Malam
hari seorang pelajar perempuan baru saja turun dari bus. Ia lalu mengirim pesan
kepada ibunya memberitahukannya bahwa ia baru saja turun dari bus dan meminta
ibunya agar memasakan air untuk membuat ramen. Pada seragamnya terlihat nama
Choi Eun Seol.
Seseorang
mengambil hp yang ada pada tangan ibu Eun Seol yang terlihat sudah tak sadarkan
diri. Orang tersebut membuka pesan dari Eun Seol lalu membuang hp tersebut. Ia lalu
menyeret tubuh ibu Eun Seol.
Eun
Seol sudah berada di depan rumah, ia berhenti sejenak ketika melihat mobil
parkir di depan rumahnya. Lalu ia bergegas masuk ke rumah karena ia merasa
lapar.
Seseorang
yang ada dalam rumah tersebut juga menyeret ayah Eun Seol yang terlihat sudah
tak bernyawa lagi.
Eun
Seol masuk ke rumah saat orang tersebut menyeret ayahnya, Eun Seol terlihat
terkejut melihat kedua orang tuanya yang sudah tidak bernyawa lagi. Ia juga
ketakutan ketika melihat seseorang tersebut. Orang tersebut mendekati Eun Seol,
Eun Seol tidak bisa berteriak ia hanya berdiri ketakutan.
Eun
Seol hendak dicekik oleh orang tersebut tapi orang tersebut mengalih
peratiannya ketika jam berbunyi menunjukkan pukul 10.00. saat itu Eun Seol
berusaha melarikan diri dari orang tersebut. Seseorang tersebut menarik Eun
Seol lalu Eun Seol mendorongnya ia berhasil lari darinya. Tetapi orang tersebut
terus mengejar Eun Seol. Eun Seol berlari sambil berteriak meminta tolong.
Eun
seol terus berlari “ibu, Ayah.. Kau tidak
boleh mati. Kau harus bertahan hidup” ia mengatakannya dalam hatinya. Kemudian
saat menyebrangi jalan ia tertabrak sebuah mobil. Orang yang mengikutinya
berhenti saat melihat eun seol tertabrak.
Eun
seol melihat orang tersebut hanya berdiri di sebrang. Orang tersebut melihat ke
arah tangannya yang sedang memegang nama di seragam Eun Seol yang berhasil di
rebut olehnya ketika Eun Seol kabur “Choi Eun Seol”.
Hujan
mulai turun, orang tersebut pergi meninggalkan kecelakaan tersebut. Eun Seol
perlahan menutup matanya lalu ia pingsan. Ambulans pun terlihat sudah berada di
lokasi tersebut.
Moo
Gak selesai menyelam, ia lalu menelepon adiknya yang juga bernama Choi Eun Seol
(bukan Eun Seol yang tertabrak). “Apa yang terjadi Eun Seol?”. Eun seol
menjelaskan bahwa bus yang ditumpanginya mengalami kecelakaan ia tidak terluka
parah ia hanya ada luka kecil di dahinya. Eun seol sedang menunggu giliran
untuk naik ke ambulans ia mengeluh karena merasa lapar. Moo Gak menawarkan
untuk membawakan kue beras pedas, eun seol pun setuju. Ambulans sudah datang
Moo Gak menyuruh eun seol untuk menanyakan rumah sakit yang akan dituju.
Moo
Gak sudah berada di depan rumah sakit, ia berjalan sambil menelepon Tn. Kim. Ia
memberitahu bahwa ia besok tidak masuk kerja karena mengkhawatirkan adiknya
bahkan ia berkata “Aku mungkin pingsan jika aku melihat bahkan luka kecil di
wajah Eun Seol”. Setelah menutup teleponnya Moo Gak kemudian menanyakan kepada
petugas dimana ruangan gadis SMA yang baru saja mengalami kecelakaan bus
berada.
Moo
Gak masuk ke ruangan dengan banyak pasien, ia mencari nama Choi Eun Seol. Seorang
mengenakan jas dokter berwarna putih sedang berjalan tenang dengan noda darah
di tangannya. Ia tak sengaja menabrak Moo Gak. Moo Gak hanya melihatnya dan ia
berjalan menuju arah nama Choi Eun Seol.
Ia
masuk ke tempat tersebut dan memanggil serta menunjukkan bahwa ia membawakan kue
beras untuk Eun Seol. Tapi Eun Seol hanya berbaring menghadap ke samping. Moo
Gak berpikir bahwa adiknya sedang tidur. Ia terus memanggil dan membangunkannya
tapi eun seol hanya diam saja. Lalu Moo Gak membalikan badannya dan terlihat
leher Eun Seol mengeluarkan darah yang sangat banyak. Moo Gak sangat terkejut
ia berteriak memanggil nama adiknya agar terbangun. Lalu ia berteriak memanggil
dokter dan perawat untuk menolong Eun Seol yang lehernya terlihat telah di
sobek oleh seseorang. Moo Gak menangis dan memeluk adiknya.
[hari
ketujuh sejak pasangan nelayan menghilang] di pantai terlihat Ayah dan Ibu Eun
Seol ditemukan oleh polisi. Oh Jae Pyo menanyakan kepada detektif Kim apakah
sudah mengidentifikasi kedua mayat tersebut. Detektif Kim memberitahukannya
bahwa mereka telah menghilang selama 7 hari dan anaknya Choi Eun Seol sedang
koma di rumah sakit. Oh Jae Pyo memeriksa tangan mayat laki-laki terlihat ada
luka. Lalu ia menanyakan kepada detektif Kim lagi nama anak dari kedua mayat
tersebut yaitu apakah Choi Eun Seol? Detektif Kim membenarkan. Oh Jae Pyo
mengatakan bahwa Choi Eun Seol merupakan saksi dari kasus pembunuhan tersebut. Lalu
ia segera pergi.
[193
hari kemudian] di rumah sakit Eun Seol terlihat masih berbaring. Ia sedang
diperiksa oleh perawat. Lalu ia menggerakkan jarinya dan sedikit perlahan
membuka matanya yang sebelah berwarna biru. Perawat pun terkejut lalu ia
meninggalkan ruangan tersebut. Di atas juga terlihat para doker yang juga
terkejut saat Eun Seol mulai sadar. Eun Seol mulai sadarkan diri lalu ia
melihat sekitar terlihat berkilauan. Lalu ia terkejut ketika ada sesuatu yang
hanya bisa dilihat matanya menuju ke arahnya. Ia berteriak. Oh Jae Pyo masuk ke
ruangan Eun Seol bersama dengan doker dan perawat. Eun Seol melihat ke arah Oh
Jae Pyo lalu mata Eun Seol mulai berubah menjadi warna biru. Ia merasa aneh
terhadap apa yang ia lihat dan rasakan lalu ia berteriak dan terlihat sedikit
kejang. Dokter dan perawat berusaha menenangkannya.
Eun
Seol sedang di depan cermin ”Aku sangat
terkejut ketika aku membuka mataku. Tiga hal aneh terjadi padaku. Yang pertama
adalah kenyataan bahwa aku terbangun melawan segala rintangan. Dokter
mengatakan padaku bahwa tidak ada yang mengharapkan diriku bangun dari koma. Tapi,
karena adanya keajaiban, aku terbangun setelah 193 hari.” Eun seol terlihat
sedang berolahraga di rumah sakit dengan menggunakan satu penutup mata. Setelah
itu ia duduk disamping pasien yang lain ia tidak mengenakan penutup matanya,
pasien lain yang melihatnya merasa takut kepada Eun Seol karena mata yang satu
berwarna biru.
“Para dokter mengatakan tidak ada penjelasan
ilmiah tentang mengapa mata kiriku yang membiru. Orang – orang terkejut dan
takut ketika mereka melihat mataku.” Saat Eun Seol hendak menutup matanya
lalu Oh Jae Pyo datang dan memanggilnya Cho Rim. Tapi Eun Seol langsung pergi.
Nama
di tempat tidur Eun Seol di rumah sakit bukan Choi Eun Seol tetapi Oh Cho Rim
(Eun Seol sekarang menggunakan nama Oh Cho Rim). Cho Rim sedang menata dan
membereskan barang-barangnya ia akan keluar dari rumah sakit. “Hal aneh kedua adalah bahwa aku tidak ingat
apa-apa. Mengapa aku berada di tempat tidur di rumah sakit selama 193 hari. Aku
berusaha keras untuk mengingat tapi tidak bisa”. Ia mengenakan penutup
matanya di depan cermin lalu ia membuka pintu. Di luar ada Oh Jae Pyo.
Cho
Rim memanggil Oh Jae Pyo “Ayah”. Cho Rim sangat gembira ia menunjukkan pakaian
yang dikenakannya. Jae Pyo menanyakan apakah ia menyukainya. Ia pun mengiyakan
karena pakaiannya cantik dan cocok untuknya. Cho Rim berterimakasih pada
ayahnya Jae Pyo. Jae Pyo pun berterimakasih karena putrinya telah melewati
penyakitnya dan sekarang putrinya akan keluar dari rumah sakit. Ia terharu dan
memeluk Cho Rim.
“Aku tidak bisa mengenali ayahku ketika aku
melihatnya untuk pertama kalinya setelah 193 hari dalam keadaan koma. Kupikir
aku tidak pernah bertemu orang itu sebelumnya.” Cho Rim melepaskan
pelukannya dan mengajak ayahnya untuk pulang. Sebelum pulang Jae Pyo memberikan
Cho Rim lensa mata untuknya dan meminta Cho Rim mencobanya sebelum pulang.
[enam
bulan kemudian] Cho Rim berada di kamarnya ia terlihat rapi dengan seragam
SMAnya. Ia berdiri di depan cermin dan mengenakan lensa pemberian dari ayahnya.
Di dalam rumah terlihat foto Oh Cho Rim dan Oh Jae Pyo dipasang di meja.
Cho
Rim keluar dari kamarnya dan memanggil ayahnya. Ayahnya menasehati Cho Rim
untuk berhati-hati dengan semua hal. Cho Rim pun mengiyakan dan ia memeluk
ayahnya dan menciumnya lalu segera berangkat ke sekolah. Saat Cho Rim keluar ia
tersandung lalu ia bergegas untuk berdiri kembali. Melihatnya ayahnya pun
mengomel lagi pada Cho Rim untuk berhati-hati.
Di
sebuah toko Cho Rim sedang melihat-lihat kue. “vanila, coklat, stroberi, mint, mangga, ceri, peach, dan lemon.. Hal
aneh ketiga adalah bahwa aku bisa memvisualisasikan bau dengan mataku. Bau yang
seharusnya hanya dapat dirasakan oleh indera penciumanku.”
Seorang
pelanggan datang menanyakan dompet yang tertinggal di toko kepada seorang
pelayan. Tapi pelayan tidak mengetahuinya. Cho Rim menggunakan indera pembau
pada matanya “aroma kresol alkohol dari
pakaiannya, aroma rumah sakit. Lotion di tangannya beraroma citrus.” Cho
Rim melihat topi di belakang pelayan yang juga mengeluarkan aroma kresol
alkohol dan aroma citrus. Pelanggan meminta kepada pelayan agar menghubunginya
ketika ia menemukannya. Setelah pelanggan keluar dari toko lalu Cho Rim dengan
bahasa mata dan tubuhnya mengatakan bahwa pelayan tersebut harus memberikan
dompet pelanggan tersebut yang berada pada topinya. Pelayan tersebut akhirnya
mengalah dan berlari keluar untuk mengembalikan dompet pelanggan. Cho Rim
melihatnya “Aku bisa memvisualisasikan
bau”.
Moo
Gak sedang makan mie di dalam toko sambil melihat-lihat sekitar, di depannya
ternyata ada banyak cup mie yang sudah habis. Setelah memakan habis mie cupnya
lalu pelayan toko memberikannya satu cup mie. Ia membuka ponselnya dan melihat
berita (buronan pencuri, lima juta won
sebagai hadiahnya) Moo Gak sedang menyamar agar bisa menangkap pencuri
tersebut.
Di
luar di dalam mobil dua orang petugas polisi sedang mengawasi Moo Gak yang
sedang menyamar. Detektif Yeh mengatakan “aku tidak mengerti kenapa petugas
dengan peringkat terendah sukarela pergi menyamar.” Detektif Ki lalu mengatakan pada Detektif Yeh
kenapa ia menyamar mengenakan baju putih. Detektif membela diri bahwa fashion
itu penting. Kedua detektif tersebut sedikit berdebat mengenai menyamar dan
fashion. Detektif Yeh bertanya pada Detektif Ki kenapa Moo Gak melakukannya
selama 5 hari. Detektif Ki menjelaskan bahwa Moo Gak memiliki tujuan untuk
menangkap semua buronan yang ada di berita agar ia mendapatkan promosi. Mendengarnya
Detektif Yeh akan memberitahukan pada Moo Gak tapi ditahan oleh Detektif Ki
karena mereka kekurangan pegawai. Lalu detektif Yeh mengatakan bahwa ia tidak
menyukai Moo Gak.
Penjaga
toko menghampiri Moo Gak dengan membawakan dua kopi, Moo Gak memberitahu pada
penjaga toko bahwa ia meminta membawakan dua cup kopi ke posisinya karena ia
tidak bisa meninggalkan posisinya saat ini. Pnjaga toko mengerti karena hal itu
sudah berlangsung selama lima hari. Moo Gak meminum dua cup kopi tersebut yang
terlihat masih sangat panas. Penjaga toko melihatnya dengan heran. Dalam hati
Moo Gak berkata “Dimana kau, Kang Sang
Moon?”
Oh
Cho Rim sedang berada di sebuah teater ia sedang melihat dan meniruan gaya dari
seorang pemeran. Setelah teater selesai Cho Rim keluar dan berterimakasih pada
setiap penonton. Cho Rim sedang membersihkan pel lantai. Lalu ia dipanggil oleh
In Bae agar masuk untuk evaluasi atau rapat.
Manager
(President of Frog Troupe) mengatakan
pada semua pelawak bahwa mereka sedang mengalami krisis selama 6 bulan. Ia juga
mengatakan bahwa jika acara tidak lucu maka tidak ada yang datang dan ia akan
menghentikan acara tersebut karena keuntungan yang tidak naik. Ia menjelaskan
bahwa akan ada 3 tim yang akan dipilih dari audisi kedua dan hanya tim yang
mendapatkan skor tertinggi yang akan naik panggung dan tak ada namanya
senioritas. Manager memanggil anggota baru (maknae/yang termuda). Cho Rim maju
ke depan ia diberitahu bahwa jika ia lucu maka ia dapat naik ke panggung. Cho
Rim tidak percaya lalu ia berterimakasih padanya.
Cho
Rim sedang mengepel panggung sendirian, ia berhenti ketika melihat tempat duduk
para penonton. Ia membayang ada suara banyak penonton lalu ia sedang berada di
acara TV sedang di wawancarai bahwa ia telah memenangkan beberapa penghargaan dan
menjadi komedian terpopuler saat ini. Cho
Rim menjelaskan bahwa ia memulai karirnya lewat memenangkan audisi kedua Frog
Troupe kemudian ia diundang dalam sebuah acara variety show dan ia dapat
menarik perhatian penonton nasional. Cho Rim berada di panggung Frog Troupe ia
melambaikan tangannya kepada para penonton. Lalu ia disadarkan oleh In Bae
dengan memukulnya dari belakang.
“Penonton
nasional? Nasional di mimpimu hah?” kata In Bae. Cho Rim mengajak In Bae untuk
berlatih setelah ia selesai menepel lantai. Tapi In Bae menjelaskan mengenai
audisi ia telah melakukan duo dengan orang lain. Cho Rim terlihat kecewa dan ia
masih membujuk In Bae karena ia tidak tau dengan siapa lagi untuk mengikuti
audisi dan waktunya pun tinggal 10 hari lagi. In Bae menyuruh Cho Rim untuk
menemukan orang lain masuk ke dalam timnya. Tapi Cho Rim tidak tau bagaimana ia
mendapatkan orang lain.
Eo
Woo Ya datang dan memanggil Cho In Bae. Cho In Bae berpamitan dengan Cho Rim. Ia
pergi, Cho Rim memanggilnya tapi tidak dipedulikannya.
Moo
Gak masih berada di toko. Ia melihat seseorang lewat di depannya mengenakan topi
dan tudung jaket. Orang tersebut masuk ke dalam toko dan membeli dua bungkus
rokok. Moo Gak berjalan ke arah pintu ia berpura-pura pamitan pada penjaga akan
pergi tapi ia malah mengunci pintu. Moo Gak berjalan menghampiri orang tersebut
dan memanggilnya Kang Sang Moon buronan yang ia cari. Melihatnya orang tersebut
terlihat panik dan ia mengeluarkan sebuah pisau untuk mengancam Moo Gak. Melihat
hal tersebut penjaga toko pun merasa takut ia bersembunyi di bawah kasir.
Kang
Sang Moon menodongkan pisaunya ke Moo Gak, Moo Gak tetap tenang dan ia
menyuruhnya untuk menjatuhkan pisaunya. Ia menunjukkan borgolnya.
Di
luar detektif Ki mendapatkan telepon dari Elena Vashilivnashivanova, ia dengan
senang mengangkatnya dan memberitahu ia sedang menyamar ia akan menelepon lagi.
Ketika ia menutup teleponnya lalu Detektif Yeh bertanya apakah itu dari
pacarnya. Detektif Ki hanya tersenyum.
Di
dalam toko Kang Sang Moon tidak mau menyerahkan diri. Saat Moo Gak hendak
memukulnya tapi ia malah terjatuh ke lantai. Di luar Detektif Yeh baru saja melihatnya
ia memberitahukan pada Detektif Ki. Kang Sang Moon keluar dari toko dan kabur. Detektif
Ki berusaha mengejarnya tapi saat keluar dari mobil ia terjatuh. Ia segera
bangun dan mengejarnya kembali tapi ia malah tertabrak sepeda motor. Detektif
Yeh juga turun dan mendekat pada Detektif Ki. Sebuah kotak terbang dari motor
dan jatuh pada kepala Detektif Yeh.
Di
dalam toko, penjaga berusaha
membangunkan Moo Gak, ternyata Moo Gak malah tertidur di lantai. Penjaga toko
menelepon kantor polisi bahwa ada polisi yang sedang tak sadarkan diri di toko
karena tidur.
Bersambung
ke episode 1 part 2
No comments:
Post a Comment