Wednesday 5 July 2017

Sinopsis Bride of the Water God Episode 1 Part 2




Presdir Hoo sedang santai berada di dalam gedung memandang ke laut, ia lalu keluar bersama dengan karyawan-karyawannya membicarakan mengenai proyek mereka. Presdir itu juga mengenakan laporan mengenai bank. Karyawannya memberitahukan bahwa bank akan menurunkan bunga terhadap beberapa pinjaman dan mereka ingin makan bersama dengan Presdir.  

Perawat Yoo sedang mengepel lantai di klinik ia melihat berita mengenai adanya gelombang kedua gravitasi dan rangkaian ruang waktu yang bergeser, ia lalu mematikan tv nya. Dokter Yoon datang, ia bertanya pada perawat Yoo apakah ada panggilan dari kantor polisi? Perawat Yoo mengatakan tidak ada lalu ia mengatakan yang ada di berita tadi dan mengira cincin berlian Dokter Yoon hilang karena itu(Perawat Yoo masih tidak percaya bahwa Dokter Yoon memiliki cincin berlian).

Dokter Yoon masuk ke ruangannya ia melihat ada jas dokter baru di ruangannya. Perawat Yoo masuk membawakan minum ia memberitahu bahwa ia membeli jas dokter itu pagi hari karena jas dokter merupakan hal penting, ia juga menanyakan apakah Dokter Yoon sudah sarapan ia akan memasakkan lauk untuknya tapi Dokter Yoon tidak mau. Perawat Yoo menanyakan kapan Dokter Yoon akan pergi ke bank ia mengingatkannya ia tak bisa menyelesaikannya dengan menghindarinya. Dokter Yoon menanyakan apa ada janji dengan pasien? Perawat Yoo memberitahukan tidak ada janji dan tidak ada pasien sampai sore sehingga Dokter Yoon bisa pergi kemanapun semaunya.


Dokter Yoon pergi ke bank ia meminta pertimbangan lagi tapi bank tidak pasti akan menerimanya, bunganya malah naik dari 4% menjadi 7%. Dokter Yoon meminta pada pelayan bank untuk pertimbangan tersebut. Ia keluar untuk mengambil minum tapi perawat Yoo tidak ada.
Perawat Yoo sedang menaruh kartu nama klinik psikiaternya di mobil-mobil. Dokter Yoon masih menunggu pelayan bank tersebut tapi sudah lama sekali. Pelayan bank tersebut terlihat sedang sibuk. Dokter Yoon bertanya padanya lalu ia menjawab agar menunggu sebentar lagi. Tiba-tiba Presdir Hoo masuk ke bank, pelayan bank tersebut terlihat senang dan segera menyambutnya dan mempersilahkan masuk ke ruangan. Dokter Yoon mengikutinya dan mendengarkan percakapan di dekat pintu, mendengar presdir itu mendapat bunga hanya 1% Dokter Yoon terlihat kesal dan langsung masuk ke ruangan.
Pelayan bank itu menyuruh agar Dokter Yoon menunggu tapi Dokter Yoon malah semakin marah karena sudah dari pagi terus-terusan di suruh menunggu, ia juga protes kenapa ia dikenakan bunga 7% sedangkan presdir tersebut hanya 1%. Presdir mengatakan pada atasan pelayan itu agar mengurusi hal tersebut dahulu ia pamit pergi. Pelayan bank itu lalu marah pada Dokter Yoon dan menyuruh Dokter Yoon untuk meminta maaf pada Presdir itu karena menerobos masuk. Presdir yang mau pergi itu mendengar hal tersebut tidak setuju dengan pendapat pelayan bank tersebut. Presdir mendekta ke pelayan bank dan Dokter Yoon ia mengatakan pelayan bank lah yang salah karena memberitahukan bunga bank nya pada pelanggan lain.
“Aku akan membuat permintaan pada bank sehingga kau bisa mendapatkan pinjaman yang kau inginkan.” Kata Presdir Hoo pada Dokter Yoon
“Kenapa Anda yang melakukannya?” kata Dokter Yoon.
“Itu hanya karena kebaikan dari hatiku. Lalu, berhenti melecehkan karyawan mengenai tingkat bunga dan bekerja lebih keras untuk menghasilkan lebih banyak uang.”


Perawat Yoo sedang membagikan kartu kliniknya di luar bank. Ia lalu melihat sopir yang membersihkan kotoran burung di mobil menggunakan kartu tersebut. Perawat Yoo marah ia protes pada sopir tersebut. Presdir Hoo datang kemudian dibelakangnya Dokter Yoon. Ternyata itu adalah sopir Presdir Hoo. Perawat Yoo masih marah-marah, Dokter Yoon mencoba untuk mencegah perawat Yoo agar tidak marah tapi ia tetap saja marah. Ia bahkan sampai mempraktekan seharusnya sopirnya menggunakan wipernya saja. Karena perawat Yoo terlalu keras sehingga wiper itu patah. Perawat Yoo pun sekarang menjadi sedih dan takut mengenai biaya ganti wiper tersebut.


Dewa Habaek berada di taman, di sana ada banyak orang. Ia melihat-lihat sekitar. Nam Soo Ri datang ia memberitahukan bahwa ia belum menemukan koordinatnya. Dewa Habaek protes kenapa Nam Soo Ri tadi malam malah tidur yang katanya akan berjaga-jaga. Nam Soo Ri tidak bisa menahannya karena mengantuk dan lapar. Nam Soo Ri akan merasa lapar seperti manusia mungkin tidak seperti Dewa Habaek yang merupakan seorang Dewa. Nam Soo Ri mengeluh karena mungkin Dewa Habaek tidak akan mengerti.
“Kau sungguh lapar?” tanya Dewa Habaek
“Aku sangat lapar.” Kata Nam Soo Ri
“Maafkan aku. Ini semua karena aku kehilangan kekuatanku. Aku bahkan tidak bisa mengurus hamba yang setia sepertimu aku bahkan tidak tahu bagaimana aku bisa menjadi raja yang baik nantinya.”
Mendengar kata-kata Dewa Habaek Nam Soo Ri bersujud dan meminta maaf tapi Dewa Habaek berkata “Kau benar-benar berharap aku berkata seperti itu padamu?” Nam Soo Ri pun menjawab Tidak. (Duh Dewa juga pandai akting kaya gitu ya kirain minta maaf beneran). Dewa Habaek lalu bertanya sambil menunjuk ke ponsel yang orang-orang pegang menanyakan apa gunanya benda itu. Nam Soo Ri menjawab itu bukan makanan.
Dewa habaek lalu mengajak pergi Nam Soo Ri ke tanah gerbang para dewa. Dengan kemurahan hati Dewa Habaek, ia ingin memberikan kesempatan pada budaknya untuk melakukan misi.


Dokter Yoon dan Perawat Yoo sudah berada di kliniknya. Perawat Yoo masih khawatir mengenai ganti rugi wiper mobil milik presdir Hoo yang pastinya samapai jutaan won. Dokter Yoon menelepon Real Estate tapi tidak diangkat lalu ia akan pergi ke Gangwon-do. Perawat Yoo mengingatkan Dokter Yoon agar mengganti oli, membenarkan navigasi dll tapi Dokter Yoon langsung pergi.
Dokter sudah berada di perjalanan, navigasinya akan mati lalu ia membenarkannya.
Dewa Habaek dan Nam Soo Ri juga sedang perjalanan ke gerbang para dewa, mereka menumpak di sebuah mobil bak. Mobil bak itu berhenti di tengah jalan. Nam Soo Ri turun dahulu ia menyiapkan kakinya untuk pijakan Dewa Habaek tapi Dewa Habaek tidak memijaknya ia malah turun dengan santai. Pengemudi memberikan arahan ke desa yang mereka tuju dengan panjang lebar. Setelah mobil pergi, Dewa Habaek bertanya pada Nam Soo Ri apa yang ia katakan karean ia tidak mengerti Nam Soo Ri menjawab singkat bahwa mereka sudah dekat.

Dokter Yoon pergi ke pihak iklan tanahnya ia mengatakan sudah lima tahun tapi belum ada yang menghubunginya ia meminta agar memposting iklan dan memperhatikannya lebih. Ia juga berniat menurunkan harga jualnya. Tapi Ahjussi itu berkata meskipun harga jualnya murah tapi tidak akan ada orang yang membeli tanah tidak berguna. Dokter Yoon kesal dengan ahjussi itu karena meskipun benar perkataannya tapi tidak seharusnya ia berkata di depan pemilik tanah. Ahjussi itu lalu menawarkan apa Dokter Yoon akan menjualnya dengan harga setengahnya. Dokter Yoon terlihat tidak setuju.


Dewa Habaek sampai di tanah gerbang dewa. Mereka dapat melihat gerbang itu tapi manusia tidak bisa melihatnya. Gerbang tersebut lusuh untuk para dewa.
“Tapi keturunan budaknya Baginda itu tidak tahu apa-apa. Bagaimana ini? Kita perlu memberinya puncak yang hilang itu, untuk membangunkannya secara alami.” Kata Nam Soo Ri.
“Jangan khawatir. Ada cara lain.” Kata Dewa Habaek
“Seperti apa?”
“Dia akan terpikat pada pesonaku. Tidak mungkin dia tidak mau mendengarkanku. Dan jika wanita itu tidak terpikat, aku akan menggunakan usaha terakhirku.”
“Apa itu? Maaf? Jangan, jangan itu.”
“Mengapa tidak?”
“itu tidak boleh digunakan. Kita bisa memulihkan puncak nya saat kita kembali. Dengan begitu, dia akan melupakan semuanya. Tapi jika Baginda menggunakan metode itu, itu tidak bisa terjadi. Akan terlalu sulit bagi manusia untuk menangani itu.”
“Sejak tadi malam, sampai saat ini... Kau terus bertindak bodoh lalu, apahal hal bodoh yang kau katakan sekarang?”
“Dan, terlebih lagi, Baginda sudah kehilangan kekuatan. Apa semua itu akan berhasil?”
“Mengapa itu penting? Jika aku tidak punya kekuatan, aku bukan dewa? Lalu, mengapa tidak kau saja yang bertindak sebagai tuanku?”
“Bagaimana Baginda mengatakan itu? Aku tidak bermaksud seperti itu.”
Sebuah mobil datang dan ternyata itu adalah Dokter Yoon yang merupakan pemilik tanah tersebut. (itu artinya Dokter Yoon keturuan budak dewa). Dokter Yoon bertanya pada Nam Soo Ri apa yang sedang mereka lakukan, ia tidak mengetahui bahwa orang yang di dekat orang itu adalah Dewa Habaek yang tadi malam bertemu dengannya yang ia kira orang yang terkena delusi karena menganggap dirinya Dewa.
Dewa Habaekmelihat ke tanah ada suatu batu dan ia membalikkan badannya ke arah Dokter Yoon dalam hatinya ia berkata “Ternyata kau.” Dokter Yoon melihat Dewa Habaek dan teringat pertemuannya tadi malam. Ia berkata dalam hatinya “Mengapa dia ada di sini?” Dokter Yoon lalu bertanya apakah mereka akan membeli tanahnya tapi Dewa Habaek menjawab “Kenapa juga aku harus membeli tanah sendiri?”


Dewa Habaek berjalan mendekat ke Dokter Yoon ia mencoba memikat Dokter Yoon dengan berkata lembut sambil jarinya memegang wajah Dokter Yoon.
“Aku sudah sekian lama mencarimu, budakku. Sangat menyenangkan bertemu denganmu seperti ini. Kau harus merasa tersentuh... karena aku merasa senang bertemu denganmu.” Kata Dewa Habaek.
Tadinya Dokter Yoon terbawa olehnya lalu ia tersadar dan segera menampar jari Dewa Habaek yang menyentuhnya.
“Apa yang kau lakukan?” tanya Dokter Yoon.
“Beraninya kau...” Dewa Habaek.
Dokter Yoon bergegas pergi ke mobil sambil teringat kata-kata perawat Yoo yang mengatakan bahwa ia ditakdirkan menjadi seorang psikiater. Ia berjalan sambil berkata bahwa ia harus bertemu Yeom Mi. Ketika memutarkan mobilnya sambil menelepon Yeom Mi, Dokter Yoon kaget karena di depannya sudah ada Nam Soo Ri yang menghalanginya ia mengerem mendadak, Nam Soo Ri terjatuh. Dokter Yoon keluar dari mobilnya menanyakan keadaan Nam Soo Ri lalu Nam Soo Ri menjawab ia baik-baik saja tapi Dewa Habaek mengatakan bahwa ia tidak baik-baik saja, Nam Soo Ri pun menurut.


Dokter Yoon berada di perjalanan, ia bersama Dewa Habaek dan Nam Soo Ri. Dewa Habaek duduk dibelakang dan Nam Soo Ri di dekat Dokter Yoon yang sedang mengemudi. Dokter Yoon berbicara dengan Dewa Habaek yang sedang memperhatikan Dokter Yoong mengemudi dan memperhatikan semua yang ada di mobil.
“Aku akan mengantarmu ke rumah sakit terdekat. Kita telpon perusahaan asuransi disana.” Kata Dokter Yoon.
“Tidak, aku akan mengikuti kemanapun kau pergi.” Kata Dewa habaek.
“Dengar, ya. Jika dia terluka, bagaimana dia bisa sampai ke Seoul? Dan kenapa kau berbicara informal padaku?”
“Aku tidak tahu apa maksudmu, tapi sadarlah supaya kau bisa mengerti. Semuanya akan lebih mudah setelah kau mengerti.”
Apa yang dia katakan?” kata Dokter Yoon dalam hatinya.
“Permisi, apa tidak ada Rumah Sakit yang biasa kau kunjungi? Jika tidak, datanglah ke rumah sakit kami... Aku berkata apa, sih? Maaf. Aku seorang dokter, dan temanmu...
“Dia bukan temanku. Dia hambaku.” Kata Dewa Habaek.
“Kalau begitu, hambamu... Tidak, orang ini... menurutku, dia baik-baik saja. Aku hanya mengantarmu karena aku yang menabraknya, maka kita harus bekerja sama.” Kata Dokter Yoon.
“Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan”
“Ini bukan jalan yang aku lewati tadi.” Dokter Yoon berkata pada dirinya sendiri dan sepertinya navigasinya menunjukkan jalan yang salah.

Mereka masuk ke jalan buntu, Dokter yoon kesal sampai berteriak dan membangunkan Nam Soo Ri yang dari tadi tidur di mobil. Dewa Habaek bertanya pada Dokter Yoon apakah dia lelah? Ia juga menawarkan apa ia yang perlu menyetir. Nam Soo Ri terkejut karena Dewa Habaek tidak tau menyetir. Dokter Yoon menanyakan apa ia mempunyai SIM. Dewa Habaek yang tidak tau langsung bertanya apa itu? Dokter Yoon lalu mengatakan seorang dokter tidak akan membiarkan pasiennya menyetir.
Dokter Yoon mulai menyetir kembali, saat ia berbelok ke kanan tiba-tiba mobilnya berhenti karena ia kehabisan bensin. Ia keluar dari mobil dan mencoba menelepon tapi teleponnya mati. Dewa Habaek yang tidak tau apa-apa bertanya pada Nam Soo Ri apa yang terjadi. Nam Soo Ri memberitahukan pada Dewa Habaek bahwa Dokter Yoon mobilnya berhenti karena kehabisan bensin. Dewa Habaek lalu menyuruh Nam Soo Ri agar memberikannya bensin tapi Nam Soo Ri juga tidak tahu bagaimana.
Dokter Yoon meminjam ponsel pada Nam Soo Ri tapi ia tidak memilikinya. Dokter Yoon lalu menyarankan agar mereka jalan saja mungkin akan bertemu seseorang dan meminjam ponselnya untuk menghubungi asuransi atau membeli gas. Dewa Habaek menyarankan agar Dokter Yoon istirahat dulu karena ia lelah biar Nam Soo Ri yang mencari sendiri. Dokter Yoon menolak karena ia sedang sakit, Nam Soo Ri setuju dengan Dokter Yoon dan akan berpura-pura sakit tapi ketika Dewa Habaek berkata ia tidak sakit Nam Soo Ri pun tidak jadi pura-pura sakit. Dewa Habaek lalu menarik Dokter Yoon masuk ke mobil. Dengan pasrah dan bingung kemana Nam Soo Ri akan pergi. Dokter Yoon lalu memanggilnya, Nam Soo Ri tadinya senang karena berpikir Dokter Yoon akan membantunya tapi ternyata tidak. Dokter Yoon memberikan nomor plat nomor, surat asuransinya, uang untuk membeli bensin dan wadah untuk bensin.  Dengan pasrah dan lemas Nam Soo Ri pergi sendiri.


Dokter Yoon melihat ke Dewa Habaek dan Dewa Habaek juga melihat ke arahnya. Dokter Yoon lalu menutup bagasinya tapi sedikit masih terbuka ia langsung masuk ke mobil. Dewa Habaek berdiri di depan mobil dan melihat ke hutan. Dokter Yoon terlihat lelah ia bersandar di dalam mobil dan mengeluh kenapa harinya sial sekali, ia lalu tidur. Dewa Habaek melihat ke belakang ke Dokter Yoon yang sedang tidur di mobil.
Dokter Yoon sudah terbangun dan melihat Dewa Habaek yang masih berdiri di luar. Ia keluar mobil memanggil Dewa Habaek dengan “kau yang ada disana” dan menyuruh Dewa Habaek agar menunggu di mobil. Dewa Habaek berjalan ke arah mobil dan mengatakan bahwa namanya Habaek bukan “kau yang ada di sana” dan seperti biasa mengatakan “Aku adalah dewa air, calon raja Negeri Air dan calon kaisar Alam para Dewa! Dan aku adalah pemilikmu...Habaek.”
Astaga, aku terus lupa kalau dia adalah pasien.” Kata Dokter Yoon dalam hatinya.
“Maaf, pasien...Maksudku, Habaek. Mengapa kau berpikir, bahwa kau adalah dewa air?” tanya Dokter Yoon pada Dewa Habaek.
“Pertanyaan macam apa itu? Lalu bagaimana denganmu? Kenapa kau menganggap dirimu sebagai manusia?” kata Habaek
“Baiklah. Lalu, apa dewa air itu?”
“Kau mau apa dariku, sebenarnya? Sebagai manusia, kau ingin ku berikan pelajaran? Sepertinya kau ingin membicarakan prinsip-prinsip dunia. Dengarkan baik-baik. Dewa air, dewa langit, dan dewa bumi. Kami... Adalah alam. Aku... adalah alam.”
“Orang yang alami?”
“Aku adalah alam.”
“Orang yang alami?”
“Aku adalah alam, dan di terlebih lagi... Aku adalah alam yang paling alami.”  Dewa Habaek lalu masuk ke dalam mobil.
Dokter Yoon dan Habaek berada di dalam mobil. Dokter Yoon melihat Habaek lewat spion mobil dan berkata pada dirinya “Dari luar, dia terlihat sangat normal.” Ia melihat lagi kearah Habaek. Habaek lalu berkata “Berhenti melirik. Aku bisa melihatnya dengan mata terpejam. Aku sangat terbiasa dilihat seperti itu.”
Dokter Yoon lalu bertanya pada Habaek apa ia memiliki keluarga? Habaek menjawab bahwa bisa jadi ada bisa jadi tidak karena mereka tidak memiliki hubungan keluarga yang sama dengan manusia.
“Lalu siapa teman itu...” tanya Dokter Yoon
“Sudah kubilang, dia adalah hambaku. Dia seperti dirimu. Nam Soo Ri adalah budakku di Alam para Dewa dan kau adalah budakku di dunia manusia. Hei kau, budak.”
“Ya?” tanpa sadar Dokter Yoon menjawabnya ketika dipanggil budak lalu ia langsung sadar dan berkata “Permisi!” belum selesai bicara Habaek langsung memotongnya.
“Namaku, Habaek. Apa kau sungguh membutuhkan uang dari yang lain?”
“Kenapa?”
“Kenapa manusia sangatlah membutuhkan uang?”
“Arti uang yaitu kebahagiaan.”
“Bagimu juga?”
“Ya, kenapa bertanya itu?”
“Aku... Sepertinya aku bisa melakukan itu untukmu.” Kata Haebak, Dokter Yoon langsung menengoknya karena tertarik lalu Haebak berkata “Tidak secepat itu, karena keadaan aku saat ini.”
Kenapa aku terus terpengaruh olehnya?”
“Hei, Budak. Jika kau membutuhkan uang lebih dari segalanya karena uang akan membuatmu bahagia artinya yang kau butuhkan hanyalah kebahagiaan.”
“Kau sebenarnya tahu apa tentang aku?”
“Namun, aku tidak tertarik dengan kebahagiaan manusia jadi aku akan membalasmu dengan uang.”


Dokter Yoon membuka pintu mobilnya dan mengajak Haebak agar pergi membantu Nam Soo Ri. Mereka berdua jalan bersama di hutan tapi sepertinya mereka salah jalan sehingga mereka akan balik lagi.
“Permisi, aku saja yang memimpin jalan.” Kata Dokter Yoon.
“Hei, Budak! Ini peringatan terakhirku. Dengarkan baik-baik. Aku Habaek, bukan "Permisi." Aku adalah dewa air, calon raja Negeri Air dan calon kaisar Alam para Dewa! Habaek.”
“Kalau begitu, dengarkan aku. Namaku Yoon So Ah, bukan "Budak." Dan karena saat ini aku wali-mu, aku ingin kau memanggilku Dokter Yoon tapi jika tidak mau, panggil aku Yoon So Ah. Kau mengerti?”
“Aku mengerti.”
Dokter Yoon mulai berjalan lalu tiba-tiba ia melihat seekor babi hutan, ia kaget dan langsung memegang tangan Habaek menariknya untuk lari. Mereka berdua dikejar oleh babi hutan. Habaek melihat ke Dokter Yoon yang lari sambil memegang tangannya lalu ia membenarkan pegangannya kini ia yang memegang tangan Dokter Yoon dan berlari menarik Dokter Yoon. Saat dekat dengan mobil kunci mobil dokter Yoon malah terjatuh ahirnya mereka masuk ke bagasi yang sedikit terbuka. Babi hutan itu masih mengejar mereka dan ketika mereka sudah di bagasi babi hutan itu mendorong-dorong mobil dokter Yoon. Dokter Yoon sangat ketakutan tapi Habaek tetap tenang.
Mendengar mobilnya tidak disrudug lagi,Habaek bertanya mengapa mereka harus diam, dokter mengisyaratkan agar tetap diam.Dokter Yoon mengira babi itu sudah pergi, ia bertanya keadaan Haebak, Haebak merasa tidak nyaman. Dokter Yoon membuka pintu bagasinya sedikit tapi ternyata masih ada Babi hutan itu. Babi hutan yang melihat itu pun langsung menyerudug kembali. Dokter Yoon lalu menutup bagasinya kembali dan ia berteriak ketakutan dan memeluk Habaek.
Keadaan sudah tenang, Nam Soo Ri membuka bagasi. Nam Soo Ri bertemu dengan pemburu dan ditolong olehnya kemudian pemburu itu sedang mengejar babi hutan tersebut. Dokter Yoon masih terlihat syok.


Mereka bertiga sudah berada di kota, Dewa Habaek yang menyetir mobil, Dokter Yoon duduk di belakang dan terlihat masih sedikit syok. Dokter Yoon mengira Habaek tidak bisa menyetir. Habaek memberitahukan ia memang tidak bisa menyetir ini yang pertama kali dan dengan angkuhhnya ia mengatakan bahwa ia langsung ahli menyetir. Mendengar hal tersebut Dokter Yoon terkejut dan marah ia menyuruhnya berhenti tapi Habaek menambah lajunya lalu ia menepikan mobilnya.
Dokter Yoon turun dari mobil terlihat syok sampai mual.
“Disini tempat tinggalmu? Kau menipuku?” kata Dewa Habaek.
“Siapa yang menipu siapa? Meskipun begitu, terima kasih untuk apa yang sudah kau lakukan padaku hari ini.
“Itu terjadi sejak lama. Dewa membuat janji dengan leluhurmu, yang namanya tidak aku ketahui. Dia berjanji bahwa keluargamu akan selamanya hidup sebagai budakku. Tidak masalah kalau kau tidak membuat janji. Jika itu yang diinginkan para dewa, sebagai keturunan budakku kau harus membantuku seperti yang telah dijanjikan.  Bawa aku ke tempat tinggalmu.”
“Tidak, rumah sakit akan membantumu nanti.”
“Jika kau menolak, itu hanya akan menjadi lebih sulit bagimu.”
“Seperti ini saja sudah cukup sulit bagiku, jadi aku tidak peduli. Kau benar. Mungkin kebahagiaan yang paling aku butuhkan sekarang. Karena aku lelah. Jadi tolong... Pergilah. Aku mohon padamu.” Kata Dokter Yoon lalu berjalan pergi.
“Setelah menjelaskan semuanya padamu, kau masih belum tersadar. Kau tidak peka sekali. Kalau begitu, aku tidak punya pilihan. Nam Soo Ri, tadinya aku tidak ingin menggunakan metode ini karena apa yang kau katakan tapi aku tidak punya pilihan.” Kata Haebak yang berjalan menuju Dokter Yoon dan memanggilnya. Nam Soo Ri mencoba menghentikannya tapi ia tidak bisa.
“Hei, Budak! Aku akan memberkatimu dengan berkat ilahi supaya kau bisa tersadar.” Haebak menuju ke Dokter Yoon lalu menciumnya ... ^-^

Bersambung ke Episode 2

No comments:

Post a Comment