Presdir Hoo sedang santai berada di dalam gedung memandang
ke laut, ia lalu keluar bersama dengan karyawan-karyawannya membicarakan
mengenai proyek mereka. Presdir itu juga mengenakan laporan mengenai bank.
Karyawannya memberitahukan bahwa bank akan menurunkan bunga terhadap beberapa
pinjaman dan mereka ingin makan bersama dengan Presdir.
Perawat Yoo sedang mengepel lantai di klinik ia melihat
berita mengenai adanya gelombang kedua gravitasi dan rangkaian ruang waktu yang
bergeser, ia lalu mematikan tv nya. Dokter Yoon datang, ia bertanya pada
perawat Yoo apakah ada panggilan dari kantor polisi? Perawat Yoo mengatakan
tidak ada lalu ia mengatakan yang ada di berita tadi dan mengira cincin berlian
Dokter Yoon hilang karena itu(Perawat Yoo masih tidak percaya bahwa Dokter Yoon
memiliki cincin berlian).
Dokter Yoon masuk ke ruangannya ia melihat ada jas dokter
baru di ruangannya. Perawat Yoo masuk membawakan minum ia memberitahu bahwa ia
membeli jas dokter itu pagi hari karena jas dokter merupakan hal penting, ia
juga menanyakan apakah Dokter Yoon sudah sarapan ia akan memasakkan lauk
untuknya tapi Dokter Yoon tidak mau. Perawat Yoo menanyakan kapan Dokter Yoon
akan pergi ke bank ia mengingatkannya ia tak bisa menyelesaikannya dengan
menghindarinya. Dokter Yoon menanyakan apa ada janji dengan pasien? Perawat Yoo
memberitahukan tidak ada janji dan tidak ada pasien sampai sore sehingga Dokter
Yoon bisa pergi kemanapun semaunya.
Dokter Yoon pergi ke bank ia meminta pertimbangan lagi tapi bank
tidak pasti akan menerimanya, bunganya malah naik dari 4% menjadi 7%. Dokter
Yoon meminta pada pelayan bank untuk pertimbangan tersebut. Ia keluar untuk
mengambil minum tapi perawat Yoo tidak ada.
Perawat Yoo sedang menaruh kartu nama klinik psikiaternya di
mobil-mobil. Dokter Yoon masih menunggu pelayan bank tersebut tapi sudah lama
sekali. Pelayan bank tersebut terlihat sedang sibuk. Dokter Yoon bertanya
padanya lalu ia menjawab agar menunggu sebentar lagi. Tiba-tiba Presdir Hoo
masuk ke bank, pelayan bank tersebut terlihat senang dan segera menyambutnya
dan mempersilahkan masuk ke ruangan. Dokter Yoon mengikutinya dan mendengarkan
percakapan di dekat pintu, mendengar presdir itu mendapat bunga hanya 1% Dokter
Yoon terlihat kesal dan langsung masuk ke ruangan.
Pelayan bank itu menyuruh agar Dokter Yoon menunggu tapi
Dokter Yoon malah semakin marah karena sudah dari pagi terus-terusan di suruh
menunggu, ia juga protes kenapa ia dikenakan bunga 7% sedangkan presdir
tersebut hanya 1%. Presdir mengatakan pada atasan pelayan itu agar mengurusi
hal tersebut dahulu ia pamit pergi. Pelayan bank itu lalu marah pada Dokter
Yoon dan menyuruh Dokter Yoon untuk meminta maaf pada Presdir itu karena
menerobos masuk. Presdir yang mau pergi itu mendengar hal tersebut tidak setuju
dengan pendapat pelayan bank tersebut. Presdir mendekta ke pelayan bank dan
Dokter Yoon ia mengatakan pelayan bank lah yang salah karena memberitahukan
bunga bank nya pada pelanggan lain.
“Aku akan membuat permintaan pada bank sehingga kau bisa
mendapatkan pinjaman yang kau inginkan.” Kata Presdir Hoo pada Dokter Yoon
“Kenapa Anda yang melakukannya?” kata Dokter Yoon.
“Itu hanya karena kebaikan dari hatiku. Lalu, berhenti
melecehkan karyawan mengenai tingkat bunga dan bekerja lebih keras untuk menghasilkan
lebih banyak uang.”
Perawat Yoo sedang membagikan kartu kliniknya di luar bank. Ia
lalu melihat sopir yang membersihkan kotoran burung di mobil menggunakan kartu
tersebut. Perawat Yoo marah ia protes pada sopir tersebut. Presdir Hoo datang
kemudian dibelakangnya Dokter Yoon. Ternyata itu adalah sopir Presdir Hoo. Perawat
Yoo masih marah-marah, Dokter Yoon mencoba untuk mencegah perawat Yoo agar
tidak marah tapi ia tetap saja marah. Ia bahkan sampai mempraktekan seharusnya
sopirnya menggunakan wipernya saja. Karena perawat Yoo terlalu keras sehingga
wiper itu patah. Perawat Yoo pun sekarang menjadi sedih dan takut mengenai
biaya ganti wiper tersebut.
Dewa Habaek berada di taman, di sana ada banyak orang. Ia melihat-lihat
sekitar. Nam Soo Ri datang ia memberitahukan bahwa ia belum menemukan
koordinatnya. Dewa Habaek protes kenapa Nam Soo Ri tadi malam malah tidur yang
katanya akan berjaga-jaga. Nam Soo Ri tidak bisa menahannya karena mengantuk
dan lapar. Nam Soo Ri akan merasa lapar seperti manusia mungkin tidak seperti
Dewa Habaek yang merupakan seorang Dewa. Nam Soo Ri mengeluh karena mungkin
Dewa Habaek tidak akan mengerti.
“Kau sungguh lapar?” tanya Dewa Habaek
“Aku sangat lapar.” Kata Nam Soo Ri
“Maafkan aku. Ini semua karena aku kehilangan kekuatanku. Aku
bahkan tidak bisa mengurus hamba yang setia sepertimu aku bahkan tidak tahu
bagaimana aku bisa menjadi raja yang baik nantinya.”
Mendengar kata-kata Dewa Habaek Nam Soo Ri bersujud dan
meminta maaf tapi Dewa Habaek berkata “Kau benar-benar berharap aku berkata
seperti itu padamu?” Nam Soo Ri pun menjawab Tidak. (Duh Dewa juga pandai
akting kaya gitu ya kirain minta maaf beneran). Dewa Habaek lalu bertanya
sambil menunjuk ke ponsel yang orang-orang pegang menanyakan apa gunanya benda
itu. Nam Soo Ri menjawab itu bukan makanan.
Dewa habaek lalu mengajak pergi Nam Soo Ri ke tanah gerbang para
dewa. Dengan kemurahan hati Dewa Habaek, ia ingin memberikan kesempatan pada
budaknya untuk melakukan misi.
Dokter Yoon dan Perawat Yoo sudah berada di kliniknya.
Perawat Yoo masih khawatir mengenai ganti rugi wiper mobil milik presdir Hoo
yang pastinya samapai jutaan won. Dokter Yoon menelepon Real Estate tapi tidak
diangkat lalu ia akan pergi ke Gangwon-do. Perawat Yoo mengingatkan Dokter Yoon
agar mengganti oli, membenarkan navigasi dll tapi Dokter Yoon langsung pergi.
Dokter sudah berada di perjalanan, navigasinya akan mati
lalu ia membenarkannya.
Dewa Habaek dan Nam Soo Ri juga sedang perjalanan ke gerbang
para dewa, mereka menumpak di sebuah mobil bak. Mobil bak itu berhenti di tengah
jalan. Nam Soo Ri turun dahulu ia menyiapkan kakinya untuk pijakan Dewa Habaek
tapi Dewa Habaek tidak memijaknya ia malah turun dengan santai. Pengemudi
memberikan arahan ke desa yang mereka tuju dengan panjang lebar. Setelah mobil
pergi, Dewa Habaek bertanya pada Nam Soo Ri apa yang ia katakan karean ia tidak
mengerti Nam Soo Ri menjawab singkat bahwa mereka sudah dekat.
Dokter Yoon pergi ke pihak iklan tanahnya ia mengatakan
sudah lima tahun tapi belum ada yang menghubunginya ia meminta agar memposting
iklan dan memperhatikannya lebih. Ia juga berniat menurunkan harga jualnya.
Tapi Ahjussi itu berkata meskipun harga jualnya murah tapi tidak akan ada orang
yang membeli tanah tidak berguna. Dokter Yoon kesal dengan ahjussi itu karena
meskipun benar perkataannya tapi tidak seharusnya ia berkata di depan pemilik
tanah. Ahjussi itu lalu menawarkan apa Dokter Yoon akan menjualnya dengan harga
setengahnya. Dokter Yoon terlihat tidak setuju.
Dewa Habaek sampai di tanah gerbang dewa. Mereka dapat
melihat gerbang itu tapi manusia tidak bisa melihatnya. Gerbang tersebut lusuh
untuk para dewa.
“Tapi keturunan budaknya Baginda itu tidak tahu apa-apa.
Bagaimana ini? Kita perlu memberinya puncak yang hilang itu, untuk
membangunkannya secara alami.” Kata Nam Soo Ri.
“Jangan khawatir. Ada cara lain.” Kata Dewa Habaek
“Seperti apa?”
“Dia akan terpikat pada pesonaku. Tidak mungkin dia tidak mau
mendengarkanku. Dan jika wanita itu tidak terpikat, aku akan menggunakan usaha
terakhirku.”
“Apa itu? Maaf? Jangan, jangan itu.”
“Mengapa tidak?”
“itu tidak boleh digunakan. Kita bisa memulihkan puncak nya
saat kita kembali. Dengan begitu, dia akan melupakan semuanya. Tapi jika
Baginda menggunakan metode itu, itu tidak bisa terjadi. Akan terlalu sulit bagi
manusia untuk menangani itu.”
“Sejak tadi malam, sampai saat ini... Kau terus bertindak
bodoh lalu, apahal hal bodoh yang kau katakan sekarang?”
“Dan, terlebih lagi, Baginda sudah kehilangan kekuatan. Apa
semua itu akan berhasil?”
“Mengapa itu penting? Jika aku tidak punya kekuatan, aku
bukan dewa? Lalu, mengapa tidak kau saja yang bertindak sebagai tuanku?”
“Bagaimana Baginda mengatakan itu? Aku tidak bermaksud
seperti itu.”
Sebuah mobil datang dan ternyata itu adalah Dokter Yoon yang
merupakan pemilik tanah tersebut. (itu artinya Dokter Yoon keturuan budak
dewa). Dokter Yoon bertanya pada Nam Soo Ri apa yang sedang mereka lakukan, ia
tidak mengetahui bahwa orang yang di dekat orang itu adalah Dewa Habaek yang
tadi malam bertemu dengannya yang ia kira orang yang terkena delusi karena
menganggap dirinya Dewa.
Dewa Habaekmelihat ke tanah ada suatu batu dan ia
membalikkan badannya ke arah Dokter Yoon dalam hatinya ia berkata “Ternyata kau.” Dokter Yoon melihat Dewa
Habaek dan teringat pertemuannya tadi malam. Ia berkata dalam hatinya “Mengapa dia ada di sini?” Dokter Yoon
lalu bertanya apakah mereka akan membeli tanahnya tapi Dewa Habaek menjawab “Kenapa
juga aku harus membeli tanah sendiri?”
Dewa Habaek berjalan mendekat ke Dokter Yoon ia mencoba
memikat Dokter Yoon dengan berkata lembut sambil jarinya memegang wajah Dokter
Yoon.
“Aku sudah sekian lama mencarimu, budakku. Sangat
menyenangkan bertemu denganmu seperti ini. Kau harus merasa tersentuh... karena
aku merasa senang bertemu denganmu.” Kata Dewa Habaek.
Tadinya Dokter Yoon terbawa olehnya lalu ia tersadar dan
segera menampar jari Dewa Habaek yang menyentuhnya.
“Apa yang kau lakukan?” tanya Dokter Yoon.
“Beraninya kau...” Dewa Habaek.
Dokter Yoon bergegas pergi ke mobil sambil teringat kata-kata
perawat Yoo yang mengatakan bahwa ia ditakdirkan menjadi seorang psikiater. Ia
berjalan sambil berkata bahwa ia harus bertemu Yeom Mi. Ketika memutarkan
mobilnya sambil menelepon Yeom Mi, Dokter Yoon kaget karena di depannya sudah
ada Nam Soo Ri yang menghalanginya ia mengerem mendadak, Nam Soo Ri terjatuh. Dokter
Yoon keluar dari mobilnya menanyakan keadaan Nam Soo Ri lalu Nam Soo Ri
menjawab ia baik-baik saja tapi Dewa Habaek mengatakan bahwa ia tidak baik-baik
saja, Nam Soo Ri pun menurut.
Dokter Yoon berada di perjalanan, ia bersama Dewa Habaek dan
Nam Soo Ri. Dewa Habaek duduk dibelakang dan Nam Soo Ri di dekat Dokter Yoon
yang sedang mengemudi. Dokter Yoon berbicara dengan Dewa Habaek yang sedang
memperhatikan Dokter Yoong mengemudi dan memperhatikan semua yang ada di mobil.
“Aku akan mengantarmu ke rumah sakit terdekat. Kita telpon
perusahaan asuransi disana.” Kata Dokter Yoon.
“Tidak, aku akan mengikuti kemanapun kau pergi.” Kata Dewa
habaek.
“Dengar, ya. Jika dia terluka, bagaimana dia bisa sampai ke
Seoul? Dan kenapa kau berbicara informal padaku?”
“Aku tidak tahu apa maksudmu, tapi sadarlah supaya kau bisa
mengerti. Semuanya akan lebih mudah setelah kau mengerti.”
“Apa yang dia katakan?”
kata Dokter Yoon dalam hatinya.
“Permisi, apa tidak ada Rumah Sakit yang biasa kau kunjungi?
Jika tidak, datanglah ke rumah sakit kami... Aku berkata apa, sih? Maaf. Aku
seorang dokter, dan temanmu...
“Dia bukan temanku. Dia hambaku.” Kata Dewa Habaek.
“Kalau begitu, hambamu... Tidak, orang ini... menurutku, dia
baik-baik saja. Aku hanya mengantarmu karena aku yang menabraknya, maka kita
harus bekerja sama.” Kata Dokter Yoon.
“Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan”
“Ini bukan jalan yang aku lewati tadi.” Dokter Yoon berkata
pada dirinya sendiri dan sepertinya navigasinya menunjukkan jalan yang salah.
Mereka masuk ke jalan buntu, Dokter yoon kesal sampai
berteriak dan membangunkan Nam Soo Ri yang dari tadi tidur di mobil. Dewa
Habaek bertanya pada Dokter Yoon apakah dia lelah? Ia juga menawarkan apa ia
yang perlu menyetir. Nam Soo Ri terkejut karena Dewa Habaek tidak tau menyetir.
Dokter Yoon menanyakan apa ia mempunyai SIM. Dewa Habaek yang tidak tau
langsung bertanya apa itu? Dokter Yoon lalu mengatakan seorang dokter tidak
akan membiarkan pasiennya menyetir.
Dokter Yoon mulai menyetir kembali, saat ia berbelok ke
kanan tiba-tiba mobilnya berhenti karena ia kehabisan bensin. Ia keluar dari
mobil dan mencoba menelepon tapi teleponnya mati. Dewa Habaek yang tidak tau
apa-apa bertanya pada Nam Soo Ri apa yang terjadi. Nam Soo Ri memberitahukan
pada Dewa Habaek bahwa Dokter Yoon mobilnya berhenti karena kehabisan bensin. Dewa
Habaek lalu menyuruh Nam Soo Ri agar memberikannya bensin tapi Nam Soo Ri juga
tidak tahu bagaimana.
Dokter Yoon meminjam ponsel pada Nam Soo Ri tapi ia tidak
memilikinya. Dokter Yoon lalu menyarankan agar mereka jalan saja mungkin akan
bertemu seseorang dan meminjam ponselnya untuk menghubungi asuransi atau
membeli gas. Dewa Habaek menyarankan agar Dokter Yoon istirahat dulu karena ia
lelah biar Nam Soo Ri yang mencari sendiri. Dokter Yoon menolak karena ia
sedang sakit, Nam Soo Ri setuju dengan Dokter Yoon dan akan berpura-pura sakit
tapi ketika Dewa Habaek berkata ia tidak sakit Nam Soo Ri pun tidak jadi
pura-pura sakit. Dewa Habaek lalu menarik Dokter Yoon masuk ke mobil. Dengan
pasrah dan bingung kemana Nam Soo Ri akan pergi. Dokter Yoon lalu memanggilnya,
Nam Soo Ri tadinya senang karena berpikir Dokter Yoon akan membantunya tapi
ternyata tidak. Dokter Yoon memberikan nomor plat nomor, surat asuransinya,
uang untuk membeli bensin dan wadah untuk bensin. Dengan pasrah dan lemas Nam Soo Ri pergi
sendiri.
Dokter Yoon melihat ke Dewa Habaek dan Dewa Habaek juga melihat
ke arahnya. Dokter Yoon lalu menutup bagasinya tapi sedikit masih terbuka ia
langsung masuk ke mobil. Dewa Habaek berdiri di depan mobil dan melihat ke
hutan. Dokter Yoon terlihat lelah ia bersandar di dalam mobil dan mengeluh
kenapa harinya sial sekali, ia lalu tidur. Dewa Habaek melihat ke belakang ke
Dokter Yoon yang sedang tidur di mobil.
Dokter Yoon sudah terbangun dan melihat Dewa Habaek yang
masih berdiri di luar. Ia keluar mobil memanggil Dewa Habaek dengan “kau yang
ada disana” dan menyuruh Dewa Habaek agar menunggu di mobil. Dewa Habaek
berjalan ke arah mobil dan mengatakan bahwa namanya Habaek bukan “kau yang ada
di sana” dan seperti biasa mengatakan “Aku adalah dewa air, calon raja Negeri
Air dan calon kaisar Alam para Dewa! Dan aku adalah pemilikmu...Habaek.”
“Astaga, aku terus
lupa kalau dia adalah pasien.” Kata Dokter Yoon dalam hatinya.
“Maaf, pasien...Maksudku, Habaek. Mengapa kau berpikir,
bahwa kau adalah dewa air?” tanya Dokter Yoon pada Dewa Habaek.
“Pertanyaan macam apa itu? Lalu bagaimana denganmu? Kenapa
kau menganggap dirimu sebagai manusia?” kata Habaek
“Baiklah. Lalu, apa dewa air itu?”
“Kau mau apa dariku, sebenarnya? Sebagai manusia, kau ingin
ku berikan pelajaran? Sepertinya kau ingin membicarakan prinsip-prinsip dunia.
Dengarkan baik-baik. Dewa air, dewa langit, dan dewa bumi. Kami... Adalah alam.
Aku... adalah alam.”
“Orang yang alami?”
“Aku adalah alam.”
“Orang yang alami?”
“Aku adalah alam, dan di terlebih lagi... Aku adalah alam yang
paling alami.” Dewa Habaek lalu masuk ke
dalam mobil.
Dokter Yoon dan Habaek berada di dalam mobil. Dokter Yoon
melihat Habaek lewat spion mobil dan berkata pada dirinya “Dari luar, dia
terlihat sangat normal.” Ia melihat lagi kearah Habaek. Habaek lalu berkata “Berhenti
melirik. Aku bisa melihatnya dengan mata terpejam. Aku sangat terbiasa dilihat
seperti itu.”
Dokter Yoon lalu bertanya pada Habaek apa ia memiliki
keluarga? Habaek menjawab bahwa bisa jadi ada bisa jadi tidak karena mereka
tidak memiliki hubungan keluarga yang sama dengan manusia.
“Lalu siapa teman itu...” tanya Dokter Yoon
“Sudah kubilang, dia adalah hambaku. Dia seperti dirimu. Nam
Soo Ri adalah budakku di Alam para Dewa dan kau adalah budakku di dunia
manusia. Hei kau, budak.”
“Ya?” tanpa sadar Dokter Yoon menjawabnya ketika dipanggil
budak lalu ia langsung sadar dan berkata “Permisi!” belum selesai bicara Habaek
langsung memotongnya.
“Namaku, Habaek. Apa kau sungguh membutuhkan uang dari yang
lain?”
“Kenapa?”
“Kenapa manusia sangatlah membutuhkan uang?”
“Arti uang yaitu kebahagiaan.”
“Bagimu juga?”
“Ya, kenapa bertanya itu?”
“Aku... Sepertinya aku bisa melakukan itu untukmu.” Kata Haebak,
Dokter Yoon langsung menengoknya karena tertarik lalu Haebak berkata “Tidak
secepat itu, karena keadaan aku saat ini.”
“Kenapa aku terus terpengaruh
olehnya?”
“Hei, Budak. Jika kau membutuhkan uang lebih dari segalanya
karena uang akan membuatmu bahagia artinya yang kau butuhkan hanyalah
kebahagiaan.”
“Kau sebenarnya tahu apa tentang aku?”
“Namun, aku tidak tertarik dengan kebahagiaan manusia jadi
aku akan membalasmu dengan uang.”
Dokter Yoon membuka pintu mobilnya dan mengajak Haebak agar
pergi membantu Nam Soo Ri. Mereka berdua jalan bersama di hutan tapi sepertinya
mereka salah jalan sehingga mereka akan balik lagi.
“Permisi, aku saja yang memimpin jalan.” Kata Dokter Yoon.
“Hei, Budak! Ini peringatan terakhirku. Dengarkan baik-baik.
Aku Habaek, bukan "Permisi." Aku adalah dewa air, calon raja Negeri
Air dan calon kaisar Alam para Dewa! Habaek.”
“Kalau begitu, dengarkan aku. Namaku Yoon So Ah, bukan
"Budak." Dan karena saat ini aku wali-mu, aku ingin kau memanggilku
Dokter Yoon tapi jika tidak mau, panggil aku Yoon So Ah. Kau mengerti?”
“Aku mengerti.”
Dokter Yoon mulai berjalan lalu tiba-tiba ia melihat seekor
babi hutan, ia kaget dan langsung memegang tangan Habaek menariknya untuk lari.
Mereka berdua dikejar oleh babi hutan. Habaek melihat ke Dokter Yoon yang lari
sambil memegang tangannya lalu ia membenarkan pegangannya kini ia yang memegang
tangan Dokter Yoon dan berlari menarik Dokter Yoon. Saat dekat dengan mobil
kunci mobil dokter Yoon malah terjatuh ahirnya mereka masuk ke bagasi yang
sedikit terbuka. Babi hutan itu masih mengejar mereka dan ketika mereka sudah
di bagasi babi hutan itu mendorong-dorong mobil dokter Yoon. Dokter Yoon sangat
ketakutan tapi Habaek tetap tenang.
Mendengar mobilnya tidak disrudug lagi,Habaek bertanya
mengapa mereka harus diam, dokter mengisyaratkan agar tetap diam.Dokter Yoon
mengira babi itu sudah pergi, ia bertanya keadaan Haebak, Haebak merasa tidak
nyaman. Dokter Yoon membuka pintu bagasinya sedikit tapi ternyata masih ada
Babi hutan itu. Babi hutan yang melihat itu pun langsung menyerudug kembali. Dokter
Yoon lalu menutup bagasinya kembali dan ia berteriak ketakutan dan memeluk
Habaek.
Keadaan sudah tenang, Nam Soo Ri membuka bagasi. Nam Soo Ri
bertemu dengan pemburu dan ditolong olehnya kemudian pemburu itu sedang
mengejar babi hutan tersebut. Dokter Yoon masih terlihat syok.
Mereka bertiga sudah berada di kota, Dewa Habaek yang
menyetir mobil, Dokter Yoon duduk di belakang dan terlihat masih sedikit syok.
Dokter Yoon mengira Habaek tidak bisa menyetir. Habaek memberitahukan ia memang
tidak bisa menyetir ini yang pertama kali dan dengan angkuhhnya ia mengatakan
bahwa ia langsung ahli menyetir. Mendengar hal tersebut Dokter Yoon terkejut
dan marah ia menyuruhnya berhenti tapi Habaek menambah lajunya lalu ia
menepikan mobilnya.
Dokter Yoon turun dari mobil terlihat syok sampai mual.
“Disini tempat tinggalmu? Kau menipuku?” kata Dewa Habaek.
“Siapa yang menipu siapa? Meskipun begitu, terima kasih
untuk apa yang sudah kau lakukan padaku hari ini.
“Itu terjadi sejak lama. Dewa membuat janji dengan
leluhurmu, yang namanya tidak aku ketahui. Dia berjanji bahwa keluargamu akan selamanya
hidup sebagai budakku. Tidak masalah kalau kau tidak membuat janji. Jika itu
yang diinginkan para dewa, sebagai keturunan budakku kau harus membantuku
seperti yang telah dijanjikan. Bawa aku
ke tempat tinggalmu.”
“Tidak, rumah sakit akan membantumu nanti.”
“Jika kau menolak, itu hanya akan menjadi lebih sulit
bagimu.”
“Seperti ini saja sudah cukup sulit bagiku, jadi aku tidak
peduli. Kau benar. Mungkin kebahagiaan yang paling aku butuhkan sekarang. Karena
aku lelah. Jadi tolong... Pergilah. Aku mohon padamu.” Kata Dokter Yoon lalu
berjalan pergi.
“Setelah menjelaskan semuanya padamu, kau masih belum
tersadar. Kau tidak peka sekali. Kalau begitu, aku tidak punya pilihan. Nam Soo
Ri, tadinya aku tidak ingin menggunakan metode ini karena apa yang kau katakan tapi
aku tidak punya pilihan.” Kata Haebak yang berjalan menuju Dokter Yoon dan
memanggilnya. Nam Soo Ri mencoba menghentikannya tapi ia tidak bisa.
“Hei, Budak! Aku akan memberkatimu dengan berkat ilahi supaya
kau bisa tersadar.” Haebak menuju ke Dokter Yoon lalu menciumnya ... ^-^
Bersambung ke Episode
2
No comments:
Post a Comment