Saturday 2 April 2016

Sinopsis Descendants of the Sun episode 11



Seo Dae Young tanpa berpikir akan tertular oleh virus M3 ia langsung masuk ke ruang karantina Myung Ju dan dokter Kang. Dae Young masuk dan langsung memeluk Myung Ju. Ia menangis, Myung Ju mengerti bahwa ia yang tertular virus tersebut. Myung Ju menyuruh Yoo Si Jin agar membawa Seo Dae Young keluar. Seo Dae Young ingin menemani Myung Ju, tapi karena Myung telah di diagnosis dan hasilnya perintah sehingga ia memerintahkan Dae Young untuk keluar. Dae Young menurut karena itu meruapakan perintah Letnan.

Myung Ju berbaring di ruangan yang sama dengan Manager Jin.





Seo Dae Young sedang diambil sampel darahnya oleh dokter Kang, ia juga menanyakan apa yang akan terjadi pada Myung Ju.
“Apa yang akan terjadi pada Myung Ju? Kudengar, tingkat kematiannya lebih dari 50%. Kudengar, ini sama saja dengan Ebola. Iyakan?” tanya Seo Dae Young pada dokter Kang.
“Ya, benar.”
“Apa dia akan mati... atau hidup?”
“Tak ada kepastian 100% dalam kedokteran. Tapi, dalam kasus pasien muda dan sehat seperti Letnan Yoon, persentase kematiannya akan menurun. Karena sistem kekebalan tubuhnya bagus.”
“Terima kasih.”

Dokter Kang sudah keluar, ia lalu bicara dengan Kapten Yoo.
“Sitokin badai? [Suatu reaksi imun, yang potensial berakibat fatal] Bukannya dia masih muda dan sehat, dan sistem kekebalan tubuhnya bagus?” tanya Kapten Yoo .
“Itulah masalahnya. Sistem kekebalan tubuh bagus lah yang membawa masalah.” Kata Dokter Kang.
“Lalu, apa yang bisa kita lakukan? Apa tak ada cara lain?”
“Aku akan berusaha untuk melakukan yang terbaik. Aku akan berusaha untuk tidak kalah. Karena bertarung dengan virus merupakan peperangan bagi dokter.”
“Dia akan semakin yakin karena temannya lah yang mengobatinya.”




Dokter Kang sedang memberikan intruksi pada timnya mengenai pencegahan penularan virus M3 begitu juga dengan Kapten Yoo uang memberikan intruksi pada timnya. Di akhir kata mereka mengucapkan hal yang sama “Tanpa rasa bimbang, kita harus melakukan tugas sebaik mungkin.”




Karena dokter Song juga sakit, ia juga di karantina. Suster Ja Ae membawakan notebook milik dokter Song. Ia juga mengambil sampel darah milik dokter Song.
“Kau selalu saja pintar dalam  tes darah, sekali suntik saja.” Kata dokter Song.
“Aku tak langsung sepintar ini, kok. Aku bisa setelah aku membuat lengan teman kedokteranku serasa mau patah saat jadi magang dulu.”
“Sepertinya kau masih ingat.”
“Aku selalu mengingatmu saat mengambil tes darah.”
Dokter Song menanyakan pada suster Ja Ae kenapa sikapnya lembt sekali, apa ia berpkir dokter Song akan mati? Suster Ja Ae langsung memukul punggung dokter Song ia mengatakan bahwa ia menganggap dokter Song hanya demam saja. Suster Ja Ae akan  pergi dan memberitahu pada dokter Song agar memanggilnya jika dokter Song merasakan sakit. Dokter Song lalu bertanya bagaimana jika ia merindukan suster Ja Ae? Suster Ja Ae menjawab “aku akan tetap datang”. Lalu suster Ja Ae pergi meninggalkan ruangan dokter Song.




Karena sersan Seo memeluk Myung Ju, ia juga di karantina di gudang sampai hasil sampel darahnya keluar. Kapten Yoo datang tapi ia hanya di luar. Ia merasa bosan, begitu juga dengan sersan Seo.
“Jika kau memang menyesal, keluarlah hidup-hidup. Tak apa jika kau melakukan kesalahan. Kau hanya perlu tetap sehat saja.” Kata kapten Yoo.
“Bagaimana dengan Myung Ju? Dia baik-baik saja?”
“Dia masih belum jadi pasien, dan dia itu adalah dokter. Dia sibuk mengobati Manager Jin dan juga dirinya sendiri. Dan kau sendiri, Sersan Seo?”
“Tolong katakan padanya bahwa aku baik-baik saja dan tak perlu khawatir.”
Kapten Yoo lalu memberikan walkie talkie pada sersan Seo dan memberitahukan bahwa Myung Ju berada pada saluran 3. Kapten Yoo melakukannya karena membayar utang atas sersan Seo yang dulu mengijinkan dokter Kang untuk menjengukknya waktu ia di kurung dalam gudang. Kapten Yoo lalu pergi. 




Sersan seo mengatur walkie talkienya di saluran 3, lalu ada Yoon Myung Ju yang memanggilnya.
“Ini adalah Yoon Myung Ju. Sersan Seo Dae Young, jika kau dengar, jawab aku.”
Lalu Sersan Seo menjawabnya ”roger”.
Myung Ju senang karena sersan Seo menjawabnya. Sersan Seo bertanya pada Myung Ju bagaimana keadaannya. Myung Ju hanya menjawab “aku merindukanmu”, Sersan Seo bertanya kembali “kau sudah makan?” Myung Ju menjawab “aku merindukanmu”. Lalu giliran Myung Ju yang bertanya bagaimana keadaan sersan Seo. Sersan Seo diam saja lalu Myung Ju berkata “Bodoh, kau harusnya menjawabku.” Sersan Seo lalu menjawab “aku merindukanmu”. Myung Ju bertanya kemabali “kau sudah makan?” sersan Seo menjawab “aku merindukanmu”. Mereka sama-sama meneteskan air mata.
“Apa kau masih ingat? Saat kita bertemu untuk kedua kalinya, dress putih yang kupakai. Kau mengataikau, bahwa pakaianku itu seperti Hantu Perawan. Saat aku mengingatnya sekarang, apakah baju itu adalah pertanda? Jika aku mati sekarang, aku akan menjadi "Hantu Perawan". Tidak adil sekali.”
“Kau seperti malaikat. Yoon Myung Ju adalah seorang malaikat saat dia masuk dalam hidupku. Kau harus tahu itu.”
“Kau jadi romantis begini saat aku sedang sakit.”
Myung Ju lalu bicara pada dirinya sendiri bahwa “Tapi, Hantu Perawan maupun Malaikat, dua-duanya sudah meninggal.”




Medicube masih di karantina sampai hasil tes darahnya keluar. Dokter Kang sedang menelepon Daniel ia menanyakan kapan vaksin yang ia minta datang. Daniel memberitahukan bahwa paling lambat besok malam akan sampai.
Orang-orang yang berhubungan dengan manager sedang dicari dan diambil sampel darahnya.



Kapten Yoo memberikan laporannya pada Letnan kolonel Park Byung Soo, Letnan kolonel itu menggunkan masker begitu juga dengan bawahannya. Letnan kolonel menyuruh kapten Yoo agar menjauh dan meletakkan laporannya di meja saja. Letnan kolonel menyuruh kapten Yoo agar mentransfer Letnan Yoon Myung Ju ke RS. Militer Amerika. Kapten Yoo tidak mau karena yang menangai itu adalah medicube dan jika ia mentransfernya juga akan menyebarkan virus ke tempat lain. Letnan kolonel mengerti karena kapten Yoo juga membicarakan aturan juga yang tak mungkin letnan kolonel untuk melanggarnya.




Berita adanya virus M3 di Mohuru samapi ke RS.Haesung, Ji Soo, Hee Eun, dan dokter lainnya melihat berita tersebut. Mereka terlihat sangat khawatir dan langsung menelepon ke orang-orang yang ada di Mohuru. Tapi, mereka semua tak mengangkatnya. Karena Hee Eun tau jika menelepon Chi Hun tak diangkatnya maka ia menelepon ibu mertuanya memberitahu mengenai berita tersebut. 






Ketua Han juga sedang kesal dengan para tim medis yang tidak ikut pulang korea. Ibu Chi Hun datang dan marah padanya karena Chi Hun tidak ikut pulang. Ketua Han menyuruh agar Hee Eun tidak diam saja  dan menghentikan ibu mertuanya. Tapi ibu Chi Hun semakin marah dan ia juga meminta agar ketua Han segera membayar uang sewa gedung.
  
Doker Song meminta bantuan pada dokter Pyo agar memfotokan beberapa jurnal kedokteran yang tidak ada di internet. Dokter Pyo memfotokan beberapa jurnal dan mengirimkannya pada dokter Song. Walaupun dokter Song sedang sakit tapi ia tetap berusaha menemukan pengobatan utuk virus M3 dengan menganalisisnya dari beberapa jurnal dari tahun ke tahun. Ia juga memeriksa kondisinya sendiri. Ia menempelkan kertas-kertas analisisnya di tempat karantinanya.
Gi Beom dan Min Jae datang mengenakan masker, mereka membereskan makanannya, mereka juga salut pada dokter Song yang tetap berpikir untuk menemukan cara pengobatannya walau ia sedang sakit.

 
Gi Beom dan Min Jae masuk ke ruangan Myung Ju dan Manager Jin, mereka membereskan makanan Myung Ju. Min Jae melihat ke arah Manager Jin. Min Jae bertanya pada Myung Ju apakah manager Jin bisa selamat. Myung Ju menjelaskan bahwa tingkat kesadarannya sudah kembali tapi pernapasannya masih belum stabil. Gi Beom memberitahu pada Min Jae bahwa di perutnya ada berlian. Min Jae bertanya pada Myung Ju kira-kira berapa harga berlian itu. Myung Ju mengira harga berlian itu seharga 20 milyar.




Dokter Kang sedang duduk di luar, Kapten Yoo datang dan menghampirinya.
“Lama tak bertemu, ya?” kata kapten Yoo.
“Aku menunggumu kembali dari markas. Kapan hasil tes darahnya keluar?” kata dokter Kang.
“Mereka bilang besok sore. Mereka akan mengirimnya via fax besok.”
“Syukurlah, prosesnya lebih cepat dari yang kupikirkan.”
Kapten Yoo lalu menanyakan tipe darah dokter Kang. Dokter Kang bertanya tipe idealku? Mereka saling bercanda, dokter Kang mengedipkan-ngedipkan matanya, mereka tertawa bersama.
Saat dokter Kang mau masuk ke dalam, Kapten Yoo masih menanyakan apa tipe darah dokter Kang, dokter Kang menjawab bahwa tipe darahnya “Jong Sin Hyeong (Hukuman penjara seumur hidup)?” lalu kapten Yoo menyuruhnya untuk segera masuk. Dokter Kang mengatakan bahwa masih ada satu lagi tapi kapten Yoo tidak mau dan menyuruhnya segera masuk dan melakukan yang terbaik.
 

Dokter Kang memeriksa anak-anak, ia memberitahukan keadaan anak tersebut. Fatima menjelaskannya pada anak itu. Tiba-tiba listrik mati, dokter Kang teringat akan mesin pernapasan milik manager Jin, ia terlihat khawatir dan segera pergi.




Karena mesin pernapasannya mati manager Jin mengalami kejang-kejang, Min Jae dan Gi Beom yang juga berada di dalam ketakutan. Dokter Lee Chi Hun masuk dan menjaga manager Jin. Myung Ju datang, Chi Hun memintanya untuk memberikan obat penenang. Sersan Choi yang sedang memperbaiki generator listrik di luar melihat keadaan di dalam ruang karantina, ia akan masuk tapi tidak diijinkan oleh Dokter Lee karena kemungkinan dapat tertular, dokter Lee memintanya agar cepat memperbaiki listriknya.

Myung Ju membawa suntikan obat penenang. Saat akan menyuntikkannya tiba-tiba tangan dokter Lee digigit oleh manager Jin, dokter Lee berteriak kesakitan tapi ia tetap menahan manager Jin yang kejang-kejang. Myung Ju lalu menyuntikkan obat penenang itu. Dokter Lee meminta stetoskop pada Myung Ju dan memeriksa keadaan Manager Jin. Myung Ju bertanya pada dokter Lee apa ia baik-baik saja? Dokter Lee tak mempedulikannya, ia memeriksa bahwa detak jantung manager Jin lemah, ia lalu memompa dada manager Jin dan Myung Ju mengenakan alat pernapasan untuk manager Jin.
Myung Ju khawatir karena dokter Lee sudah digidit dan bukan waktunya untuk melakukan itu. Tapi, Chi Hun tetap memompanya. Dokter Kang datang, ia bertanya pada dokter Lee apakah ia baik-baik saja? Dokter Lee menyuruh mereka untuk diam. Dokter Kang menggantikan Myung Ju. Myung Ju memberitahu dokter Kang bahwa lengan Dokter Lee Chi Hun terluka. Dokter Kang khawatir tapi dokter Lee mengatakan untuk nanti saja.

Listriknya akhirnya menyala. Dokter Kang mengobati luka dokter Lee. Doker Kang mengatakan bahwa dokter Lee sudah menjadi dokter sesungguhnya. Karena kemungkinan dokter Lee tertular sehingga ia mengambil sampel darah dokter Lee untuk diperiksa. Gi Beom dan Min Jae selesai membersihkan ruangan. Min Jae bertanya apa orang itu (dokter Lee) akan terkontaminasi virus tersebut? Dokter Kang menjawab “kita harus berdoa jawabannya tidak, tapi ia harus tetap di karantina”. Gi Beom mengatakan bahwa dokter Lee Chi Hun tadi sangat keren. Min Jae berkata “Tadi... kau terlihat seperti dokter yang sesungguhnya.” Gi Beom dan Min Jae lalu keluar.

Mendengar kata Min Jae lalu dokter Lee Chi Hun menangis. Dokter Kang bertanya kenapa ia menangis? Apa suntikannya sakit? Lee Chi Hun sambil menangis mengatakan “Tidak. Aku baik-baik saja. Karena aku bisa hidup dengan tenang sekarang. Karena sekarang aku bisa kembali ke Korea.”
Dokter Kang dan Myung Ju tidak mengerti apa yang Lee Chi Hun katakan.




Lee Chi Hun akhirnya menghubungi Hee Eun. Hee Eun senang Chi Hun menelepon tapi ia tidak senang mengetahui kabarnya yang sedang di karantina. Lee Chi Hun terlihat senang dan seperti dulu kembali.
Dokter Kang membantu anak-anak masuk ke mobil. Ia dibantu oleh Ye Hwa, mereka semua akan diantar oleh Daniel. Daniel memberitahu bahwa vaksinnya sudah datang dan kemungkinan akan sampai 3 jam lagi. Dokter Kang meminta agar Daniel menjaga anak-anak.
Suster Min Ji datang dan memberikan hasil tes darahnya pada dokter Kang, ia memberitahu bahwa hasilnya negatif. Mereka terlihat senang. Dokter Kang bertanya apa kapten Yoo sudah tau? Suster Min Ji memberitahu bahwa kapten Yoo yang memberikan fax itu padanya dan sersan Seo sedang menuju ke tempat karantina.




Sersan Seo dan Kapten Yoo menuju ke tempat karantina. Sersan Seo melihat Myung Ju sedang tidur dari pintu.
“Dia sudah melakukan tugasnya sebagai tentara dan hampir tak makan. Dia baru saja tertidur tadi.” Kata Kapten Yoo.
“Aku tahu itu.”
“Dalam kasus yang jarang terjadi ini, gejala memang biasa tak terlihat pada pasien yang terinfeksi.”
“Dan karena dia adalah wanita yang langka. Aku harap dia baik-baik saja.”
“Tapi, apa kau sudah dengar itu?”
“Dengar apanya?”
“Karena respon yang cepatku ini, tak ada korban yang terjangkit di kota. Setelah vaksinasi selesai, level pencegahan juga akan diturukan dari "Peringatan" menjadi "Perhatian". Dan karena itu, PBB... ingin berterima kasih pada Komandan Mohuru, dan itu adalah aku. Ah, mereka tak perlu sungkan, dan mengucapkan terima kasih begitu.” Kapten Yoo bercerita pada sersan Seo tapi sersan Seo tak mendengarkannya ia terus saja melihat ke arah Myung Ju.
Kapten Yoo akan menceritakannya kembali tapi tiba-tiba ada panggilan yang memanggil big boss agar segera ke kantin karena terjadi sesuatu. Mereka berdua lalu berlari ke kantin. Myung Ju bangun dan melihat ke arah pintu sudah tidak ada siapa-siapa. Ia mengambil ponselnya tapi pandangannya menjadi kabur.




Kapten Yoo dan Sersan Seo berlari masuk ke kantin. Di dalam ada warga yang sedang menjalani pemeriksaan dan ada Argus beserta bawahannya. Dokter Kang di dalam dan melindungi fatima. Kapten Yoo menghampiri Argus. Argus menyapanya. Dokter Kang bertanya apa Argus ke sini untuk memeriksa virus M3? Argus memberitahukan bahwa ia sudah diperiksa oleh tentara AS dan hasilnya negatif. Argus datang ke situ untuk menemui temannya manager Jin dan ingin mengambil berliannya. Kapten Yoo menyuruh agar Argus pergi dari hadapannya dalam hitungan 10. Kapten Yoo mulai menghitung lalu Argus mengeluarkan sesuatu dari kantongnya. Para tentara langsung menodongkan pistolnya pada Argus.
Argus hanya mengeluarkan dua buah obat. Dokter Kang mengatakan itu adalah imunoglobulin. Argus memberikannya untuk dokter Kang. Argus meminta untuk mengembalikan fatima padanya, karena situasi di kantin sedang sibuk untuk pemeriksaan jadi Argus pun keluar dan pergi.

Sersan Seo mengatakan pada kapten Yoo bahwa sepertinya Argus sudah mengetahui rencana militer AS. Kapten Yoo menyuruh agar memperkuat kewaspadaan di barak. Mereka lalu pergi. Suster Ja Ae mendekat ke dokter Kang dan bertanya apa orang yang tadi datang itu yang mencoba melukai fatima? Dokter Kang membenarkan. Dokter Kang memberitahukan pada suster Ja Ae bahwa hasil tes darah sudah keluar. Suster Ja Ae bertanya bagaimana hasil tes darah dokter Song?





Suster Ja Ae masuk ke ruangan dokter Song, ia memberitahukan bahwa hasil tes darahnya sudah keluar. Dokter Song sudah mengira ia hanya demam biasa ia langsung mengajak suster Ja Ae untuk keluar. Dokter Song mendiagnosis penyakitnya sendiri bahwa ia hanya demam biasa. Suster Ja Ae membuka maskernya dan membenarkan, suster Ja Ae sangat khawatir ia lalu memeluk dokter Song.
Suster Ja Ae melepaskan pelukannya lalu dokter Song meraih tangannya dan memeluknya. Suster Ja Ae meminta untuk melepaskan pelukannya, dokter Song bilang ia ingin sakit sakit sakit. Suster Ja Ae melepaskan pelukannya dan akan memukul dokter Song yang bersikap kekanak-kanakan tapi di tahan oleh dokter Song. Dokter Song memberikan kertas dan menyuruh suster Ja Ae untuk membacanya. Kertas itu bertuliskan “Cefotaxime”. Dokter Song bertanya mengenai keberadaan dokter Kang.

Dokter Song menjelaskan mengenai hasil analisisnya pada dokter Kang mengenai pengobatan yang ia temukan. Dari yang sudah ada tingkat keberhasilan pengobatannya cukup tinggi. Dokter Kang kagum pada dokter Song dan mengajak untuk mencoba pengobatannya bersama-sama. Tapi, obat yang mereka bawa tidak ada. Dokter Song menyuruh suster Ja Ae untuk menghubungi Daniel. Suster Ja Ae sudah menghubunginya dulu dan memberitahukan bahwa Daniel akan membawanya dalam pesanan berikutnya. Suster Ja Ae lalu pergi.

Dokter Kang bertanya pada dokter Song apa ia bertengkar lagi dengan suster Ja Ae? Dokter Song menjawab bahwa “ini adalah kasus yang disebut dorong dan tarik”.



Myung Ju menelepon ayahnya memberitahukan bahwa ia sakit.
“Hormat. Ayah. Aku sakit. Kau belum menerima laporannya?” kata Myung Ju.
“Sudah.” Jawab Komandan Yoon.
“Tapi, ayah bahkan tak meneleponku.”
“Mereka bilang, kemungkinan selamat adalah 50%, dan tak ada yang bisa kulakukan sebagai seoarang ayah... Tak ada perintah yang bisa aku keluarkan sebagai Komandan. Tak ada yang bisa kulakukan. Karena itulah aku menunggu telepon anakku, tanpa bisa melakukan apapun.” Kata Komandan Yoon.
“Aku tak akan kalah. Aku akan bisa melewati ini. Jangan khawatir, ayah.”
“Ya. Harus. Aku berharap kau bisa menang demi aku.”
“Tapi, tolong dengarkan 2 permintaanku.” Myung Ju meminta 2 permintaan pada ayahnya. Permintaan pertamanya adalah “Yang pertama adalah, tolong maafkan aku, ayah. Sebelum aku datang ke sini, Letnan Yoon, dan juga sebagai, anak ayah, Yoon Myung Ju... bahwa ayah akan kehilangan keduanya. Aku salah, ayah.” Myung Ju mengatakannya dengan menangis.
Dan permintaan yang kedua yaitu “Saat kondisiku kembali normal, jika aku bisa selamat, Jangan lepas seragam militer Sersan Seo. Tolong jangan lakukan itu, ayah. Aku mendengar semuanya saat itu.” Myung Ju sebenarnya mendengar semua apa yang ayahnya bicarakan dengan sersan Seo. Saat Sersan Seo mengatakannya, Myung Ju bilang akan menelepon ayahnya tapi ia malah menangis di samping medicube.
“Tapi, aku sangat bahagia bisa bersamanya. Jadi, aku berpura-pura tidak mengetahuinya. Maafkan aku, ayah. Kau khawatir padaku, tapi, aku malah hanya khawatir padanya.”
“Ini baru anakku. Seorang anak memang selalu membuat ayahnya khawatir.”
“Aku akan meneleponmu lagi nanti, ayah. Sudah waktunya untuk minum obat.”

Myung Ju menutup teleponnya, saat ia akan menaruh teleponnya lalu terjatuh. Myung Ju pingsan. Dokter Kang yang sudah ada di situ langsung mendekatinya dan memeriksanya.




Daniel sedang dalam perjalanan membawa obat ke medicube. Dia berhenti karena ada sekelompok yang membawa senjata dan menodongkan ke arahnya.
Kapten Yoo dan Sersan Seo masuk ke ruangan Myung Ju. Myung Ju masih pingsan suhu tubuhnya sampai 41 derajad, ia diberikan suntikan penurun suhu tubuh tapi tidak bisa. Myung Ju lalu ditempatkan di bak mandi yang berisi es batu untuk menurunkan suhu tubuhnya agar ia dapat bertahan.




Dokter Kang berbicara dengan Sersan Seo dan Kapten Yoo bahwa sekarang ini mereka hanya bisa mengobati gejalanya saja dan berharap pengobatan yang dokter Song temukan dapat berhasil. Sersan So bertanya apa obatnya belum datang? Dokter Kang memberitahukan bahwa seharusnya vaksinnya sudah datang. Ia lalu menerima telepon dari Daniel. Daniel memberitahu bahwa truk yang membawa vaksinnya telah di curi dan di dalamnya juga terdapat obat Myung Ju.

Dokter Kang sangat khawatir karena ia membutuhkan waktu 1 jam lagi untuk pengobatan Myung Ju. Kapten Yoo menerima telepon dari Argus. Kapten Yoo menyuruh Argus untuk segera mengembalikan obatnya. Argus membuat kesepakatan untuk menukar obat itu dengan berlian milik Argus.




Kapten Yoo dan Sersan Seo segera pergi untuk mengambil obat Myung Ju. Mereka di bantu para tentara yang bersembunyi di posisi mereka masing-masing. Pencuri itu membuka topengnya dan ia ternyata bawahan Argus. Kapten Yoo menanyakan keberadaan Argus. Bawahannya memberitahukan bahwa Argus sedang sibuk. Bawahannya menunjukkan kunci truknya, ia menanyakan berliannya pada Kapten Yoo. Kapten Yoo memperlihatkannya dan memberikannya. Bawahannya memberikan truk itu pada Kapten Yoo.
Daniel memriksa isi truknya yang berisi vaksin dan obat Myung Ju. Daniel membawa truknya pergi ke medicube. Bawahan Argus itu berterimakasih untuk berliannya dan pergi. Sersan Seo menyuruhnya berhenti, ia menghampirinya dan langsung memukulnya. Rekan yang lain menodongkan pistol lalu para tentara keluar dan menodongkan senjatanya juga pada para pencuri itu. Sersan Seo memukul dan menendang bawahan Argus itu ia sangat kesal dengannya.




Dokter Kang menemani Myung Ju yang masih direndam dengan es batu. Myung Ju sudah sadar.
“Jika sakit, berteriaklah. Tidak apa-apa.” Kata Dokter Kang
“Aku baik-baik saja. Aku bisa menahannya.” Kata Myung Ju yang terlihat semakin pucat.
“Bertahanlah. Obatnya akan segera datang.”
Dokter lain datang  memberitahukan bahwa obatnya sudah datang. Dokter Kang meminta dokter itu untuk menjaga Myung Ju ia akan mengambil obatnya.



Dokter Kang berlari keluar lalu ia berhenti karena melihat fatima yang dibawa oleh polisi Urk. Dokter Kang menghampiri polisi itu dan menanyakan apa yang mereka lakukan? Polisi itu menunjukkan surat penangkapan pada fatima yang mencuri obat dan menjualnya ke pasar gelap dan Tommy yang melaporkannya. Tommy yang juga ditangkap keluar dari mobil dan membisikkan sesuatu pada polisi.

Dokter Kang mengatakan bahwa fatima tidak mencurinya, obat itu diberikan olehnya. Polisi tetap menangkapnya karena tetap bersalah atas penjual pasar gelap. Polisi itu juga bertanya bukannya kau dokter luar yang ada di TKP?



Ye Hwa dibantu dengan Gi Beom sedang membuat obat herbal untuk Letnan Yoon Myung Ju.
“Aku tak mengerti, jaman sudah modern tapi obatnya belum ditemukan.” Kata Gi Beom.
“Karena obat itu tidak menjual, dan jika tidak menjual, maka tak ada uang. Obat tak bisa dibuat tanpa uang.” Kata Ye Hwa.
“Jadi, maksudmu, obat tak dibuat hanya karena tak ada obat?”
“Itulah gunanya orang seperti kami, melawan perintahdan pergi ke tempat yang tak diperintahkan. Dengan tujuan mengubah dunia.”
“Kuharap, Bu Dokter Tentara itu bisa baikan setelah meminum obat sihir ini.”
“Ini adalah obat demam herbal. Kita masak dengan baik dulu. Agar "sihir"ku bisa berguna.”



Suster Min Ji dan Suster Ja Ae sedang berjalan bersama. Lalu mereka mendapat panggilan bahwa obatnya sudah sampai dan tim medis untuk segera pergi mengambil obatnya.
Dokter Song dengan dibantu suster Ja Ae sedang mengobati Letnan Yoon. Suster Min Ji juga mengobati manager Jin. Kapten Yoo dan Sersan Seo sampai di barak. Sersan Seo langsung berlari. Ia menemani Letnan Yoon yang sedang diobati dan menggenggam tangannya.
Suhu tubuhnya sudah menurun. Letnan Yoon digendong oleh Sersan Seo untuk dipindahkan ke tempat tidurnya.


Kapten Yoo keluar dari medicube, di luar ada suster Min Ji lalu ia menanyakan keberadaan dokter Kang padanya. Suster Min Ji memberitahukan bahwa tadi malam dokter Kang dan fatima bersama polisi pergi ke kantor polisi. Kapten Yoo bertanya “kau yakin, mereka adlah polisi Urk?





Kapten Yoo segera pergi, ditengah jalan ia melihat fatima yang mulutnya di bungkam dan tangannya yang diborgol. Kapten Yoo segera menghentikan mobilnya, ia turun dari mobil dan menghampiri fatima. Tiba-tiba tedengar suara tembakan. Kaki fatima tertembak, kapten Yoo langsung menangkap fatima yang akan jatuh. Dua orang dengan membawa senjata keluar. Kapten Yoo juga mengeluarkankan pistolnya. Dokter Kang juga keluar dengan mulutnya yang dibungkan dan ia ditodongkan pistol di kepalanya.

Melihat dokter Kang yang ditahan lalu kapten Yoo mengangkat tangannya dan meletakkan pistolnya. Dua mobil datang dan Argus keluar dari mobil. Argus menggunakan syalnya untuk menutupi luka fatima. Kapten Yoo menyuruh Argus untuk menyingkirkan tangannya. Argus juga mengancam membunuh dokter Kang. Kapten Yoo lalu menanyakan apa yang Argus inginkan?
Argus menyuruh bawahannya untuk memasukkan dokter Kang ke mobil. Argus mengatakan “Senjata akan dikirimkan ke Urk Utara pada tengah malam. Negaraku akan mencoba untuk membununuh saat kiriman itu datang. Aku ingin hidup dan aku ingin uang. Jadi, berikan aku jalan keluar dari negara ini setelah pengiriman itu. Hanya itu yang kuinginkan. Melarikan diri. Ayolah. Selamatkan aku seperti yang dulu, Kapten. Malam ini, pukul 02:00. Jangan terlalu cepat dan juga lambat. Aku tak ingin menjualnya sebagai balasan dendam pribadi.”
Lalu kapten Yoo menjawabnya dengan menggunakan bahasa korea “Aku akan membunuhmu. Aku bersumpah demi kehormatanku, aku akan membunuhmu dengan tanganku sendiri.”
“Aku akan belajar bahasa Korea hanya karena kau.” Kata Argus, lalu ia mengajak semua bawahannya untuk pergi.



Argus pergi dengan membawa dokter Kang. Dokter Kang menangis.
“Aku punya kenangan yang menyenangkan di Urk. Dan kau adalah orang yang sempurna untuk menghabiskan malam terakhirku.” Kata Argus.
Walkie talkie dokter Kang berbunyi, panggilan itu dari Big boss(kapten Yoo) ia mengatakan bahwa “Big Boss memanggil. Dr. Kang, dengarkan baik-baik apa yang aku katakan. Aku pasti akan menemukanmu dan pasti akan menyelamatkanmu. Kau tahu aku adalah petugas yang telaten, 'kan? Jadi, jangan takut dan jangan menangis. Tunggu aku. Aku akan menyelamatkanmu.”
Walkie talkie di kantong dokter Kang itu lalu diambil oleh Argus dan Argus mengatakan “Aku juga sangat menunggumu, Big Boss.” Ia lalu membuang walkie talkie itu keluar.



Kapten Yoo menyampaikan laporan pada letnan kolonel, ia juga akan menyelamatkan sandera. Letnan kolonel marah dan tidak mengijinkannya karena yang akan menyelamatkannya adalah CIA dan jika korea yang akan melakukannya akan mengganggu rencana CIA. Letnan kolonel mengangkat telepon dari pejabat korea yang bertanya apa ada penculikan. Letnan kolonel menyuruh kapten Yoo untuk tetap diam. Letnan kolonel mengatakan bahwa itu bukan penculikan tapi kapten Yoo lalu membenarkan bahwa itu penculikan. Letnan kolonel kesal dengan kapten Yoo. Kapten Yoo melawan dan tetap akan melakukan gerakan penyelamatan.
“Jika negara tak peduli dengan 1 nyawa, bukannya negara itulah yang bermasalah? Aku tak tahu negara anda, tapi aku akan membela negaraku, Pak.” Kata Kapten Yoo lalu ia pergi keluar. Letnan kolonel menyuruh bawahannya untuk menghentikan kapten Yoo.

Kapten Yoo akan keluar dengan mobilnya tapi gerbang ditutup. Ia menyuruh mereka agar membuka gerbangnya jika tidak ia akan menabrak gerbang itu. Lalu seorang tentara membawakan telepon dari panglima yang akan berbicara pada kapten Yoo.
“Aku akan memberimu waktu 3 jam... Dalam 3 jam, kehadiranmu akan menghilang. Dan juga bukan bagian dari Tim Alpha. Dan juga bukan Kapten Mohuru. Bukan lagi Kapten Tentara Republik Korea. Apa kau tak setuju?”
“Tidak, Pak” jawab kapten Yoo.



Kapten Yoo sudah di barak, ia menanyakan keadaan letnan Yoon pada Sersan Seo. Sersan Seo memberitahu bahwa suhu tubuhnya sudah turun tapi ia belum sadar.
“Aku mau keluar sebentar. Aku tak bisa menemuimu sebelum aku pergi, jadi, maaf.” Kata kapten Yoo.
Letnan Yoon lalu sadar, Sersan Seo lalu bicara pada kapten Yoo bahwa ia akan menghubunginya lagi nanti. Sersan Seo lalu memanggil dokter.
Kapten Yoo sudah melepaskan seragamnya ia mengenakan baju serba hitam dan topi. Kapten Yoo membeli senjata pada wanita pemilik bar.



Dokter Kang disekap oleh Argus.
“Kerja yang bagus, Dokter. Jika kau butuh sesuatu, katakan padaku.”
“Aku tak tahu kenapa kau membawaku ke sini, tapi jika kau meminta tubuhku, lupakan saja. Aku adalah wanita penuh dengan utang.”
Argus lalu mengambil pistolnya dan memukul dokter Kang dan menyuruhnya untuk berbicara menggunakan bahasa inggris.
“Kau tak boleh anggap aku pria baik. Terutama, jika aku memegang pistol. Sudah berapa kali kukatakan? Kau mungkin akan tertembak... jika kau berada di dekat pria bersenjata.” Kata Argus dan menodongkan senjatanya pada dokter Kang.
“Big Boss, dia cerdas, lucu dan misterius. Tapi... dia memiliki banyak rahasia. Dia akan menghilang dan sulit untuk dihubungi... Dan suatu hari... Dia tak akan pernah kembali. Kau harus putus dengannya sekarang. Ini adalah saran. Bukan peringatan.” Kata Argus.
“Jika kau mau mengatakan itu, kau harus menyediakan banyak uang dan segelas air. Kenapa kau memintaku putus tanpa memberiku apa-apa? Kau penasaran dengan apa yang aku katakan, 'kan? Kau tak berhak mengetahuinya, dasar sampah!” kata dokter Kang.
“Kau keras kepala juga.”



Sersan Seo mencoba menghubungi kapten Yoo tapi tidak ada jawaban. Sersan Choi masuk ke ruangan.
“Kapan kapten Yoo pergi?” tanya sersan Seo.
“Dia melewati gerbang utama pukul 17:30.” Kata sersan Choi.
“Bagaimana dengan Dr. Kang?”
“Dia pergi ke kantor polisi semalam dan sampai sekarang belum kembali. Apa terjadi sesuatu, Pak?”
“Sesuatu yang buruk telah terjadi.”
Mereka  melihat seragam kapten Yoo dan kalung tanda pengenalnya di atas tempat tidurnya.



Kapten Yoo menghubungi ketua tim keamanan Mubarat, ia ingin menggunkan kartu terahirnya. Ia meminta helikopter dan kencan sekali lagi.

Bersambung . . .

No comments:

Post a Comment