Seperti biasa Dewa Habaek berjalan bersama Nam Soo Ri. Nam
Soo Ri mengeluh, ia lalu memberitahukan Dewa Habaek agar ketika melakukan
sesuatu bicara dulu padanya. Karena keadaannya mereka seperti itu, ia lalu akan
ke suatu tempat dimana ia mengubur emas 55 tahun yang lalu. Mendengar hal
tersebut, Dewa Habaek malah terlihat kesal kenapa dari kemarin2 tidak
memberitahunya. Ia menganggap Nam Soo Ri sengaja agar membuatnya menderita. Nam
Soo Ri memberitahukan bahwa sebenarnya tidak ingin ke tempat itu karena
tempatnya sangat kotor yaitu tempat para Dewa dibuang. Tempat itu yaitu di
Kebun Pir.
Mereka pergi ke tempat tersebut, sayangnya tempat itu sudah
tidak menjadi kebun pir tapi hanya ada gedung-gedung tinggi saja. Mereka sangat
kecewa. Nam Soo Ri masih kelaparan, Dewa Habaek menyuruhnya agar menahannya.
Seseorang dengan pakaian yang aneh
di sebuah restoran,
pemilik restoran itu menghidangkan nasi yang sangat banyak. Ketika orang
tersebut akan makan, pemilik menghentikannya dan memintanya untuk
menyelesaikannya. Orang itu lalu meramal pemilik resto tersebut, pemilik resto
terlihat senang. Orang tersebut lalu memakan makanannya. Orang itu lalu melihat
di jalan Dewa Habaek dan Nam Soo Ri, ia terlihat terkejut melihatnya.
Habaek berjalan dengan Nam Soo Ri yang selalu memegang
perutnya karena lapar. Habaek berhenti karena mendengar sesuatu dan itu suara
perut Nam Soo Ri. Habaek melihat Nam Soo Ri ia kesal dengannya lalu jalan lagi,
Nam Soo Ri memukul perutnya.
Dewa Habaek dan Nam Soo Ri duduk bersama, Nam Soo Ri sudah
membeli makanan.
“Bagaimana rasanya lapar itu?” tanya Dewa Habaek.
“Sulit dijelaskan dengan kata-kata. Rasanya seperti
membungkuk serendah mungkin.” Kata Nam Soo Ri
“Menyedihkan. Hanya untuk hal seperti itu?”
“Kurasa Anda benar. Bahkan tanpa kekuatan Anda, Anda
tetaplah Dewa. Aku hanya bicara saja, karena Anda terlihat lapar.”
“Akan tiba saatnya kau akan mengerti.” Dewa Habaek lalu
mengajaknya pergi lagi. Nam Soo Ri meminta menunggu dulu untuk menyelesaikan
makannya tapi Habaek tetap berjalan.
“Apa yang kita lakukan sekarang? Memang lebih baik kita pergi
dan segera menemukannya...tapi itu bukan berarti apa-apa. Dan jika kita
menunggu kekuatan Anda kembali, kita tak bisa tetap tinggal disini. Dan aku
akan lapar lagi, jadi kita harus mencari cara untuk mendapat makanan. Memang
benar Anda tetaplah Tuan Habaek, tapi tetap saja itu sangatlah mengganggu.
Kenapa kira-kira Anda kehilangan kekuatan Anda? Kurasa kita harus kembali
kepada hamba Anda dan memohon—“ Nam belum selesai berbicara lalu Habaek
berhenti dan berkata “Aku tak bisa menahannya karena itu sangat menyebalkan.” Nam
jadi takut ia salah. Lalu, Habaek bicara lagi “Berhenti ikuti kami dan
tunjukkan dirimu!” Orang aneh di restoran itu menunjukkan dirinya. Habaek
bertanya kenapa ia mengikutinya. Orang itu menanyakan apa dia adalah Tuan
Habaek dengan sedikit takut. Orang itu memperkenalkan dirinya adalah Joo Geol
Rin. Habaek tidak mengenalinya, Nam mencoba mengingat-ingat. Ketika Nam ingat,
orang itu berlari ke Dewa Habaek dan menciumnya. (OMG gue nggak suka adegan ini
...)
Dewa Haebak dan Nam sangat terkejut, Habaek mendorong Joo
Geol Rin dan berkata “apa yang kau lakukan” dengan sangat marah.
“Sepertinya Anda benar-benar kehilangan kekuatan Anda! Bagaimana...
bagaimana Anda tidak mengingatku?” kata Joo Geol Rin.
“Siapa kau?” tanya Habaek
“Aku... aku menunggu hari ini tiba. Kau... kau akan dalam
masalah besar!” kata Joo Geol Rin lalu ia berlari pergi.
Dewa Habaek masih terlihat kesal, Nam mengkhawatirkannya
lalu Haebak mengusap bibirnya. Nam memberitahukan bahwa ia adalah Joo Geol Rin.
Dia melarikan diri dari Negeri Air karena Tuan Habaek dan Nona Moo Ra. Nam
terlihat khawatir dengan Dewa Habaek dengan sedikit takut ia bertanya padanya “Anda
tadi menciumnya... Anda akan baik-baik saja, 'kan?” Dewa Habaek melirik ke Nam
dengan wajah kesal karena kejadian tadi.
Dokter Yoon berada di sebuah gedung ia menelepon seseorang
mengenai sewa gedung kliniknya. Presdir Hoo dan sekretarisnya sudah ada di
sebuah parkiran, sebuah mobil datang di depannya. Seorang wanita keluar dari
mobil. Dengan sombong berkata “Siapa ini? Seperti orang bodoh saja. Kenapa kau
disini? Apa yang mau kau curi lagi sekarang?” Presdir Hoo tidak mempedulikannya
ia berjalan ke mobil wanita itu dan menyambut seorang kakek. “ Orang bodoh ini
benar-benar menghindariku.” Kata wanita itu.
Kakek itu ternya Ketua Shin, Presdir Hoo menyambunya. Ketua
Shin memanggil Presdir dengan kata keponakan. Wanita itu memanggil Ketua Shin
kakek, ia masih tidak sopan berbicara dengan Presdir Hoo. Wanita sangat manja
dengan kakeknya ia meminta sebuah gedung pada kakeknya untuk bisnis
entertainnya karena kakeknya memiliki banyak gedung. Kakeknya tidak suka dengan
cucunya yag sering menghamburkan uang, Ketua Shin mengajak Presdir Hoo naik ke
atas ke ruangannya. Wanita itu mendapatkan telepon, ia berbalik dan saat
berpapasan dengan Presdir Hoo ia akan sengaja menabraknya tapi Presdir Hoo menghindar
sehingga ia akan jatuh tapi ditolong oleh sekrestaris Presdir Hoo. Wanita itu
sangat kesal.
Ketika masuk ke lift, kepala seksi keluar dari lift dan
menyambut ketua Shin. Sebelum masuk lift Presdir Hoo melihat ke wanita itu
lagi. Wanita itu juga melihatnya lalu berkata “Tapi, ba****an itu bahkan tak
berpamitan denganku.”
Ketua Shin dan presdir Hoo menuju ke lantai 8.
“Aku menghabiskan banyak uang untuk membayar sekolah
kedokterannya. Jika aku punya dua orang anak, aku sudah mengeluarkannya dari kartu
keluarga.” Kata Ketua Shin, ia lalu melihat ke bawah ada sebuah koin ia
mengambilnya lalu memasukkan ke kantong sambil berkata “Aku banyak membayar
pajak saat ini. Para berandal itu. Mereka juga tak berbuat banyak untukku. Benar
sekali. Apa kau sedang membangun resor baru?”
“Ya, aku membutuhkan bantuan Anda.” Presdir Hoo.
“Apa yang bisa Kakek tua ini bantu? Aku sudah mendengarnya dari
Sekretaris Shin. Namun aku kurang paham. Katakan padaku kesimpulannya. Berapa
yang akan kuhasilkan?”
“Kami akan menjualnya dua kali lipat dari harga pasaran.”
Kakek sangat senang mendengarnya dan tertawa. (Ini kakek
suka banget sama uang)
“Sepertinya kita akan mendapatkan uang dari orang-orang itu.
Lalu, berapa yang harus kukeluarkan?” tanya kakek (Ketua Shin).
Dokter Yoon sedang menemui kepala seksi, ia menanyakan
mengenai sewa gedungnya. Kepala seksi itu bicara dengan membentak lalu
memberitahukan bahwa jika prediksinya benar pasti Ketua Shin akan bicara
seperti itu. Kepala seksi mengatakan Ketua Shin tidak ada di tempat.
Di ruang ketua Shin, presdir Hoo sedang bernegosiasi tentang
penjualan tanah. Presdir Hoo akan menjual tanah Ketua Shin dengan cukup tinggi
7x lipat harga pasaran. Ketua Shin terlihat tertarik dengan penawaran itu. Kemudian
ada yang mengetuk pintu ruangan, Ketua Shin berteriak siapa itu. Dokter Yoon
masuk dan memperkenalkan diri bahwa ia penghuni lantai 3. Presdir Hoo melihat
ke Dokter Yoon tersebut.
“Aku penyewa lantai tiga. Klinik Psikiatris Haengbok.” Kata Dokter
Yoon
“Oh, benar! Rumah sakit jiwa itu!” tanya Ketua Shin
“Itu bukan rumah sakit jiwa. Kulihat Anda menaikkan uang
depositnya—“
“Benar! Aku ingin menemuimu! Baguslah kau ada disini! Kenapa
kau menunggak? Kau sama sekali tidak masuk akal! Untuk seseorang yang
berpendidikan, bagaimana bisa kau membuatku menderita seperti ini? Aku ini pria
tua yang hidup dari bayaran sewa kalian. Kau mau aku mati kelaparan?”
“Kulihat Anda kedatangan tamu rupanya, jadi aku akan kembali
lagi lain waktu.”
“Tidak perlu! Tetap disini jika kau mampu membayarnya atau pergilah
tinggalkan tempat ini. Aku kurang berpendidikan, jadi aku benci hal-hal yang
rumit seperti ini!”
Dokter Yoon tetap pergi ia berpamitan. Ketika dkter Yoon sudah
pergi Ketua Shin berkata “Anak muda zaman sekarang hanya tahu menyalahkan orang
lain.”
Dokter Yoon akan naik lift, ia menunggu di depan lift sambil
mengatakan kenapa ia bertemu dengannya di sini. Ia lalu teringat kata Habaek
yang mengatakan ia akan menderita jika ia tidak menerima bahwa ia hamba Dewa
Habaek. Dokter Yoon lalu berpikir ia menderita saat ini apa karenanya? Lalu ia
tersadar kenapa ia bersikap konyol seperti itu. Tiba-tiba ada suara “Berikan
aku air. Aku haus. Kau tak dengar aku? Berikan aku air! Kau mau aku mati
kehausan?” Dokter Yoon melihat ke belakang dan tidak ada siapa2 yang ada hanya
sebuah tanaman di dekat dinding. Seorang wanita keluar dari lift dan menabrak Dokter
Yoon, wanita itu berkata dalam hatinya “Omo, kenapa dia menutupi jalan seperti
orang bodoh?” Dokter Yoon terihat bengong karena ia mendengar suara hati
perempuan itu, wanita itu lalu minta maaf pada Dokter Yoon.
Dokter Yoon akan naik lift, tapi lift sudah ketutup lagi ia
lalu akan memencet tombol lift tapi sudah ada yang memencet dahulu yaitu
Presdir Hoo. Mereka lalu menunggu lift terbuka bersama.
“Akan lebih mudah bagimu untuk pergi ke bank dan memohon
pada mereka.” Kata Presdir Hoo
“Kenapa kau mengurusi urusan orang lain? Kau terlalu ingin
tahu urusan orang lain.” Kata Dokter Yoon
“Kau juga begitu.”
“Apa katamu?”
“Di trotoar pagi tadi. Aku melihat seorang wanita yang
bertingkah sangat tidak sopan.”
“Aku hanya berjalan kaki.
“Kalian berjalan bersama.”
“Aku hanya berjalan kaki.”
“Kau berbohong.”
“Aish, orang ini.”
Kata hati Dokter Yoon ia terlihat kesal dengan Presdir Hoo.
“Aku bukannya mengkritikmu.” Kata Presdir Hoo.
“Aku juga tak bilang begitu!”
“Mengenai wipernya—“
“Aku akan menghubungi pihak asuransi, jangan khawatir.”
“Aku tadi ingin bilang kau tak perlu menggantinya. Apa aku
terlalu mencampuri urusanmu lagi?” kata Presdir Hoo. Mendengar itu Dokter Yoon
terlihat menyesal dengan perkataannya.
“Silahkan menggantinya kalau begitu.” Kata Presdir Hoo
sebelum masuk lift.
Di klinik perawat Yoo mendapat telepon dari wali Ma Bong
Yeol yang memberitahukan bahwa Bong Yeol kabur. Dokter Yoon keluar dari gedung,
ia mendapat telepon dari perawat Yoo yang memberitahunya bahwa Bong Yeol pindah
klinik dan kabur. Perawat Yoo menyuruh Dokter Yoon mencarinya, Dokter Yoon
mengatakan ia terus saja mendengar hal aneh ia akan istirahat ia juga menyuruh
perawat Yoo untuk menghubungi polisi mengenai cincin berliannya.
Dewa Habaek naik kereta bersama Nam, Habaek melihat anak
kecil di depannya yang sedang makan lahap sekali. Nam melihat Habaek yang
melihat anak kecil itu.
“Apa Anda sedang melihati apa yang dimakan oleh anak itu?”
“Tidak.”
“Kalau begitu apa?”
“Tidak ada.”
“Anda mau ini?”
“Singkirkan itu.”
“Beritahu aku bila Anda pusing atau sakit perut. Jadi
begitulah rasa lapar itu. Jika Anda memakannya, Anda akan merasa lebih baik. Kurasa
kekuatannya bekerja pada Anda karena kekuatan Anda hilang.”
“Kenapa kita tidak naik taksi saja?”
“Kita harus hemat. Ada dua mulut yang harus diberi makan. Aku
tak tahu Joo Geol Rin disini. Kapan itu? Dia ingin bertarung dan melukai Anda—“
“Dia tak melukaiku. Dia terguling, lalu pisaunya terjatuh di
sebilah kayu, dan kayu itu—“
“Bagaimanapun, dia lari saat Nona Moo Ra mengancam akan
membunuhnya. Tetapi, dia malah bersembunyi disini.”
“Aku tidak tahu bahwa dunia ini adalah tempat yang penuh sampah.”
“Kenapa Joo Geol Rin tiba-tiba menantang Anda?”
“Dia pasti sudah tidak waras.”
“Kita dalam masalah sekarang, dan sekarang Anda juga merasa
lapar. Kenapa semuanya jadi begini?”
Dewa Habaek melihat ke ponsel seorang wanita yang berdiri di
dekatnya, di ponsel itu ia melihat seorang wanita di dekat suatu air. Habaek
berpikir itu adalah Moo Ra yang ada di ponsel. Wanita itu turun dari kereta,
Habaek mengikutinya sampai keluar kereta tapi wanita itu sudah tidak kelihatan.
Nam tidak mengikuti Dewa Habaek karena ia tidak melihat Dewa Habaek yang turun
karena Nam sedang melihat ke makanan yang dimakan anak kecil itu. Saat tersadar
Nam memanggil-manggil Dewa Habaek dan
akan ikut turun tapi pintu kereta sudah tertutup. Dewa Habaek melihat Nam yang
masih di kereta dan memanggilnya tapi kereta itu sudah melaju ia mengejarnya
tapi tetap tidak bisa.
Setelah kereta pergi, di sebrang ternyata sudah ada Ma Bong
Yeol pasien Dokter Yoon. Ma Bong Yeol melihat ke Dewa Habaek dan ia melihat
terus ke Dewa Habaek seperti tidak percaya. Dewa Habaek juga melihat ke Ma Bong
Yeol yang dari tadi melihatnya.
Dokter Yoon sudah naik taksi ia bertelepon dengan perawat
Yoo yang memberitahukan lokasi Bong Yeol lewat postingan instagramnya. Di
postingan instagramnya juga mengatakan bahwa Bong Yeol bertemu dengan Dewa.
Mendengar kata Dewa Dokter Yoon terlihat kesal ia mengatakan ialah yang ingin
bertemu dengan Dewa.
Dewa habaek sudah sampai di rumahnya ia bersama Ma Bong Yeol
yang membeli banyak makanan. Ma Bong Yeol lalu memberikan sebuah paha ayam pada
tangan Habaek. Habaek bertanya apa yang dia lakukan, Bong Yeol meminta maaf dia
akan menarik paha ayam itu kembali tapi Habaek memegangnya sangat kuat. Ahirnya
paha ayam itu ditarik oleh Habaek, ia melihat ke paha ayam itu terus. Bong Yeol
selfie dengan Habaek yang sedang memegang paha ayam itu lalu meuploadnya di
instagram.
“Bagaimana kabar TF1004? Aku masih belum bisa bertemu Obama.
Aku sudah mencoba yang terbaik, dan aku merasa sangat malu. Aku bukan bermaksud
untuk menyelamatkan dunia. Aku hanya akan memberikan ini pada Obama. Tapi aku
tak bisa melakukannya. Jika Obama mengetahuinya...” Kata Bong Yeol, Habaek
mendengarkannya sambil melihat ke paha ayam tersebut sepertinya ia ingin
memakannya.
“Siapa sebenarnya Obama itu?” tanya Habaek
“Maaf?”
Dokter Yoon sudah di stasiun kereta untuk mencari Ma Bong
Yeol tapi ternyata sudah tidak ada. Ia memberitahukan pada perawat Yoo agar
menutup kliniknya karena Dokter Yoon akan pulang dan istirahat tapi perawat Yoo
malah memberitahu bahwa Bong Yeol telah memposting lagi ia berada di sungai Han
ia akan mengirimkan fotonya pada Dokter Yoon. Dokter Yoon meminta agar ia tidak
usah mengirimkannya tapi perawat Yoo tetap mengirimkannya. Belum melihat
kiriman perawat Yoo, Dokter Yoon menelepon lagi ke perawat yoo mengapa ia tetap
mengirimkannya, perawat Yoo mengatakan bahwa Ma Bong Yeol pernah mencoba bunuh
diri di rumah sakit sebelumnya karena itu keluarganya ragu untuk memindahkannya
ke rumah sakit lain. Dokter Yoon menyuruh perawat Yoo untuk lapor polisi tapi
perawat Yoo memberitahukan bahwa polisi dan pemadam kebakaran sangat
membencinya. Dokter Yoon sangat kesal ia tetap menyuruhnya agar lapor polisi
dan tidak usah ikut campur.
Dokter Yoon duduk ia mengeluh kenapa semua orang begini
padanya, ia takkan hidup seperti itu. Ia la lalu mengecek gambar yang dikirim
perawat Yoo, ia terkejut karena Bong Yeol bersama Habaek. Dokter Yoon mendapat
pesan dari perawat Yoo yang memberitahukan bahwa ia telah menghubungi pihak
sungai Han dan Bong Yeol berada di sana. Dokter Yoon kesal karena perawat Yoo
tidak mematuhinya untuk lapor polisi.
Di sungai Han, Habaek bertanya siapa itu Obama.
“Obama adalah Presiden ke-44 Amerika Serikat dan pada tahun
2008, dia menjabat sebagai wakil dari Partai Demokrat—“ kata Ma Bong Yeol
“Aku tak mengerti ucapanmu.” Kata Habaek
” Maaf?”
“Aku tak mengerti ucapanmu dan yang kutahu, Obama tak bisa
menyelamatkan dunia.”
Dokter Yoon sudah di sungai Han ia mengeluh kenapa ia yang
melakukannya, ia lalu melihat Bong Yeol dan Habaek. Ia duduk ia menutupi
wajahnya dengan koran. Habaek melihatnya tapi ia masih berbicara dengan Bong
Yeol. Bong Yeol bertanya mengenai “TF1004”, Habaek memberitahukan bahwa itu
palsu karena tidak ada nama di Negeri Air, Bumi, Langit seseorang dengan nama
tersebut itu palsu. Mendengar itu Bong Yeol langsung berdiri dan marah dan
mengatakan Habaek pembohong. Dewa Habaek berdiri dan berkata “Dengarkan baik-baik,
manusia menyedihkan. Aku adalah penerus takhta Negeri Air, dan calon Raja Alam
Para Dewa. Aku Dewa Air, Habaek.
“Tapi, jika kau benar-benar Dewa, kau pasti tahu siapa yang
bisa menyelamatkan dunia. Jika bukan Obama, siapa dia?”
“Dengarkan baik-baik, manusia menyedihkan. Jika seseorang
dapat memutarbalikkan dunia tidak mungkin hanya satu orang yang bisa
mengembalikannya. Itulah mengapa... Obama tak bisa melakukannya.”
“Tapi...
“Itulah sebabnya lakukanlah tugasmu dengan baik daripada
melakukan hal tidak jelas seperti ini.”
Ma Bong Yeol malah semakin marah ia berkata “Bagaimana aku
bisa melakukannya dengan baik? Bagaimana caranya aku bisa melakukan tugasku
dengan baik? Tidak peduli apa yang kuperbuat, aku tetap tak bisa menyentuh langit,
apa yang bisa kulakukan? Aku... Aku tak bisa menyentuh langit.”
Melihat keadaan Ma Bong Yeol, Dokter Yoon memanggil Bong
Yeol ia mencoba membujuk berbicara dengan Ma Bong Yeol tapi Bong Yeol tahu
bahwa Dokter Yoon tidak akan mendengarkannya. Habaek bicara pada paha ayamnya “itu
kelebihan wanita itu” ia lalu melihat ke Dokter Yoon yang masih mencoba
menenangkan Bong Yeol lalu berkata “Dasar manusia berisik” Habaek lalu berbalik
berjalan sambil memegang paha ayam itu terus ia berpikir harusnya ia membuang
itu saja.
Ma Bong Yeol pergi ke arah sungai, Dokter Yoon mencoba
menghentikannya tapi ia tidak bisa ia malah melihat ke sungai dengan gemetar
karena traumanya. Habaek masih melihat ke paha ayamnya yang masih di tangannya
ia berpikir apa ia menyimpan ayam itu dan memberikan ke Nam Soo Ri. Dokter Yoon
meminta bantuan Habaek untuk menghentikan Ma Bong Yeol. Tapi Habaek berkata “Beraninya
seorang hamba memberiku perintah? Lakukanlah sendiri.”
Dokter Yoon meminta Bong Yeol agar kembali.
“Ma Bong Yeol-ssi, kembalilah. Aku salah.”
“Kau selalu melakukannya. "Aku mengerti. Benarkah? Aku
mengerti. Aku mengerti. Aku mengerti!" Apa yang kau mengerti? Lihat
dirimu. Yang kaulakukan hanyalah berbicara tanpa ada niat untuk menyelamatanku.
Yang harus kaulakukan adalah duduk di kursi itu tapi kau tak pernah berniat membantuku.
“Itu tidak benar. Aku...” kata Dokter Yoon ia melihat ke
arah sungai ketakutan ia mau melanjutkan bicaranya tapi ia terlihat angat
takut. Habaek melihatnya.
Flashback [14 tahun yang lalu]
Saat masih mengenakan seragam sekolah di malam hari, Dokter
Yoon So Ah berada di trotoar dekat sungai ia sedang menelepon Ayahnya tapi
nomornya tidak aktif ia juga menangis. “Aku akan membuatmu menyesal selamanya.”
Kata Yoon So Ah ia lalu membuang ponselnya ke sungai. Yoon So Ah berdiri di
atas jembatan itu lalu menjatuhkan dirinya ke sungai. Yoon So Ah tenggelam ia
meminta tolong dan memanggil Ayah. “Aku menyesalinya. Rasanya dingin dan gelap,
dan aku memohon bantuan namun tak ada siapapun.” Kata Dokter Yoon. Yoon So Ah
berhasil ke tepi sungai.
Flashback end.
Ma Bong Yeol tidak bercanda ia akan menyebur ke sungai ia
lalu melompat ke sungai. Dokter Yoon memanggil-manggil Ma Bong Yeol. Ma Bong
Yeol yang tidak bisa berenang pun meminta tolong pada dokter Yoon. Dokter Yoon
lalu nekad akan melompat juga untuk menolongnya tapi Habaek menahannya.
“Wanita ini tidak berpikir dulu sebelum bertindak. Pegang
ini. Dia sangat berisik. Kalian berdua pergilah dari rumahku. Aku sebenarnya
tidak mau masuk ke air kotor itu.” Kata Dewa Habaek dan menyuruh Dokter Yoon
untuk memegangkan ayamnya.
Dewa Habaek melompak, Dokter Yoon tambah khawatir ia
menangis, ayam yang dipegangnya pun sudah terjatuh.
“Jangan berisik” Kata Habaek yang sudah keluar membawa Ma
Bong Yeol yang masih pingsan. Dokter Yoon langsung ke Bong Yeol ia akan
memberikan nafas buatan tapi Bong Yeol sudah sadar terlebih dahulu. Dokter Yoon
memeluk Bong Yeol dan meminta maaf dan berterimakasih. Habaek menyuruh Dokter
Yoon bawa orang bodoh itu dan pergi.
Habaek melihat ayamnya jatuh di tanah ia marah pada Dokter
Yoon harusnya ia memegangkan ayamnya baik-baik. “Hei! Sudah kubilang pegangkan
ini baik-baik! Aku... aku tak bermaksud memakannya. Nam Soo Ri sangat lapar.” Kata
Habaek. Dokter Yoon berjalan ke Dewa Habaek lalu memeluknya dan berterimakasih.
Habaek hanya terdiam.
Bersambung ke Episode
3 Part 2.
~~~
Di Negeri Air pelayan Petinggi bertanya apa itu takdir, ia
memaksa memberitahukannya. Petinggi tidak mau memberitahukannya ia berkata “itu
rahasia alam.”
~~~
No comments:
Post a Comment