mengatakan “Bagaimana perasaanmu saat mobilmu tergelantung di tebing? Terjebak ranjau? perasaan saat memakai rompi bom, nah, begitulah rasanya.” Dokter Pyo tidak mengerti apa yang dikatakan dokter Kang.



Kapten Yoo Si Jin masih di Urk. Ia sedang menelepon Dokter Kang.
“Apa kau senang bisa kembali ke Korea?” tanya Kapten Yoo.
“Aku masih tak menyangka aku sudah pulang. Aku jadi merindukan Urk. Di sini tak ada "Merpati" di pagi hari dan kau juga tak ada.” Kata dokter Kang.
“Kau rindu dengan si "Merpati" atau dengan si Kapten-nya?”
“Kedamaian di Urk. Itu yang aku maksud.”
“Apa kau akan sibuk untuk merebut posisimu kembali?”
“Tidak, aku akan berhenti. Aku sudah mengambil kredit dan ingin membuat klinik sendiri. Berapa gaji seorang Kapten, ya? Jika aku bangkrut, apa kau bisa memberiku makan?” tanya Dokter Kang lalu Kapten Yoo pura-pura tak mendengarkannya karen tidak jelas.
“Ya, hubungan kita juga menjadi tak jelas. Sudahh, nanti kutelepon lagi.” Kata dokter Kang.
“Aku punya posisi aman dalam tim Alpha jadi jangan khawatir, Dr. Kang. Tapi, kau jago dalam hal kerja lapangan tentara, 'kan?”
“Aku tahu itu, aku tak akan bangkrut, jangan khawatir. Aku adalah wanita yang bisa melewati ladang ranjau.”

Dokter Kang menghadap ketua Han, ia mengajukan surat pengunduran diri padanya. Ketua Han meminta maaf pada dokter Kang mengenai kejadian di hotel. Ketua Han tak menyetujui dokter Kang mengundurkan diri. Ketua Han kesal karena dokter Kang keras kepala untuk mengundurkan diri, dokter Kang memberikan waktu seminggu untuk Ketua Han menyetujuinya.

Dokter Kang pergi ke bank untuk mengambil kredit tapi ia tidak bisa karena ia telah mengundurkan diri dari RS.Haesung sehingga ia tidak memiliki pekerjaan tetap.



Letnan Yoon Myung sedang bersama Sersan Seo. Mereka juga masih di Urk.
“Kau ingin apa tadi?” tanya Letnan Yoon pada Sersan Seo.
“Aku ingin Yoon Myeong Ju untuk hidup nyaman.” Kata Sersan Seo.
“Membuka klinik tak akan membuat hidupku nyaman. Dan apa kau tahu berapa harganya?”
“Jadi, kau akan tetap menjadi Dokter tentara?”
“Yang kulakukan bukanlah sebuah operasi yang rumit. Yang kulakukan adalah memberikan diagnosa tepat agar luka tak memburuk. Memberikan diagnosa, dan juga bersikap tegas, aku hebat dalam keduanya. Aku senang bisa menjadi dokter dan juga tentara. Negara akan rugi jika dokter sepertiku meninggalkan dunia tentara.”
Kapten Yoo mengetuk pintu dan seperti biasa ia mengganggu kencan Letnan Yoon dan Sersan Seo.
“Maaf mengganggu kencan kalian, tapi aku harus menyampaikan sesuatu.” Kapten Yoo datang.
“Kau selalu saja jadi Pengirim Kabar di saat seperti ini, ya?” kata Sersan Seo.
“Ini adalah pekerjaan yang hebat di jaman sekarang, loh. Ambil ini.” Kata Kapten Yoo, ia menyerahkan surat pemindahan Letnan Yoon pada Letnan Yoon.
“Pemindahan Letnan Yoon?” tanya Sersan Seo.
“Ya. Dia akan kembali ke Korea bersama denganmu.” Kata Kapten Yoo pada Sersan Seo.
“Benarkah? Kenapa bisa? Apa ini ulah ayahku lagi?” tanya Letnan Yoon.
“Kenapa kau menyalahkan Komandan lagi? Ini adalah perintah Letnan Kolonel karena telah mendengarku.” Kata Kapten Yoo.
“Memangnya kau punya koneksi apa? Pemindahanmu sendiri saja tak kau urus.” Kata Letnan Yoon.
“Oh, begitu, ya? Jadi, kau mau lihat koneksiku dalam membatalkan perintah itu?” kata Kapten Yoo yang akan mengambil kembali surat pemindahan itu tapi langsung diambil Sersan Seo dan ia berkata “Otak pacarku sedang kacau karena penyakit berbahya itu. Tapi, bagaimana kau bisa meyakinkannya?”



Kapten Yoo bisa mendapatkan surat pemindahan itu karena ia mengancam Letnan kolonel yang waktu itu memintanya untuk memindahkan Letnan Yoon untuk dirawat di tentara AS.
“Meskupin dia sudah sembuh, dia membutuhkan istirahat di rumahnya sendiri.” Kata Kapten Yoo pada letnan kolonel.
“Jadi, ada baiknya memerintahkan Letnan Yoon kembali ke Korea?” tanya letnan kolonel Park Byung Soo.
“Em, saat dia sedang sekarat kemarin itu, saat anda meminta Tentara AS untuk merawatnya. Jika dia tahu ini, bukannya dia akan merasa kecewa?”
“Yoo Si Jin! Jujur padaku! Apa kau mengancamku sekarang? Jika kau mengancamku sekarang... maka kau sudah berhasil! Lalu, bagaimana ini?” kata Letnan kolonel. Kapten Yoo tersenyum.
“Jika anda masih mempunyai hati nuarani-“
“Iyakan? Karena Komandan tak bisa turun tangan langsung memintanya pulang.”
“Aku bahkan tak berpikir begitu. Anda sungguh bijaksana.”



Kapten Yoo keluar dengan senyumannya. Ia mendapat telepon dari dokter kang yang meminta tolong padanya. Awalnya ia terlihat sangat khawatir dan menanyakan keberadaan dokter Kang. Dokter Kang meminta tolong karena ia tidak bisa mengambil uang kredit dan ia sudah mengajukan surat pengunduran dirinya. Kapten Yoo terlihat tidak khawatir lagi karena dokter Kang hanya terkena masalah seperti itu.
“Aku dengan sok mengundurkan diri dan pergi ke Bank. Bagaimana ini? Aku tak bisa mengambil kredit.” Kata Dokter Kang.
“Tapi, apa kau sungguh tak tahu soal ini?” tanya Kapten Yoo.
“Apa maksudmu?”
“Meskipun mengundurkan diri dengan sopan, kredit tak akan bisa diambil. Kenapa kau malah bertindak ceroboh begini?”
“Kenapa kau tak perpanjang masa tugasmu? Tak usah menemuiku di Korea. Tak usah kembali. Hidup bahagia lah di sana. Bye!” Dokter Kang merasa kesal dan langsung menutup teleponnya. Ternyata ia sedang makan bersama dengan dokter Song dan lainnya.
“Kenapa Kapten Yoo tak kembali juga? Sayang sekali.” Kata dokter Song.
“Kapten Yoo pasti bisa memanjat langsung ke kantor Ketua dan mengambil surat itu.” Kata Lee Chi Hun.
“Pergi saja meminta maaf.” Kata suster Min Ji.
“Bagaimana aku bisa meminta maaf setelah aku bersikap sok tadi?” kata dokter Kang.
Tiba-tiba meja bergetar, dokter Kang, dokter Song, suster Ja Ae, suster Min Ji dan Lee Chi Hun segera berlindung ke bawah meja. Mereka dilihati sama semua orang yang tidak terkejut karena mereka tahu bahwa getaran itu terjadi karena ada para pekerja bangunan yang berada di sebelah kantin. Dokter kang dan lainnya mengira itu gempa seperti di Urk.
Dokter kang, Dokter Song dan suster Ja Ae sedang di eskalator. Dokter Song mengeluh karena mereka harus menjalani tes kesehatan mental juga. Dokter pamit pada keduanya ia akan pergi dulu.



Dokter Kang menemui Ketua Han untuk meminta maaf dan mebatalkan pengundurun dirinya. Ia juga membawakan bunga untuk ketua Han. Ketua Han mengetahui karena Dokter Kang pasti tidak dapat mengambil uang kredit karena pengunduran dirinya. Ketua Han memberikan kesempatan pada dokter Kang untuk bekerja lagi tapi ia tidak ditempatkan di VIP melainkan di UGD ia juga menerima shift malam dan harus siap untuk melakukan operasi kapan saja. Dokter Kang menerimanya. Ketua Han lalu memberikan surat pengunduruan diri dokter Kang padanya. Dokter Kang langsung merobek surat itu. Dokter Kang berterimakasih pada ketua Han.
Di UGD ada pasien kecelakaan yang baru masuk lalu dokter Kang segera untuk menanganinya.



Hee Eun sedang memeriksa kandungannya bersama Lee Chi Hun. Jadwal kelahirannya masih satu minggu lagi.



Dokter Kang pergi ke kantin, Chi Hun memanggilnya untuk duduk bersama. Dokter Kang mengambil makanan di sana juga ada Dokter Kim yang merebut posisi profesornya. Dokter Kang menuju meja, Dokter Kim mengikutinya dan mengatakan “Jangan belagak jadi pahlawan. Kau hanya selfie dan memberikan vaksinasi saja di sana. Apa kau pikir, kau ini adalah Dr. Albert Schweitzer?”
Dokter Lee Chi Hun, Dokter Song, suster Min Ji, suster Ja Ae yang mendengar perkataan Dokter Kim seenaknya langsung menghentikan makanannya. Dokter Kim berkata seenaknya padahal ia tidak tahu sama sekali saat mereka di Urk. Dokter Kim pergi. Mereka semua kesal dengan dokter Kim.
Dokter Song sedang mengobrol bersama dengan suster Ja Ae di atap. Mereka membicarakan dokter Kim yang kekanak-kanakan.



Sersan Choi masuk ke barak ia terkejut karena di dalam para tentara sedang menggunakan masker. Mereka melakukan itu untuk perawatan sebelum kembali ke korea. Sersan Choi mengatai mereka tidak disiplin lalu Sersan Seo yang juga ada di dalam membuka maskernya sedikit dan bertanya apa sersan Choi juga mengatainya? Sersan Choi langsung memberikan hormat dan berkata tidak.
Sersan Seo menyuruh Sersan Choi juga melakukan perawatan untuk istrinya tapi ia tidak mau karena bagi dia “Wajah sudah tak penting lagi bagi pria beristri, yang terpenting kehadiran kita.” Tentara yang memiliki call sign Harry potter dan piccolo mengatakan bahwa mereka berharap putri Sersan Choi mirip dengan ibunya tapi biasanya putri mirip dengan ayahnya mereka semua tertawa. Sersan Choi kesal dengan mereka berdua dan menyuruh mereka berdua untuk mendekat tapi mereka tidak mau karena mereka akan melakukan patroli.
Sersan Seo berdiri ia mengatakan ia yang akan patroli. Seorang tentara mengatakan bahwa ia belum menggunakan maskernya 10 menit. Sersan Seo melepas maskernya dan memberikan 5 menitnya untuk sersan Choi ia memakaikan maskernya pada sersan Choi.



Sersan Seo sedang duduk sendirian ia memikirkan perkataan ayah Myung Ju yang menyuruhnya untuk berhenti dari tentara jika ia mau bersamanya. Letnan Yoon Myung Ju datang, Sersan Seo mengatakan bahwa ia seharusnya beristirahat tapi Letnan Yoon merasa bosan karena berbaring terus. Sersan Seo lalu mengangkat Letnan Yoon dan mendudukkannya. Letnan Yoon bertanya apa ia berat padahal ia sakit dan berat badannya berkurang ia juga menunjukkan pinggangnya yang mengecil. Sersan Seo meletakkan tangannya di depan ia lalu berdiri di depan Letnan Yoon untuk menghalangi sinar matahari.
“Oh, kau kan sudah menggunakan "hadiahmu". Sekarang, kau cerewet lagi. Minggir sana. Wajahmu jelek, tahu.” Kata Letnan Yoon.
“Jika aku pindah, matamu akan buta karena silau.” Kata Sersan Seo.
“Orang akan berpikiran bahwa kau ini sangat mencintaiku.”
“Aku mencintaimu, Yoon Myeong Ju.”
“Apa kau mau putus lagi? Apa kita putus sungguhan sekarang?”
“Aku mencintaimu. Aku sangat mencintaimu dan aku akan selalu mencintaimu.”
“Kau selalu saja meninggalkanku, karena rasa cintamu itu.”
“Kita tak akan putus. Aku tak akan melakukannya lagi.”
“Minggir. Kau membuatku buta saja.”.
Letnan Yoon dan Sersan Seo pergi untuk mencabut plang tulisan ada ranjau yang dibuat oleh Kapten Yoo dan Dokter Kang karena ladang itu sudah aman. Mereka lalu berjalan bersama. Sersan Seo mengulurkan tangannya untuk memegang tangan Letnan Yoon, mereka lalu berjalan bersama dengan berpegangan tangan.



Kapten Yoo Si Jin bersama timnya sampai di kantor pusat korea Selatan. Mereka lalu memberikan laporan bahwa mereka telah selesai melaksanakan tugas di Urk. Mereka lalu diliburkan selama 4 hari 3 malam.
Sersan Seo akan mengisi formulir pemberhentia ia terlihat ragu tapi ahirnya ia tetap mengisinya demi bersama Letnan Yoon.



Kapten Yoo dan Sersan Seo pergi ke restoran untuk minum bersama mereka akan minum selama 72 jam untuk mengisi liburan mereka. Mereka benar-benar minum bersama. Kapten Yoo mabuk berat ia memegang teleponnya ia mengatakan bahwa ponselnya rusak karena tidak ada yang mengangkat teleponnya. Sersan Choi sudah ada di sana bersama mereka. Kapten Yoo benar-benar sudah mabuk karena ia bahkan menangisi teleponnya.
Dokter Kang masuk ia melihat mereka semua mabuk ia kecewa padahal ia sudah membuat kartu penyambutan dan pergi ke salon untuk menemui Kapten Yoo tapi ia malah mabuk. Letnan Yoon juga ada di sana tapi ia tidakikut minum karena ia tidak sedang liburan. Ia pamit pada dokter Kang untuk pergi karena akan bertugas. Dokter Kang bertanya kenapa Letnan Yoon pergi sendirian ia mengatakan bahwa mereka sedang pesta untuk menghabiskan liburan.
“Wanita ini cantik sekali, ya.” Kata Kapten Yoo.
“Wanita yang baru saja pergi lebih cantik.” Kata Sersan Seo.
“Tidaklah. Wanita ini jauh lebih cantik. Tapi, dia terus menatapku.”
“Jangan melihat dia. Kita bisa dihukum jika kita berhadapan dengan warga sipil.”

Mereka berdua masih minum bersama dengan teman-teman yang lainnya. Semua teman-temannya sudah pualng tapi mereka berdua masih di restoran itu. Kapten Yoo bahkan memesan 2 soju lagi. Dokter Kang datang dan memberikan pesanannya. Dokter Song juga ada di sana walau ia tidak minum dan hanya makan almond tapi sepertinya ia juga sudah mabuk.
Kapten Yoo melihat ke arah Dokter Kang ia seperti tidak mengenalnya.
“Wanita yang kita lihat kemarin datang lagi.” Kata Kapten Yoo.
“Mungkin dia tinggal di sini.” Kata Sersan Seo.
“Aku akan mencoba untuk bicara dengannya hari ini.” Kata Kapten Yoo ia lalu akan bicara pada dokter Kang.
“Apa kau masih hidup?” kata dokter Kang.
“Huh? Kau kenal aku?” kata Kapten Yoo.
“Tentu saja, wanita ini kan pacarmu.” Kata Dokter Song.
“Serius? Hebat sekali. Apa kau pacarku? Jadi, dia adalah pacarku. Dia super duper cantik, 'kan? Kenapa bisa, ya?”
Dokter Kang lalu mulai minum.



Kapten Yoo membawa dokter Kang pulang ke rumahnya. Kapten Yoo sudah tidak mabuk tapi kali ini Dokter Kang lah yang mabuk. Dokter Kang benar-benar mbauk ia bahkan mengira itu bukan rumahnya. Kapten Yoo melepaskan sepatu dokter Kang. Dokter Kang lompat-lompat di kursi dan meminta pesan ayam dan bir.
Kapten Yoo merasa ada orang di rumah dokter Kang lalu ia menutup mulut dokter Kang agar tidak berisik dan menyuruhnya diam. Mereka berdua lalu mencoba mencari orang itu. Dokter Kang lalu bilang “ibu” karena ia melihat ada baju dan tas ibunya di dalam.



Ibu Dokter Kang duduk dengan Dokter Kang ia berbicara dengan Kapten Yoo.
“Siapa pria ini?” tanya ibu Dokter Kang.
“Apa kabar, bu? Aku adalah pacar Dr. Kang, namaku Yoo Si Jin.” Kata Kapten Yoo.
“Kau pacarku? Serius? Dia bilang, dia adalah pacarku, dia ganteng kan, bu?” kata Dokter Kang yang sedang mabuk.
“Kenapa sikapmu jadi aneh begini tiap kali kau mabuk? Dia anak yang baik, kok. Hanya saja, dia sering gila saat mabuk.”
“Tidak apa-apa, kok. Lagian, sikapnya lucu.”
“Syukurlah kau bisa mengerti. Oh, ya. Apa pekerjaanmu?”
“Dia adalah Kapten tentara. Dia memilliki banyak rahasia. Semuanya harus dirahasiakan sesuai dengan perintah. Astaga. Aku merinding. Ingatan macam apa tadi itu?” kata Dokter Kang.
“Gaji tetap tiap bulan, tapi jarang pulang. Bagus juga.”
“Bu, kenapa jujur sekali? Kalian kan baru bertemu.”
“Yang aku maksud itu kau, anakku. Dia memang lebih sering di rumah sakit, tapi dia tetap di gaji. Tapi, kenapa kau berdiri saja? Apa kau membuat kesalahan yang patut mendapat hukuman?”
“Tidak, tidak, bu.” Kata Kapten Yoo.
“Tidak? Kenapa tidak?
“Maaf. Jika ibu ingin, aku bisa saja... Bukan itu maksudku, maaf.”
“Kau sangat polos, Kapten. Mo Yeon juga masih harus belajar. Dia tak pernah berpegangan tangan dengan pria.”
“Ibu! Berhenti. Kau bisa membuatku terpuruk nanti. Dia tahu tentang Yoon Gi-oppa dan juga Ketua. Oh! Aku merinding. Ingatan macam apa tadi itu?”
“Sepertinya, dia harus tidur. Aku akan pulang sekarang.” Kata Kapten Yoo.
“Tak apa. Aku yang akan pulang, aku bukanlah ibu kuno seperti itu.”
“Tidak, aku yang kuno. Aku yang akan pulang. Aku akan menyapa ibu dengan baik pada pertemuan berikutnya.”



Kapten Yoo membelikan klub sandwich seperti yang dokter Kang minta. Ia menunjukkan pesan dari dokter Kang pada pelayan toko.
Dokter Kang sudah datang ia duduk di toko bersama Kapten Yoo. Kapten Yoo membukakan sandwich untuk Dokter Kang.
“Mabukmu sudah hilang?” tanya Kapten Yoo.
“Tentu saja. Aku kan tak minum banyak.” Kata Dokter Kang.
“Kau minum banyak. Dan kau jadi orang aneh saat kau mabuk.”
“Tak mungkin. Aku ingat semuanya, kok.”
“Aku tak percaya. Apa yang ibumu katakan? Apa dia menyukaiku?”
“Kau bertemu dengan ibuku? Kapan?”
“Kau bilang kau ingat semuanya... Jangan sampai kau minum dengan pria lain, ya!”
“Oh, dasar cemburuan.”
“Sepertinya kau belum sadar, ya?”
“Oh! Kau juga pintar!”
Kapten Yoo lalu mendapat telepon, seperti biasa ia tiba-tiba ada tugas. Kapten Yoo memberitahu pada dokter Kang bahwa ia akan pergi ke “mall”. Dokter Kang mengerti itu berarti kapten Yoo mendapatkan tugas. Kapten Yoo meminta maaf. Dokter Kang mengatakan “Tidak, Ayo nonton film setelah kau kembali, kau mau atau tidak?”
“Aku mau.”
“Kembalilah dengan selamat.” Kata Dokter Kang lalu Kapten Yoo berterimakasih padanya. Mereka tersenyum lalu Kapten Yoo menegelap saus yang ada pada mulut dokter Kang.



Kapten Yoo dan Sersan Seo mengenakan jas hitam. Kapten Yoo mengatakan pada Sersan Seo ia cocok mengenakan pakain itu karena ia dulunya gengster. Letnan kolonel lalu datang dan menemui mereka ia mengatakan bahwa 1 menit lagi briefing dan menyuruh mereka agar tidak bercanda lagi. Kapten Yoo bertnya pada letnan kolonel kenapa ia di sini bukannya ia masih ditugaskan di luar. Letnan kolonel “Sepertinya aku tak pulang hanya untuk menyapa kalian? Ini adalah misi 1029, akulah Komandannya. Di mana sopan santun kalian? Cepat melapor.”
Mereka sudah berada di ruangan bersama dengan pasukan lainnya yang juga mengenakan jas hitam seperti pengawal. Letnan kolonel sedang memberikan intruksi pada mereka.



KorSel dan KorUt sedang mengadakan pertemuan di hotel Pyeong Yang. Kapten Yoo mengawasi di luar ruangan bersama Prajurit Ahn dari KorUt.
“Bagaimana dengan luka pisau itu? Maaf karena itu.” Kata Prajurit Ahn.
Kapten Yoo tersenyum dan mengatakan “Setelah kalah dariku, apa kau sekarang ditunjuk sebagai pasuka Presiden? Maaf.”
“Kau masih pintar bermain kata. Apa kau mau melakukan ronde lain tanpa menggunakan bolpoin itu?” kata Prajurit Ahn.
“Aku tak mau berakhir menulis laporan bersama-sama. Aku juga tak akan memaafkan begitu saja hanya karena kau tuan rumahnya.” Kata Kapten Yoo.
“Kau masih pemberani juga, ya. Bersyukurlah, bahwa kau adalah tamu dan tujuan kita sama. Bagi tentara, tujuan yang sama merupakan gencatan senjata dan perdamaian.”
“Kalau begitu, mohon kerja samamu dengan tamu. Apa aku bisa mendapat jamuan makan siang? Aku ingin makan Pyong Yang soba mie.”

Tim Kapten Yoo dan Prajurit sedang makan bersama dengan meja yang berbeda. Mereka saling membelakangi. Pelayan memberikan pesanan mereka, pelayan menyarankan agar menuangkan mustard di kaldunya agar lebih enak. Kapten Yoo berterimakasih pada Prajurit Ahn. Prajurit Ahn menyarankan langsung menuangkan mustard pada mie karena ia selalu melakukannya seperti itu. Kapten Yoo akan mentraktirnya pada rapat berikutnya tapi praurit Ahn mengatakan bahwa tim lain yang akan ditugaskan pada pertemuan berikutnya karena ia akan diliburkan.
“Kalau begitu, aku berhutang padamu.” Kata Kapten Yoo.
“Lupakan saja. Makanlah.” Kata Prajurit Ahn.



Ketua Han masuk ke lift bersama sekretarisnya di dalam lift sudah ada Kapten Yoo.
“Bagaimana dengan Dr. Kang? Apa dia kesusahan di UGD?” tanya ketua Han.
“Tidak, dia sangat semangat.” Kata sekretarisnya, sepertinya ketua Han kecewa mendengarnya.
“Bunganya? Apa kau selalu mengirimnya?”
“Dia selalu saja menolak bunga itu. Karena itu, kantorku penuh dengan bunga sekarang.”
Ketua Han lalu bertanya mengenai informasi pacar Dokter Kang. Sekretarisnya tidak mendapatkan informasi mengenai pacar dokter Kang yang merupakan pasukan khusus tapi ia mendapatkan foto bersama saat dokter Kang masih di Urk. Sekretaris itu menunjukkan foto itu, ketua Han bertanya mana yang merupakan pacar Dokter Kang. Kapten Yoo yang berada di belakang mereka pun ikut melihat foto itu ia juga menunjukkan foto mana yang merupakan pacar dokter Kang ia menunjukkan ke foto dirinya. Ketua Han sadar bahwa orang itu sama dengan yang di foto.
Kapten Yoo keluar dari lift, Ketua Han menyusulnya dan akan berbicara padanya.
“Jadi, kau adalah pacar Dr. Kang-“ kata ketua Han yang belum selesai bicara tapi lengannya sakit karena tadi saat keluar dari lift untuk mengejar kapten Yoo tangannya terjempit.
“Apa lenganmu baik-baik saja?” tanya Kapten Yoo.
“Entah kau ini hanya berpura-pura cool atau bagaimana. Jika alasan Dr. Kang menolakku adalah kau, harga diriku sangat ternoda. Oh ya, kau adalah Kapten Pasukan Khusus, 'kan? Apa kau jago berkelahi?”
“Kudengar, kau mengajaknya bertemu di hotel. Dia adalah pacarku. Hanya nasehat saja, tolong berhati-hati. Jaga kesehatanmu. Aku pandai sekali menghajar orang.” Kata Kapten Yoo lalu ia pergi.



Dokter Kim meminta bantuan pada dokter Kang tapi ia tidak mau karena ia bukanlah pembantunya.
“Kau ini bicara apa, sih? Kau kan sangat berjasa di sini.” Kata Dokter Kim.
“Ya, aku bisa membantu yang lain, tapi tidak denganmu.” Kata Dokter Kang lalu ia melihat Kapten Yoo yang datang.
“Urusanmu di "Mall" sudah selesai?” tanya dokter Kang pada Kapten Yoo.
“Aku menyelesaikannya dengan cepat dan datang ke sini.” Kata Kapten Yoo.
Dokter Kim sepertinya suka dengan Kapten Yoo ia bahkan meminta Dokter Kang untuk mengenalkannya. Dokter Kim memperkenalkan dirinya. Kapten Yoo juga memperkenalkan dirinya bahwa ia adalah pacar dokter Kang. Dokter Kang lalu mengajak pergi Kapten Yoo.



Dokter Kang dan Kapten Yoo sudah berada di mall. Dokter kang kesal dengan sikap Dokter Kim tadi yang mencoba menggoda Kapten Yoo.
“Apa kau cemburu? Orang yang aku kenal itu, tak biasanya seperti ini.” Kata Kapten Yoo.
“Apa? Siapa itu? Apa kau bertemu dengan Ketua Lee?” tanya Dokter Kang lalu Kapten Yoo mengiyakan. Dokter Kang langsung menanyakan apa Kapten Yoo terluka ia jadi khawatir dan ia juga langsung mengubah topik pembicaraannya. Dokter Kang berjalan cepat ia bahkan berbicara mengenai air mancur yang ada disitu untuk menghindari pertanyaan mengenai Ketua Han. Kapten Yoo menyuruhnya berhenti. Kapten Yoo memberikan kalung pada dokter Kang dan ia memasangkannya. Kapten Yoo memegang bandul kalung itu dan mengatakan cantik.
“Seharusnya kau bilang, "Kau suka tidak?".
“Ah, apa kau menyukainya?”
“Iya. Aku sangat cantik, 'kan?”
“Super duper cantik.”
“Ayo jalan.” Dokter Kang menggandeng lengan Kapten Yoo dan berjalan bersama.
“Tapi, aku bukanlah orang yang bisa disuap dengan hadiah.”
“Ya, aku tahu itu.”




Kapten Yoo, Sersan Seo, Dokter Kang dan Letnan Yoon berada di cafe bersama-sama. Mereka terlihat seperti sedang double date. Pelayan memberikan pesanan mereka dan mengatakan “Sudah lama sejak kalian terkahir datang ke sini. Tapi, pacar kalian sudah berbeda, ya?”
Letnan Yoon dan Dokter Kang terkejut mendengarnya lalu pelayan itu mengatakan bahwa itu boneka kelinci dan serigala.
Sersan Seo mengankat tangan Letnan Yoon dan memperkenalkan bahwa Letnan Yoon merupkan pacarnya. Kapten Yoo juga memperkenalkan dokter Kang bahwa ia adalah rekannya. Dokter Kang protes kenapa hanya rekan? Kapten Yoo lalu menjelaskan bahwa “Kami berjuang bersama-sama di Urk dan menang.” Dokter Kang senang mendengarnya lalu mereka melakukan tos kepal.
Letnan Yoon mengatakan “Apa kami hanya obat nyamuk di sini?” ia juga bertanya boneka apa yang mereka miliki dan menanyakan kapan mereka datang ke cafe itu.
“Pacarmu ini, mencari ponsel yang berisikan foto-fotomu. Dia hampir tewas saat mencari ponsel itu. Itu adalah pertempuran terberat dalam hidupku.” Kata Kapten Yoo.
“Foto apa? Bukannya fotoku sudah dia hapus?” Letnan Yoon langsung mengambil ponsel Sesan Seo dan memeriksanya.
“Yang kumaksud itu bukanlah foto Myeong Ju.” Kata Sersan Seo.
“Kau bilang itu adalah file top secret. Oh, bukannya saat itu kita ada depan RS. Haesung?” kata Kapten Yoo.
“Ah, saat aku melihatmu berkelahi di CCTV itu?” tanya dokter Kang.
“Ah, aku ingat, itu adalah hari pertama kita bertemu.” Kata Kapten Yoo pada dokter Kang lalu mereka melakukan tos lagi. Letnan Yoon kesal dengan mereka yang terlihat romantis.

Letnan Yoon melihat foto-foto di ponsel Sersan Seo tapi tidak ada fotonya sama sekali yang ada hanya foto-foto plat nomor taksi. Ia memperlihatkan pada Kapten Yoo. Kapten Yoo kesal karena dulu membuatnya bahaya demi foto seperti itu.
“Bagiku, ini adalah Foto Myeong Ju.”
“Jadi, wajahku kuning?”
“Aku tak tahu caranya berkencan. Aku hanya bisa mengajaknya minum soju. Jadi, aku tak bisa mengantarnya pulang. Dia selalu saja naik taksi pulang. Ini adalah plat nomor dari taksi-taksi itu. Saat kami putus, aku sudah menghapus semua foto saat kami bersama. Tapi, foto ini tak kuhapus karena ini mengingatkanku dengan Myeong Ju. Jadi, aku menyimpannya.”
“Wow. Sersan Seo, kau keren sekali.” Kata Dokte Kang.
“Sepertinya, aku jatuh cinta lagi padamu.” Kata Letnan Yoon.
“Apa kami obat nyamuk di sini?” Kini Kapten Yoo yang merasa seperti obat nyamuk untuk Letnan Yoon dan Sersan Seo.
“Tapi Letnan Yoon, kau tahu passcode Sersan Seo?” tanya Dokter Kang.
“Aku yang membuatnya. Katanya, dia tak bisa men-setting-nya.”
“Saat kau membeli ponsel, kau dapat buku petunjuk, 'kan? Di situ secara rinci dijelaskan.” Kata Kapten Yoo.
“Tak apa. Bagiku, hanya dia yang bisa membuat passcode-ku.” Kata Sersan Seo.
Dokter Kang dan Kapten Yoo sekarang yang merasa kesal karena Letnan Yoon dan Sersan Seo yang sekarang menjadi romantis. Dokter Kang mengajak Kapten Yoo pulang. Kapten Yoo mengiyakan. Letnan Yoon menyuruh mereka berhati-hati dan mereka tertawa.
“Memangnya kami ini hanya obat nyamuk di sini?” kata Kapten Yoo.
“Cepat pergi.” Kata Letnan Yoon pada mereka berdua.



Letnan Yoon sudah berada di mobil bersama dengan Sersan Seo. “Apa foto-foto itu sangat penting? Kau imut sekali!” kata Letnan Yoon dan memegan wajah sersan Seo. Sersan Seo lalu menggenggam tangan Letnan Yoon.
Ponsel Letnan Yoon berbunyi, Sersan Seo menyuruhnya untuk mengangkatnya. Tapi letnan Yoon malah menolak telepon itu. Sersan Seo bertanya itu dari siapa? Letnan Yoon mengatakan bahwa itu nomor tidak dikenal. Sersan Seo lalu bertanya apa itu telepon dari Yoon Gi. Letnan Yoon mengatakan bahwa ia salah paham. Ponselnya berbunyi kembali. Sersan Seo mendekat dan melihat telepon itu dari Sersan Kim Beom Rae lalu ia mengangkatnya dan mengaktifkan speaker.
Sersan Kim menelepon Letnan Yoon untuk melaporkan kegiatan Sersan Seo pada Letnan Yoon. Lalu sersan Seo yang berbicara pada Sersan Kim. Sersan Kim langsung memberikan hormat. Sersan Seo menyuruhnya untuk menyiapkan ramen dan menutup teleponnya.
“Aku hanya kebiasaan saja. Seseorang tak bisa berubah dalam semalam, 'kan? “ kata Letnan Yoon.
Mereka berdua terdiam, Letnan Yoon melihat ke arah Sersan Seo. Letnan Yoon terkejut karena tiba-tiba Sersan Seo mendekatinya kembali. Letnan Yoon memejamkan mata.
“Aku tak akan menciummu. Ini adalah hukuman.” Kata Sersan Seo. Letnan Yoon kesal dan memalingkan mukanya lalu Sersan Seo menciumnya.

Sersan Seo sudah bertugas kemabali bersama Sersan Kim yang sudah menyiapkan ramen untuknya. Sersan Seo makan mie dan Sersan Kim menelepon Letnan Yoon melaporkan “Sersan Seo kembali pada pukul 20.00. Pukul 21.00, dia tetap tampan. Pukul 22:00, dia tetap tampan. Dia akan segera tidur setelah makan. Laporan selesai. Ia juga memberitahu bahwa Komandan akan pulang besok.




Sersan Seo masuk ke ruangan Komandan Yoon di sana juga sudah ada Letnan Yoon.
Sersan Seo memberikan hormat pada Komandan Yoon dan mengatakan ia ke sana untuk menagtakan sesuatu pada Komandan Yoon. Komandan Yoon menyuruhnya untuk duduk dan minum teh bersama tapi Sersan Seo menolaknya. Komandan Yoon menyerahkan dokumen pemberhentian Sersan Seo padanya dan menganggap itu keputusan Sersan Seo. Letnan Yoon menanyakan dokumen apa itu pada ayahnya. Ayahnya memberitahu bahwa Sersan Seo mengajukan pengunduran dirinya. Letnan Yoon kecewa. Komandan Yoon memberitahu permintaananaknya pada Sersan Seo.
“Itu adalah janji antara Letnan Yoon dan Komandan. Dan aku tak punya urusan dengan itu. Pilihanku adalah Letnan Yoon. Dan aku akan membayar besar untuk pilihanku ini. Aku akan melepas seragamku.” Kata Sersan Seo Dae Young. Letnan Yoon sepertinya kesal dengannya mengenai keputusannya ia mengajak Sersan Seo keluar untuk bicara.



“Kenapa kau bisa setega ini padaku? Kenapa aku harus mengetahuinya dengan cara ini? Kenapa?” tanya Letnan Yoon.
“Aku mengerti perasaanmu...” kata Sersan Seo.
“Tak usah berpura-pura. Karena jika kau mengerti, kau tak akan melakukan ini.”
“Aku membuat keputusan ini agar tak berpisah denganmu. Apa kau pikir, ini adalah keputusan yang mudah?”
“Ini memang tak mudah. Aku tahu. Tapi, aku? Kau pikir ini mudah denganku? Ayahku sudah berjanji padaku saat aku bisa selamat. Apa kau pikir, mudah bagiku untuk memohon pada ayahku?”
“Jadi, kenapa kau melakukannya?”
“Karena kau terus berlari menjauh dariku. Kau di mana saat aku bertengkar dengan ayahku? Apa aku terlihat seperti orang bodoh bagimu? Bagaimana kau bisa? Bahkan tanpa memberitahuku... Kenapa? Kau tak memberitahuku-“
“Aku selalu memberitahumu, entah sudah ribuan kalinya. Tiap kali aku menghindar, semua itu terhitung dengan ribuan kata. Tiap kali aku tak bisa mengangkat teleponmu, aku sungguh tersiksa. Tapi, kenapa kau membuat Komandan berjanji seperti itu? Sepertinya, kita sama-sama menganggap diri kita orang bodoh.”
“Apanya yang salah? Setidaknya, aku mencoba untuk membuat ayah mengerti-“
“Dan hal itu membuat harga diriku hancur. Aku tak butuh pengertian, tapi pengakuan. Bukan karena "Anakku menginginkan dia," tetapi karena itu aku. Aku berharap, Komandan memilihku aku karena diriku sendiri. Tapi, jika pengakuan Komandan, hanyalah permintaan dari anaknya yang sekarat, aku tak bisa bersamamu.”
“Baiklah. Kita hentikan saja. Kita hentikan saja semuanya. Jika kau akan menderita karena aku, kau bisa bahagia tanpa diriku. Aku serius kali ini.” Kata Letnan Yoon lalu ia pergi meninggalkan Sersan Seo.



Kapten Yoo dan Dokter Kang sedang menonton film di rumah dokter Kang.
“Wow, akhirnya kita bisa menonton film ini.” Kata Dokter Kang.
“Meskipun butuh waktu lama, aku senang bisa kembali.” Kata Kapten Yoo.
“Meskipun butuh waktu yang lama? Ayo berjanji, kita harus kembali ke sana lagi. Ke pantai itu. Kita mengambilnya bersama-sama.”
“Ya, kita bisa ke sana bersama-sama. Bersama-sama, hanya kita berdua.”
Lalu Dokter Kang mendapat telepon bahwa ia harus ke rumah sakit. Mereka gagal nonton film bersama kembali. Kini tinggal Kapten Yoo lah yang kecewa karena ditinggal pergi oleh Dokter Kang ia meniru kata-kata Dokter Kang waktu dulu.



Letnan Kolonel memberikan intruksi bahwa mereka akan mengawal VIP untuk acara khusus di hotel Seoul. Kapten Tim Alpa Yoo Si Jin akan bertugas selama latihan.
Kapten Yoo sudah mulai bertugas. Ia menyuruh timnya untuk beristirahat selama 5 menit sampai kendaraan latihan tiba. Mereka lalu beristirahat. Kapten Yoo menghampiri Sersan Seo yang sedang makan makanan kecil. Ia tidak membaginya karena sedikit. Sersan Seo mengatakan bahwa ia sedang depresi. Kapten Yoo bertanya memang ia depresi kenapa? Sersan Seo memberitahu bahwa ia putus dengan Letnan Yoon tapi ia tidak bisa menceritakan alasannya. Mereka lalu melihat prajurit Ahn datang menghampirinya dengan langkah yang cepat.



Di RS.Haesung suster Min Ji berlari memberitahukan pada dokter Kang bahwa ambulans datang. Dokter Kang segera pergi keluar. Pasien pertama yang datang adalah prajurit Ahn. Ambulan kedua datang. Dokter Song menyuruh dokter Kang agar menangani pasien berikutnya.
Dokter Kang menuju ambulan kedua saat ambulan dibuka dokter Kang terkejut karena pasiennya adalah Kapten Yoo Si Jin yang tak sadarkan diri dengan luka yang banyak. 


Bersambung . . .

No comments:

Post a Comment