Kapten Yoo sedang dalam perjalanan untuk menyelamatkan
dokter Kang. Ia menelepon pimpinan keamanan Mubarat untuk menggunakan kartu
terahirnya untuk meminta helikopter dan kencan sekali lagi.
Myung Ju sedang tidur, ia membuka matanya dan ada Sersan Seo
di depannya yang sudah mengenakan pakaian serba hitam. Myung Ju bangun ia
mengatakan bahwa ia sudah baikan. Ia bertanya kenapa sersan Seo mengenakan baju
seperti itu apa ia akan pergi? Sersan Seo memeritahu bahwa “Sekarang, kita
kehilangan kontak dengan Dr. Kang dan Big Boss. Dr. Kang yang tak dapat
dihubungi, karena dia telah diculik, Big Boss yang tak bisa dihubungi karena...
sepertinya dia memulai gerakan "One-man".
Sersan Seo mencium kening Myung Ju ia juga melepaskan kalung
tanda pengenalnya dan memberikannya pada Myung Ju.
“Semoga cepat sembuh. Jika kau kehilangan name tag ini, kau
tahu kan aku harus membelinya lagi?” kata Sersan Seo.
“Kau juga tahu kan, kau harus kembali?” kata Myung Ju.
Sersan Seo memberitahu ada sersan Choi dan dua rekan yang
lain bahwa mereka akam melakukan gerakan misi “Black”. Mereka semua
mempersiapkan senjata dan semuanya mengenakan baju serba hitam. Mereka bersiap
untuk pergi.
Di korea sedang diadakan persiapan rapat. Komandan Yoon juga
menghadiri rapat tersebut bersama para pejabat.
Kapten Yoo menyusup ke tempat Argus, ia melawan para penjaga
yang berada di luar sendirian. Ia berhasil masuk ke dalam dan di sana juga ada
beberapa anak yang ditahan. Kapten Yoo enyuruh anak-anak itu agar tetap diam,
ia lalu menembak ke arah CCTV. Argus sedang menerima transferan bisnisnya. Argus
membuka brankasnya yang berisi uang sangat banyak dan berlian.
Kapten Yoo menyerang para penjaga yang berada di dalam ia
menembakinya satu per satu. Lalu seorang penjaga membawa anak dan menyuruh
Kapten Yoo untuk menyerah mengangkat tangannya. Karena anak itu ditodong oleh
pistol sehingga kapten Yoo pun mengangkat tangannya tapi penjaga itu langsung
mengarahkan pistolnya pada Kapten Yoo dan.... yang tertembak adalah penjaga itu
sendiri. Ia ditembak oleh pasukan sersan Seo.
Sersan Seo datang di waktu yang tepat. Kapten Yoo terlihat
tidak menyangka temannya datang membantunya.
“Kenapa kalian bisa ada di sini?” tanya kapten Yoo pada Sersan
Seo.
“Kau sendiri, kenapa kau mengangkat tanganmu tadi?” tanya
Sersan Seo.
“Aku hanya gugup karena sendirian... jadi, aku hanya mau
menyambut kalian dengan mengangkat tanganku.”
“Tak perlu gugup, kami sedang dalam misi Tim Alpha sekarang.”
“Terima kasih, karena mereka sudah mau bergabung dalam tim.”
Kapten Yoo lalu memberikan perintah agar Piccolo dan Hary
poter untuk melindungi anak-anak dan segera keluar, sedangkan Wolf dan
Snoopy(sersan Choi) ikut dengan Big boss untuk menyelamatkan sandera.
Dalam rapat pejabat urusan hub. LN marah karena tim Alpa
melakukan gerakan penyelamatan, ia marah karena hal tersebut akan menyebabkan
kekacauan hubungan diplomatik. Komandan Yoon akan bertanggung jawab akan hal
tersebut ia bahkan membela pasukan khususnya. Komandan Yoon bahkan sampai kesal
dengan pejabat itu yang hanya memikirkan masalah politik dan tidak memikirkan
warga negaranya yang telah di sandera dan dalam bahaya. Komandan Yoon lalu
mengatakan “Mungkin, bagi kalian, keamanan Nasional adalah hanyalah omongan
diplomatik yang bertele-tela di depan kamera press, tapi bagi pasukanku, ini
adalah perlindungan negara dan mengorbankan masa muda mereka dan juga
mempertaruhkan hidup mereka dalam melaksanakan tugas! Alasan mereka tetap
melindungi negara yang bahkan tak mengenal nama mereka, rela melakukan misi
yang mungkin saja meregut nyawa mereka karena mereka percaya bahwa keamanan
warga adalah Keamanan Nasional. Sebagai Letnan Kepala, aku yang akan
bertanggung jawab, jadi, kau bisa mencabut seragamku dan mengumpulkan press dan
bicara di depan kamera dengan sombong!” (keren Komandan Yoon, terimakasih sudah
membela Tim Alpa, hahaha).
Gi Beom bersama suster Ja Ae, suster Min Ji, dan dokter Song
membawakan obat tradisional dari Ye Hwa. Mereka semua sudah tidak mengenakan
masker lagi.
“Aku membuat banyak orang khawatir, ya?” kata Myung Ju.
“Meskipun, ini bukanlah pertanyaan yang pas ditanyakan saat
ini, tapi... Apa terjadi sesuatu pada Dr. Kang? Apa sudah ada kabar dari Sersan
Seo?” tanya dokter Song.
“Apa benar Dr. Kang diculik?” tanya suster Min Ji.
“Apa Kapten Yoo dan mereka pergi untuk menyelamatkan Dr.
Kang?” tanya suster Ja Ae.
“Jangan khawatir. Dia pasti akan menyelamatkan Dr. Kang,
bagaimanapun caranya.”
“Cara apa memangnya?” tanya suster Min Ji.
“Kau pasti tak ingin tahu.”
Dokter Kang masih bersama Argus dan gengnya. Argus sedang
menunggu Kapten Yoo untuk membantunya melarikan diri tapi waktunya sudah habis
lalu mereka membawa dokter Kang keluar.
Di ruang CCTV sersan Choi menyandera penjaganya, sersan Seo
dan Kapten Yoo melihat Argus dari ruang CCTV tersebut. Kapten Yoo lalu
memerintahkan untuk memulai misinya.
Argus keluar dari ruangan dan di luar sudah ada Kapten Yoo.
Kapten Yoo mengatakan bahwa ia telah menyiapkan rute rahasia seperti yang Argus
minta. Karena kapten Yoo sudah menepati janjinya lalu ia meminta Argus untuk
melepaskan sandera. Dokter Kang keluar dibawa oleh bawahan Argus. Kapten Yoo
melihatnya dan ia terluka lalu ia marah pada Argus. Ia menodongkan pistolnya
pada Argus dan menyuruh sersan Seo sebagai penembak jitu untuk bersiap. Sersan
Seo sudah bersiap di luar cukup jauh.
Kapten Yoo melihat bahwa dokter Kang dipasangkan sebuah bom
rompi lalu ia segera menyuruh sersan Seo untuk menahan tembakannya karena Argus
memegang tombol bomnya. Kapten Yoo menanyakan jenis bom apa yang ada pada
dokter Kang pada sersan Choi. Sersan Choi memberitahukan bahwa itu adalah rompi
bom waktu yang biasa. Pemicunya ada di tangan Argus jika Argus melepaskannya maka
bom akan meledak.
Argus melihat ke arah luar ada helikopter, ia menyuruh
kapten Yoo untuk mendaratkan helikopter tersebut. Kapten Yoo mengancam Argus
untuk melepaskan dokter Kang atau ia tidak bisa pergi. Argus merangkul dokter
Kang. Sersan Choi datang dan mengatakan bahwa pasti ada wireless yang terhubung
pada pemicunya ia meminta kapten Yoo untuk mengulur waktu agar ia menemukan
wireless tersebut.
Argus bertanya pada dokter Kang apa yang kapten Yoo dan
sersan Choi bicarakan. Dokter Kang menjawab bahwa cuacanya hari ini adalah hari
yang indah. Argus langsung menodongkan pistolnya ke kepala dokter Kang dan
Kapten Yoo menembakkan pelurnya ke arah pistol tersebut. Argus kaget dan marah.
“Apa kau gila?” kata Argus.
“Kau bisa anggap begitu. Jadi, jangan menakut-nakutinya.
Jangan menyentuhnya. Jangan berbicara padanya. Kau hanya punya urusan denganku.
Bawa aku saja.” Kata kapten Yoo.
“Tidak, terima kasih. Lebih menyenangkan untuk bepergian
dengan wanita cantik.”
Sersan Seo lalu menemukan wirelessnya di bahu dokter Kang ia
memberitahukan hal itu pada kapten Yoo. Kapten Yoo menurunkan pistolnya lalu
berbicara pada dokter Kang.
“Maaf karena datang terlambat. Jangan bergerak, tetap
berdiri di tempatmu. Kau percaya padaku, 'kan? Jangan sampai bergerak.” Kata
kapten Yoo pada dokter Kang. Kapten Yoo mengarahkan pistolnya kembali.
“Apa yang kau lakukan?” tanya Argus
“Aku akan melakukan tembakan.” Kapten Yoo menembakkan ke
arah wireless tersebut dan wirelessnya pun tidak terhubung lagi. Mereka
melakukan tembakan begitu juga dengan sersan Seo.
Sersan Choi sedang mencoba melepaskan bom rompi yang ada
pada dokter Kang. Kapten Yoo mencoba merilekskan dokter Kang yang ketakutan.
“Lihat aku. Tatap mataku. Apa kau masih ingat leluconku waktu
kita di Padang Ranjau itu? Kau memintaku memanggil penjinak bom, 'kan? Aku
sudah berkecimpung di dunia militer selama 15 tahun, dan aku tak pernah lihat Staf
Sersan Choi gagal dalam menjinakkan bom. Dia adalah yang terbaik dalam tim
kami. Jadi, jangan khawatir. Dr. Kang, kau tak akan mati.” Kata kapten Yoo.
“Tapi... waktunya tinggal 30 detik. Sebelum bomnya meledak,
cepat pergi ke tempat yang jauh!” Kata dokter Kang.
“Kau tak tahu apa yang bisa kita lakukan dalam waktu 30
detik itu.”
Sersan Seo melepas bom rompi itu dan melemparkannya ke luar
bom pun meledak. Kapten Yoo melindungi dokter Kang.
Argus masih tersadar ia mengambil pistolnya dan menembakkan
ke arah kapten Yoo dan dokter Kang. Kapten Yoo melindungi dokter Kang dan ia
pun tertembak entah di bagian mana karena ia masih bertahan. Argus berdiri dan
mengambil koper yang berisi uang. Sersan Seo menembakkan pelurunya ke arah
Argus. Argus masih bisa menghindar dan berlindung di dinding.
Kapten Yoo menutup mata dokter Kang dengan tangannya dan
mengatakan agar dokter Kang melupakan kejadian ini. Kapten Yoo menembakkan
pelurunya ke arah Argus. Ia menembak Argus sampai mati tapi mata kapten Yoo
mengeluarkan air matanya.
Kapten Yoo dan dokter Kang sudah berada di helikopter.
Kapten Yoo mendapat panggilan dari korea. Kapten Yoo Si Jin melaporkan bahwa
misinya sudah slesai dan ia berhasil menyelamatkan sandera.
Komandan Yoon mengatakan bahwa kapten Yoo sudah bekerja keras
ia tidak akan mendapat penghargaan dan juga tidak akan mendapat hukuman ia juga
menyuruhnya agar beristirahat. Komandan Yoon lalu menutup teleponnya. Pejabat
yang mendengar bahwa kapten Yoo tidak akan diberikan hukuman pun merasa kesal
dengan Komandan Yoon.
Pengawal pejabat itu memberitahukan bahwa presiden datang. Presiden
masuk ke ruangan.
Pejabat itu menyarankan presiden untuk menghukum orang yang
mengeluarkan perintah penyelamatan pada misi ini yaitu komandan Yoon. Komandan
Yoon memperkenalkan dirinya dan ia siap untuk bertanggungjawab. Presiden tidak
setuju ia malah berterimakasih padanya telah menyelamatkan warga negaranya.
Untuk urusan diplomatik ia meminta pejabat itu untuk mendaftarkan
masalah-masalah yang akan terjadi dan merapatkannya. Pejabat itu sepertinya
kecewa karena presiden tidak menghukum komandan Yoon.
Myung Ju keluar dari ruangannya, saat di tangga ia akan
jatuh lalu Sersan Seo menangkapnya. Myung Ju menatap sersan Seo yang kembali
dengan selamat.
Dokter Kang melihat kapten Yoo yang sedang duduk sendirian
dan membakar sebuah foto.
Dokter Kang sedang diobati bahunya yang terkena luka tembak
oleh suster Ja Ae. Di sana juga ada dokter Song dan suster Min Ji. Dokter kang
lalu menunduk dan menangis.
Suster Min Ji dan suster Ja Ae seperti biasa setiap pagi
melihat para tentara yang sedang berlari. Mereka terlihat senang melihat para
tentara itu. Dokter Song tidak menyukainya. Ia lalu berlari dan memanggil
Sersan Seo.
“Aku berusaha untuk diam, tapi otak pintarku ini tak bisa
menahannya lagi. Kenapa kita harus melihat adegan "tak senonoh" ini
tiap pagi? Ini adalah pengaruh yang berbahaya.” Kata dokter Song pada sersan
Seo. Sersan Seo hanya tersenyum dan menepuk punggung dokter Song lalu ia
berlari lagi mengikuti para tentara itu.
Dokter Kang sedang berjalan di luar dan bertemu dengankapten
Yoo. Kapten Yoo menghampirinya.
“Bagaimana dengan lukanmu?” tanya kapten Yoo.
“Aku terlalu syok untuk bisa bertanya kemarin. Bagaimana
dengan Fatima?”
“Dia baik-baik saja. Dia sedang dirawat di Markas Komando.
Mereka bilang, dia akan sepenuhnya pulih.”
“Kau yakin?”
“Apa maksudmu?”
“Kau selalu saja berbohong padaku. Kau bilang, anak-anak
dari Desa Berhantu sudah aman. Tapi, yang ada, mereka semua disandera
bersamaku.”
“Maaf, karena sudah berbohong. Aku hanya tak ingin kau
khawatir.”
“Apa lagi yang kau sembunyikan, agar aku tidak khawatir?”
kata dokter Kang.
“Sudah tak ada kebohongan lainnya.”
“Bohong.”
“Apa alasan kenapa kau selalu berbohong? Sekarang aku
mengerti. Kebohongan yang selalu kau katakan... Bukanlah hal yang bisa aku keluhkan
ataupun pertengkarkan. Kebohongan ini adalah... tentang hidup dan mati
seseorang, Politik dan diplomasi, dan masa depan seluruh bangsa. Kau selalu
saja bercanda... untuk menutupi apa yang tak bisa kau katakan padaku. Kau akan
selalu bercanda... agar aku tak mengetahui sesuatu yang tak seharusnya
kuketahui. Dan aku tak akan percaya padamu. Dan pada akhirnya, kita... tak bisa
mengatakan apa-apa. Aku hanya ingin... Bercerita tentang saat aku marah saat
orang mengambil 2 slot parkir. Bercerita tentang kebingunganku memilih makan
siangku. Atau cerita tentang paketku yang terlambat. Itu adalah hal-hal biasa yang
bisa diceritakan.” Dokter Kang mengatakannya dengan menangis.
“Kalau begitu, katakan. Semua yang kau katakan itu sangat
penting untukku.”
“Aku tahu itu. Aku percaya... Tapi... Aku tak bisa
mengatakan hal-hal yang seperti itu pada seseorang yang melindungi orang lain dari
tembakan peluru.”
“Kau mau putus denganku?”
“Aku ingin tahu, apakah kau.. seorang yang bisa aku temani?”
Dokter Kang lalu pergi. Sepertinya ia masih bingung dengan
kapten Yoo.
Kapten Delta sudah menerima jenazah Argus. Ia berterimakasih
pada Kapten Yoo.
“Kami sudah menerima hadiahmu, Big Boss. Berkat kau, lebih
dari 200 orang harus menulis ribuan halaman laporan lagi.” Kata kapten Delta.
“Sekarang aku sadar, apa yang baru saja aku lakukan. Maafkan
aku.” Kata kapten Yoo.
“Tapi, untung saja ini berakhir dalam kertas dan bukannya
nyawa yang menghilang. Kau tak perlu meminta maaf pada siapapun.”
“Terima kasih untuk tak melaporkanku pada hari itu. Berkat
kau, aku bisa menghindari kekacauan dalam pasukanku.”
“Tidak, aku melaporkanmu, kok. Hanya sedikit terlambat.”
“Dia tampaknya sangat kesepian, tanpa kehormatan dan tanpa
negara yang harus dia layani.” Kata Kapten Yoo. Ia lalu pamit untuk pergi. Kapten
Delta memanggil Kapten Yoo dan mengatakan bahwa “Big Boss. Bahkan jika kita tak
pernah bertemu lagi, bertahan hiduplah. Jaga kesehatanmu.”
Dokter Kang bersama tim medis sedang mengadakan rapat.
Dokter Kang memberitahukan bahwa “Pasien akan berangkat pada hari Rabu, dua
hari sebelum kita. Penerbangan kita jatuh pada hari jumat. Jadi, tim relawan
RS. Haesung akan dibubarkan pada tengah malam, hari Kamis.” Tim medis akan
segera pulang tapi mereka malah merasa aneh dan sedih.
Dokter Kang lalu mengajak para tim medis untuk memeriksa
para pasien karena itu akan menjadi tugas terahir mereka di Urk.
Mereka mulai memeriksa para pasien. Mereka memeriksa Myung
Ju terlebih dahulu.
“Kau sungguh prajurit sejati. Kau pulih dengan cepat.” Kata
dokter Kang.
“Menurutmu kenapa? Itu karena aku masih muda.” Kata Myung
Ju.
“Kau sudah jadi galak lagi, baguslah. Istirahatlah dua hari.
Lalu, kau bisa check out.”
Dokter Kang akan pergi tapi ditahan oleh Myung Ju. Myung Ju
lalu mengatakan “Baiklah, jadi berhenti sekarang. Aku yang akan mengobatimu
sekarang.” Ia membuka bahu dokter Kang yang terkena luka tembak ia juga
menyuruh dokter Kang untuk mengganti perbannya agar tidak infeksi. Mereka semua
tersenyum.
Mereka juga memeriksa manager Jin. Manager Jin sudah sadar
tapi ia tidak sadar dengan kelakuannya dan malah bertanya mengenai berliannya. Mereka
juga memeriksa Min Jae. Gi Beom datang memberitahukan bahwa ada fax mengenai
hasil tes darah Dokter Lee Chi Hun. Min Jae meminta hasil tes tersebut.
Min Jae ke ruangan karantina Dokter Lee ia memberikan hasil
tes darahnya. Dokter Lee Chi Hun melihat hasilnya dan ternyata negatif. Ia
sangat senang sekali.
“Aku negatif. Aku tak akan mati.”
“Apa kau senang tak akan mati?” kata Min Jae, dokter Lee
lalu terdiam. Min Jae lalu mengatakan bahwa ia juga senang dengan hasilnya.
“Aku bilang, aku juga senang bahwa kau tak akan mati.”
“Terima kasih.”
“Jangan berterima kasih padaku. Dan juga jangan meminta
maaf. Karena aku tak akan meminta maaf.” Min Jae lalu pergi.
Lee Chi Hun sedang membasuh mukanya. Ia terlihat sangat senang
tiba-tiba dibelaknagnya seperti biasa ada anak yang dari desa Blecky. Anak itu
mengatakan bahwa Lee Chi Hun sudah tidak sakit lagi. Lee Chi Hun dan anak itu
mengobrol bersama tapi keduanya tidak tau bahasa mereka masing-masing. Lee Chi
Hun memberikan sepatu pada anak itu tapi anak itu meminta kambing. Tapi, Lee
Chi Hun tidak tau apa yang anak itu katakan ia malah mengira itu nama dari anak
itu.
Dokter Kang sedang di kantin ia sedang memikirkan kapten
Yoo. Ia mengingat saatKapten Yoo menyelamatkannya dan saat kapten Yoo membakar
foto dirinya dengan Argus. Kapten Yoo menangis saat teringat Argus. Dokter Kang
menghampirinya dan menutup mata kapten Yoo dan mengatakan bahwa Kapten Yoo juga
harus menghapus kenangan itu juga.
Dokter Kang menangis memikirkan kapten Yoo. Ia menghapus air
matanya. Kapten Yoo masuk melihat ada dokter Kang. Dokter Kang menghampiri
kapten Yoo dan meminta dibuatkan kopi ia akan menunggunya di luar.
Kapten Yoo membawakan kopi untuk dokter Kang ia mengulurkan
kopi itu untuknya. Dokter Kang mendekat tapi bukan untuk mengambil kopi itu ia
memeluk Kapten Yoo.
“Aku sudah melakukan tugasku tadi sebelum kau kembali. Aku
juga senan, Letnan Yoon bisa pulih dengan cepat. Dan aku mau mengikat rambutku
tadi, tapi aku tak punya karet gelang. Aku sudah mencari ke mana- mana, tapi
tidak ketemu. Karet gelangnya habis. Mulai sekarang, aku akan menceritakan
hal-hal kecil seperti ini padamu. Yang kumaksud, aku akan mencoba untuk bisa
bertahan di sisimu. Jadi, kau juga harus mengatakan apapun padaku. Tapi...
berjanjilah satu hal padaku. Izinkan aku untuk khawatir. Karena saat kau
berjam-jam tak bersamaku aku tak bisa untuk tidak khawatir. Jadi... saat kau
harus tetap mengatakannya bahkan jika itu membuatku khawatir. Misalnya, saat
kau ingin pergi ke mall, aku akan mengerti, bahwa artinya itu adalah misi yang
sulit. Setidaknya saat kau sedang mempertaruhkan hidupmu, jangan biarkan aku
tidak tahu apa-apa.” Kata dokter Kang, kapten Yoo mengerti dan mereka tersenyum
bersama. Dokter Kang melepaskan pelukannya.
“Kalau begitu, aku ingin bertanya satu pertanyaan terakhir.
Aku atau negara kita? Jawablah dengan bijaksana, karena aku hanya bertanya 1
kali.”
“Untuk sekarang, Kang Mo Yeon.”
“Untuk sekarang?”
“Bukannya kau hanya akan bertanya satu kali saja?”
“Itu sebelum aku mendengar jawabanmu. Kau akan jawab apa
jika aku bertanya lagi?”
“Aku masih akan tetap memilih Kang Mo Yeon.”
“Benarkah? Bagaimana dengan negara kita?”
“Negara kita tak akan cemburu. Aku percaya itu.”
“Pacaran macam apa sih ini? Pria apa yang menganggap negaranya
itu sebagai mertuanya?” Mereka terlihat akur kembali. Kapten Yoo lalu memeluk
dokter Kang dengan erat dan berjanji pada dokter Kang bahwa ia tidak akan
membuatnya khawatir lagi.
Sersan Seo dan Myung Ju sedang berduaan, Myung Ju mengatakan
bahwa ia sudah baikan dan tidak demam lagi. Ia ingin makan sup ayam ia juga
ingin minum soju dan bir. Sersan Seo mengatakan bahwa sepertinya Myung Ju
memang sudah baikan karena ia meminta Soju.
“Oh ya, semua yang aku suka itu berawal dengan huruf
"S". Sup ayam, (seared) barbekyu panggang, Soju dan bir, dan Seo Dae
Young. Smooth, 'kan? Tunggu, smooth juga berawal dengan "S".” Kata
Myung Ju.
“Dasar swindler (penipu).” Kata sersan Seo. Myung Ju
mengembalikan kalung sersan Seo dan memakaikannya padanya.
“Saranghae (Aku mencintaimu.)” kata Myung Ju.
Sersan Seo, Kapten Yoo dan Gi Beom sedang membuat sup ayam.
Gi Beom merasa kesal karena mereka tidak bisa masak dan malah mengganggu.
Kapten Yoo dan Sersan Seo memberikan sup ayam itu pada
Dokter Kang dan Letnan Yoon Myung Ju. Dokter Kang mengatakan pada Kapten Yoo
bahwa ia cocok memakai celemek itu. Kapten Yoo mengatakan bahwa ia memang suami
idaman.
“Kami memasak ini untuk kalian, karena kalian sudah banyak
menderita.” Kata sersan Seo.
Dokter Kang mengatakan makanannya enak.
“Kopral Kim benar-benar juru masak yang handal. Iyakan? Aku
pasti akan merindukan masakannya saat pulang ke Korea. Aku pernah pergi ke
resto sup ayam.” Kata Letnan Yoon.
“Aku tahu, kau ke sana dengan Min Yun Gi.” Kata Dokter Kang. Dan mereka berdua mulai
berdebat lagi mengenai masa lalunya sampai mereka tak sadar ada pacar mereka
masing-masing di depanya.
Mereka ahirnya tersadar bahwa Kapten Yoo dan Sersan Seo
sedang mendengarkan mereka berdua lalu mereka langsung terdiam. Kapten Yoo dan
Sersan Seo sepertinya terlihat kesal.
“Apa karena si Min Yun Gi ini karena selalu bertengkar?”
tanya sersan Seo.
“Aku pasti akan begadang karena penasaran dengan pria ini.”
Kata kapten Yoo.
Dokter Kang dan Letnan Yoon lalu mengatakan bahwa mereka
salah paham.
“Kalian marah hanya karena 1 foto kami, tapi, kalian malah
pernah pacaran dengan pria lain. Aku jadi marah.” Kata Kapten Yoo.
“Aku akan membunuh pria yang berani mempermainkan wanita
cantik.” Kata sersan Seo. Mereka berdua lalu melepaskan celemek mereka dan
melemparkannya di atas meja. Mereka berdua pun pergi meninggalkan Letnan Yoon
dan Dokter Kang.
“Kegagalan hubungan macam apa ini?” kata Myung Ju.
“Kau yang duluan membahasnya.”
“Tapi, kenapa kau membahas tentang Min Yun Gi?”
“Bukan waktunya membahas itu. Bagaimana kita bisa meyakinkan
mereka? Bagaimana bisa masa lalu terungkap hanya karena makan sup ayam?”
“Tak usah khawatirkan aku, khwatirkan dirimu sendiri.”
“Kenapa?”
“Aku bisa berpura-pura sakit. Dan sekarat. Aku yakin dia bisa
memaafkan masa laluku.”
“Aku iri padamu.”
Dokter Kang masuk ke ruangan kapten Yoo dan pura-pura sakit
tapi ia gagal. Dokter Kang lalu ingin bicara dengan kapten Yoo. Kapten Yoo
masih marah dengan dokter Kang yang dulu pacaran dengan Min Yun GI. Dokter Kang
lalu akan menelepon Min Yun Gi di hadapan kapten Yoo. Kapten Yoo lalu
melemparkan ponsel milik dokter Kang seperti saat mereka pertemu pertama kali
tapi kali ini yang menagkap ponsel itu bukan kapten Yoo melainkan dokter Kang
sendiri.
“Dengarkan baik-baik.” Kata Dokter Kang.
“Dengarkan apa?” tanya kapten Yoo.
“Di antara semua pria yang ada di bumi, aku paling menyukai
Yoo Si Jin. Kami sudah merusak 3 mobil, kami jatuh ke jurang bersama, kami
berjuang melawan penyakit bersama-sama, dan aku mendapat luka tembak karena dia
juga. Meskipun begitu, aku sangat menyukainya. Dan juga karena dia bukanlah
pengecut, dia selalu saja menjadi pria yang terhormat, dan juga selalu tampan
setiap saat. Apa kau keberatan?” kata Dokter Kang, Kapten Yoo pun tersenyum
mendengarnya dan ia terliahat senang.
“Jadi, aku ingin memberitahumu sesuatu. Kau mau dengar atau
tidak?” tanya dokter Kang. Kapten Yoo lalu langsung duduk di meja dekat dengan
dokter Kang dan mengatakan “Aku akan selalu siap mendengarnya.”
Dokter Kang akan meengok fatima dan ia juga bertanya apa Daniel
dan Ye Hwa bisa menjadi wali Fatima? Kapten Yoo sepertinya tidak yakin karena
Daniel dan Ye Hwa tidak menetap dan sering berpindah tempat ia lalu
merekomendasikan seseorang yang bisa dipercaya.
Kapten Yoo meminta walinya adalah pemilik bar/restoran yang
biasanya ia ke sana. Nama pemilik itu adalah Valentine. Valentine menengok
melihat ke fatima, fatima lalu langsung merapikan meja dan mengelapnya agar
Valentine mau menjadi walinya. Valentine menanyakan kenapa ia memilihnya
sebagai wali fatima. Kapten Yoo mengatakan bahwa ia percaya pada orang yang
memberikannya keberuntungan. Valentine menyetujuinya.
Dokter Kang mendekat ke fatima dan menyuruh agar fatima
menghubunginya jika ia sudah di korea. Fatima tidak mau. Dokter Kang kesal
karena fatima masih tidak menurut padanya padahal ia yang akan membayari
sekolahnya. Valentine lalu menyuruh fatima untuk sopan padanya lalu fatima
mengucapkan terimakasih pada dokter Kang dan menyuruhnya agar menjaga kesehatannya.
Dokter Kang dan Kapten Yoo berada di atas seperti sebuah
menara yang ada jamnya.
“Apa hal pertama yang ingin kau lakukan saat kembali nanti?”
tanya kapten Yoo pada dokter Kang.
“Aku ingin mandi air panas. Kau sendiri?”
“Aku ingin menonton film itu. Ayo nonton film. Kita tak bisa
menontonnya dulu. Kita akan kesulitan menonton film, 'kan?”
“Baiklah. Kita bisa melakukan kegiatan biasa daripada
diculik, dan menjadi sandera. Kita bisa menonton film, makan, minum kopi dan
pulang ke rumah bersama.”
“Dan mengisi air dalam bathhup saat kau pulang.” Kapten Yoo
berjalan mundur dan mengatakan “Pulanglah duluan. Aku akan menyusul nantinya.
Jangan pergi ke hotel lagi bersama Ketua rumah sakitmu, dan jangan berhubungan dengan
Yun Gi lagi.”
Dokter Kang menyuruhnya berhenti, Kapten Yoo melemparkan
batu putih itu ke dokter Kang, dokter Kang menangkapnya. Dokter Kang bertanya
kau masih menyimpannya? Ia lalu mendekat ke kapten Yoo.
“Sekaranglah saat kau lihat apakah mitos itu sungguhan.”
Kata kapten Yoo. Kapten Yoo lalu memegang tangan dokter Kang.
“Kau sudah berusaha keras.” Kata kapten Yoo.
“Kau juga, Kapten.”
Mereka melakuakn kiss. (saat adegan ini kamera menjauhi
mereka dan fokus pada pemandangannya. Banyak penonton yang protes mengenai
scene ini karena tidak me-shoot mereka berdua. Ckckckck)
Dokter Kang dan suster Ja Ae sudah bangun duluan untuk
melihat para tentara lari pagi. Suser Min Ji menyusul mereka. Mereka lalu
melihat ada yang ikut bergabung dengan tentara itu dan ia adlah dokter Song
yang ikut lari bersama para tentara.
Para tim medis sudah mengemasi barang-barang mereka dan siap
untuk pulang ke korea. Sirine untuk peringatan bencana alam itu berbunyi semua
mengheningkan cipta dan mendoakan para korban. Dokter Kang teringat saat ia
berjuang bersama timnya membantu para korban.
Tim Medis foto bersama kembali. Mereka juga berfoto bersama
para tentara korea. Dokter Kang berada di sebelah kapten Yoo, Letnan Yoon di
sebelah Sersan Seo dan Dokter Song dengan suster Ja Ae.
Dokter Kang, suster Ja Ae, suster Min Ji, Dokter Lee Chi Hun
dan dokter Song sudah kembali ke korea. Dalam perjalanan ke rumah sakit mereka
bertemu.
Bersambung . . .
No comments:
Post a Comment