Seo Dae Young tanpa berpikir akan tertular oleh virus M3 ia
langsung masuk ke ruang karantina Myung Ju dan dokter Kang. Dae Young masuk dan
langsung memeluk Myung Ju. Ia menangis, Myung Ju mengerti bahwa ia yang
tertular virus tersebut. Myung Ju menyuruh Yoo Si Jin agar membawa Seo Dae
Young keluar. Seo Dae Young ingin menemani Myung Ju, tapi karena Myung telah di
diagnosis dan hasilnya perintah sehingga ia memerintahkan Dae Young untuk
keluar. Dae Young menurut karena itu meruapakan perintah Letnan.
Myung Ju berbaring di ruangan yang sama dengan Manager Jin.
Seo Dae Young sedang diambil sampel darahnya oleh dokter
Kang, ia juga menanyakan apa yang akan terjadi pada Myung Ju.
“Apa yang akan terjadi pada Myung Ju? Kudengar, tingkat
kematiannya lebih dari 50%. Kudengar, ini sama saja dengan Ebola. Iyakan?”
tanya Seo Dae Young pada dokter Kang.
“Ya, benar.”
“Apa dia akan mati... atau hidup?”
“Tak ada kepastian 100% dalam kedokteran. Tapi, dalam kasus
pasien muda dan sehat seperti Letnan Yoon, persentase kematiannya akan menurun.
Karena sistem kekebalan tubuhnya bagus.”
“Terima kasih.”
Dokter Kang sudah keluar, ia lalu bicara dengan Kapten Yoo.
“Sitokin badai? [Suatu reaksi imun, yang potensial berakibat
fatal] Bukannya dia masih muda dan sehat, dan sistem kekebalan tubuhnya bagus?”
tanya Kapten Yoo .
“Itulah masalahnya. Sistem kekebalan tubuh bagus lah yang
membawa masalah.” Kata Dokter Kang.
“Lalu, apa yang bisa kita lakukan? Apa tak ada cara lain?”
“Aku akan berusaha untuk melakukan yang terbaik. Aku akan
berusaha untuk tidak kalah. Karena bertarung dengan virus merupakan peperangan
bagi dokter.”
“Dia akan semakin yakin karena temannya lah yang
mengobatinya.”
Dokter Kang sedang memberikan intruksi pada timnya mengenai
pencegahan penularan virus M3 begitu juga dengan Kapten Yoo uang memberikan
intruksi pada timnya. Di akhir kata mereka mengucapkan hal yang sama “Tanpa
rasa bimbang, kita harus melakukan tugas sebaik mungkin.”
Karena dokter Song juga sakit, ia juga di karantina. Suster
Ja Ae membawakan notebook milik dokter Song. Ia juga mengambil sampel darah
milik dokter Song.
“Kau selalu saja pintar dalam tes darah, sekali suntik saja.” Kata dokter
Song.
“Aku tak langsung sepintar ini, kok. Aku bisa setelah aku membuat
lengan teman kedokteranku serasa mau patah saat jadi magang dulu.”
“Sepertinya kau masih ingat.”
“Aku selalu mengingatmu saat mengambil tes darah.”
Dokter Song menanyakan pada suster Ja Ae kenapa sikapnya
lembt sekali, apa ia berpkir dokter Song akan mati? Suster Ja Ae langsung
memukul punggung dokter Song ia mengatakan bahwa ia menganggap dokter Song
hanya demam saja. Suster Ja Ae akan pergi dan memberitahu pada dokter Song agar
memanggilnya jika dokter Song merasakan sakit. Dokter Song lalu bertanya
bagaimana jika ia merindukan suster Ja Ae? Suster Ja Ae menjawab “aku akan
tetap datang”. Lalu suster Ja Ae pergi meninggalkan ruangan dokter Song.
Karena sersan Seo memeluk Myung Ju, ia juga di karantina di
gudang sampai hasil sampel darahnya keluar. Kapten Yoo datang tapi ia hanya di
luar. Ia merasa bosan, begitu juga dengan sersan Seo.
“Jika kau memang menyesal, keluarlah hidup-hidup. Tak apa
jika kau melakukan kesalahan. Kau hanya perlu tetap sehat saja.” Kata kapten
Yoo.
“Bagaimana dengan Myung Ju? Dia baik-baik saja?”
“Dia masih belum jadi pasien, dan dia itu adalah dokter. Dia
sibuk mengobati Manager Jin dan juga dirinya sendiri. Dan kau sendiri, Sersan
Seo?”
“Tolong katakan padanya bahwa aku baik-baik saja dan tak
perlu khawatir.”
Kapten Yoo lalu memberikan walkie talkie pada sersan Seo dan
memberitahukan bahwa Myung Ju berada pada saluran 3. Kapten Yoo melakukannya
karena membayar utang atas sersan Seo yang dulu mengijinkan dokter Kang untuk
menjengukknya waktu ia di kurung dalam gudang. Kapten Yoo lalu pergi.
Sersan seo mengatur walkie talkienya di saluran 3, lalu ada
Yoon Myung Ju yang memanggilnya.
“Ini adalah Yoon Myung Ju. Sersan Seo Dae Young, jika kau
dengar, jawab aku.”
Lalu Sersan Seo menjawabnya ”roger”.
Myung Ju senang karena sersan Seo menjawabnya. Sersan Seo
bertanya pada Myung Ju bagaimana keadaannya. Myung Ju hanya menjawab “aku
merindukanmu”, Sersan Seo bertanya kembali “kau sudah makan?” Myung Ju menjawab
“aku merindukanmu”. Lalu giliran Myung Ju yang bertanya bagaimana keadaan
sersan Seo. Sersan Seo diam saja lalu Myung Ju berkata “Bodoh, kau harusnya
menjawabku.” Sersan Seo lalu menjawab “aku merindukanmu”. Myung Ju bertanya
kemabali “kau sudah makan?” sersan Seo menjawab “aku merindukanmu”. Mereka sama-sama
meneteskan air mata.
“Apa kau masih ingat? Saat kita bertemu untuk kedua kalinya,
dress putih yang kupakai. Kau mengataikau, bahwa pakaianku itu seperti Hantu
Perawan. Saat aku mengingatnya sekarang, apakah baju itu adalah pertanda? Jika
aku mati sekarang, aku akan menjadi "Hantu Perawan". Tidak adil
sekali.”
“Kau seperti malaikat. Yoon Myung Ju adalah seorang malaikat
saat dia masuk dalam hidupku. Kau harus tahu itu.”
“Kau jadi romantis begini saat aku sedang sakit.”
Myung Ju lalu bicara pada dirinya sendiri bahwa “Tapi, Hantu
Perawan maupun Malaikat, dua-duanya sudah meninggal.”
Medicube masih di karantina sampai hasil tes darahnya
keluar. Dokter Kang sedang menelepon Daniel ia menanyakan kapan vaksin yang ia
minta datang. Daniel memberitahukan bahwa paling lambat besok malam akan
sampai.
Orang-orang yang berhubungan dengan manager sedang dicari
dan diambil sampel darahnya.
Kapten Yoo memberikan laporannya pada Letnan kolonel Park
Byung Soo, Letnan kolonel itu menggunkan masker begitu juga dengan bawahannya.
Letnan kolonel menyuruh kapten Yoo agar menjauh dan meletakkan laporannya di
meja saja. Letnan kolonel menyuruh kapten Yoo agar mentransfer Letnan Yoon
Myung Ju ke RS. Militer Amerika. Kapten Yoo tidak mau karena yang menangai itu
adalah medicube dan jika ia mentransfernya juga akan menyebarkan virus ke
tempat lain. Letnan kolonel mengerti karena kapten Yoo juga membicarakan aturan
juga yang tak mungkin letnan kolonel untuk melanggarnya.
Berita adanya virus M3 di Mohuru samapi ke RS.Haesung, Ji
Soo, Hee Eun, dan dokter lainnya melihat berita tersebut. Mereka terlihat
sangat khawatir dan langsung menelepon ke orang-orang yang ada di Mohuru. Tapi,
mereka semua tak mengangkatnya. Karena Hee Eun tau jika menelepon Chi Hun tak
diangkatnya maka ia menelepon ibu mertuanya memberitahu mengenai berita
tersebut.
Ketua Han juga sedang kesal dengan para tim medis yang tidak
ikut pulang korea. Ibu Chi Hun datang dan marah padanya karena Chi Hun tidak
ikut pulang. Ketua Han menyuruh agar Hee Eun tidak diam saja dan menghentikan ibu mertuanya. Tapi ibu Chi
Hun semakin marah dan ia juga meminta agar ketua Han segera membayar uang sewa
gedung.
Doker Song meminta bantuan pada dokter Pyo agar memfotokan
beberapa jurnal kedokteran yang tidak ada di internet. Dokter Pyo memfotokan
beberapa jurnal dan mengirimkannya pada dokter Song. Walaupun dokter Song
sedang sakit tapi ia tetap berusaha menemukan pengobatan utuk virus M3 dengan menganalisisnya
dari beberapa jurnal dari tahun ke tahun. Ia juga memeriksa kondisinya sendiri.
Ia menempelkan kertas-kertas analisisnya di tempat karantinanya.
Gi Beom dan Min Jae datang mengenakan masker, mereka
membereskan makanannya, mereka juga salut pada dokter Song yang tetap berpikir
untuk menemukan cara pengobatannya walau ia sedang sakit.
Gi Beom dan Min Jae masuk ke ruangan Myung Ju dan Manager
Jin, mereka membereskan makanan Myung Ju. Min Jae melihat ke arah Manager Jin. Min
Jae bertanya pada Myung Ju apakah manager Jin bisa selamat. Myung Ju
menjelaskan bahwa tingkat kesadarannya sudah kembali tapi pernapasannya masih
belum stabil. Gi Beom memberitahu pada Min Jae bahwa di perutnya ada berlian. Min
Jae bertanya pada Myung Ju kira-kira berapa harga berlian itu. Myung Ju mengira
harga berlian itu seharga 20 milyar.
Dokter Kang sedang duduk di luar, Kapten Yoo datang dan
menghampirinya.
“Lama tak bertemu, ya?” kata kapten Yoo.
“Aku menunggumu kembali dari markas. Kapan hasil tes
darahnya keluar?” kata dokter Kang.
“Mereka bilang besok sore. Mereka akan mengirimnya via fax
besok.”
“Syukurlah, prosesnya lebih cepat dari yang kupikirkan.”
Kapten Yoo lalu menanyakan tipe darah dokter Kang. Dokter
Kang bertanya tipe idealku? Mereka saling bercanda, dokter Kang
mengedipkan-ngedipkan matanya, mereka tertawa bersama.
Saat dokter Kang mau masuk ke dalam, Kapten Yoo masih
menanyakan apa tipe darah dokter Kang, dokter Kang menjawab bahwa tipe darahnya
“Jong Sin Hyeong (Hukuman penjara seumur hidup)?” lalu kapten Yoo menyuruhnya
untuk segera masuk. Dokter Kang mengatakan bahwa masih ada satu lagi tapi
kapten Yoo tidak mau dan menyuruhnya segera masuk dan melakukan yang terbaik.
Dokter Kang memeriksa anak-anak, ia memberitahukan keadaan
anak tersebut. Fatima menjelaskannya pada anak itu. Tiba-tiba listrik mati, dokter
Kang teringat akan mesin pernapasan milik manager Jin, ia terlihat khawatir dan
segera pergi.
Karena mesin pernapasannya mati manager Jin mengalami
kejang-kejang, Min Jae dan Gi Beom yang juga berada di dalam ketakutan. Dokter
Lee Chi Hun masuk dan menjaga manager Jin. Myung Ju datang, Chi Hun memintanya
untuk memberikan obat penenang. Sersan Choi yang sedang memperbaiki generator
listrik di luar melihat keadaan di dalam ruang karantina, ia akan masuk tapi
tidak diijinkan oleh Dokter Lee karena kemungkinan dapat tertular, dokter Lee
memintanya agar cepat memperbaiki listriknya.
Myung Ju membawa suntikan obat penenang. Saat akan
menyuntikkannya tiba-tiba tangan dokter Lee digigit oleh manager Jin, dokter
Lee berteriak kesakitan tapi ia tetap menahan manager Jin yang kejang-kejang.
Myung Ju lalu menyuntikkan obat penenang itu. Dokter Lee meminta stetoskop pada
Myung Ju dan memeriksa keadaan Manager Jin. Myung Ju bertanya pada dokter Lee
apa ia baik-baik saja? Dokter Lee tak mempedulikannya, ia memeriksa bahwa detak
jantung manager Jin lemah, ia lalu memompa dada manager Jin dan Myung Ju
mengenakan alat pernapasan untuk manager Jin.
Myung Ju khawatir karena dokter Lee sudah digidit dan bukan
waktunya untuk melakukan itu. Tapi, Chi Hun tetap memompanya. Dokter Kang
datang, ia bertanya pada dokter Lee apakah ia baik-baik saja? Dokter Lee
menyuruh mereka untuk diam. Dokter Kang menggantikan Myung Ju. Myung Ju
memberitahu dokter Kang bahwa lengan Dokter Lee Chi Hun terluka. Dokter Kang
khawatir tapi dokter Lee mengatakan untuk nanti saja.
Listriknya akhirnya menyala. Dokter Kang mengobati luka
dokter Lee. Doker Kang mengatakan bahwa dokter Lee sudah menjadi dokter
sesungguhnya. Karena kemungkinan dokter Lee tertular sehingga ia mengambil
sampel darah dokter Lee untuk diperiksa. Gi Beom dan Min Jae selesai
membersihkan ruangan. Min Jae bertanya apa orang itu (dokter Lee) akan
terkontaminasi virus tersebut? Dokter Kang menjawab “kita harus berdoa
jawabannya tidak, tapi ia harus tetap di karantina”. Gi Beom mengatakan bahwa
dokter Lee Chi Hun tadi sangat keren. Min Jae berkata “Tadi... kau terlihat
seperti dokter yang sesungguhnya.” Gi Beom dan Min Jae lalu keluar.
Mendengar kata Min Jae lalu dokter Lee Chi Hun menangis. Dokter
Kang bertanya kenapa ia menangis? Apa suntikannya sakit? Lee Chi Hun sambil
menangis mengatakan “Tidak. Aku baik-baik saja. Karena aku bisa hidup dengan
tenang sekarang. Karena sekarang aku bisa kembali ke Korea.”
Dokter Kang dan Myung Ju tidak mengerti apa yang Lee Chi Hun
katakan.
Lee Chi Hun akhirnya menghubungi Hee Eun. Hee Eun senang Chi
Hun menelepon tapi ia tidak senang mengetahui kabarnya yang sedang di
karantina. Lee Chi Hun terlihat senang dan seperti dulu kembali.
Dokter Kang membantu anak-anak masuk ke mobil. Ia dibantu
oleh Ye Hwa, mereka semua akan diantar oleh Daniel. Daniel memberitahu bahwa
vaksinnya sudah datang dan kemungkinan akan sampai 3 jam lagi. Dokter Kang
meminta agar Daniel menjaga anak-anak.
Suster Min Ji datang dan memberikan hasil tes darahnya pada
dokter Kang, ia memberitahu bahwa hasilnya negatif. Mereka terlihat senang.
Dokter Kang bertanya apa kapten Yoo sudah tau? Suster Min Ji memberitahu bahwa
kapten Yoo yang memberikan fax itu padanya dan sersan Seo sedang menuju ke
tempat karantina.
Sersan Seo dan Kapten Yoo menuju ke tempat karantina. Sersan
Seo melihat Myung Ju sedang tidur dari pintu.
“Dia sudah melakukan tugasnya sebagai tentara dan hampir tak
makan. Dia baru saja tertidur tadi.” Kata Kapten Yoo.
“Aku tahu itu.”
“Dalam kasus yang jarang terjadi ini, gejala memang biasa
tak terlihat pada pasien yang terinfeksi.”
“Dan karena dia adalah wanita yang langka. Aku harap dia
baik-baik saja.”
“Tapi, apa kau sudah dengar itu?”
“Dengar apanya?”
“Karena respon yang cepatku ini, tak ada korban yang
terjangkit di kota. Setelah vaksinasi selesai, level pencegahan juga akan
diturukan dari "Peringatan" menjadi "Perhatian". Dan karena
itu, PBB... ingin berterima kasih pada Komandan Mohuru, dan itu adalah aku. Ah,
mereka tak perlu sungkan, dan mengucapkan terima kasih begitu.” Kapten Yoo
bercerita pada sersan Seo tapi sersan Seo tak mendengarkannya ia terus saja
melihat ke arah Myung Ju.
Kapten Yoo akan menceritakannya kembali tapi tiba-tiba ada
panggilan yang memanggil big boss agar segera ke kantin karena terjadi sesuatu.
Mereka berdua lalu berlari ke kantin. Myung Ju bangun dan melihat ke arah pintu
sudah tidak ada siapa-siapa. Ia mengambil ponselnya tapi pandangannya menjadi
kabur.
Kapten Yoo dan Sersan Seo berlari masuk ke kantin. Di dalam
ada warga yang sedang menjalani pemeriksaan dan ada Argus beserta bawahannya. Dokter
Kang di dalam dan melindungi fatima. Kapten Yoo menghampiri Argus. Argus
menyapanya. Dokter Kang bertanya apa Argus ke sini untuk memeriksa virus M3? Argus
memberitahukan bahwa ia sudah diperiksa oleh tentara AS dan hasilnya negatif. Argus
datang ke situ untuk menemui temannya manager Jin dan ingin mengambil
berliannya. Kapten Yoo menyuruh agar Argus pergi dari hadapannya dalam hitungan
10. Kapten Yoo mulai menghitung lalu Argus mengeluarkan sesuatu dari
kantongnya. Para tentara langsung menodongkan pistolnya pada Argus.
Argus hanya mengeluarkan dua buah obat. Dokter Kang
mengatakan itu adalah imunoglobulin. Argus memberikannya untuk dokter Kang. Argus
meminta untuk mengembalikan fatima padanya, karena situasi di kantin sedang
sibuk untuk pemeriksaan jadi Argus pun keluar dan pergi.
Sersan Seo mengatakan pada kapten Yoo bahwa sepertinya Argus
sudah mengetahui rencana militer AS. Kapten Yoo menyuruh agar memperkuat
kewaspadaan di barak. Mereka lalu pergi. Suster Ja Ae mendekat ke dokter Kang
dan bertanya apa orang yang tadi datang itu yang mencoba melukai fatima? Dokter
Kang membenarkan. Dokter Kang memberitahukan pada suster Ja Ae bahwa hasil tes
darah sudah keluar. Suster Ja Ae bertanya bagaimana hasil tes darah dokter
Song?
Suster Ja Ae masuk ke ruangan dokter Song, ia memberitahukan
bahwa hasil tes darahnya sudah keluar. Dokter Song sudah mengira ia hanya demam
biasa ia langsung mengajak suster Ja Ae untuk keluar. Dokter Song mendiagnosis
penyakitnya sendiri bahwa ia hanya demam biasa. Suster Ja Ae membuka maskernya
dan membenarkan, suster Ja Ae sangat khawatir ia lalu memeluk dokter Song.
Suster Ja Ae melepaskan pelukannya lalu dokter Song meraih
tangannya dan memeluknya. Suster Ja Ae meminta untuk melepaskan pelukannya,
dokter Song bilang ia ingin sakit sakit sakit. Suster Ja Ae melepaskan
pelukannya dan akan memukul dokter Song yang bersikap kekanak-kanakan tapi di
tahan oleh dokter Song. Dokter Song memberikan kertas dan menyuruh suster Ja Ae
untuk membacanya. Kertas itu bertuliskan “Cefotaxime”. Dokter Song bertanya
mengenai keberadaan dokter Kang.
Dokter Song menjelaskan mengenai hasil analisisnya pada
dokter Kang mengenai pengobatan yang ia temukan. Dari yang sudah ada tingkat
keberhasilan pengobatannya cukup tinggi. Dokter Kang kagum pada dokter Song dan
mengajak untuk mencoba pengobatannya bersama-sama. Tapi, obat yang mereka bawa
tidak ada. Dokter Song menyuruh suster Ja Ae untuk menghubungi Daniel. Suster Ja
Ae sudah menghubunginya dulu dan memberitahukan bahwa Daniel akan membawanya
dalam pesanan berikutnya. Suster Ja Ae lalu pergi.
Dokter Kang bertanya pada dokter Song apa ia bertengkar lagi
dengan suster Ja Ae? Dokter Song menjawab bahwa “ini adalah kasus yang disebut
dorong dan tarik”.
Myung Ju menelepon ayahnya memberitahukan bahwa ia sakit.
“Hormat. Ayah. Aku sakit. Kau belum menerima laporannya?”
kata Myung Ju.
“Sudah.” Jawab Komandan Yoon.
“Tapi, ayah bahkan tak meneleponku.”
“Mereka bilang, kemungkinan selamat adalah 50%, dan tak ada
yang bisa kulakukan sebagai seoarang ayah... Tak ada perintah yang bisa aku
keluarkan sebagai Komandan. Tak ada yang bisa kulakukan. Karena itulah aku
menunggu telepon anakku, tanpa bisa melakukan apapun.” Kata Komandan Yoon.
“Aku tak akan kalah. Aku akan bisa melewati ini. Jangan
khawatir, ayah.”
“Ya. Harus. Aku berharap kau bisa menang demi aku.”
“Tapi, tolong dengarkan 2 permintaanku.” Myung Ju meminta 2
permintaan pada ayahnya. Permintaan pertamanya adalah “Yang pertama adalah, tolong
maafkan aku, ayah. Sebelum aku datang ke sini, Letnan Yoon, dan juga sebagai,
anak ayah, Yoon Myung Ju... bahwa ayah akan kehilangan keduanya. Aku salah,
ayah.” Myung Ju mengatakannya dengan menangis.
Dan permintaan yang kedua yaitu “Saat kondisiku kembali
normal, jika aku bisa selamat, Jangan lepas seragam militer Sersan Seo. Tolong
jangan lakukan itu, ayah. Aku mendengar semuanya saat itu.” Myung Ju sebenarnya
mendengar semua apa yang ayahnya bicarakan dengan sersan Seo. Saat Sersan Seo
mengatakannya, Myung Ju bilang akan menelepon ayahnya tapi ia malah menangis di
samping medicube.
“Tapi, aku sangat bahagia bisa bersamanya. Jadi, aku
berpura-pura tidak mengetahuinya. Maafkan aku, ayah. Kau khawatir padaku, tapi,
aku malah hanya khawatir padanya.”
“Ini baru anakku. Seorang anak memang selalu membuat ayahnya
khawatir.”
“Aku akan meneleponmu lagi nanti, ayah. Sudah waktunya untuk
minum obat.”
Myung Ju menutup teleponnya, saat ia akan menaruh teleponnya
lalu terjatuh. Myung Ju pingsan. Dokter Kang yang sudah ada di situ langsung
mendekatinya dan memeriksanya.
Daniel sedang dalam perjalanan membawa obat ke medicube. Dia
berhenti karena ada sekelompok yang membawa senjata dan menodongkan ke arahnya.
Kapten Yoo dan Sersan Seo masuk ke ruangan Myung Ju. Myung
Ju masih pingsan suhu tubuhnya sampai 41 derajad, ia diberikan suntikan penurun
suhu tubuh tapi tidak bisa. Myung Ju lalu ditempatkan di bak mandi yang berisi
es batu untuk menurunkan suhu tubuhnya agar ia dapat bertahan.
Dokter Kang berbicara dengan Sersan Seo dan Kapten Yoo bahwa
sekarang ini mereka hanya bisa mengobati gejalanya saja dan berharap pengobatan
yang dokter Song temukan dapat berhasil. Sersan So bertanya apa obatnya belum
datang? Dokter Kang memberitahukan bahwa seharusnya vaksinnya sudah datang. Ia
lalu menerima telepon dari Daniel. Daniel memberitahu bahwa truk yang membawa
vaksinnya telah di curi dan di dalamnya juga terdapat obat Myung Ju.
Dokter Kang sangat khawatir karena ia membutuhkan waktu 1
jam lagi untuk pengobatan Myung Ju. Kapten Yoo menerima telepon dari Argus. Kapten
Yoo menyuruh Argus untuk segera mengembalikan obatnya. Argus membuat
kesepakatan untuk menukar obat itu dengan berlian milik Argus.
Kapten Yoo dan Sersan Seo segera pergi untuk mengambil obat
Myung Ju. Mereka di bantu para tentara yang bersembunyi di posisi mereka
masing-masing. Pencuri itu membuka topengnya dan ia ternyata bawahan Argus.
Kapten Yoo menanyakan keberadaan Argus. Bawahannya memberitahukan bahwa Argus
sedang sibuk. Bawahannya menunjukkan kunci truknya, ia menanyakan berliannya
pada Kapten Yoo. Kapten Yoo memperlihatkannya dan memberikannya. Bawahannya
memberikan truk itu pada Kapten Yoo.
Daniel memriksa isi truknya yang berisi vaksin dan obat
Myung Ju. Daniel membawa truknya pergi ke medicube. Bawahan Argus itu
berterimakasih untuk berliannya dan pergi. Sersan Seo menyuruhnya berhenti, ia
menghampirinya dan langsung memukulnya. Rekan yang lain menodongkan pistol lalu
para tentara keluar dan menodongkan senjatanya juga pada para pencuri itu. Sersan
Seo memukul dan menendang bawahan Argus itu ia sangat kesal dengannya.
Dokter Kang menemani Myung Ju yang masih direndam dengan es
batu. Myung Ju sudah sadar.
“Jika sakit, berteriaklah. Tidak apa-apa.” Kata Dokter Kang
“Aku baik-baik saja. Aku bisa menahannya.” Kata Myung Ju
yang terlihat semakin pucat.
“Bertahanlah. Obatnya akan segera datang.”
Dokter lain datang
memberitahukan bahwa obatnya sudah datang. Dokter Kang meminta dokter
itu untuk menjaga Myung Ju ia akan mengambil obatnya.
Dokter Kang berlari keluar lalu ia
berhenti karena melihat fatima yang dibawa oleh polisi Urk. Dokter Kang
menghampiri polisi itu dan menanyakan apa yang mereka lakukan? Polisi itu
menunjukkan surat penangkapan pada fatima yang mencuri obat dan menjualnya ke
pasar gelap dan Tommy yang melaporkannya. Tommy yang juga ditangkap keluar dari
mobil dan membisikkan sesuatu pada polisi.
Dokter Kang mengatakan bahwa fatima
tidak mencurinya, obat itu diberikan olehnya. Polisi tetap menangkapnya karena
tetap bersalah atas penjual pasar gelap. Polisi itu juga bertanya bukannya kau
dokter luar yang ada di TKP?
Ye Hwa dibantu dengan Gi Beom
sedang membuat obat herbal untuk Letnan Yoon Myung Ju.
“Aku tak mengerti, jaman sudah
modern tapi obatnya belum ditemukan.” Kata Gi Beom.
“Karena obat itu tidak menjual, dan
jika tidak menjual, maka tak ada uang. Obat tak bisa dibuat tanpa uang.” Kata
Ye Hwa.
“Jadi, maksudmu, obat tak dibuat hanya
karena tak ada obat?”
“Itulah gunanya orang seperti kami,
melawan perintahdan pergi ke tempat yang tak diperintahkan. Dengan tujuan
mengubah dunia.”
“Kuharap, Bu Dokter Tentara itu
bisa baikan setelah meminum obat sihir ini.”
“Ini adalah obat demam herbal. Kita
masak dengan baik dulu. Agar "sihir"ku bisa berguna.”
Suster Min Ji dan Suster Ja Ae
sedang berjalan bersama. Lalu mereka mendapat panggilan bahwa obatnya sudah
sampai dan tim medis untuk segera pergi mengambil obatnya.
Dokter Song dengan dibantu suster
Ja Ae sedang mengobati Letnan Yoon. Suster Min Ji juga mengobati manager Jin. Kapten
Yoo dan Sersan Seo sampai di barak. Sersan Seo langsung berlari. Ia menemani Letnan
Yoon yang sedang diobati dan menggenggam tangannya.
Suhu tubuhnya sudah menurun. Letnan
Yoon digendong oleh Sersan Seo untuk dipindahkan ke tempat tidurnya.
Kapten Yoo keluar dari medicube, di
luar ada suster Min Ji lalu ia menanyakan keberadaan dokter Kang padanya. Suster
Min Ji memberitahukan bahwa tadi malam dokter Kang dan fatima bersama polisi
pergi ke kantor polisi. Kapten Yoo bertanya “kau yakin, mereka adlah polisi
Urk?
Kapten Yoo segera pergi, ditengah
jalan ia melihat fatima yang mulutnya di bungkam dan tangannya yang diborgol. Kapten
Yoo segera menghentikan mobilnya, ia turun dari mobil dan menghampiri fatima.
Tiba-tiba tedengar suara tembakan. Kaki fatima tertembak, kapten Yoo langsung
menangkap fatima yang akan jatuh. Dua orang dengan membawa senjata keluar.
Kapten Yoo juga mengeluarkankan pistolnya. Dokter Kang juga keluar dengan
mulutnya yang dibungkan dan ia ditodongkan pistol di kepalanya.
Melihat dokter Kang yang ditahan
lalu kapten Yoo mengangkat tangannya dan meletakkan pistolnya. Dua mobil datang
dan Argus keluar dari mobil. Argus menggunakan syalnya untuk menutupi luka
fatima. Kapten Yoo menyuruh Argus untuk menyingkirkan tangannya. Argus juga
mengancam membunuh dokter Kang. Kapten Yoo lalu menanyakan apa yang Argus
inginkan?
Argus menyuruh bawahannya untuk
memasukkan dokter Kang ke mobil. Argus mengatakan “Senjata akan dikirimkan ke Urk
Utara pada tengah malam. Negaraku akan mencoba untuk membununuh saat kiriman
itu datang. Aku ingin hidup dan aku ingin uang. Jadi, berikan aku jalan keluar dari
negara ini setelah pengiriman itu. Hanya itu yang kuinginkan. Melarikan diri.
Ayolah. Selamatkan aku seperti yang dulu, Kapten. Malam ini, pukul 02:00. Jangan
terlalu cepat dan juga lambat. Aku tak ingin menjualnya sebagai balasan dendam
pribadi.”
Lalu kapten Yoo menjawabnya dengan
menggunakan bahasa korea “Aku akan membunuhmu. Aku bersumpah demi kehormatanku,
aku akan membunuhmu dengan tanganku sendiri.”
“Aku akan belajar bahasa Korea
hanya karena kau.” Kata Argus, lalu ia mengajak semua bawahannya untuk pergi.
Argus pergi dengan membawa dokter
Kang. Dokter Kang menangis.
“Aku punya kenangan yang
menyenangkan di Urk. Dan kau adalah orang yang sempurna untuk menghabiskan
malam terakhirku.” Kata Argus.
Walkie talkie dokter Kang berbunyi,
panggilan itu dari Big boss(kapten Yoo) ia mengatakan bahwa “Big Boss memanggil.
Dr. Kang, dengarkan baik-baik apa yang aku katakan. Aku pasti akan menemukanmu dan
pasti akan menyelamatkanmu. Kau tahu aku adalah petugas yang telaten, 'kan?
Jadi, jangan takut dan jangan menangis. Tunggu aku. Aku akan menyelamatkanmu.”
Walkie talkie di kantong dokter
Kang itu lalu diambil oleh Argus dan Argus mengatakan “Aku juga sangat
menunggumu, Big Boss.” Ia lalu membuang walkie talkie itu keluar.
Kapten Yoo menyampaikan laporan
pada letnan kolonel, ia juga akan menyelamatkan sandera. Letnan kolonel marah
dan tidak mengijinkannya karena yang akan menyelamatkannya adalah CIA dan jika
korea yang akan melakukannya akan mengganggu rencana CIA. Letnan kolonel
mengangkat telepon dari pejabat korea yang bertanya apa ada penculikan. Letnan
kolonel menyuruh kapten Yoo untuk tetap diam. Letnan kolonel mengatakan bahwa
itu bukan penculikan tapi kapten Yoo lalu membenarkan bahwa itu penculikan. Letnan
kolonel kesal dengan kapten Yoo. Kapten Yoo melawan dan tetap akan melakukan
gerakan penyelamatan.
“Jika negara tak peduli dengan 1
nyawa, bukannya negara itulah yang bermasalah? Aku tak tahu negara anda, tapi
aku akan membela negaraku, Pak.” Kata Kapten Yoo lalu ia pergi keluar. Letnan
kolonel menyuruh bawahannya untuk menghentikan kapten Yoo.
Kapten Yoo akan keluar dengan
mobilnya tapi gerbang ditutup. Ia menyuruh mereka agar membuka gerbangnya jika
tidak ia akan menabrak gerbang itu. Lalu seorang tentara membawakan telepon
dari panglima yang akan berbicara pada kapten Yoo.
“Aku akan memberimu waktu 3 jam...
Dalam 3 jam, kehadiranmu akan menghilang. Dan juga bukan bagian dari Tim Alpha.
Dan juga bukan Kapten Mohuru. Bukan lagi Kapten Tentara Republik Korea. Apa kau
tak setuju?”
“Tidak, Pak” jawab kapten Yoo.
Kapten Yoo sudah di barak, ia
menanyakan keadaan letnan Yoon pada Sersan Seo. Sersan Seo memberitahu bahwa
suhu tubuhnya sudah turun tapi ia belum sadar.
“Aku mau keluar sebentar. Aku tak
bisa menemuimu sebelum aku pergi, jadi, maaf.” Kata kapten Yoo.
Letnan Yoon lalu sadar, Sersan Seo
lalu bicara pada kapten Yoo bahwa ia akan menghubunginya lagi nanti. Sersan Seo
lalu memanggil dokter.
Kapten Yoo sudah melepaskan
seragamnya ia mengenakan baju serba hitam dan topi. Kapten Yoo membeli senjata
pada wanita pemilik bar.
Dokter Kang disekap oleh Argus.
“Kerja yang bagus, Dokter. Jika kau
butuh sesuatu, katakan padaku.”
“Aku tak tahu kenapa kau membawaku
ke sini, tapi jika kau meminta tubuhku, lupakan saja. Aku adalah wanita penuh
dengan utang.”
Argus lalu mengambil pistolnya dan
memukul dokter Kang dan menyuruhnya untuk berbicara menggunakan bahasa inggris.
“Kau tak boleh anggap aku pria baik.
Terutama, jika aku memegang pistol. Sudah berapa kali kukatakan? Kau mungkin
akan tertembak... jika kau berada di dekat pria bersenjata.” Kata Argus dan
menodongkan senjatanya pada dokter Kang.
“Big Boss, dia cerdas, lucu dan
misterius. Tapi... dia memiliki banyak rahasia. Dia akan menghilang dan sulit
untuk dihubungi... Dan suatu hari... Dia tak akan pernah kembali. Kau harus
putus dengannya sekarang. Ini adalah saran. Bukan peringatan.” Kata Argus.
“Jika kau mau mengatakan itu, kau
harus menyediakan banyak uang dan segelas air. Kenapa kau memintaku putus tanpa
memberiku apa-apa? Kau penasaran dengan apa yang aku katakan, 'kan? Kau tak
berhak mengetahuinya, dasar sampah!” kata dokter Kang.
“Kau keras kepala juga.”
Sersan Seo mencoba menghubungi kapten
Yoo tapi tidak ada jawaban. Sersan Choi masuk ke ruangan.
“Kapan kapten Yoo pergi?” tanya
sersan Seo.
“Dia melewati gerbang utama pukul
17:30.” Kata sersan Choi.
“Bagaimana dengan Dr. Kang?”
“Dia pergi ke kantor polisi semalam
dan sampai sekarang belum kembali. Apa terjadi sesuatu, Pak?”
“Sesuatu yang buruk telah terjadi.”
Mereka melihat seragam kapten Yoo dan kalung tanda
pengenalnya di atas tempat tidurnya.
Kapten Yoo menghubungi ketua tim
keamanan Mubarat, ia ingin menggunkan kartu terahirnya. Ia meminta helikopter
dan kencan sekali lagi.
Bersambung
. . .
No comments:
Post a Comment