Monday 4 April 2016

Sinopsis Descendants of the Sun episode 12



Kapten Yoo sedang dalam perjalanan untuk menyelamatkan dokter Kang. Ia menelepon pimpinan keamanan Mubarat untuk menggunakan kartu terahirnya untuk meminta helikopter dan kencan sekali lagi.





Myung Ju sedang tidur, ia membuka matanya dan ada Sersan Seo di depannya yang sudah mengenakan pakaian serba hitam. Myung Ju bangun ia mengatakan bahwa ia sudah baikan. Ia bertanya kenapa sersan Seo mengenakan baju seperti itu apa ia akan pergi? Sersan Seo memeritahu bahwa “Sekarang, kita kehilangan kontak dengan Dr. Kang dan Big Boss. Dr. Kang yang tak dapat dihubungi, karena dia telah diculik, Big Boss yang tak bisa dihubungi karena... sepertinya dia memulai gerakan "One-man".
Sersan Seo mencium kening Myung Ju ia juga melepaskan kalung tanda pengenalnya dan memberikannya pada Myung Ju.
“Semoga cepat sembuh. Jika kau kehilangan name tag ini, kau tahu kan aku harus membelinya lagi?” kata Sersan Seo.
“Kau juga tahu kan, kau harus kembali?” kata Myung Ju.



Sersan Seo memberitahu ada sersan Choi dan dua rekan yang lain bahwa mereka akam melakukan gerakan misi “Black”. Mereka semua mempersiapkan senjata dan semuanya mengenakan baju serba hitam. Mereka bersiap untuk pergi.
Di korea sedang diadakan persiapan rapat. Komandan Yoon juga menghadiri rapat tersebut bersama para pejabat.

Kapten Yoo menyusup ke tempat Argus, ia melawan para penjaga yang berada di luar sendirian. Ia berhasil masuk ke dalam dan di sana juga ada beberapa anak yang ditahan. Kapten Yoo enyuruh anak-anak itu agar tetap diam, ia lalu menembak ke arah CCTV. Argus sedang menerima transferan bisnisnya. Argus membuka brankasnya yang berisi uang sangat banyak dan berlian.



Kapten Yoo menyerang para penjaga yang berada di dalam ia menembakinya satu per satu. Lalu seorang penjaga membawa anak dan menyuruh Kapten Yoo untuk menyerah mengangkat tangannya. Karena anak itu ditodong oleh pistol sehingga kapten Yoo pun mengangkat tangannya tapi penjaga itu langsung mengarahkan pistolnya pada Kapten Yoo dan.... yang tertembak adalah penjaga itu sendiri. Ia ditembak oleh pasukan sersan Seo.

Sersan Seo datang di waktu yang tepat. Kapten Yoo terlihat tidak menyangka temannya datang membantunya.
“Kenapa kalian bisa ada di sini?” tanya kapten Yoo pada Sersan Seo.
“Kau sendiri, kenapa kau mengangkat tanganmu tadi?” tanya Sersan Seo.
“Aku hanya gugup karena sendirian... jadi, aku hanya mau menyambut kalian dengan mengangkat tanganku.”
“Tak perlu gugup, kami sedang dalam misi Tim Alpha sekarang.”
“Terima kasih, karena mereka sudah mau bergabung dalam tim.”
Kapten Yoo lalu memberikan perintah agar Piccolo dan Hary poter untuk melindungi anak-anak dan segera keluar, sedangkan Wolf dan Snoopy(sersan Choi) ikut dengan Big boss untuk menyelamatkan sandera. 



Dalam rapat pejabat urusan hub. LN marah karena tim Alpa melakukan gerakan penyelamatan, ia marah karena hal tersebut akan menyebabkan kekacauan hubungan diplomatik. Komandan Yoon akan bertanggung jawab akan hal tersebut ia bahkan membela pasukan khususnya. Komandan Yoon bahkan sampai kesal dengan pejabat itu yang hanya memikirkan masalah politik dan tidak memikirkan warga negaranya yang telah di sandera dan dalam bahaya. Komandan Yoon lalu mengatakan “Mungkin, bagi kalian, keamanan Nasional adalah hanyalah omongan diplomatik yang bertele-tela di depan kamera press, tapi bagi pasukanku, ini adalah perlindungan negara dan mengorbankan masa muda mereka dan juga mempertaruhkan hidup mereka dalam melaksanakan tugas! Alasan mereka tetap melindungi negara yang bahkan tak mengenal nama mereka, rela melakukan misi yang mungkin saja meregut nyawa mereka karena mereka percaya bahwa keamanan warga adalah Keamanan Nasional. Sebagai Letnan Kepala, aku yang akan bertanggung jawab, jadi, kau bisa mencabut seragamku dan mengumpulkan press dan bicara di depan kamera dengan sombong!” (keren Komandan Yoon, terimakasih sudah membela Tim Alpa, hahaha).



Gi Beom bersama suster Ja Ae, suster Min Ji, dan dokter Song membawakan obat tradisional dari Ye Hwa. Mereka semua sudah tidak mengenakan masker lagi.
“Aku membuat banyak orang khawatir, ya?” kata Myung Ju.
“Meskipun, ini bukanlah pertanyaan yang pas ditanyakan saat ini, tapi... Apa terjadi sesuatu pada Dr. Kang? Apa sudah ada kabar dari Sersan Seo?” tanya dokter Song.
“Apa benar Dr. Kang diculik?” tanya suster Min Ji.
“Apa Kapten Yoo dan mereka pergi untuk menyelamatkan Dr. Kang?” tanya suster Ja Ae.
“Jangan khawatir. Dia pasti akan menyelamatkan Dr. Kang, bagaimanapun caranya.”
“Cara apa memangnya?” tanya suster Min Ji.
“Kau pasti tak ingin tahu.”



Dokter Kang masih bersama Argus dan gengnya. Argus sedang menunggu Kapten Yoo untuk membantunya melarikan diri tapi waktunya sudah habis lalu mereka membawa dokter Kang keluar.
Di ruang CCTV sersan Choi menyandera penjaganya, sersan Seo dan Kapten Yoo melihat Argus dari ruang CCTV tersebut. Kapten Yoo lalu memerintahkan untuk memulai misinya.



Argus keluar dari ruangan dan di luar sudah ada Kapten Yoo. Kapten Yoo mengatakan bahwa ia telah menyiapkan rute rahasia seperti yang Argus minta. Karena kapten Yoo sudah menepati janjinya lalu ia meminta Argus untuk melepaskan sandera. Dokter Kang keluar dibawa oleh bawahan Argus. Kapten Yoo melihatnya dan ia terluka lalu ia marah pada Argus. Ia menodongkan pistolnya pada Argus dan menyuruh sersan Seo sebagai penembak jitu untuk bersiap. Sersan Seo sudah bersiap di luar cukup jauh.
Kapten Yoo melihat bahwa dokter Kang dipasangkan sebuah bom rompi lalu ia segera menyuruh sersan Seo untuk menahan tembakannya karena Argus memegang tombol bomnya. Kapten Yoo menanyakan jenis bom apa yang ada pada dokter Kang pada sersan Choi. Sersan Choi memberitahukan bahwa itu adalah rompi bom waktu yang biasa. Pemicunya ada di tangan Argus jika Argus melepaskannya maka bom akan meledak.
Argus melihat ke arah luar ada helikopter, ia menyuruh kapten Yoo untuk mendaratkan helikopter tersebut. Kapten Yoo mengancam Argus untuk melepaskan dokter Kang atau ia tidak bisa pergi. Argus merangkul dokter Kang. Sersan Choi datang dan mengatakan bahwa pasti ada wireless yang terhubung pada pemicunya ia meminta kapten Yoo untuk mengulur waktu agar ia menemukan wireless tersebut.

Argus bertanya pada dokter Kang apa yang kapten Yoo dan sersan Choi bicarakan. Dokter Kang menjawab bahwa cuacanya hari ini adalah hari yang indah. Argus langsung menodongkan pistolnya ke kepala dokter Kang dan Kapten Yoo menembakkan pelurnya ke arah pistol tersebut. Argus kaget dan marah.
“Apa kau gila?” kata Argus.
“Kau bisa anggap begitu. Jadi, jangan menakut-nakutinya. Jangan menyentuhnya. Jangan berbicara padanya. Kau hanya punya urusan denganku. Bawa aku saja.” Kata kapten Yoo.
“Tidak, terima kasih. Lebih menyenangkan untuk bepergian dengan wanita cantik.”

Sersan Seo lalu menemukan wirelessnya di bahu dokter Kang ia memberitahukan hal itu pada kapten Yoo. Kapten Yoo menurunkan pistolnya lalu berbicara pada dokter Kang.
“Maaf karena datang terlambat. Jangan bergerak, tetap berdiri di tempatmu. Kau percaya padaku, 'kan? Jangan sampai bergerak.” Kata kapten Yoo pada dokter Kang. Kapten Yoo mengarahkan pistolnya kembali.
“Apa yang kau lakukan?” tanya Argus
“Aku akan melakukan tembakan.” Kapten Yoo menembakkan ke arah wireless tersebut dan wirelessnya pun tidak terhubung lagi. Mereka melakukan tembakan begitu juga dengan sersan Seo.



Sersan Choi sedang mencoba melepaskan bom rompi yang ada pada dokter Kang. Kapten Yoo mencoba merilekskan dokter Kang yang ketakutan.
“Lihat aku. Tatap mataku. Apa kau masih ingat leluconku waktu kita di Padang Ranjau itu? Kau memintaku memanggil penjinak bom, 'kan? Aku sudah berkecimpung di dunia militer selama 15 tahun, dan aku tak pernah lihat Staf Sersan Choi gagal dalam menjinakkan bom. Dia adalah yang terbaik dalam tim kami. Jadi, jangan khawatir. Dr. Kang, kau tak akan mati.” Kata kapten Yoo.
“Tapi... waktunya tinggal 30 detik. Sebelum bomnya meledak, cepat pergi ke tempat yang jauh!” Kata dokter Kang.
“Kau tak tahu apa yang bisa kita lakukan dalam waktu 30 detik itu.”
Sersan Seo melepas bom rompi itu dan melemparkannya ke luar bom pun meledak. Kapten Yoo melindungi dokter Kang.



Argus masih tersadar ia mengambil pistolnya dan menembakkan ke arah kapten Yoo dan dokter Kang. Kapten Yoo melindungi dokter Kang dan ia pun tertembak entah di bagian mana karena ia masih bertahan. Argus berdiri dan mengambil koper yang berisi uang. Sersan Seo menembakkan pelurunya ke arah Argus. Argus masih bisa menghindar dan berlindung di dinding.
Kapten Yoo menutup mata dokter Kang dengan tangannya dan mengatakan agar dokter Kang melupakan kejadian ini. Kapten Yoo menembakkan pelurunya ke arah Argus. Ia menembak Argus sampai mati tapi mata kapten Yoo mengeluarkan air matanya.

Kapten Yoo dan dokter Kang sudah berada di helikopter. Kapten Yoo mendapat panggilan dari korea. Kapten Yoo Si Jin melaporkan bahwa misinya sudah slesai dan ia berhasil menyelamatkan sandera.
Komandan Yoon mengatakan bahwa kapten Yoo sudah bekerja keras ia tidak akan mendapat penghargaan dan juga tidak akan mendapat hukuman ia juga menyuruhnya agar beristirahat. Komandan Yoon lalu menutup teleponnya. Pejabat yang mendengar bahwa kapten Yoo tidak akan diberikan hukuman pun merasa kesal dengan Komandan Yoon.



Pengawal pejabat itu memberitahukan bahwa presiden datang. Presiden masuk ke ruangan.
Pejabat itu menyarankan presiden untuk menghukum orang yang mengeluarkan perintah penyelamatan pada misi ini yaitu komandan Yoon. Komandan Yoon memperkenalkan dirinya dan ia siap untuk bertanggungjawab. Presiden tidak setuju ia malah berterimakasih padanya telah menyelamatkan warga negaranya. Untuk urusan diplomatik ia meminta pejabat itu untuk mendaftarkan masalah-masalah yang akan terjadi dan merapatkannya. Pejabat itu sepertinya kecewa karena presiden tidak menghukum komandan Yoon.



Myung Ju keluar dari ruangannya, saat di tangga ia akan jatuh lalu Sersan Seo menangkapnya. Myung Ju menatap sersan Seo yang kembali dengan selamat.
Dokter Kang melihat kapten Yoo yang sedang duduk sendirian dan membakar sebuah foto.



Dokter Kang sedang diobati bahunya yang terkena luka tembak oleh suster Ja Ae. Di sana juga ada dokter Song dan suster Min Ji. Dokter kang lalu menunduk dan menangis.



Suster Min Ji dan suster Ja Ae seperti biasa setiap pagi melihat para tentara yang sedang berlari. Mereka terlihat senang melihat para tentara itu. Dokter Song tidak menyukainya. Ia lalu berlari dan memanggil Sersan Seo.
“Aku berusaha untuk diam, tapi otak pintarku ini tak bisa menahannya lagi. Kenapa kita harus melihat adegan "tak senonoh" ini tiap pagi? Ini adalah pengaruh yang berbahaya.” Kata dokter Song pada sersan Seo. Sersan Seo hanya tersenyum dan menepuk punggung dokter Song lalu ia berlari lagi mengikuti para tentara itu.



Dokter Kang sedang berjalan di luar dan bertemu dengankapten Yoo. Kapten Yoo menghampirinya.
“Bagaimana dengan lukanmu?” tanya kapten Yoo.
“Aku terlalu syok untuk bisa bertanya kemarin. Bagaimana dengan Fatima?”
“Dia baik-baik saja. Dia sedang dirawat di Markas Komando. Mereka bilang, dia akan sepenuhnya pulih.”
“Kau yakin?”
“Apa maksudmu?”
“Kau selalu saja berbohong padaku. Kau bilang, anak-anak dari Desa Berhantu sudah aman. Tapi, yang ada, mereka semua disandera bersamaku.”
“Maaf, karena sudah berbohong. Aku hanya tak ingin kau khawatir.”
“Apa lagi yang kau sembunyikan, agar aku tidak khawatir?” kata dokter Kang.
“Sudah tak ada kebohongan lainnya.”
“Bohong.”
“Apa alasan kenapa kau selalu berbohong? Sekarang aku mengerti. Kebohongan yang selalu kau katakan... Bukanlah hal yang bisa aku keluhkan ataupun pertengkarkan. Kebohongan ini adalah... tentang hidup dan mati seseorang, Politik dan diplomasi, dan masa depan seluruh bangsa. Kau selalu saja bercanda... untuk menutupi apa yang tak bisa kau katakan padaku. Kau akan selalu bercanda... agar aku tak mengetahui sesuatu yang tak seharusnya kuketahui. Dan aku tak akan percaya padamu. Dan pada akhirnya, kita... tak bisa mengatakan apa-apa. Aku hanya ingin... Bercerita tentang saat aku marah saat orang mengambil 2 slot parkir. Bercerita tentang kebingunganku memilih makan siangku. Atau cerita tentang paketku yang terlambat. Itu adalah hal-hal biasa yang bisa diceritakan.” Dokter Kang mengatakannya dengan menangis.
“Kalau begitu, katakan. Semua yang kau katakan itu sangat penting untukku.”
“Aku tahu itu. Aku percaya... Tapi... Aku tak bisa mengatakan hal-hal yang seperti itu pada seseorang yang melindungi orang lain dari tembakan peluru.”
“Kau mau putus denganku?”
“Aku ingin tahu, apakah kau.. seorang yang bisa aku temani?”
Dokter Kang lalu pergi. Sepertinya ia masih bingung dengan kapten Yoo.




Kapten Delta sudah menerima jenazah Argus. Ia berterimakasih pada Kapten Yoo.
“Kami sudah menerima hadiahmu, Big Boss. Berkat kau, lebih dari 200 orang harus menulis ribuan halaman laporan lagi.” Kata kapten Delta.
“Sekarang aku sadar, apa yang baru saja aku lakukan. Maafkan aku.” Kata kapten Yoo.
“Tapi, untung saja ini berakhir dalam kertas dan bukannya nyawa yang menghilang. Kau tak perlu meminta maaf pada siapapun.”
“Terima kasih untuk tak melaporkanku pada hari itu. Berkat kau, aku bisa menghindari kekacauan dalam pasukanku.”
“Tidak, aku melaporkanmu, kok. Hanya sedikit terlambat.”
“Dia tampaknya sangat kesepian, tanpa kehormatan dan tanpa negara yang harus dia layani.” Kata Kapten Yoo. Ia lalu pamit untuk pergi. Kapten Delta memanggil Kapten Yoo dan mengatakan bahwa “Big Boss. Bahkan jika kita tak pernah bertemu lagi, bertahan hiduplah. Jaga kesehatanmu.”



Dokter Kang bersama tim medis sedang mengadakan rapat. Dokter Kang memberitahukan bahwa “Pasien akan berangkat pada hari Rabu, dua hari sebelum kita. Penerbangan kita jatuh pada hari jumat. Jadi, tim relawan RS. Haesung akan dibubarkan pada tengah malam, hari Kamis.” Tim medis akan segera pulang tapi mereka malah merasa aneh dan sedih.
Dokter Kang lalu mengajak para tim medis untuk memeriksa para pasien karena itu akan menjadi tugas terahir mereka di Urk.



Mereka mulai memeriksa para pasien. Mereka memeriksa Myung Ju terlebih dahulu.
“Kau sungguh prajurit sejati. Kau pulih dengan cepat.” Kata dokter Kang.
“Menurutmu kenapa? Itu karena aku masih muda.” Kata Myung Ju.
“Kau sudah jadi galak lagi, baguslah. Istirahatlah dua hari. Lalu, kau bisa check out.”
Dokter Kang akan pergi tapi ditahan oleh Myung Ju. Myung Ju lalu mengatakan “Baiklah, jadi berhenti sekarang. Aku yang akan mengobatimu sekarang.” Ia membuka bahu dokter Kang yang terkena luka tembak ia juga menyuruh dokter Kang untuk mengganti perbannya agar tidak infeksi. Mereka semua tersenyum.
Mereka juga memeriksa manager Jin. Manager Jin sudah sadar tapi ia tidak sadar dengan kelakuannya dan malah bertanya mengenai berliannya. Mereka juga memeriksa Min Jae. Gi Beom datang memberitahukan bahwa ada fax mengenai hasil tes darah Dokter Lee Chi Hun. Min Jae meminta hasil tes tersebut.



Min Jae ke ruangan karantina Dokter Lee ia memberikan hasil tes darahnya. Dokter Lee Chi Hun melihat hasilnya dan ternyata negatif. Ia sangat senang sekali.
“Aku negatif. Aku tak akan mati.”
“Apa kau senang tak akan mati?” kata Min Jae, dokter Lee lalu terdiam. Min Jae lalu mengatakan bahwa ia juga senang dengan hasilnya.
“Aku bilang, aku juga senang bahwa kau tak akan mati.”
“Terima kasih.”
“Jangan berterima kasih padaku. Dan juga jangan meminta maaf. Karena aku tak akan meminta maaf.” Min Jae lalu pergi.

Lee Chi Hun sedang membasuh mukanya. Ia terlihat sangat senang tiba-tiba dibelaknagnya seperti biasa ada anak yang dari desa Blecky. Anak itu mengatakan bahwa Lee Chi Hun sudah tidak sakit lagi. Lee Chi Hun dan anak itu mengobrol bersama tapi keduanya tidak tau bahasa mereka masing-masing. Lee Chi Hun memberikan sepatu pada anak itu tapi anak itu meminta kambing. Tapi, Lee Chi Hun tidak tau apa yang anak itu katakan ia malah mengira itu nama dari anak itu.




Dokter Kang sedang di kantin ia sedang memikirkan kapten Yoo. Ia mengingat saatKapten Yoo menyelamatkannya dan saat kapten Yoo membakar foto dirinya dengan Argus. Kapten Yoo menangis saat teringat Argus. Dokter Kang menghampirinya dan menutup mata kapten Yoo dan mengatakan bahwa Kapten Yoo juga harus menghapus kenangan itu juga.
Dokter Kang menangis memikirkan kapten Yoo. Ia menghapus air matanya. Kapten Yoo masuk melihat ada dokter Kang. Dokter Kang menghampiri kapten Yoo dan meminta dibuatkan kopi ia akan menunggunya di luar.



Kapten Yoo membawakan kopi untuk dokter Kang ia mengulurkan kopi itu untuknya. Dokter Kang mendekat tapi bukan untuk mengambil kopi itu ia memeluk Kapten Yoo.
“Aku sudah melakukan tugasku tadi sebelum kau kembali. Aku juga senan, Letnan Yoon bisa pulih dengan cepat. Dan aku mau mengikat rambutku tadi, tapi aku tak punya karet gelang. Aku sudah mencari ke mana- mana, tapi tidak ketemu. Karet gelangnya habis. Mulai sekarang, aku akan menceritakan hal-hal kecil seperti ini padamu. Yang kumaksud, aku akan mencoba untuk bisa bertahan di sisimu. Jadi, kau juga harus mengatakan apapun padaku. Tapi... berjanjilah satu hal padaku. Izinkan aku untuk khawatir. Karena saat kau berjam-jam tak bersamaku aku tak bisa untuk tidak khawatir. Jadi... saat kau harus tetap mengatakannya bahkan jika itu membuatku khawatir. Misalnya, saat kau ingin pergi ke mall, aku akan mengerti, bahwa artinya itu adalah misi yang sulit. Setidaknya saat kau sedang mempertaruhkan hidupmu, jangan biarkan aku tidak tahu apa-apa.” Kata dokter Kang, kapten Yoo mengerti dan mereka tersenyum bersama. Dokter Kang melepaskan pelukannya.
“Kalau begitu, aku ingin bertanya satu pertanyaan terakhir. Aku atau negara kita? Jawablah dengan bijaksana, karena aku hanya bertanya 1 kali.”
“Untuk sekarang, Kang Mo Yeon.”
“Untuk sekarang?”
“Bukannya kau hanya akan bertanya satu kali saja?”
“Itu sebelum aku mendengar jawabanmu. Kau akan jawab apa jika aku bertanya lagi?”
“Aku masih akan tetap memilih Kang Mo Yeon.”
“Benarkah? Bagaimana dengan negara kita?”
“Negara kita tak akan cemburu. Aku percaya itu.”
“Pacaran macam apa sih ini? Pria apa yang menganggap negaranya itu sebagai mertuanya?” Mereka terlihat akur kembali. Kapten Yoo lalu memeluk dokter Kang dengan erat dan berjanji pada dokter Kang bahwa ia tidak akan membuatnya khawatir lagi.



Sersan Seo dan Myung Ju sedang berduaan, Myung Ju mengatakan bahwa ia sudah baikan dan tidak demam lagi. Ia ingin makan sup ayam ia juga ingin minum soju dan bir. Sersan Seo mengatakan bahwa sepertinya Myung Ju memang sudah baikan karena ia meminta Soju.
“Oh ya, semua yang aku suka itu berawal dengan huruf "S". Sup ayam, (seared) barbekyu panggang, Soju dan bir, dan Seo Dae Young. Smooth, 'kan? Tunggu, smooth juga berawal dengan "S".” Kata Myung Ju.
“Dasar swindler (penipu).” Kata sersan Seo. Myung Ju mengembalikan kalung sersan Seo dan memakaikannya padanya.
“Saranghae (Aku mencintaimu.)” kata Myung Ju.



Sersan Seo, Kapten Yoo dan Gi Beom sedang membuat sup ayam. Gi Beom merasa kesal karena mereka tidak bisa masak dan malah mengganggu.
Kapten Yoo dan Sersan Seo memberikan sup ayam itu pada Dokter Kang dan Letnan Yoon Myung Ju. Dokter Kang mengatakan pada Kapten Yoo bahwa ia cocok memakai celemek itu. Kapten Yoo mengatakan bahwa ia memang suami idaman.
“Kami memasak ini untuk kalian, karena kalian sudah banyak menderita.” Kata sersan Seo.
Dokter Kang mengatakan makanannya enak.
“Kopral Kim benar-benar juru masak yang handal. Iyakan? Aku pasti akan merindukan masakannya saat pulang ke Korea. Aku pernah pergi ke resto sup ayam.” Kata Letnan Yoon.
“Aku tahu, kau ke sana dengan Min Yun Gi.”  Kata Dokter Kang. Dan mereka berdua mulai berdebat lagi mengenai masa lalunya sampai mereka tak sadar ada pacar mereka masing-masing di depanya.
Mereka ahirnya tersadar bahwa Kapten Yoo dan Sersan Seo sedang mendengarkan mereka berdua lalu mereka langsung terdiam. Kapten Yoo dan Sersan Seo sepertinya terlihat kesal.
“Apa karena si Min Yun Gi ini karena selalu bertengkar?” tanya sersan Seo.
“Aku pasti akan begadang karena penasaran dengan pria ini.” Kata kapten Yoo.
Dokter Kang dan Letnan Yoon lalu mengatakan bahwa mereka salah paham.
“Kalian marah hanya karena 1 foto kami, tapi, kalian malah pernah pacaran dengan pria lain. Aku jadi marah.” Kata Kapten Yoo.
“Aku akan membunuh pria yang berani mempermainkan wanita cantik.” Kata sersan Seo. Mereka berdua lalu melepaskan celemek mereka dan melemparkannya di atas meja. Mereka berdua pun pergi meninggalkan Letnan Yoon dan Dokter Kang.
“Kegagalan hubungan macam apa ini?” kata Myung Ju.
“Kau yang duluan membahasnya.”
“Tapi, kenapa kau membahas tentang Min Yun Gi?”
“Bukan waktunya membahas itu. Bagaimana kita bisa meyakinkan mereka? Bagaimana bisa masa lalu terungkap hanya karena makan sup ayam?”
“Tak usah khawatirkan aku, khwatirkan dirimu sendiri.”
“Kenapa?”
“Aku bisa berpura-pura sakit. Dan sekarat. Aku yakin dia bisa memaafkan masa laluku.”
“Aku iri padamu.”



Dokter Kang masuk ke ruangan kapten Yoo dan pura-pura sakit tapi ia gagal. Dokter Kang lalu ingin bicara dengan kapten Yoo. Kapten Yoo masih marah dengan dokter Kang yang dulu pacaran dengan Min Yun GI. Dokter Kang lalu akan menelepon Min Yun Gi di hadapan kapten Yoo. Kapten Yoo lalu melemparkan ponsel milik dokter Kang seperti saat mereka pertemu pertama kali tapi kali ini yang menagkap ponsel itu bukan kapten Yoo melainkan dokter Kang sendiri.
“Dengarkan baik-baik.” Kata Dokter Kang.
“Dengarkan apa?” tanya kapten Yoo.
“Di antara semua pria yang ada di bumi, aku paling menyukai Yoo Si Jin. Kami sudah merusak 3 mobil, kami jatuh ke jurang bersama, kami berjuang melawan penyakit bersama-sama, dan aku mendapat luka tembak karena dia juga. Meskipun begitu, aku sangat menyukainya. Dan juga karena dia bukanlah pengecut, dia selalu saja menjadi pria yang terhormat, dan juga selalu tampan setiap saat. Apa kau keberatan?” kata Dokter Kang, Kapten Yoo pun tersenyum mendengarnya dan ia terliahat senang.
“Jadi, aku ingin memberitahumu sesuatu. Kau mau dengar atau tidak?” tanya dokter Kang. Kapten Yoo lalu langsung duduk di meja dekat dengan dokter Kang dan mengatakan “Aku akan selalu siap mendengarnya.”
Dokter Kang akan meengok fatima dan ia juga bertanya apa Daniel dan Ye Hwa bisa menjadi wali Fatima? Kapten Yoo sepertinya tidak yakin karena Daniel dan Ye Hwa tidak menetap dan sering berpindah tempat ia lalu merekomendasikan seseorang yang bisa dipercaya.



Kapten Yoo meminta walinya adalah pemilik bar/restoran yang biasanya ia ke sana. Nama pemilik itu adalah Valentine. Valentine menengok melihat ke fatima, fatima lalu langsung merapikan meja dan mengelapnya agar Valentine mau menjadi walinya. Valentine menanyakan kenapa ia memilihnya sebagai wali fatima. Kapten Yoo mengatakan bahwa ia percaya pada orang yang memberikannya keberuntungan. Valentine menyetujuinya.
Dokter Kang mendekat ke fatima dan menyuruh agar fatima menghubunginya jika ia sudah di korea. Fatima tidak mau. Dokter Kang kesal karena fatima masih tidak menurut padanya padahal ia yang akan membayari sekolahnya. Valentine lalu menyuruh fatima untuk sopan padanya lalu fatima mengucapkan terimakasih pada dokter Kang dan menyuruhnya agar menjaga kesehatannya.



Dokter Kang dan Kapten Yoo berada di atas seperti sebuah menara yang ada jamnya.
“Apa hal pertama yang ingin kau lakukan saat kembali nanti?” tanya kapten Yoo pada dokter Kang.
“Aku ingin mandi air panas. Kau sendiri?”
“Aku ingin menonton film itu. Ayo nonton film. Kita tak bisa menontonnya dulu. Kita akan kesulitan menonton film, 'kan?”
“Baiklah. Kita bisa melakukan kegiatan biasa daripada diculik, dan menjadi sandera. Kita bisa menonton film, makan, minum kopi dan pulang ke rumah bersama.”
“Dan mengisi air dalam bathhup saat kau pulang.” Kapten Yoo berjalan mundur dan mengatakan “Pulanglah duluan. Aku akan menyusul nantinya. Jangan pergi ke hotel lagi bersama Ketua rumah sakitmu, dan jangan berhubungan dengan Yun Gi lagi.”
Dokter Kang menyuruhnya berhenti, Kapten Yoo melemparkan batu putih itu ke dokter Kang, dokter Kang menangkapnya. Dokter Kang bertanya kau masih menyimpannya? Ia lalu mendekat ke kapten Yoo.
“Sekaranglah saat kau lihat apakah mitos itu sungguhan.” Kata kapten Yoo. Kapten Yoo lalu memegang tangan dokter Kang.
“Kau sudah berusaha keras.” Kata kapten Yoo.
“Kau juga, Kapten.”
Mereka melakuakn kiss. (saat adegan ini kamera menjauhi mereka dan fokus pada pemandangannya. Banyak penonton yang protes mengenai scene ini karena tidak me-shoot mereka berdua. Ckckckck)

Dokter Kang dan suster Ja Ae sudah bangun duluan untuk melihat para tentara lari pagi. Suser Min Ji menyusul mereka. Mereka lalu melihat ada yang ikut bergabung dengan tentara itu dan ia adlah dokter Song yang ikut lari bersama para tentara.



Para tim medis sudah mengemasi barang-barang mereka dan siap untuk pulang ke korea. Sirine untuk peringatan bencana alam itu berbunyi semua mengheningkan cipta dan mendoakan para korban. Dokter Kang teringat saat ia berjuang bersama timnya membantu para korban.
Tim Medis foto bersama kembali. Mereka juga berfoto bersama para tentara korea. Dokter Kang berada di sebelah kapten Yoo, Letnan Yoon di sebelah Sersan Seo dan Dokter Song dengan suster Ja Ae.



Dokter Kang, suster Ja Ae, suster Min Ji, Dokter Lee Chi Hun dan dokter Song sudah kembali ke korea. Dalam perjalanan ke rumah sakit mereka bertemu.

Bersambung . . .

No comments:

Post a Comment