Thursday 6 July 2017

Sinopsis Bride of the Water God Episode 2 Part 2




Seperti biasa Dewa Habaek berjalan bersama Nam Soo Ri. Nam Soo Ri mengeluh, ia lalu memberitahukan Dewa Habaek agar ketika melakukan sesuatu bicara dulu padanya. Karena keadaannya mereka seperti itu, ia lalu akan ke suatu tempat dimana ia mengubur emas 55 tahun yang lalu. Mendengar hal tersebut, Dewa Habaek malah terlihat kesal kenapa dari kemarin2 tidak memberitahunya. Ia menganggap Nam Soo Ri sengaja agar membuatnya menderita. Nam Soo Ri memberitahukan bahwa sebenarnya tidak ingin ke tempat itu karena tempatnya sangat kotor yaitu tempat para Dewa dibuang. Tempat itu yaitu di Kebun Pir.
Mereka pergi ke tempat tersebut, sayangnya tempat itu sudah tidak menjadi kebun pir tapi hanya ada gedung-gedung tinggi saja. Mereka sangat kecewa. Nam Soo Ri masih kelaparan, Dewa Habaek menyuruhnya agar menahannya.

Seseorang dengan pakaian yang aneh
di sebuah restoran, pemilik restoran itu menghidangkan nasi yang sangat banyak. Ketika orang tersebut akan makan, pemilik menghentikannya dan memintanya untuk menyelesaikannya. Orang itu lalu meramal pemilik resto tersebut, pemilik resto terlihat senang. Orang tersebut lalu memakan makanannya. Orang itu lalu melihat di jalan Dewa Habaek dan Nam Soo Ri, ia terlihat terkejut melihatnya.
Habaek berjalan dengan Nam Soo Ri yang selalu memegang perutnya karena lapar. Habaek berhenti karena mendengar sesuatu dan itu suara perut Nam Soo Ri. Habaek melihat Nam Soo Ri ia kesal dengannya lalu jalan lagi, Nam Soo Ri memukul perutnya.
Dewa Habaek dan Nam Soo Ri duduk bersama, Nam Soo Ri sudah membeli makanan.
“Bagaimana rasanya lapar itu?” tanya Dewa Habaek.
“Sulit dijelaskan dengan kata-kata. Rasanya seperti membungkuk serendah mungkin.” Kata Nam Soo Ri
“Menyedihkan. Hanya untuk hal seperti itu?”
“Kurasa Anda benar. Bahkan tanpa kekuatan Anda, Anda tetaplah Dewa. Aku hanya bicara saja, karena Anda terlihat lapar.”
“Akan tiba saatnya kau akan mengerti.” Dewa Habaek lalu mengajaknya pergi lagi. Nam Soo Ri meminta menunggu dulu untuk menyelesaikan makannya tapi Habaek tetap berjalan.
“Apa yang kita lakukan sekarang? Memang lebih baik kita pergi dan segera menemukannya...tapi itu bukan berarti apa-apa. Dan jika kita menunggu kekuatan Anda kembali, kita tak bisa tetap tinggal disini. Dan aku akan lapar lagi, jadi kita harus mencari cara untuk mendapat makanan. Memang benar Anda tetaplah Tuan Habaek, tapi tetap saja itu sangatlah mengganggu. Kenapa kira-kira Anda kehilangan kekuatan Anda? Kurasa kita harus kembali kepada hamba Anda dan memohon—“ Nam belum selesai berbicara lalu Habaek berhenti dan berkata “Aku tak bisa menahannya karena itu sangat menyebalkan.” Nam jadi takut ia salah. Lalu, Habaek bicara lagi “Berhenti ikuti kami dan tunjukkan dirimu!” Orang aneh di restoran itu menunjukkan dirinya. Habaek bertanya kenapa ia mengikutinya. Orang itu menanyakan apa dia adalah Tuan Habaek dengan sedikit takut. Orang itu memperkenalkan dirinya adalah Joo Geol Rin. Habaek tidak mengenalinya, Nam mencoba mengingat-ingat. Ketika Nam ingat, orang itu berlari ke Dewa Habaek dan menciumnya. (OMG gue nggak suka adegan ini ...)
Dewa Haebak dan Nam sangat terkejut, Habaek mendorong Joo Geol Rin dan berkata “apa yang kau lakukan” dengan sangat marah.
“Sepertinya Anda benar-benar kehilangan kekuatan Anda! Bagaimana... bagaimana Anda tidak mengingatku?” kata Joo Geol Rin.
“Siapa kau?” tanya Habaek
“Aku... aku menunggu hari ini tiba. Kau... kau akan dalam masalah besar!” kata Joo Geol Rin lalu ia berlari pergi.
Dewa Habaek masih terlihat kesal, Nam mengkhawatirkannya lalu Haebak mengusap bibirnya. Nam memberitahukan bahwa ia adalah Joo Geol Rin. Dia melarikan diri dari Negeri Air karena Tuan Habaek dan Nona Moo Ra. Nam terlihat khawatir dengan Dewa Habaek dengan sedikit takut ia bertanya padanya “Anda tadi menciumnya... Anda akan baik-baik saja, 'kan?” Dewa Habaek melirik ke Nam dengan wajah kesal karena kejadian tadi.

Dokter Yoon berada di sebuah gedung ia menelepon seseorang mengenai sewa gedung kliniknya. Presdir Hoo dan sekretarisnya sudah ada di sebuah parkiran, sebuah mobil datang di depannya. Seorang wanita keluar dari mobil. Dengan sombong berkata “Siapa ini? Seperti orang bodoh saja. Kenapa kau disini? Apa yang mau kau curi lagi sekarang?” Presdir Hoo tidak mempedulikannya ia berjalan ke mobil wanita itu dan menyambut seorang kakek. “ Orang bodoh ini benar-benar menghindariku.” Kata wanita itu.
Kakek itu ternya Ketua Shin, Presdir Hoo menyambunya. Ketua Shin memanggil Presdir dengan kata keponakan. Wanita itu memanggil Ketua Shin kakek, ia masih tidak sopan berbicara dengan Presdir Hoo. Wanita sangat manja dengan kakeknya ia meminta sebuah gedung pada kakeknya untuk bisnis entertainnya karena kakeknya memiliki banyak gedung. Kakeknya tidak suka dengan cucunya yag sering menghamburkan uang, Ketua Shin mengajak Presdir Hoo naik ke atas ke ruangannya. Wanita itu mendapatkan telepon, ia berbalik dan saat berpapasan dengan Presdir Hoo ia akan sengaja menabraknya tapi Presdir Hoo menghindar sehingga ia akan jatuh tapi ditolong oleh sekrestaris Presdir Hoo. Wanita itu sangat kesal.
Ketika masuk ke lift, kepala seksi keluar dari lift dan menyambut ketua Shin. Sebelum masuk lift Presdir Hoo melihat ke wanita itu lagi. Wanita itu juga melihatnya lalu berkata “Tapi, ba****an itu bahkan tak berpamitan denganku.”
Ketua Shin dan presdir Hoo menuju ke lantai 8.
“Aku menghabiskan banyak uang untuk membayar sekolah kedokterannya. Jika aku punya dua orang anak, aku sudah mengeluarkannya dari kartu keluarga.” Kata Ketua Shin, ia lalu melihat ke bawah ada sebuah koin ia mengambilnya lalu memasukkan ke kantong sambil berkata “Aku banyak membayar pajak saat ini. Para berandal itu. Mereka juga tak berbuat banyak untukku. Benar sekali. Apa kau sedang membangun resor baru?”
“Ya, aku membutuhkan bantuan Anda.” Presdir Hoo.
“Apa yang bisa Kakek tua ini bantu? Aku sudah mendengarnya dari Sekretaris Shin. Namun aku kurang paham. Katakan padaku kesimpulannya. Berapa yang akan kuhasilkan?”
“Kami akan menjualnya dua kali lipat dari harga pasaran.”
Kakek sangat senang mendengarnya dan tertawa. (Ini kakek suka banget sama uang)
“Sepertinya kita akan mendapatkan uang dari orang-orang itu. Lalu, berapa yang harus kukeluarkan?” tanya kakek (Ketua Shin).

Dokter Yoon sedang menemui kepala seksi, ia menanyakan mengenai sewa gedungnya. Kepala seksi itu bicara dengan membentak lalu memberitahukan bahwa jika prediksinya benar pasti Ketua Shin akan bicara seperti itu. Kepala seksi mengatakan Ketua Shin tidak ada di tempat.
Di ruang ketua Shin, presdir Hoo sedang bernegosiasi tentang penjualan tanah. Presdir Hoo akan menjual tanah Ketua Shin dengan cukup tinggi 7x lipat harga pasaran. Ketua Shin terlihat tertarik dengan penawaran itu. Kemudian ada yang mengetuk pintu ruangan, Ketua Shin berteriak siapa itu. Dokter Yoon masuk dan memperkenalkan diri bahwa ia penghuni lantai 3. Presdir Hoo melihat ke Dokter Yoon tersebut.
“Aku penyewa lantai tiga. Klinik Psikiatris Haengbok.” Kata Dokter Yoon
“Oh, benar! Rumah sakit jiwa itu!” tanya Ketua Shin
“Itu bukan rumah sakit jiwa. Kulihat Anda menaikkan uang depositnya—“
“Benar! Aku ingin menemuimu! Baguslah kau ada disini! Kenapa kau menunggak? Kau sama sekali tidak masuk akal! Untuk seseorang yang berpendidikan, bagaimana bisa kau membuatku menderita seperti ini? Aku ini pria tua yang hidup dari bayaran sewa kalian. Kau mau aku mati kelaparan?”
“Kulihat Anda kedatangan tamu rupanya, jadi aku akan kembali lagi lain waktu.”
“Tidak perlu! Tetap disini jika kau mampu membayarnya atau pergilah tinggalkan tempat ini. Aku kurang berpendidikan, jadi aku benci hal-hal yang rumit seperti ini!”
Dokter Yoon tetap pergi ia berpamitan. Ketika dkter Yoon sudah pergi Ketua Shin berkata “Anak muda zaman sekarang hanya tahu menyalahkan orang lain.”

Dokter Yoon akan naik lift, ia menunggu di depan lift sambil mengatakan kenapa ia bertemu dengannya di sini. Ia lalu teringat kata Habaek yang mengatakan ia akan menderita jika ia tidak menerima bahwa ia hamba Dewa Habaek. Dokter Yoon lalu berpikir ia menderita saat ini apa karenanya? Lalu ia tersadar kenapa ia bersikap konyol seperti itu. Tiba-tiba ada suara “Berikan aku air. Aku haus. Kau tak dengar aku? Berikan aku air! Kau mau aku mati kehausan?” Dokter Yoon melihat ke belakang dan tidak ada siapa2 yang ada hanya sebuah tanaman di dekat dinding. Seorang wanita keluar dari lift dan menabrak Dokter Yoon, wanita itu berkata dalam hatinya “Omo, kenapa dia menutupi jalan seperti orang bodoh?” Dokter Yoon terihat bengong karena ia mendengar suara hati perempuan itu, wanita itu lalu minta maaf pada Dokter Yoon.

Dokter Yoon akan naik lift, tapi lift sudah ketutup lagi ia lalu akan memencet tombol lift tapi sudah ada yang memencet dahulu yaitu Presdir Hoo. Mereka lalu menunggu lift terbuka bersama.
“Akan lebih mudah bagimu untuk pergi ke bank dan memohon pada mereka.” Kata Presdir Hoo
“Kenapa kau mengurusi urusan orang lain? Kau terlalu ingin tahu urusan orang lain.” Kata Dokter Yoon
“Kau juga begitu.”
“Apa katamu?”
“Di trotoar pagi tadi. Aku melihat seorang wanita yang bertingkah sangat tidak sopan.”
“Aku hanya berjalan kaki.
“Kalian berjalan bersama.”
“Aku hanya berjalan kaki.”
“Kau berbohong.”
Aish, orang ini.” Kata hati Dokter Yoon ia terlihat kesal dengan Presdir Hoo.
“Aku bukannya mengkritikmu.” Kata Presdir Hoo.
“Aku juga tak bilang begitu!”
“Mengenai wipernya—“
“Aku akan menghubungi pihak asuransi, jangan khawatir.”
“Aku tadi ingin bilang kau tak perlu menggantinya. Apa aku terlalu mencampuri urusanmu lagi?” kata Presdir Hoo. Mendengar itu Dokter Yoon terlihat menyesal dengan perkataannya.
“Silahkan menggantinya kalau begitu.” Kata Presdir Hoo sebelum masuk lift.
Di klinik perawat Yoo mendapat telepon dari wali Ma Bong Yeol yang memberitahukan bahwa Bong Yeol kabur. Dokter Yoon keluar dari gedung, ia mendapat telepon dari perawat Yoo yang memberitahunya bahwa Bong Yeol pindah klinik dan kabur. Perawat Yoo menyuruh Dokter Yoon mencarinya, Dokter Yoon mengatakan ia terus saja mendengar hal aneh ia akan istirahat ia juga menyuruh perawat Yoo untuk menghubungi polisi mengenai cincin berliannya.

Dewa Habaek naik kereta bersama Nam, Habaek melihat anak kecil di depannya yang sedang makan lahap sekali. Nam melihat Habaek yang melihat anak kecil itu.
“Apa Anda sedang melihati apa yang dimakan oleh anak itu?”
“Tidak.”
“Kalau begitu apa?”
“Tidak ada.”
“Anda mau ini?”
“Singkirkan itu.”
“Beritahu aku bila Anda pusing atau sakit perut. Jadi begitulah rasa lapar itu. Jika Anda memakannya, Anda akan merasa lebih baik. Kurasa kekuatannya bekerja pada Anda karena kekuatan Anda hilang.”
“Kenapa kita tidak naik taksi saja?”
“Kita harus hemat. Ada dua mulut yang harus diberi makan. Aku tak tahu Joo Geol Rin disini. Kapan itu? Dia ingin bertarung dan melukai Anda—“
“Dia tak melukaiku. Dia terguling, lalu pisaunya terjatuh di sebilah kayu, dan kayu itu—“
“Bagaimanapun, dia lari saat Nona Moo Ra mengancam akan membunuhnya. Tetapi, dia malah bersembunyi disini.”
“Aku tidak tahu bahwa dunia ini adalah tempat yang penuh sampah.”
“Kenapa Joo Geol Rin tiba-tiba menantang Anda?”
“Dia pasti sudah tidak waras.”
“Kita dalam masalah sekarang, dan sekarang Anda juga merasa lapar. Kenapa semuanya jadi begini?”
Dewa Habaek melihat ke ponsel seorang wanita yang berdiri di dekatnya, di ponsel itu ia melihat seorang wanita di dekat suatu air. Habaek berpikir itu adalah Moo Ra yang ada di ponsel. Wanita itu turun dari kereta, Habaek mengikutinya sampai keluar kereta tapi wanita itu sudah tidak kelihatan. Nam tidak mengikuti Dewa Habaek karena ia tidak melihat Dewa Habaek yang turun karena Nam sedang melihat ke makanan yang dimakan anak kecil itu. Saat tersadar  Nam memanggil-manggil Dewa Habaek dan akan ikut turun tapi pintu kereta sudah tertutup. Dewa Habaek melihat Nam yang masih di kereta dan memanggilnya tapi kereta itu sudah melaju ia mengejarnya tapi tetap tidak bisa.


Setelah kereta pergi, di sebrang ternyata sudah ada Ma Bong Yeol pasien Dokter Yoon. Ma Bong Yeol melihat ke Dewa Habaek dan ia melihat terus ke Dewa Habaek seperti tidak percaya. Dewa Habaek juga melihat ke Ma Bong Yeol yang dari tadi melihatnya.
Dokter Yoon sudah naik taksi ia bertelepon dengan perawat Yoo yang memberitahukan lokasi Bong Yeol lewat postingan instagramnya. Di postingan instagramnya juga mengatakan bahwa Bong Yeol bertemu dengan Dewa. Mendengar kata Dewa Dokter Yoon terlihat kesal ia mengatakan ialah yang ingin bertemu dengan Dewa.
Dewa habaek sudah sampai di rumahnya ia bersama Ma Bong Yeol yang membeli banyak makanan. Ma Bong Yeol lalu memberikan sebuah paha ayam pada tangan Habaek. Habaek bertanya apa yang dia lakukan, Bong Yeol meminta maaf dia akan menarik paha ayam itu kembali tapi Habaek memegangnya sangat kuat. Ahirnya paha ayam itu ditarik oleh Habaek, ia melihat ke paha ayam itu terus. Bong Yeol selfie dengan Habaek yang sedang memegang paha ayam itu lalu meuploadnya di instagram.
“Bagaimana kabar TF1004? Aku masih belum bisa bertemu Obama. Aku sudah mencoba yang terbaik, dan aku merasa sangat malu. Aku bukan bermaksud untuk menyelamatkan dunia. Aku hanya akan memberikan ini pada Obama. Tapi aku tak bisa melakukannya. Jika Obama mengetahuinya...” Kata Bong Yeol, Habaek mendengarkannya sambil melihat ke paha ayam tersebut sepertinya ia ingin memakannya.
“Siapa sebenarnya Obama itu?” tanya Habaek
“Maaf?”
Dokter Yoon sudah di stasiun kereta untuk mencari Ma Bong Yeol tapi ternyata sudah tidak ada. Ia memberitahukan pada perawat Yoo agar menutup kliniknya karena Dokter Yoon akan pulang dan istirahat tapi perawat Yoo malah memberitahu bahwa Bong Yeol telah memposting lagi ia berada di sungai Han ia akan mengirimkan fotonya pada Dokter Yoon. Dokter Yoon meminta agar ia tidak usah mengirimkannya tapi perawat Yoo tetap mengirimkannya. Belum melihat kiriman perawat Yoo, Dokter Yoon menelepon lagi ke perawat yoo mengapa ia tetap mengirimkannya, perawat Yoo mengatakan bahwa Ma Bong Yeol pernah mencoba bunuh diri di rumah sakit sebelumnya karena itu keluarganya ragu untuk memindahkannya ke rumah sakit lain. Dokter Yoon menyuruh perawat Yoo untuk lapor polisi tapi perawat Yoo memberitahukan bahwa polisi dan pemadam kebakaran sangat membencinya. Dokter Yoon sangat kesal ia tetap menyuruhnya agar lapor polisi dan tidak usah ikut campur.
Dokter Yoon duduk ia mengeluh kenapa semua orang begini padanya, ia takkan hidup seperti itu. Ia la lalu mengecek gambar yang dikirim perawat Yoo, ia terkejut karena Bong Yeol bersama Habaek. Dokter Yoon mendapat pesan dari perawat Yoo yang memberitahukan bahwa ia telah menghubungi pihak sungai Han dan Bong Yeol berada di sana. Dokter Yoon kesal karena perawat Yoo tidak mematuhinya untuk lapor polisi.

Di sungai Han, Habaek bertanya siapa itu Obama.
“Obama adalah Presiden ke-44 Amerika Serikat dan pada tahun 2008, dia menjabat sebagai wakil dari Partai Demokrat—“ kata Ma Bong Yeol
“Aku tak mengerti ucapanmu.” Kata Habaek
” Maaf?”
“Aku tak mengerti ucapanmu dan yang kutahu, Obama tak bisa menyelamatkan dunia.”
Dokter Yoon sudah di sungai Han ia mengeluh kenapa ia yang melakukannya, ia lalu melihat Bong Yeol dan Habaek. Ia duduk ia menutupi wajahnya dengan koran. Habaek melihatnya tapi ia masih berbicara dengan Bong Yeol. Bong Yeol bertanya mengenai “TF1004”, Habaek memberitahukan bahwa itu palsu karena tidak ada nama di Negeri Air, Bumi, Langit seseorang dengan nama tersebut itu palsu. Mendengar itu Bong Yeol langsung berdiri dan marah dan mengatakan Habaek pembohong. Dewa Habaek berdiri dan berkata “Dengarkan baik-baik, manusia menyedihkan. Aku adalah penerus takhta Negeri Air, dan calon Raja Alam Para Dewa. Aku Dewa Air, Habaek.
“Tapi, jika kau benar-benar Dewa, kau pasti tahu siapa yang bisa menyelamatkan dunia. Jika bukan Obama, siapa dia?”
“Dengarkan baik-baik, manusia menyedihkan. Jika seseorang dapat memutarbalikkan dunia tidak mungkin hanya satu orang yang bisa mengembalikannya. Itulah mengapa... Obama tak bisa melakukannya.”
“Tapi...
“Itulah sebabnya lakukanlah tugasmu dengan baik daripada melakukan hal tidak jelas seperti ini.”
Ma Bong Yeol malah semakin marah ia berkata “Bagaimana aku bisa melakukannya dengan baik? Bagaimana caranya aku bisa melakukan tugasku dengan baik? Tidak peduli apa yang kuperbuat, aku tetap tak bisa menyentuh langit, apa yang bisa kulakukan? Aku... Aku tak bisa menyentuh langit.”
Melihat keadaan Ma Bong Yeol, Dokter Yoon memanggil Bong Yeol ia mencoba membujuk berbicara dengan Ma Bong Yeol tapi Bong Yeol tahu bahwa Dokter Yoon tidak akan mendengarkannya. Habaek bicara pada paha ayamnya “itu kelebihan wanita itu” ia lalu melihat ke Dokter Yoon yang masih mencoba menenangkan Bong Yeol lalu berkata “Dasar manusia berisik” Habaek lalu berbalik berjalan sambil memegang paha ayam itu terus ia berpikir harusnya ia membuang itu saja.
Ma Bong Yeol pergi ke arah sungai, Dokter Yoon mencoba menghentikannya tapi ia tidak bisa ia malah melihat ke sungai dengan gemetar karena traumanya. Habaek masih melihat ke paha ayamnya yang masih di tangannya ia berpikir apa ia menyimpan ayam itu dan memberikan ke Nam Soo Ri. Dokter Yoon meminta bantuan Habaek untuk menghentikan Ma Bong Yeol. Tapi Habaek berkata “Beraninya seorang hamba memberiku perintah? Lakukanlah sendiri.”
Dokter Yoon meminta Bong Yeol agar kembali.
“Ma Bong Yeol-ssi, kembalilah. Aku salah.”
“Kau selalu melakukannya. "Aku mengerti. Benarkah? Aku mengerti. Aku mengerti. Aku mengerti!" Apa yang kau mengerti? Lihat dirimu. Yang kaulakukan hanyalah berbicara tanpa ada niat untuk menyelamatanku. Yang harus kaulakukan adalah duduk di kursi itu tapi kau tak pernah berniat membantuku.
“Itu tidak benar. Aku...” kata Dokter Yoon ia melihat ke arah sungai ketakutan ia mau melanjutkan bicaranya tapi ia terlihat angat takut. Habaek melihatnya.
Flashback [14 tahun yang lalu]
Saat masih mengenakan seragam sekolah di malam hari, Dokter Yoon So Ah berada di trotoar dekat sungai ia sedang menelepon Ayahnya tapi nomornya tidak aktif ia juga menangis. “Aku akan membuatmu menyesal selamanya.” Kata Yoon So Ah ia lalu membuang ponselnya ke sungai. Yoon So Ah berdiri di atas jembatan itu lalu menjatuhkan dirinya ke sungai. Yoon So Ah tenggelam ia meminta tolong dan memanggil Ayah. “Aku menyesalinya. Rasanya dingin dan gelap, dan aku memohon bantuan namun tak ada siapapun.” Kata Dokter Yoon. Yoon So Ah berhasil ke tepi sungai.
Flashback end.
Ma Bong Yeol tidak bercanda ia akan menyebur ke sungai ia lalu melompat ke sungai. Dokter Yoon memanggil-manggil Ma Bong Yeol. Ma Bong Yeol yang tidak bisa berenang pun meminta tolong pada dokter Yoon. Dokter Yoon lalu nekad akan melompat juga untuk menolongnya tapi Habaek menahannya.
“Wanita ini tidak berpikir dulu sebelum bertindak. Pegang ini. Dia sangat berisik. Kalian berdua pergilah dari rumahku. Aku sebenarnya tidak mau masuk ke air kotor itu.” Kata Dewa Habaek dan menyuruh Dokter Yoon untuk memegangkan ayamnya.
Dewa Habaek melompak, Dokter Yoon tambah khawatir ia menangis, ayam yang dipegangnya pun sudah terjatuh.
“Jangan berisik” Kata Habaek yang sudah keluar membawa Ma Bong Yeol yang masih pingsan. Dokter Yoon langsung ke Bong Yeol ia akan memberikan nafas buatan tapi Bong Yeol sudah sadar terlebih dahulu. Dokter Yoon memeluk Bong Yeol dan meminta maaf dan berterimakasih. Habaek menyuruh Dokter Yoon bawa orang bodoh itu dan pergi.

Habaek melihat ayamnya jatuh di tanah ia marah pada Dokter Yoon harusnya ia memegangkan ayamnya baik-baik. “Hei! Sudah kubilang pegangkan ini baik-baik! Aku... aku tak bermaksud memakannya. Nam Soo Ri sangat lapar.” Kata Habaek. Dokter Yoon berjalan ke Dewa Habaek lalu memeluknya dan berterimakasih. Habaek hanya terdiam.
Bersambung ke Episode 3 Part 2.
~~~
Di Negeri Air pelayan Petinggi bertanya apa itu takdir, ia memaksa memberitahukannya. Petinggi tidak mau memberitahukannya ia berkata “itu rahasia alam.”
~~~

No comments:

Post a Comment