Dokter Song mendekatinya dan menyapa ketua Han karena sudah
membuat penyambutan tapi ketua Han tak menghiraukannya ia bertanya pada
semuanya tak ada yang sakit kan? Chi Hun tersenyum pada Hee Eun. Ketua Han
memanggil Chi Hun sepertinya ia kesal dengannya karena ibunya selalu ke rumah
sakit dan membuat kekacauan karena Lee Chi Hun tidak pulang-pulang. Ketua Han
akan memberikan bonus 100% pada mereka dan menyuruh mereka untuk tetap
menjalani tes kesehatan. Ketua Han menyuruh mereka semua bubar, ia mendekat ke
dokter Kang dan memberikan bunga padanya dengan kasar. Ia marah padanya karena
tidak ikut pulang dengan pesawat yang awal lalu ia pergi.
Dokter Pyo Ji Soo datang dan memanggil Kang Mo Yeon. Dokter
Kang langsung menghampirinya ia memberikan bungan dari ketua Han pada dokter
Song. Ia lalu memeluk dokter Pyo.
Dokter Kang sudah berada di ruangan dokter Pyo. Ia sedang
bercerita dengannya mengenai ia saat di Urk. Dokter Kang bercerita dengan
semangat saat terjadi gempa tapi dokter Pyo mengira ia sedang bercerita saat ia
jatuh cinta. Dokter Pyo bertanya padanya bagaimana rasanya ia berpacaran dengan
seorang pasukan khusus? Dokter Kang mengatakan “Bagaimana perasaanmu saat
mobilmu tergelantung di tebing? Terjebak ranjau? perasaan saat memakai rompi
bom, nah, begitulah rasanya.” Dokter Pyo tidak mengerti apa yang dikatakan
dokter Kang.
Kapten Yoo Si Jin masih di Urk. Ia sedang menelepon Dokter
Kang.
“Apa kau senang bisa kembali ke Korea?” tanya Kapten Yoo.
“Aku masih tak menyangka aku sudah pulang. Aku jadi
merindukan Urk. Di sini tak ada "Merpati" di pagi hari dan kau juga
tak ada.” Kata dokter Kang.
“Kau rindu dengan si "Merpati" atau dengan si
Kapten-nya?”
“Kedamaian di Urk. Itu yang aku maksud.”
“Apa kau akan sibuk untuk merebut posisimu kembali?”
“Tidak, aku akan berhenti. Aku sudah mengambil kredit dan
ingin membuat klinik sendiri. Berapa gaji seorang Kapten, ya? Jika aku
bangkrut, apa kau bisa memberiku makan?” tanya Dokter Kang lalu Kapten Yoo
pura-pura tak mendengarkannya karen tidak jelas.
“Ya, hubungan kita juga menjadi tak jelas. Sudahh, nanti
kutelepon lagi.” Kata dokter Kang.
“Aku punya posisi aman dalam tim Alpha jadi jangan khawatir,
Dr. Kang. Tapi, kau jago dalam hal kerja lapangan tentara, 'kan?”
“Aku tahu itu, aku tak akan bangkrut, jangan khawatir. Aku
adalah wanita yang bisa melewati ladang ranjau.”
Dokter Kang menghadap ketua Han, ia mengajukan surat
pengunduran diri padanya. Ketua Han meminta maaf pada dokter Kang mengenai
kejadian di hotel. Ketua Han tak menyetujui dokter Kang mengundurkan diri.
Ketua Han kesal karena dokter Kang keras kepala untuk mengundurkan diri, dokter
Kang memberikan waktu seminggu untuk Ketua Han menyetujuinya.
Dokter Kang pergi ke bank untuk mengambil kredit tapi ia
tidak bisa karena ia telah mengundurkan diri dari RS.Haesung sehingga ia tidak
memiliki pekerjaan tetap.
Letnan Yoon Myung sedang bersama Sersan Seo. Mereka juga
masih di Urk.
“Kau ingin apa tadi?” tanya Letnan Yoon pada Sersan Seo.
“Aku ingin Yoon Myeong Ju untuk hidup nyaman.” Kata Sersan
Seo.
“Membuka klinik tak akan membuat hidupku nyaman. Dan apa kau
tahu berapa harganya?”
“Jadi, kau akan tetap menjadi Dokter tentara?”
“Yang kulakukan bukanlah sebuah operasi yang rumit. Yang
kulakukan adalah memberikan diagnosa tepat agar luka tak memburuk. Memberikan
diagnosa, dan juga bersikap tegas, aku hebat dalam keduanya. Aku senang bisa
menjadi dokter dan juga tentara. Negara akan rugi jika dokter sepertiku
meninggalkan dunia tentara.”
Kapten Yoo mengetuk pintu dan seperti biasa ia mengganggu
kencan Letnan Yoon dan Sersan Seo.
“Maaf mengganggu kencan kalian, tapi aku harus menyampaikan
sesuatu.” Kapten Yoo datang.
“Kau selalu saja jadi Pengirim Kabar di saat seperti ini,
ya?” kata Sersan Seo.
“Ini adalah pekerjaan yang hebat di jaman sekarang, loh. Ambil
ini.” Kata Kapten Yoo, ia menyerahkan surat pemindahan Letnan Yoon pada Letnan
Yoon.
“Pemindahan Letnan Yoon?” tanya Sersan Seo.
“Ya. Dia akan kembali ke Korea bersama denganmu.” Kata
Kapten Yoo pada Sersan Seo.
“Benarkah? Kenapa bisa? Apa ini ulah ayahku lagi?” tanya
Letnan Yoon.
“Kenapa kau menyalahkan Komandan lagi? Ini adalah perintah
Letnan Kolonel karena telah mendengarku.” Kata Kapten Yoo.
“Memangnya kau punya koneksi apa? Pemindahanmu sendiri saja
tak kau urus.” Kata Letnan Yoon.
“Oh, begitu, ya? Jadi, kau mau lihat koneksiku dalam
membatalkan perintah itu?” kata Kapten Yoo yang akan mengambil kembali surat
pemindahan itu tapi langsung diambil Sersan Seo dan ia berkata “Otak pacarku
sedang kacau karena penyakit berbahya itu. Tapi, bagaimana kau bisa meyakinkannya?”
Kapten Yoo bisa mendapatkan surat pemindahan itu karena ia
mengancam Letnan kolonel yang waktu itu memintanya untuk memindahkan Letnan
Yoon untuk dirawat di tentara AS.
“Meskupin dia sudah sembuh, dia membutuhkan istirahat di
rumahnya sendiri.” Kata Kapten Yoo pada letnan kolonel.
“Jadi, ada baiknya memerintahkan Letnan Yoon kembali ke
Korea?” tanya letnan kolonel Park Byung Soo.
“Em, saat dia sedang sekarat kemarin itu, saat anda meminta
Tentara AS untuk merawatnya. Jika dia tahu ini, bukannya dia akan merasa
kecewa?”
“Yoo Si Jin! Jujur padaku! Apa kau mengancamku sekarang? Jika
kau mengancamku sekarang... maka kau sudah berhasil! Lalu, bagaimana ini?” kata
Letnan kolonel. Kapten Yoo tersenyum.
“Jika anda masih mempunyai hati nuarani-“
“Iyakan? Karena Komandan tak bisa turun tangan langsung
memintanya pulang.”
“Aku bahkan tak berpikir begitu. Anda sungguh bijaksana.”
Kapten Yoo keluar dengan senyumannya. Ia mendapat telepon
dari dokter kang yang meminta tolong padanya. Awalnya ia terlihat sangat
khawatir dan menanyakan keberadaan dokter Kang. Dokter Kang meminta tolong karena
ia tidak bisa mengambil uang kredit dan ia sudah mengajukan surat pengunduran
dirinya. Kapten Yoo terlihat tidak khawatir lagi karena dokter Kang hanya
terkena masalah seperti itu.
“Aku dengan sok mengundurkan diri dan pergi ke Bank.
Bagaimana ini? Aku tak bisa mengambil kredit.” Kata Dokter Kang.
“Tapi, apa kau sungguh tak tahu soal ini?” tanya Kapten Yoo.
“Apa maksudmu?”
“Meskipun mengundurkan diri dengan sopan, kredit tak akan
bisa diambil. Kenapa kau malah bertindak ceroboh begini?”
“Kenapa kau tak perpanjang masa tugasmu? Tak usah menemuiku
di Korea. Tak usah kembali. Hidup bahagia lah di sana. Bye!” Dokter Kang merasa
kesal dan langsung menutup teleponnya. Ternyata ia sedang makan bersama dengan
dokter Song dan lainnya.
“Kenapa Kapten Yoo tak kembali juga? Sayang sekali.” Kata
dokter Song.
“Kapten Yoo pasti bisa memanjat langsung ke kantor Ketua dan
mengambil surat itu.” Kata Lee Chi Hun.
“Pergi saja meminta maaf.” Kata suster Min Ji.
“Bagaimana aku bisa meminta maaf setelah aku bersikap sok
tadi?” kata dokter Kang.
Tiba-tiba meja bergetar, dokter Kang, dokter Song, suster Ja
Ae, suster Min Ji dan Lee Chi Hun segera berlindung ke bawah meja. Mereka
dilihati sama semua orang yang tidak terkejut karena mereka tahu bahwa getaran
itu terjadi karena ada para pekerja bangunan yang berada di sebelah kantin. Dokter
kang dan lainnya mengira itu gempa seperti di Urk.
Dokter kang, Dokter Song dan suster Ja Ae sedang di
eskalator. Dokter Song mengeluh karena mereka harus menjalani tes kesehatan
mental juga. Dokter pamit pada keduanya ia akan pergi dulu.
Dokter Kang menemui Ketua Han untuk meminta maaf dan
mebatalkan pengundurun dirinya. Ia juga membawakan bunga untuk ketua Han. Ketua
Han mengetahui karena Dokter Kang pasti tidak dapat mengambil uang kredit
karena pengunduran dirinya. Ketua Han memberikan kesempatan pada dokter Kang
untuk bekerja lagi tapi ia tidak ditempatkan di VIP melainkan di UGD ia juga
menerima shift malam dan harus siap untuk melakukan operasi kapan saja. Dokter
Kang menerimanya. Ketua Han lalu memberikan surat pengunduruan diri dokter Kang
padanya. Dokter Kang langsung merobek surat itu. Dokter Kang berterimakasih
pada ketua Han.
Di UGD ada pasien kecelakaan yang baru masuk lalu dokter
Kang segera untuk menanganinya.
Hee Eun sedang memeriksa kandungannya bersama Lee Chi Hun. Jadwal
kelahirannya masih satu minggu lagi.
Dokter Kang pergi ke kantin, Chi Hun memanggilnya untuk
duduk bersama. Dokter Kang mengambil makanan di sana juga ada Dokter Kim yang
merebut posisi profesornya. Dokter Kang menuju meja, Dokter Kim mengikutinya
dan mengatakan “Jangan belagak jadi pahlawan. Kau hanya selfie dan memberikan
vaksinasi saja di sana. Apa kau pikir, kau ini adalah Dr. Albert Schweitzer?”
Dokter Lee Chi Hun, Dokter Song, suster Min Ji, suster Ja Ae
yang mendengar perkataan Dokter Kim seenaknya langsung menghentikan makanannya.
Dokter Kim berkata seenaknya padahal ia tidak tahu sama sekali saat mereka di
Urk. Dokter Kim pergi. Mereka semua kesal dengan dokter Kim.
Dokter Song sedang mengobrol bersama dengan suster Ja Ae di
atap. Mereka membicarakan dokter Kim yang kekanak-kanakan.
Sersan Choi masuk ke barak ia terkejut karena di dalam para
tentara sedang menggunakan masker. Mereka melakukan itu untuk perawatan sebelum
kembali ke korea. Sersan Choi mengatai mereka tidak disiplin lalu Sersan Seo
yang juga ada di dalam membuka maskernya sedikit dan bertanya apa sersan Choi
juga mengatainya? Sersan Choi langsung memberikan hormat dan berkata tidak.
Sersan Seo menyuruh Sersan Choi juga melakukan perawatan
untuk istrinya tapi ia tidak mau karena bagi dia “Wajah sudah tak penting lagi
bagi pria beristri, yang terpenting kehadiran kita.” Tentara yang memiliki call
sign Harry potter dan piccolo mengatakan bahwa mereka berharap putri Sersan
Choi mirip dengan ibunya tapi biasanya putri mirip dengan ayahnya mereka semua
tertawa. Sersan Choi kesal dengan mereka berdua dan menyuruh mereka berdua
untuk mendekat tapi mereka tidak mau karena mereka akan melakukan patroli.
Sersan Seo berdiri ia mengatakan ia yang akan patroli. Seorang
tentara mengatakan bahwa ia belum menggunakan maskernya 10 menit. Sersan Seo
melepas maskernya dan memberikan 5 menitnya untuk sersan Choi ia memakaikan
maskernya pada sersan Choi.
Sersan Seo sedang duduk sendirian ia memikirkan perkataan
ayah Myung Ju yang menyuruhnya untuk berhenti dari tentara jika ia mau
bersamanya. Letnan Yoon Myung Ju datang, Sersan Seo mengatakan bahwa ia
seharusnya beristirahat tapi Letnan Yoon merasa bosan karena berbaring terus. Sersan
Seo lalu mengangkat Letnan Yoon dan mendudukkannya. Letnan Yoon bertanya apa ia
berat padahal ia sakit dan berat badannya berkurang ia juga menunjukkan
pinggangnya yang mengecil. Sersan Seo meletakkan tangannya di depan ia lalu
berdiri di depan Letnan Yoon untuk menghalangi sinar matahari.
“Oh, kau kan sudah menggunakan "hadiahmu".
Sekarang, kau cerewet lagi. Minggir sana. Wajahmu jelek, tahu.” Kata Letnan
Yoon.
“Jika aku pindah, matamu akan buta karena silau.” Kata
Sersan Seo.
“Orang akan berpikiran bahwa kau ini sangat mencintaiku.”
“Aku mencintaimu, Yoon Myeong Ju.”
“Apa kau mau putus lagi? Apa kita putus sungguhan sekarang?”
“Aku mencintaimu. Aku sangat mencintaimu dan aku akan selalu
mencintaimu.”
“Kau selalu saja meninggalkanku, karena rasa cintamu itu.”
“Kita tak akan putus. Aku tak akan melakukannya lagi.”
“Minggir. Kau membuatku buta saja.”.
Letnan Yoon dan Sersan Seo pergi untuk mencabut plang
tulisan ada ranjau yang dibuat oleh Kapten Yoo dan Dokter Kang karena ladang
itu sudah aman. Mereka lalu berjalan bersama. Sersan Seo mengulurkan tangannya
untuk memegang tangan Letnan Yoon, mereka lalu berjalan bersama dengan
berpegangan tangan.
Kapten Yoo Si Jin bersama timnya sampai di kantor pusat
korea Selatan. Mereka lalu memberikan laporan bahwa mereka telah selesai
melaksanakan tugas di Urk. Mereka lalu diliburkan selama 4 hari 3 malam.
Sersan Seo akan mengisi formulir pemberhentia ia terlihat
ragu tapi ahirnya ia tetap mengisinya demi bersama Letnan Yoon.
Kapten Yoo dan Sersan Seo pergi ke restoran untuk minum
bersama mereka akan minum selama 72 jam untuk mengisi liburan mereka. Mereka
benar-benar minum bersama. Kapten Yoo mabuk berat ia memegang teleponnya ia
mengatakan bahwa ponselnya rusak karena tidak ada yang mengangkat teleponnya. Sersan
Choi sudah ada di sana bersama mereka. Kapten Yoo benar-benar sudah mabuk
karena ia bahkan menangisi teleponnya.
Dokter Kang masuk ia melihat mereka semua mabuk ia kecewa
padahal ia sudah membuat kartu penyambutan dan pergi ke salon untuk menemui
Kapten Yoo tapi ia malah mabuk. Letnan Yoon juga ada di sana tapi ia tidakikut
minum karena ia tidak sedang liburan. Ia pamit pada dokter Kang untuk pergi
karena akan bertugas. Dokter Kang bertanya kenapa Letnan Yoon pergi sendirian
ia mengatakan bahwa mereka sedang pesta untuk menghabiskan liburan.
“Wanita ini cantik sekali, ya.” Kata Kapten Yoo.
“Wanita yang baru saja pergi lebih cantik.” Kata Sersan Seo.
“Tidaklah. Wanita ini jauh lebih cantik. Tapi, dia terus
menatapku.”
“Jangan melihat dia. Kita bisa dihukum jika kita berhadapan
dengan warga sipil.”
Mereka berdua masih minum bersama dengan teman-teman yang
lainnya. Semua teman-temannya sudah pualng tapi mereka berdua masih di restoran
itu. Kapten Yoo bahkan memesan 2 soju lagi. Dokter Kang datang dan memberikan
pesanannya. Dokter Song juga ada di sana walau ia tidak minum dan hanya makan
almond tapi sepertinya ia juga sudah mabuk.
Kapten Yoo melihat ke arah Dokter Kang ia seperti tidak
mengenalnya.
“Wanita yang kita lihat kemarin datang lagi.” Kata Kapten
Yoo.
“Mungkin dia tinggal di sini.” Kata Sersan Seo.
“Aku akan mencoba untuk bicara dengannya hari ini.” Kata
Kapten Yoo ia lalu akan bicara pada dokter Kang.
“Apa kau masih hidup?” kata dokter Kang.
“Huh? Kau kenal aku?” kata Kapten Yoo.
“Tentu saja, wanita ini kan pacarmu.” Kata Dokter Song.
“Serius? Hebat sekali. Apa kau pacarku? Jadi, dia adalah
pacarku. Dia super duper cantik, 'kan? Kenapa bisa, ya?”
Dokter Kang lalu mulai minum.
Kapten Yoo membawa dokter Kang pulang ke rumahnya. Kapten
Yoo sudah tidak mabuk tapi kali ini Dokter Kang lah yang mabuk. Dokter Kang
benar-benar mbauk ia bahkan mengira itu bukan rumahnya. Kapten Yoo melepaskan
sepatu dokter Kang. Dokter Kang lompat-lompat di kursi dan meminta pesan ayam
dan bir.
Kapten Yoo merasa ada orang di rumah dokter Kang lalu ia
menutup mulut dokter Kang agar tidak berisik dan menyuruhnya diam. Mereka
berdua lalu mencoba mencari orang itu. Dokter Kang lalu bilang “ibu” karena ia
melihat ada baju dan tas ibunya di dalam.
Ibu Dokter Kang duduk dengan Dokter Kang ia berbicara dengan
Kapten Yoo.
“Siapa pria ini?” tanya ibu Dokter Kang.
“Apa kabar, bu? Aku adalah pacar Dr. Kang, namaku Yoo Si
Jin.” Kata Kapten Yoo.
“Kau pacarku? Serius? Dia bilang, dia adalah pacarku, dia
ganteng kan, bu?” kata Dokter Kang yang sedang mabuk.
“Kenapa sikapmu jadi aneh begini tiap kali kau mabuk? Dia
anak yang baik, kok. Hanya saja, dia sering gila saat mabuk.”
“Tidak apa-apa, kok. Lagian, sikapnya lucu.”
“Syukurlah kau bisa mengerti. Oh, ya. Apa pekerjaanmu?”
“Dia adalah Kapten tentara. Dia memilliki banyak rahasia.
Semuanya harus dirahasiakan sesuai dengan perintah. Astaga. Aku merinding. Ingatan
macam apa tadi itu?” kata Dokter Kang.
“Gaji tetap tiap bulan, tapi jarang pulang. Bagus juga.”
“Bu, kenapa jujur sekali? Kalian kan baru bertemu.”
“Yang aku maksud itu kau, anakku. Dia memang lebih sering di
rumah sakit, tapi dia tetap di gaji. Tapi, kenapa kau berdiri saja? Apa kau
membuat kesalahan yang patut mendapat hukuman?”
“Tidak, tidak, bu.” Kata Kapten Yoo.
“Tidak? Kenapa tidak?
“Maaf. Jika ibu ingin, aku bisa saja... Bukan itu maksudku,
maaf.”
“Kau sangat polos, Kapten. Mo Yeon juga masih harus belajar.
Dia tak pernah berpegangan tangan dengan pria.”
“Ibu! Berhenti. Kau bisa membuatku terpuruk nanti. Dia tahu
tentang Yoon Gi-oppa dan juga Ketua. Oh! Aku merinding. Ingatan macam apa tadi
itu?”
“Sepertinya, dia harus tidur. Aku akan pulang sekarang.”
Kata Kapten Yoo.
“Tak apa. Aku yang akan pulang, aku bukanlah ibu kuno
seperti itu.”
“Tidak, aku yang kuno. Aku yang akan pulang. Aku akan
menyapa ibu dengan baik pada pertemuan berikutnya.”
Kapten Yoo membelikan klub sandwich seperti yang dokter Kang
minta. Ia menunjukkan pesan dari dokter Kang pada pelayan toko.
Dokter Kang sudah datang ia duduk di toko bersama Kapten
Yoo. Kapten Yoo membukakan sandwich untuk Dokter Kang.
“Mabukmu sudah hilang?” tanya Kapten Yoo.
“Tentu saja. Aku kan tak minum banyak.” Kata Dokter Kang.
“Kau minum banyak. Dan kau jadi orang aneh saat kau mabuk.”
“Tak mungkin. Aku ingat semuanya, kok.”
“Aku tak percaya. Apa yang ibumu katakan? Apa dia
menyukaiku?”
“Kau bertemu dengan ibuku? Kapan?”
“Kau bilang kau ingat semuanya... Jangan sampai kau minum dengan
pria lain, ya!”
“Oh, dasar cemburuan.”
“Sepertinya kau belum sadar, ya?”
“Oh! Kau juga pintar!”
Kapten Yoo lalu mendapat telepon, seperti biasa ia tiba-tiba
ada tugas. Kapten Yoo memberitahu pada dokter Kang bahwa ia akan pergi ke
“mall”. Dokter Kang mengerti itu berarti kapten Yoo mendapatkan tugas. Kapten
Yoo meminta maaf. Dokter Kang mengatakan “Tidak, Ayo nonton film setelah kau kembali,
kau mau atau tidak?”
“Aku mau.”
“Kembalilah dengan selamat.” Kata Dokter Kang lalu Kapten
Yoo berterimakasih padanya. Mereka tersenyum lalu Kapten Yoo menegelap saus
yang ada pada mulut dokter Kang.
Kapten Yoo dan Sersan Seo mengenakan jas hitam. Kapten Yoo
mengatakan pada Sersan Seo ia cocok mengenakan pakain itu karena ia dulunya
gengster. Letnan kolonel lalu datang dan menemui mereka ia mengatakan bahwa 1
menit lagi briefing dan menyuruh mereka agar tidak bercanda lagi. Kapten Yoo
bertnya pada letnan kolonel kenapa ia di sini bukannya ia masih ditugaskan di
luar. Letnan kolonel “Sepertinya aku tak pulang hanya untuk menyapa kalian? Ini
adalah misi 1029, akulah Komandannya. Di mana sopan santun kalian? Cepat
melapor.”
Mereka sudah berada di ruangan bersama dengan pasukan
lainnya yang juga mengenakan jas hitam seperti pengawal. Letnan kolonel sedang
memberikan intruksi pada mereka.
KorSel dan KorUt sedang mengadakan pertemuan di hotel Pyeong
Yang. Kapten Yoo mengawasi di luar ruangan bersama Prajurit Ahn dari KorUt.
“Bagaimana dengan luka pisau itu? Maaf karena itu.” Kata
Prajurit Ahn.
Kapten Yoo tersenyum dan mengatakan “Setelah kalah dariku,
apa kau sekarang ditunjuk sebagai pasuka Presiden? Maaf.”
“Kau masih pintar bermain kata. Apa kau mau melakukan ronde
lain tanpa menggunakan bolpoin itu?” kata Prajurit Ahn.
“Aku tak mau berakhir menulis laporan bersama-sama. Aku juga
tak akan memaafkan begitu saja hanya karena kau tuan rumahnya.” Kata Kapten
Yoo.
“Kau masih pemberani juga, ya. Bersyukurlah, bahwa kau
adalah tamu dan tujuan kita sama. Bagi tentara, tujuan yang sama merupakan
gencatan senjata dan perdamaian.”
“Kalau begitu, mohon kerja samamu dengan tamu. Apa aku bisa
mendapat jamuan makan siang? Aku ingin makan Pyong Yang soba mie.”
Tim Kapten Yoo dan Prajurit sedang makan bersama dengan meja
yang berbeda. Mereka saling membelakangi. Pelayan memberikan pesanan mereka,
pelayan menyarankan agar menuangkan mustard di kaldunya agar lebih enak. Kapten
Yoo berterimakasih pada Prajurit Ahn. Prajurit Ahn menyarankan langsung
menuangkan mustard pada mie karena ia selalu melakukannya seperti itu. Kapten
Yoo akan mentraktirnya pada rapat berikutnya tapi praurit Ahn mengatakan bahwa
tim lain yang akan ditugaskan pada pertemuan berikutnya karena ia akan
diliburkan.
“Kalau begitu, aku berhutang padamu.” Kata Kapten Yoo.
“Lupakan saja. Makanlah.” Kata Prajurit Ahn.
Ketua Han masuk ke lift bersama sekretarisnya di dalam lift
sudah ada Kapten Yoo.
“Bagaimana dengan Dr. Kang? Apa dia kesusahan di UGD?” tanya
ketua Han.
“Tidak, dia sangat semangat.” Kata sekretarisnya, sepertinya
ketua Han kecewa mendengarnya.
“Bunganya? Apa kau selalu mengirimnya?”
“Dia selalu saja menolak bunga itu. Karena itu, kantorku penuh
dengan bunga sekarang.”
Ketua Han lalu bertanya mengenai informasi pacar Dokter
Kang. Sekretarisnya tidak mendapatkan informasi mengenai pacar dokter Kang yang
merupakan pasukan khusus tapi ia mendapatkan foto bersama saat dokter Kang
masih di Urk. Sekretaris itu menunjukkan foto itu, ketua Han bertanya mana yang
merupakan pacar Dokter Kang. Kapten Yoo yang berada di belakang mereka pun ikut
melihat foto itu ia juga menunjukkan foto mana yang merupakan pacar dokter Kang
ia menunjukkan ke foto dirinya. Ketua Han sadar bahwa orang itu sama dengan
yang di foto.
Kapten Yoo keluar dari lift, Ketua Han menyusulnya dan akan
berbicara padanya.
“Jadi, kau adalah pacar Dr. Kang-“ kata ketua Han yang belum
selesai bicara tapi lengannya sakit karena tadi saat keluar dari lift untuk
mengejar kapten Yoo tangannya terjempit.
“Apa lenganmu baik-baik saja?” tanya Kapten Yoo.
“Entah kau ini hanya berpura-pura cool atau bagaimana. Jika
alasan Dr. Kang menolakku adalah kau, harga diriku sangat ternoda. Oh ya, kau
adalah Kapten Pasukan Khusus, 'kan? Apa kau jago berkelahi?”
“Kudengar, kau mengajaknya bertemu di hotel. Dia adalah pacarku.
Hanya nasehat saja, tolong berhati-hati. Jaga kesehatanmu. Aku pandai sekali menghajar
orang.” Kata Kapten Yoo lalu ia pergi.
Dokter Kim meminta bantuan pada dokter Kang tapi ia tidak
mau karena ia bukanlah pembantunya.
“Kau ini bicara apa, sih? Kau kan sangat berjasa di sini.”
Kata Dokter Kim.
“Ya, aku bisa membantu yang lain, tapi tidak denganmu.” Kata
Dokter Kang lalu ia melihat Kapten Yoo yang datang.
“Urusanmu di "Mall" sudah selesai?” tanya dokter
Kang pada Kapten Yoo.
“Aku menyelesaikannya dengan cepat dan datang ke sini.” Kata
Kapten Yoo.
Dokter Kim sepertinya suka dengan Kapten Yoo ia bahkan
meminta Dokter Kang untuk mengenalkannya. Dokter Kim memperkenalkan dirinya.
Kapten Yoo juga memperkenalkan dirinya bahwa ia adalah pacar dokter Kang. Dokter
Kang lalu mengajak pergi Kapten Yoo.
Dokter Kang dan Kapten Yoo sudah berada di mall. Dokter kang
kesal dengan sikap Dokter Kim tadi yang mencoba menggoda Kapten Yoo.
“Apa kau cemburu? Orang yang aku kenal itu, tak biasanya
seperti ini.” Kata Kapten Yoo.
“Apa? Siapa itu? Apa kau bertemu dengan Ketua Lee?” tanya
Dokter Kang lalu Kapten Yoo mengiyakan. Dokter Kang langsung menanyakan apa
Kapten Yoo terluka ia jadi khawatir dan ia juga langsung mengubah topik
pembicaraannya. Dokter Kang berjalan cepat ia bahkan berbicara mengenai air
mancur yang ada disitu untuk menghindari pertanyaan mengenai Ketua Han. Kapten
Yoo menyuruhnya berhenti. Kapten Yoo memberikan kalung pada dokter Kang dan ia
memasangkannya. Kapten Yoo memegang bandul kalung itu dan mengatakan cantik.
“Seharusnya kau bilang, "Kau suka tidak?".
“Ah, apa kau menyukainya?”
“Iya. Aku sangat cantik, 'kan?”
“Super duper cantik.”
“Ayo jalan.” Dokter Kang menggandeng lengan Kapten Yoo dan
berjalan bersama.
“Tapi, aku bukanlah orang yang bisa disuap dengan hadiah.”
“Ya, aku tahu itu.”
Kapten Yoo, Sersan Seo, Dokter Kang dan Letnan Yoon berada
di cafe bersama-sama. Mereka terlihat seperti sedang double date. Pelayan
memberikan pesanan mereka dan mengatakan “Sudah lama sejak kalian terkahir
datang ke sini. Tapi, pacar kalian sudah berbeda, ya?”
Letnan Yoon dan Dokter Kang terkejut mendengarnya lalu
pelayan itu mengatakan bahwa itu boneka kelinci dan serigala.
Sersan Seo mengankat tangan Letnan Yoon dan memperkenalkan
bahwa Letnan Yoon merupkan pacarnya. Kapten Yoo juga memperkenalkan dokter Kang
bahwa ia adalah rekannya. Dokter Kang protes kenapa hanya rekan? Kapten Yoo
lalu menjelaskan bahwa “Kami berjuang bersama-sama di Urk dan menang.” Dokter
Kang senang mendengarnya lalu mereka melakukan tos kepal.
Letnan Yoon mengatakan “Apa kami hanya obat nyamuk di sini?”
ia juga bertanya boneka apa yang mereka miliki dan menanyakan kapan mereka
datang ke cafe itu.
“Pacarmu ini, mencari ponsel yang berisikan foto-fotomu. Dia
hampir tewas saat mencari ponsel itu. Itu adalah pertempuran terberat dalam
hidupku.” Kata Kapten Yoo.
“Foto apa? Bukannya fotoku sudah dia hapus?” Letnan Yoon
langsung mengambil ponsel Sesan Seo dan memeriksanya.
“Yang kumaksud itu bukanlah foto Myeong Ju.” Kata Sersan
Seo.
“Kau bilang itu adalah file top secret. Oh, bukannya saat
itu kita ada depan RS. Haesung?” kata Kapten Yoo.
“Ah, saat aku melihatmu berkelahi di CCTV itu?” tanya dokter
Kang.
“Ah, aku ingat, itu adalah hari pertama kita bertemu.” Kata
Kapten Yoo pada dokter Kang lalu mereka melakukan tos lagi. Letnan Yoon kesal
dengan mereka yang terlihat romantis.
Letnan Yoon melihat foto-foto di ponsel Sersan Seo tapi
tidak ada fotonya sama sekali yang ada hanya foto-foto plat nomor taksi. Ia
memperlihatkan pada Kapten Yoo. Kapten Yoo kesal karena dulu membuatnya bahaya
demi foto seperti itu.
“Bagiku, ini adalah Foto Myeong Ju.”
“Jadi, wajahku kuning?”
“Aku tak tahu caranya berkencan. Aku hanya bisa mengajaknya
minum soju. Jadi, aku tak bisa mengantarnya pulang. Dia selalu saja naik taksi
pulang. Ini adalah plat nomor dari taksi-taksi itu. Saat kami putus, aku sudah menghapus
semua foto saat kami bersama. Tapi, foto ini tak kuhapus karena ini
mengingatkanku dengan Myeong Ju. Jadi, aku menyimpannya.”
“Wow. Sersan Seo, kau keren sekali.” Kata Dokte Kang.
“Sepertinya, aku jatuh cinta lagi padamu.” Kata Letnan Yoon.
“Apa kami obat nyamuk di sini?” Kini Kapten Yoo yang merasa
seperti obat nyamuk untuk Letnan Yoon dan Sersan Seo.
“Tapi Letnan Yoon, kau tahu passcode Sersan Seo?” tanya
Dokter Kang.
“Aku yang membuatnya. Katanya, dia tak bisa men-setting-nya.”
“Saat kau membeli ponsel, kau dapat buku petunjuk, 'kan? Di
situ secara rinci dijelaskan.” Kata Kapten Yoo.
“Tak apa. Bagiku, hanya dia yang bisa membuat passcode-ku.” Kata
Sersan Seo.
Dokter Kang dan Kapten Yoo sekarang yang merasa kesal karena
Letnan Yoon dan Sersan Seo yang sekarang menjadi romantis. Dokter Kang mengajak
Kapten Yoo pulang. Kapten Yoo mengiyakan. Letnan Yoon menyuruh mereka
berhati-hati dan mereka tertawa.
“Memangnya kami ini hanya obat nyamuk di sini?” kata Kapten
Yoo.
“Cepat pergi.” Kata Letnan Yoon pada mereka berdua.
Letnan Yoon sudah berada di mobil bersama dengan Sersan Seo.
“Apa foto-foto itu sangat penting? Kau imut sekali!” kata Letnan Yoon dan
memegan wajah sersan Seo. Sersan Seo lalu menggenggam tangan Letnan Yoon.
Ponsel Letnan Yoon berbunyi, Sersan Seo menyuruhnya untuk
mengangkatnya. Tapi letnan Yoon malah menolak telepon itu. Sersan Seo bertanya
itu dari siapa? Letnan Yoon mengatakan bahwa itu nomor tidak dikenal. Sersan
Seo lalu bertanya apa itu telepon dari Yoon Gi. Letnan Yoon mengatakan bahwa ia
salah paham. Ponselnya berbunyi kembali. Sersan Seo mendekat dan melihat
telepon itu dari Sersan Kim Beom Rae lalu ia mengangkatnya dan mengaktifkan
speaker.
Sersan Kim menelepon Letnan Yoon untuk melaporkan kegiatan Sersan
Seo pada Letnan Yoon. Lalu sersan Seo yang berbicara pada Sersan Kim. Sersan
Kim langsung memberikan hormat. Sersan Seo menyuruhnya untuk menyiapkan ramen
dan menutup teleponnya.
“Aku hanya kebiasaan saja. Seseorang tak bisa berubah dalam
semalam, 'kan? “ kata Letnan Yoon.
Mereka berdua terdiam, Letnan Yoon melihat ke arah Sersan
Seo. Letnan Yoon terkejut karena tiba-tiba Sersan Seo mendekatinya kembali. Letnan
Yoon memejamkan mata.
“Aku tak akan menciummu. Ini adalah hukuman.” Kata Sersan
Seo. Letnan Yoon kesal dan memalingkan mukanya lalu Sersan Seo menciumnya.
Sersan Seo sudah bertugas kemabali bersama Sersan Kim yang
sudah menyiapkan ramen untuknya. Sersan Seo makan mie dan Sersan Kim menelepon
Letnan Yoon melaporkan “Sersan Seo kembali pada pukul 20.00. Pukul 21.00, dia
tetap tampan. Pukul 22:00, dia tetap tampan. Dia akan segera tidur setelah
makan. Laporan selesai. Ia juga memberitahu bahwa Komandan akan pulang besok.
Sersan Seo masuk ke ruangan Komandan Yoon di sana juga sudah
ada Letnan Yoon.
Sersan Seo memberikan hormat pada Komandan Yoon dan
mengatakan ia ke sana untuk menagtakan sesuatu pada Komandan Yoon. Komandan
Yoon menyuruhnya untuk duduk dan minum teh bersama tapi Sersan Seo menolaknya. Komandan
Yoon menyerahkan dokumen pemberhentian Sersan Seo padanya dan menganggap itu
keputusan Sersan Seo. Letnan Yoon menanyakan dokumen apa itu pada ayahnya.
Ayahnya memberitahu bahwa Sersan Seo mengajukan pengunduran dirinya. Letnan
Yoon kecewa. Komandan Yoon memberitahu permintaananaknya pada Sersan Seo.
“Itu adalah janji antara Letnan Yoon dan Komandan. Dan aku
tak punya urusan dengan itu. Pilihanku adalah Letnan Yoon. Dan aku akan
membayar besar untuk pilihanku ini. Aku akan melepas seragamku.” Kata Sersan
Seo Dae Young. Letnan Yoon sepertinya kesal dengannya mengenai keputusannya ia
mengajak Sersan Seo keluar untuk bicara.
“Kenapa kau bisa setega ini padaku? Kenapa aku harus
mengetahuinya dengan cara ini? Kenapa?” tanya Letnan Yoon.
“Aku mengerti perasaanmu...” kata Sersan Seo.
“Tak usah berpura-pura. Karena jika kau mengerti, kau tak
akan melakukan ini.”
“Aku membuat keputusan ini agar tak berpisah denganmu. Apa
kau pikir, ini adalah keputusan yang mudah?”
“Ini memang tak mudah. Aku tahu. Tapi, aku? Kau pikir ini
mudah denganku? Ayahku sudah berjanji padaku saat aku bisa selamat. Apa kau
pikir, mudah bagiku untuk memohon pada ayahku?”
“Jadi, kenapa kau melakukannya?”
“Karena kau terus berlari menjauh dariku. Kau di mana saat
aku bertengkar dengan ayahku? Apa aku terlihat seperti orang bodoh bagimu? Bagaimana
kau bisa? Bahkan tanpa memberitahuku... Kenapa? Kau tak memberitahuku-“
“Aku selalu memberitahumu, entah sudah ribuan kalinya. Tiap
kali aku menghindar, semua itu terhitung dengan ribuan kata. Tiap kali aku tak
bisa mengangkat teleponmu, aku sungguh tersiksa. Tapi, kenapa kau membuat
Komandan berjanji seperti itu? Sepertinya, kita sama-sama menganggap diri kita
orang bodoh.”
“Apanya yang salah? Setidaknya, aku mencoba untuk membuat
ayah mengerti-“
“Dan hal itu membuat harga diriku hancur. Aku tak butuh
pengertian, tapi pengakuan. Bukan karena "Anakku menginginkan dia,"
tetapi karena itu aku. Aku berharap, Komandan memilihku aku karena diriku sendiri.
Tapi, jika pengakuan Komandan, hanyalah permintaan dari anaknya yang sekarat, aku
tak bisa bersamamu.”
“Baiklah. Kita hentikan saja. Kita hentikan saja semuanya. Jika
kau akan menderita karena aku, kau bisa bahagia tanpa diriku. Aku serius kali ini.”
Kata Letnan Yoon lalu ia pergi meninggalkan Sersan Seo.
Kapten Yoo dan Dokter Kang sedang menonton film di rumah
dokter Kang.
“Wow, akhirnya kita bisa menonton film ini.” Kata Dokter
Kang.
“Meskipun butuh waktu lama, aku senang bisa kembali.” Kata
Kapten Yoo.
“Meskipun butuh waktu yang lama? Ayo berjanji, kita harus
kembali ke sana lagi. Ke pantai itu. Kita mengambilnya bersama-sama.”
“Ya, kita bisa ke sana bersama-sama. Bersama-sama, hanya
kita berdua.”
Lalu Dokter Kang mendapat telepon bahwa ia harus ke rumah
sakit. Mereka gagal nonton film bersama kembali. Kini tinggal Kapten Yoo lah
yang kecewa karena ditinggal pergi oleh Dokter Kang ia meniru kata-kata Dokter
Kang waktu dulu.
Letnan Kolonel memberikan intruksi bahwa mereka akan mengawal
VIP untuk acara khusus di hotel Seoul. Kapten Tim Alpa Yoo Si Jin akan bertugas
selama latihan.
Kapten Yoo sudah mulai bertugas. Ia menyuruh timnya untuk
beristirahat selama 5 menit sampai kendaraan latihan tiba. Mereka lalu
beristirahat. Kapten Yoo menghampiri Sersan Seo yang sedang makan makanan
kecil. Ia tidak membaginya karena sedikit. Sersan Seo mengatakan bahwa ia
sedang depresi. Kapten Yoo bertanya memang ia depresi kenapa? Sersan Seo
memberitahu bahwa ia putus dengan Letnan Yoon tapi ia tidak bisa menceritakan
alasannya. Mereka lalu melihat prajurit Ahn datang menghampirinya dengan
langkah yang cepat.
Di RS.Haesung suster Min Ji berlari memberitahukan pada
dokter Kang bahwa ambulans datang. Dokter Kang segera pergi keluar. Pasien
pertama yang datang adalah prajurit Ahn. Ambulan kedua datang. Dokter Song
menyuruh dokter Kang agar menangani pasien berikutnya.
Dokter Kang menuju ambulan kedua saat ambulan dibuka dokter
Kang terkejut karena pasiennya adalah Kapten Yoo Si Jin yang tak sadarkan diri
dengan luka yang banyak.
Bersambung . . .
No comments:
Post a Comment