Saturday 14 February 2015

Sinopsis Ho Goo's Love episode 1 part 1

Sinopsis Ho Goo’s Love episode 1 part 1
 Untuk melihat Profil Dramanya KLIK DISINI!


“Final gaya dada 100 meter wanita siap dimulai Ekaterina dari Kazakhtan berada di jalur pertama. Atlet ini baru saja menempati posisi ke tujuh. Wang Pei berada di jalur dua. Perenang dari Korea, Do Do Hee ada di jalur ketiga. Perenang Korea, Han Sung Shil berada di jalur keempat. Atlet yang saat ini ada di tempat pertama. Mao Jin dari Cina di jalur kelima dan Nakahama Michiko dari Jepang di jalur keenam. Ueno Yui dari Jepang berada di jalur ketujuh. Dan terakhir, Sonti Chai dari Thailand berada di jalur delapan.”



Para peserta bersiap-siap untuk bertanding. Ketika bel berbunyi lalu mereka langsung meluncur ke dalam kolam renang.


Han Sung Shil dari Korea memimpin. Ueno dan Wang Pei mengikuti dari belakang. Kecepatannya cukup baik. Baik, 50 meter lagi. Han Sung Shil di urutan pertama dan Do Do Hee urutan kedua.”
Han Sung Shil dan berada  Do Do Hee berada di urutan pertama dan kedua. Do Do Hee  terus berusaha untuk mengejar Han Sung Shil dan menjadi urutan pertama, tapi Han Sung Shil terus berenang dengan cepat dan akhirnya ia tetap berada dalam urutan pertama, ia mendapatkan medali emas. Sedangkan Do Do hee mendapat medali perak karena ia berada pada urutan kedua.


Do Do Hee keluar dari air dan ia naik ke atas. Ia melepas penutup kepalanya lalu ia membantingnya di depan umum. Ia terlihat sangat kesal karena hanya mendapat urutan kedua. Salah satu pembawa acara pun mengomentarinya “kenapa Do Do Hee bersikap seperti itu? Apa ia tidak puas dengan medali perak?” pelatihnya pun heran dengan dia “ada apa dengannya”
“saya mengerti bagaimana perasaan atlet, tapi perilaku semacam itu tidaklah beralasan….”
Do Hee berjalan, ia diliput oleh banyak wartawan tapi ia tak mempedulikannya.


Pelatihnya mencari Do Hee, di jalan ia bertemu dengan para atlet dan menyapa tapi ia malah menjawab jangan menyapaku dengan marah. Di ruangan ia bertemu Do Hee.
“Hey, Do Do Hee. Bukankah sudah kubilang untuk tersenyum? Berapa kali kau harus dimarahi baru bisa mengerti? Hey ‘medali perak juga berharga, saya senang. saya berjanji untuk bekerja keras kedepannya.’ Apa sangat sulit mengatakannya?”
Do Hee menjawab “Apa pertama kalinya aku memenangkan medali perak?”
“Apa”
“aku selalu mendapatkan tempat kedua. Apa kau piker mereka peduli jika kukatakan aku senang dan itu layak? Kau piker begitu?”
“Do Do Hee, lakukan saja yang terbaik! mau kemana kau?”
“Makan” lalu Do Hee pergi keluar.
“Dasar, apa yang harus kulakukan denganmu? Kenapa dia bawa tas dan jaketnya untuk makan? Aku jadi mual karenamu!” pelatih kesal dengan sikap Do Hee. Ia mendapat sms pelatih, ada yang harus kuurus, jadi aku pergi duluan. Akan kujelaskan nanti. Sampai ketemu di seoul. Lalu pelatih bingung dan ia berteriak kenapa kau ke seoul.


Kang Ho Goo sedang berjalan dengan Min Ji, ia terlihat senang. ia mengajak Min Ji untuk makan yang dibawanya tapi Min Ji belum merasa lapar. Tiba-tiba ada sepeda lewat di depannya dengan kencang dan akan menabrak Min Ji, Ho Goo dan Min Ji langsung segera menepi. Min Ji memegang lengan Ho Goo. Melihat hal tersebut Ho Goo tersenyum, ia terlihat senang. lalu tangan Min Ji perlahan turun dan memegang jempol Ho Goo, mereka berjalan dengan bergandengan tangan. Min Ji berkata bahwa ia akan pergi untuk bisnis ke Tibet minggu depan. Awalnya Ho Goo masih tersenyum tapi saat ia bertanya kapan ia akan kembali dan ia menjawab 6 bulan. Lalu ia Ho Goo terkejut dan berhenti senyumnya hilang. Min Ji bahkan berkata mungkin juga lebih lama. Min Ji mendapat sms lalu ia melepaskan genggaman tangannya. Setelah itu ia berkata ia harus pergi.



Ho Goo akan mengantarnya tapi ia tak mau karena ia akan dijemput oleh oppa. Ia menunjukkan sebuah mobil yang menjemputnya. Ho Goo bingung karena Min Ji bilang kakaknya itu seorang pengacara padahal ia pernah berbicara bahwa kakaknya itu seorang penjual kaki ayam goring di Dangsandong. Min Ji menjelaskan bahwa yang itu adalah kakak kandung kalau yang ini adalah oppanya. Ho Goo tidak mengerti dengan hal itu lalu Min Ji mengatakan kalau ini pacarnya. Lalu Ho Goo menggenggam tangannya sambil melihat ke arah mobil. Ketika Min Ji berjalan selangkah lalu ia mengatakan “oppa, kita baik-baik saja kan?” ia berbalik dan Ho Goo sudah tidak ada di belakangnya.



Ho Goo sedang melempari sebuah mobil dengan menggunakan makanan yang dibawa olehnya. Ia berteriak – teriak dengan kesal ia tak mempedulikan orang-orang yang melihatnya. “ Seorang pacar adalah seorang Oppa! Seorang kakak adalah seorang Oppa! Dan apakah aku juga seorang Oppa! Seseorang harusnya bilang padaku sebelumnya sebelum aku mengambil ujian! Kenapa dia selalu mengirimiku SMS selama 3 bulan jika dia akan melakukan ini? Lalu ia naik mobil tersebut dengan sangat marah dan berteriak. “dan kenapa dia memanggilku setiap kali mabuk?” ia melakukannya sambil menginjak – injak mobil. “lalu kenapa stikernya bentuk hati? Kenapa dia menyentuh tanganku? Kenapa? Kenapa? Kenapa?” ia turun dari mobil dan mengetuk jendela mobil. “Oppaku, kau punya mobil yang bagus. Hey, ‘Oppaku’, aku Cuma oppa biasa. Turunkan jendelamu. Ayo bicara! Halo! Halo! Halo”



Orang di dalam mobil membuka jendelanya dan ketika itu Ho Goo tidak bersikap kasar lagi ternyata sikap kasarnya itu mungkin hanya bayangannya saja. Ia bersikap sangat ramah. Pacarnya Min Ji mengatakan bahwa “Min Ji banyak bercerita tentangmu padaku. Katanya kau seperti kakak baginya. Kau mau kemana? Kalau searah, aku akan mengantarmu.” Ho Goo menolaknya dengan ramah. Ho Goo memberikan keranjang makanannya kepada Min Ji tapi Min Ji menolaknya.



Kali ini juga bukanlah sebuah kencan. Selalu seperti ini. Kita berkirim pesan, menonton fil, makan, dan bahkan minum bersama. Tapi tidak pernah berkencan. Saat kupikir kami berkencan, itu bukanlah kencan. Tapi mereka bilang kau berkencan jika kau datang ke taman untuk piknik. Jika kau membawa kimbap, itu pasti. Semua yang dikatakan Chung Jae selalu salah.” Ho Goo berkata dalam hatinya sambil makan dan minum sebuah minuman kemasan. Ia menaruh sebuah kertas ke dalam bungkus minuman tersebut dan meninggalkannya. Belum jauh melangkah ia berbalik melihat bungkus minuman tersebut dan berkata “aku lupa mengambil suratnya.” Ketika sedang melihat bungkus minuman tersebut, sepasang kekasih sedang berjalan bergandengan tangan. Ho Goo melihat-lihat tangannya sendiri “kenapa dia memegang tanganku?”


Ho Goo sedang minum2 dengan temannya Tae Hee ia bercerita mengenai Min Ji yang memegang tangannya. Tae Hee dengan semangat bertanya “Dia memegang tanganmu? Tanganmu? Dimana dan bagaimana dia memegangnya? Merekatkan telapak tangan seperti ini? Atau melilitkan jarinya denganmu seperti ini?” Ho Goo menjawab “Bukan, tidak seperti itu. Itu cuma…” Ho Goo menunjukkannya dan bertanya apa arti dari pegangan tangannya tersebut. Tae Hee menjawabnya “kau seperti seorang teman, tapi bukan benar-benar teman… “ teman yang lain datang dan langsung mengatakan “itulah Ho Goo!” Tae Hee membela Ho Goo “kata-katamu sedikit kasar.” Temannya pun menjawab “kalau bukan tidak ada harapan, lalu apa? Cewek ini berusaha mendapatkan MBA nya atau apalah dan dia selalu membantunya setiap bulan” Ho Goo menjawabnya bahwa itu bukannya MBA tapi NGA…. Temannya malah menjawab dengan suara mengeras “sama sajalah!”
Tae Hee membelanya ia bertanya “mengapa kau malah marah pada Ho Goo? Katamu, dibilang pacaran kalau mereka pergi ke taman atau sungai Han!”
“Aku tahu! Bukannya kau seharusnya memegang tangannya jika pergi piknik ke taman atau sungai Han?”
Ho Goo menjawab dengan santai “aku pergi kesana bukan untuk melakukan itu.”
“Baik, kau melakukan apa yang ia minta, dan menghabiskan 100 ribu won sebulan untuknya. Setidaknya dia memberimu ciuman terima kasih.” Mendengar Tae Hee berkata seperti itu temannya pun setuju dengan mengangguk. Tapi ketika Ho Goo menjawab “aku tidak mencarinya hingga bisa berbuat hal – hal begitu.” Dengan kompak kedua teman Ho Goo berkata “lalu apa yang ingin kau lakukan dengan cewek itu?”


Ho Goo berjalan pulang sendirian “Aku tahu. Apa yang ingin kulakukan? Aku tidak menemui Min Ji jadi bisa melakukan sesuatu padanya. Aku hanya peduli padanya. Dia memintaku membetulkan komputernya dan kulakukan. Setelah itu dia berterimakasih dan membelikanku secangkir kopi. Dan aku sangat berterimakasih, jadi aku mengajaknya untuk makan. Dan dia berterimakasih, jadi kami nonton film bersama. Aku berterima kasih, lalu kuajak makan lagi. Ho Kyung bilang kau harus melakukan ha-hal itu untuk kencan.” Ia mengambil kamera di tasnya, ia memotret beberapa pasangan yang sedang berkencan “Aku akan memberi karena aku menerima. Aku akan menerima karena aku memberi? Aku tidak pernah melakukan itu sebelumnya, jadi aku tak tahu bagaimana rasanya menjalin hubungan. Tapi… aku tidak tahu apapun tentang itu… apakah itu menggoda atau berkencan, kurasa aku tak ingin melakukannya. Lalu, apa yang benar-benar ingin kulakukan? Hanya apa yang ingin…kulakukan?”





Ho Goo melihat seorang wanita di sebrang, wanita itu adalah Do Do Hee ia terus saja melihatnya, saat hendak memotretnya Do Hee melihatnya sehingga ia merasa gugup dan pura2 memotret hal lain. Do Hee menyebrangi jalan menuju arah Ho Goo, Ho Goo menurunkan kameranya dan menyebrangi jalan berlawanan dengan Do Hee.  Ketika berpapasan dengannya Ho Goo memanggilnya “permisi, itu…” belum selesai berbicara lalu seseorang menelepon Ho Goo. Do Hee berjalan kembali, Ho Goo memanggilnya “tunggu.. tapi sudah lampu merah untuk pejalan kaki sehingga ia berlari ke tepi jalan. Do Hee sempat membalikan badannya tapi ia segera berbalik kembali dan berjalan.



Do Hee turun dari taksi mengenakan sebuah seragam dan jaket. Di dalam bandara ia melepaskan jaketnya lalu memakai medali peraknya. Saat di kerumunan orang yang menyambut para atlet yang sedang berjejer untuk menyapa para pendukung atlet ia menerobos dan ikut bergabung dengan para atlet. Pelatih melihatnya, ia pun melirik pada pelatih dan tersenyum kepada para pendukung.



Ho Goo menyaksikan siaran seperti talk show bersama peraih medali perak atlet renang Do Do Hee. Ia melihatnya dengan tersenyum2 sendiri. Do Hee sedang melakukan pemotretan untuk iklan.



Ho Goo sedang melihat foto-foto Do Hee yang diambilnya saat di lampu merah. Tiba – tiba kedua temannya datang Ho Goo buru-buru menyembunyikan foto tersebut di bawah cup ramen. Temannya menanyakan apakah ia sudah makan dan makan apa. Ho Goo menjawab bahwa ia telah makan ramen. Temannya memarahinya karena ramen tidak baik untuknya. Ketika temannya memindahkan cup ramennya Ho Goo segera menyembunyikan kembali foto Do Hee. Tapi ketahuan oleh Tae Hee, Tae Hee melihatnya dan menyadari bahwa itu Do Do Hee. Ho Goo akan merebutnya tapi dihalangi oleh temannya. Tae Hee menaruh foto Do Hee dikeningnya, ia meminta penjelasan pada Ho Goo. Ia terlihat marah pada Ho Goo kenapa ia mempunyai fotonya. Temannya marah ketika mengetahui ia bertemu seorang bintang besar tapi Ho Goo malah lari karena lampu merah.


Ho Goo menjelaskan kepada temannya walau ia teman Do Hee tapi canggung memintanya. Temannya tidak mempercayai bahwa ia temannya, lalu Tae Hee membenarkan dan menjelaskan pada temannya bahwa mereka teman SMA.

Bersambung ke part 2


No comments:

Post a Comment