Sekitar pada pukul 1
pagi,3 pasukan khusus Korea Utara melewati garis Demarkasi Militer dari Zona
Demiliterisasi (DMZ). Mereka menyerbu Penjaga Pos 301 dan menyandera dua
tentara kita. Dan terus melakukan
penyerangan. (penjelasani seorang tentara yang sedang mengikuti rapat)
Penyerangan? Apa mereka megirim 3 pasukan itu untuk memulai
perang atau apa?
Tindakan ini memancing provokasi. Pertama, mereka melewati
batas DMZ dan hal itu sudah melanggar perjanjian gencatan senjata. Korea Utara
ingin memancing kita balik menyerang, agar mereka bisa menjadikannya alasan
negosiasi dalam perjanjian internasional.
Lalu, apa yang harus kita lakukan? Kita tak bisa terjebak
dalam taktik mereka, Tapi, kita tak bisa begitu saja mengabaikan dua pasukan
kita yang sedang disandera.
Kita harus menyelamatkan mereka dengan cara yang bagus. Aku
telah mengirim Pasukan Khusus, Tim Alpha.
Para tentara sedang mengendap-endap untuk berusaha menuju
tempat dimana sandera korsel berada, lalu dari belakang ada dua orang tentara
yang baru bergabung. Dengan sigap, tsalah satu tentara yang baru mengetahuinya
menodongkan senjatanya kepada dua tentara tesebut. Salah satu dari dua tentara
mengatakan bahwa “Aku adalah Yoo Si Jin, Kapten Tim Alpha. Mulai sekarang, kami
yang akan memimpin.”
Mereka semua melanjutkan misinya.
Kapten Yoo Si Jin dan rekannya melepaskan topi dan alat
pengaman lainnya. Salah satu tentara bertanya apa yang mereka lakukan, “Kita
sekarang berada di DMZ. Jadi, jalan terbaik adalah berunding.”
Yoo Si Jin dan rekannya menuju tempat tentara yang disandera
tersebut dengan mengangkat kedua tangannya.
“Aku adalah Kapten Tim. Apakah pasukan KorSel tidak terluka?
Kita akhiri ini saja, dan pulang dengan selamat.”
“Aku ragu jika mereka akan langsung setuju. Ayo maju.” Saran
rekan Yoo Si Jin
Yoo Si Jin berbicara dengan pelan “Perintah Big Boss. Kita
akan masuk.”
Sedangkan para tentara lainnya mengawasi dari belakang,
mereka telah memasang bahan peledak. Jika Yoo Si Jin dan temannya gagal dalam
berunding maka tentara akan meledakkan bahan peledak tersebut.
“Kami akan membiarkanmu pulang, jadi kita akhiri saja ini.”
Kata rekan Yoo Si Jin
“Masalah ini akan semakin menyusahkan saat fajar nanti.
Jadi, pergilah selagi kami masih memberikan kesempatan.” Kata Yoo Si Jin
Pasukan Korea Utara membukakan pintu dengan menodongkan
senjatanya. Mereka berdua masuk ke tempat tersebut.
Pimpinan dari pasukan korea utara berada di depan mereka
berdua dan berkata bahwa “Kami tak akan pergi begitu saja. Sebagai prajurit,
Kami harus membunuh salah satu dari Pasukan Khusus.” Pimpinan korea utara
memberikan pistolnya ke bawahannya dan menodongkan pisau ke Yoo Si Jin dan
rekannya.
Yoo Si Jin menarik pisaunya dan bersiap menghadapai korea
utara. “Baiklah, Ayo bertarung.”
Mereka berdua bertarung dengan hanya menggunakan pisau.
Yoo Si Jin bertarung dengan kapten Korut sampai perutnya
terkena pisau.
“Sepertinya... kau tak bisa membunuhku. Karena Korea Selatan
pasti akan terguncang. Jadi, kau tak bisa lebih dulu melakukan serangan. Tapi
kami berbeda.” Kata pemimpin korut yang berhasil melukai Yoo Si Jin.
(Sebenarnya posisi ini Yoo Si Jin bisa saja menang karena pisau Yoo Si Jin
tepat berada di samping leher kapten korut, tapi ia tidak melakukannya)
Kemudian Yoo Si Jin ditodong dengan pistol oleh rekan korut.
“Selama lebih dari 70 tahun, sepertinya masih terjadi kesalahpahaman. Kami akan
selalu siap menyerang duluan untuk menjaga perdamaian. “ kata Yoo Si Jin.
Prajurit korsel pun menodongkan senjatanya dari jauh.
“Jangan membuat kesalahan lain. Aku tak akan menyerang jika
kau mau mundur.” Kata Yoo Si Jin
“Aku datang ke sini sebagai prajurit. Dan aku tak akan
kembali sebagai korban. Turunkan senjatamu.” Perinta kapten kepada bawahannya.
“Senang bisa bertemu denganmu. Kapten Yoo Si Jin.”
“Aku tahu itu, tapi, sebaiknya kita tak perlu bertemu lagi. Letnan
Ahn Jung Joon.”
Letnan Ahn Jung Joon menjatuhkan pisaunya dan memberi
perintah untuk kembali pada prajuritnya.
Sedangkan Yoo Si Jin memberikan kabar bahwa team Alpha telah
menyelesaikan tugasnya.
Yoo Si Jin dan temannya sedang bermain tembak-tembakan di
suatu tempat permainan. Mereka heran kenapa mereka tidak bisa menembaknya
ternyata pistolnya sedikit bengkok. Mereka berusaha memperbaikinya tapi di
larang oleh pemiliknya. (di sini peran pemilik permainan tersebut di perankan
oleh Lee Kwang Soo)
Kemudian mereka mendengar ada yang berteriak pencuri. Mereka
melihatnya, Yoo Si Jin dan temannya meminjam pistol mainan tersebut untuk
menghadang pencuri tersebut. Karena mereka tau jarak pistol itu mereka juga
memperkirakan jarak pencuri tersebut menuju ke hadapannya.
Yap, dengan tepat jarak yang sesuai mereka berhasil menembak
dengan pistol maianan tersebut tepat ke kening pencuri. Pencuri itu pun jatuh
dari motor.
Teman Yoo Si Jin menelepon RS. bahwa ada kecelakaan motor,
sedangkan Yoo Si Jin sendiri sedang memberikan pertolongan pertama pada pencuri
tersebut yang jatuh dari motor.
Pencuri tersebut bicara bahwa ia baik-baik saja tapi Yoo Si
Jin menyuruhnya diam dan memperingatkan bahwa jika ia terus bergerak, tulang
belakangnya akan terluka. Yoo Si Jin meminta membeli boneka beruang yang ada di
toko permainan tersebut pada pemilik toko. Awalnya ia menolak, tapi ia
mengancam ia akan memenangkan semua boneka beruang tersebut. Ia juga menyuruh
membawakan bolpoin.
Yoo Si Jin dan temannya sudah berada di kafe, dua orang
perempuan sambil keluar dari kafe berbisik dan menertawakan Yoo Si Jin dan temannya
karena disamping mereka ada boneka.
“Pacarmu cantik sekali.” Puji Yoo Si Jin pada boneka
temannya.
“Ya, dia memang tipe idealku. Pacarmu juga cantik.”
“Dia adalah teman seperjuanganku.”
Mereka berdua mendapatkan boneka karena dipaksa dan mereka dilarang
untuk pergi ke tempat tersebut lagi. (mungkin maksudnya tempat permainan tadi)
Kemudian mereka membicarakan mengenai anak/ si pencuri tadi,
teman Yoo Si Jin mengkhawatirkannya dan merasa kasihan padanya karena
mengingatkannya pada masa lalunya.
Ponsel Yoo Si Jin berdering, ia memberitahu siapa yang
meneleponnya pada temannya. Kemudian temannya melarang ia untuk mengangkatnya.
Yoo Si Jin bilang akan menyuruh orang yang telepon itu menemuinya dan meminta
teman Yoo Si Jin itu harus jantan, menemuinya dan putuskan dia.
Teman Yoo Si Jin tetap melarangnya dan ia akan memberikan
traktiran makanan steak tapi Yoo Si Jin tidak mau karena dengan gajinya ia
masih bisa beli makan sendiri. Temannya berusaha membujuknya kembali dengan
menawarkan wiski 17 tahun tapi Si Jin tetap menolaknya. Dan yang ketiga ia akan
memperkenalkan sepupunya angkatan udara, seorang pramugari. Lalu, Yoo Si Jin
setuju. Yoo Si Jin protes kenapa ia tidak pernah menceritakan tentang
sepupunya.
Teman Yoo Si Jin sedang mencari ponselnya tapi ia tidak
menemukannya. Ahirnya mereka sadar siapa yang mengambil ponsel tersebut yaitu
si pencuri tadi. Dia berkata akan membunuh bocah itu yang tadinya ia merasa
kasihan padanya.
Bocah pencuri itu tiba di rumah sakit, ia protes untuk
melepaskan boneka yang menempel pada kedua samping kepalanya karena membuat ia
merasa malu. Tapi, perawat agar ia tidak bergerak. Mereka membawanya ke dalam,
saat itu ponsel milik teman Yoo Si Jin jatuh. Petugas yang melihatnya
memberikannya pada perawat tersebut.
Tiba-tiba ponsel berbunyi telepon dari Yoon Myeong Ju
(mungkin ini nama dari pacar teman Yoo Si Jin). Perawat itu mengangkatnya dan
memberitahukan bahwa pemilik ponsel mengalami kecelakaan motor.
Dokter menemui pasiennya. (Dokternya si song hye kyo). Perawat
memberitahukan bahwa pasien korban kecelakaan motor.
“ini hasil pemeriksaannya”kata dokter itu sambil mengangkat pasien tersebut
untuk melihat tulisan di tangannya. [Dia mungkin mengalami patah tulang rusuk
dan keseleo pada pergelangan kaki.]
Dokter bertanya pada pasien siapa yang menulis itu, ia
menjawab bahwa yang menulisnya yang menolongnya. Dokter berkata bahwa
pertolongannya sangat rapi, sepertinya dia orang hebat. Ia juga memperikan
kondisi pasien bahwa pasien kemungkin patah tulang rusuk dan keseleo
pergelangan kaki. Dokter bertanya apa ia seorang pencuri?
Pasien heran, lalu dokter menunjukkan bahwa di tangannya
juga tertulis bahwa ia seorang pencuri dan juga tertulis agar dokter memberikan
perawatan yang menyakitkan.
Pasien menyangkalnya ia bilang ia adalah korban. Perawat
menyuruh agar pasien menghubungi asuransinya. Dokter juga mengatakan bahwa ia
akan melakukan x-ray agar tau kondisinya.
Seorang perawatdatang dan mengatakan pada dokter bahwa ketua
ingin menemuinya. Dokter menyuruh setelah x-ray selesai agar memberitahukan
hasilnya. Ia pun pergi menemui ketua.
Perawat itu memberikan ponsel ke pasien dan memberitahukan
bahwa persiapan x-ray masih lama sehingga ia disuruh menunggu dan jangan banyak
bergerak. Ia memasukkan ponsel milik teman Yoo Si Jin di kantongnya. Lalu, ia
ditelepon oleh seseorang memberi tau kondisinya dan menyuruh agar membawakan
motor. Ia berencana untuk kabur.
Dokter (Song Hye Kyo) sedang berbicara dengan ketua lalu ia
melihat pasiennya kabur. Dokter memberitahukan bahwa pasiennya kabur, setelah
selesai bicara ia pun langsung berlari.
Salah satu perawat berteriak menanyakan dimana pasien kecelakaan
itu pada suster Min Ji.
Dokter membawa pasien itu dengan kursi roda. Perawat itu
bertanya apa ia kabur? Dokter menjelaskan bahwa pasien pergi ke tempat parkir
dan pergelangan kakinya semakin bengkak.
Pasien terus kesal karena ia tidak bisa kabur ia pun berkata
“Jika aku tertangkap, aku tak tak akan berbaring di UGD, melainkan di kamar
mayat. Apa hak kalian melarangku pulang? Bukannya aku yang memutuskan?”
Dokter menjelaskan “Ini bukanlah hak tapi sebuah kewajiban.”
Perawat pun berkata “Jika kau mau pergi, kau harus
menandatangani penolakan pengobatan. Dan membayar biaya konsultasi.”
Pasien protes hingga ia berdiri dari kursi roda itu kenapa
ia harus membayar padahal ia tidak diobati, suster itu menjelaskan karena ia
telah diperiksa oleh dokter dan ia harus membayar biaya konsultasi. Pasien
bertanya bagaimana jika tidak mau membayar maka suster itu akan memanggil
polisi. Muka pasien itu terlihat takut. Ia lalu mencoba kabur dengan alasan ke
toilet. Dokter melarangnya karena tau itu hanya tipuannya tapi pasien
memberikan ponsel milik teman Yoo Si Jin agar dokter mempercayainya karena pasien
mengatakan bahwa itu ponsel miliknya bukan curian. Ia pun bisa pergi.
Telepon berbunyi dari Big Boss, dokter malah menganggap
mereka suka bermain dan bilang bahwa mereka harus ikut wamil agar dewasa.
Yoo Si Jin dan temannya sudah sampai di RS. Haesung. Mereka
melihat gengster berada di sana. Teman Yoo Si Jin bilang ia akan membunuhnya.
“Jadi, kau sudah menyiapkan pemakaman untuk si bocah itu? Kau
memang teliti sekali.” Kata Yoo Si Jin.
Saat mereka berdua menuju ke UGD, lalu pencuri itu keluar
dari gedung tapi mereka tidak melihatnya. Pencuri itu menelepon temannya untuk
mengetahui keberadaannya.
Mereka berdua masuk ke UGD RS, Yoo Si Jin berusaha menelepon
ponsel milik temannya, lalu ia menuju ke arah dokter(Song Hye Kyo) tapi ia
tidak mengangkatnya.
Setelah sudah dekat Yoo Si Jin menelepon kembali dan
diangkat oleh dokter itu. Yoo Si Jin pun menghampiri dokter itu bersama
temannya.
“Apa kau Big bossnya?”
“Ya. Tapi, kenapa ponsel itu bisa ada padamu?”
Dokter menjelaskan bahwa pasien menitipkan padanya, ia juga
bertanya apakah Yoo Si Jin keluarganya. Tentu Yoo Si Jin menjawab bukan. Yoo Si
Jin juga mengatakan bahwa ponsel itu milik mereka tapi dokter mengabaikannya
dan melanjutkan mengurusi pasien. Kemudian dokter menyadari bahwa pasien
kecelakaan motor itu tidak ada di tempatnya lagi. Suster mengira ia sedang
melakukan x-ray.
Yoo Si Jin terlihat agak kesal karena dicuekin sama dokter,
ia berkata “apa kau tuli”
“Apa... kau orang-orang yang mau mengirimnya ke kamar mayat
itu?”
“kamar mayat? Sepertinya kau salah orang.”
Dokter menyuruh suster Min Ji untuk memberitahukan pada
mereka agar menunggu di luar dan
menghubungi security jika mereka melakukan keributan. Suster Min Ji pun menarik
mereka keluar.
Suster Min Ji menutup korden, ketika hampir tertutup Yoo Si
Jin dan dokter saling menatap (asikkk jatuh cinta pada pandangan pertama).
Teman Yoo Si Jin berkata sepertinya pencuri itu meninggalkan
ponselnya di sini dan kabur.
Yoo Si Jin menjawab dengan santai “Ya dia pasti sudah kabur”
Sedangkan teman Yoo Si Jin sedang berbicara dengan muka
serius “Kenapa kita tak mencarinya saja? Dia pasti belum jauh.”
Tapi Yoo Si Jin menjawabnya dengan senyum-senyum sendiri
melihat ke arah dokter itu
“Ya, dia pasti belum jauh. Kenapa kau tak mencarinya
sekarang?” lalu Yoo Si Jin melihat temannya dan berpura-pura sakit perut karena
usus buntunya tapi ia malah menunjukkan bagian perut yang salah temannya pun
mengatakannya. “Bukan di situ letaknya usus buntu. Sebenarnya letaknya ada di
kanan.”
Yoo Si Jin pun ketahuan berbohong dan ia langsung
mengajaknya untuk mencari pencuri itu.
Sedangkan di dalam dokter sedang menjahit pasien ditemani
suster Min Ji. Suster Min Ji berkata
“Mereka pasti gengster, 'kan? Boss dan tangan kanannya. Mereka
kasar sekali.”
“Jangan khawatir. Aku lebih mahir menggunakan pisau daripada
mereka.” Jawab dokter.
Pasien yang sedang dijahit itu mendengarnya dan ia terlihat
takut.
Yoo Si Jin dan temannya mencari pencuri itu di luar rumah
sakit. Yoo Si Jin bertanya pada temannya apa ia tahu pencuri itu kabur kemana. Temannya
menjawab bahwa ia memiliki feeling yang bagus.
Lalu ia mendengar terikan seperti orang dipukuli dan
ternyata mereka berdua melihatnya pencuri itu sedang dipukuli oleh gengster.
“Hei. Tunggu. Apa kau serius membutuhkan ponselmu itu? Sepertinya
mereka gengster yang kuat.” Tanya Yoo Si Jin.
“Aku masih membutuhkan ponsel itu.”
“kenapa? Apa di ponselmu itu tersimpan file yang tak bisa
dilihat orang lain? Kau memang pria sejati. Apa itu file yang bagus?” tanya Yoo
Si Jin sambil bercanda.
Temanya hanya menjawab Ya dengan muka serius.
Yoo Si Jin dan temannya menuju gengster itu sambil
berteriak. “Hei... semua yang ada di sana! Everybody... hentikan aktivitas
kalian!”
Gengster itu tidak takut karena tidak mengetahui siapa
mereka dan menyuruh mereka agar tidak ikut campur jangan jadi sok jagoan.
Teman Yoo Si Jin mengatakan bahwa ia ada urusan dengan
pencuri itu. Salah satu gengster menjawab agar mereka harus antri dan juga
mengatakan mereka pria bodoh.
Pencuri itu mendekat ke teman Yoo Si Jin sambil memohon agar
ia menolongnya. Yoo Si Jin bertanya apa ia juga mencuri ponsel mereka?
Teman Yoo Si Jin bertanya pada pencuri itu kenapa mereka
menghajarnya?
Pencuri itu terus memohon pada teman Yoo Si Jin ia berjanji
akan mengembalikan ponselnya.
“Hei. Lihatlah berapa banyak lawanmu ini. Apa kau pikir itu adalah
kesepakatan yang adil?” kata Yoo Si Jin.
Lalu teman pencuri itu yang juga dipukuli oleh gengster
mengatakan bahwa “Gi Beom ingin keluar dari geng. Tapi, dia diminta untuk
membayar boss. Mereka meminta 5.000 dolar.”
“Apa geng memang seperti itu?” tanya Yoo Si Jin pada
temannya
“Biaya keluarnya ternyata makin mahal.” Kata teman Yoo Si
Jin.
“Jadi, kau gengster juga? Karena bocah ini miskin, apa kita
selesaikan ini saja?” kata salah satu gengster yang menantang mereka.
“Ide yang bagus, kita bisa menyelesaikannya. Jika uang
adalah masalahnya, aku sudah membawanya. Aku punya banyak uang. Rebut ini dari
tanganku, dan kalian bisa mengambil semuanya.” Jawab teman Yoo Si Jin dengan
mengeluarkan dompetnya dari sakunya. “
“Benarkah?”
“Apa kau bercanda?” tanya Yoo Si Jin.
“Tak usah ikut campur.” Jawab teman Yoo Si Jin pada Yoo Si
Jin.
“Aku Serius, aku adalah hyungnya..Siapa namamu?
“Gi Beom, Kim Gi Beom”
“Aku adalah Hyung Gi Beom” kata teman Yoo Si Jin
“Jika kalian bisa mengambilnya, aku akan membayar biaya
keluarnya. Ambil” tantang teman Yoo Si Jin pada gengster itu.
Lalu mereka melawannya, teman Yoo Si Jin melawan dua orang
sekaligus dan tentunya ia yang menang. Pisau mereka jatuh, Yoo Si Jin
mengambilnya.
“wow... Kalian bahkan membawa pisau? Tak bisa dibiarkan. Geng
ini lemah sekali. Kita harus menghentikannya. Keluarkan semua senjata kalian. Keluarkan
saja.” Tantang Yoo Si Jin sambil membuang pisau yang tadi diambilnya.
“Jumlah kami lebih banyak. Ayo kita serang mereka.” Kata salah
satu gengster.
“Kau menambah pekerjaan saja.” Kata teman Yoo Si Jin
“Aku menyesalinya sekarang. Setidaknya mereka tak punya
pistol.” Jawab Yoo Si Jin.
“Ayo serang” dan para gengster menyerang mereka berdua.
Seorang petugas memberikan hasil rontgen milik seorang
pasien kepada dokter(Song Hye Kyo). Lalu ia memeriksanya, saat ia memeriksanya
suster Min Ji datang dan mengatakan bahwa sepertinya pasien kecelakaan motor
itu kabur dan berkata bahwa ada yang mencari pasien itu. Dokter menanyakan
keberadaan penjenguk tersebut. Ia melihat ke arah penjenguk itu. Penjenguk itu
terlihat seperti tentara wanita.
Dokter menghampiri penjenguk itu.
“Yoon Myeong Ju?” kata dokter itu.
“Kang Mo Yeon?” kata Myeong Ju. (ahirnya tau juga nama
dokternya, dokter Kang. Sepertinya Dokter Kang dan Yoon Myeong Ju saling
mengenal)
Dokter Kang bertanya apa ia keluarganya, tapi Myeong Ju juga
bertanya apa ia dokternya, ia juga menanyakan keberadaan pasien serta hasil
pemeriksaannya.
“Ini bukanlah tempat kerjamu, dan dia bukanlah pasienmu. Lucu,
ya? Kita selalu saja berhubungan dengan pria yang sama.” Jawab Dokter Kang.
“Aku tak punya waktu untuk bercanda, perlihatkan aku
hasilnya. Dia adalah orang berharga bagiku.” Kata Myeong Ju.
“Berharga bagimu?”
“Apa lukanya parah? Bagaimana bisa kau tak tahu bahwa
pasienmu itu kabur? Di mana pasiennya?”
“Itulah yang ingin kutanyakan. Pasien itu kabur tanpa membayar
biaya pengobatannya. Karena kau sudah datang, kenapa bukan kau saja yang bayar?”
Dokter Kang menyuruh suster Min Ji agar memberitahu security
untuk mencari pasien di toilet pria jika tidak ketemu maka beritahu orang
ini(Myeong Ju) untuk membayarnya. Dokter Kang pergi. Myeong Ju bertanya kemana
ia pergi lalu Dokter Kang menyuruhnya untuk bicara pada suster itu dan
mengatakan bahwa ia telah melakukan yang terbaik tapi pasien menolaknya, ia
harus merawat pasiennya.
Myeong Ju bertanya pada suster letak toilet pria. Suster itu
menunjukkan arahnya.
Dokter Kang bersama temannya, ia menceritakan bahwa Yoon
Myeong Ju berada di UGD.
“Myeong Ju? Dari Akademi Militer Korea?” tanya teman Dokter
Kang.
“Ya. si gadis tak sopan dan kasar yang diasingkan dengan
kita.” Jawab Dokter Kang.
“Ya, ahli bedah cantik dari angkatan militer yang mencuri
orang kau suka.”
Dokter Kang mengomel karena temannya bilang ia cantik.
“Tapi, kenapa dia bisa ada di sini? Apa dia sakit?” tanya
teman Dokter Kang.
“Bukan. tapi pacarnya. Tapi, pacarnya itu terlihat masih
berumur 20 tahun. Dia pasti sudah gila.”
“Apa maksudmu? Pacarnya kan tentara.”
“Tentara apanya? Rambut pacarnya sangat panjang.”
“Dia adalah tentara. Kisah percintaan mereka sangat terkenal
di kalangan militer. Pacarnya adalah Busagwan (Bintara).”
“Busagwan? Memangnya posisi apa itu?”
“Pangkat militer yang lebih tinggi dari Kopral Kepala. “
“Kenapa kau bisa tahu pangkat dalam militer?” tanya Dokter
Kang.
“Yang penting, pacarnya adalah seorang bintara. Bahkan dia
akan mengambil ujian kualifikasi. Dan Myeong Ju adalah perwira, lulusan dari
Akademi Militer Korea. Plus dia dokter tentara dan ayahnya adalah jenderal
bintang tiga. Mereka adalah pasangan kontrovesi.”
“Benarkah? Lalu, siapa pria yang menitip ponsel ini?”
Bersambung ke Sinopsis
Descendants of the Sun ep.1 part2
No comments:
Post a Comment