Sinopsis Ho Goo’s Love episode 1 part 1
“Final gaya dada 100
meter wanita siap dimulai Ekaterina dari Kazakhtan berada di jalur pertama.
Atlet ini baru saja menempati posisi ke tujuh. Wang Pei berada di jalur dua.
Perenang dari Korea, Do Do Hee ada di jalur ketiga. Perenang Korea, Han Sung
Shil berada di jalur keempat. Atlet yang saat ini ada di tempat pertama. Mao
Jin dari Cina di jalur kelima dan Nakahama Michiko dari Jepang di jalur keenam.
Ueno Yui dari Jepang berada di jalur ketujuh. Dan terakhir, Sonti Chai dari
Thailand berada di jalur delapan.”
Para peserta bersiap-siap untuk bertanding. Ketika bel
berbunyi lalu mereka langsung meluncur ke dalam kolam renang.
“Han Sung Shil dari
Korea memimpin. Ueno dan Wang Pei mengikuti dari belakang. Kecepatannya cukup
baik. Baik, 50 meter lagi. Han Sung Shil di urutan pertama dan Do Do Hee urutan
kedua.”
Han Sung Shil dan berada
Do Do Hee berada di urutan pertama dan kedua. Do Do Hee terus berusaha untuk mengejar Han Sung Shil
dan menjadi urutan pertama, tapi Han Sung Shil terus berenang dengan cepat dan
akhirnya ia tetap berada dalam urutan pertama, ia mendapatkan medali emas.
Sedangkan Do Do hee mendapat medali perak karena ia berada pada urutan kedua.
Do Do Hee keluar dari air dan ia naik ke atas. Ia melepas
penutup kepalanya lalu ia membantingnya di depan umum. Ia terlihat sangat kesal
karena hanya mendapat urutan kedua. Salah satu pembawa acara pun
mengomentarinya “kenapa Do Do Hee bersikap seperti itu? Apa ia tidak puas
dengan medali perak?” pelatihnya pun heran dengan dia “ada apa dengannya”
“saya mengerti bagaimana perasaan atlet, tapi perilaku
semacam itu tidaklah beralasan….”
Do Hee berjalan, ia diliput oleh banyak wartawan tapi ia tak
mempedulikannya.
Pelatihnya mencari Do Hee, di jalan ia bertemu dengan para
atlet dan menyapa tapi ia malah menjawab jangan menyapaku dengan marah. Di
ruangan ia bertemu Do Hee.
“Hey, Do Do Hee. Bukankah sudah kubilang untuk tersenyum?
Berapa kali kau harus dimarahi baru bisa mengerti? Hey ‘medali perak juga
berharga, saya senang. saya berjanji untuk bekerja keras kedepannya.’ Apa
sangat sulit mengatakannya?”
Do Hee menjawab “Apa pertama kalinya aku memenangkan medali
perak?”
“Apa”
“aku selalu mendapatkan tempat kedua. Apa kau piker mereka
peduli jika kukatakan aku senang dan itu layak? Kau piker begitu?”
“Do Do Hee, lakukan saja yang terbaik! mau kemana kau?”
“Makan” lalu Do Hee pergi keluar.
“Dasar, apa yang harus kulakukan denganmu? Kenapa dia bawa
tas dan jaketnya untuk makan? Aku jadi mual karenamu!” pelatih kesal dengan
sikap Do Hee. Ia mendapat sms pelatih,
ada yang harus kuurus, jadi aku pergi duluan. Akan kujelaskan nanti. Sampai ketemu di seoul. Lalu pelatih bingung
dan ia berteriak kenapa kau ke seoul.
Kang Ho Goo sedang berjalan dengan Min Ji, ia terlihat senang. ia mengajak Min Ji untuk
makan yang dibawanya tapi Min Ji belum merasa lapar. Tiba-tiba ada sepeda lewat
di depannya dengan kencang dan akan menabrak Min Ji, Ho Goo dan Min Ji langsung
segera menepi. Min Ji memegang lengan Ho Goo. Melihat hal tersebut Ho Goo
tersenyum, ia terlihat senang. lalu tangan Min Ji perlahan turun dan memegang
jempol Ho Goo, mereka berjalan dengan bergandengan tangan. Min Ji berkata bahwa
ia akan pergi untuk bisnis ke Tibet minggu depan. Awalnya Ho Goo masih tersenyum
tapi saat ia bertanya kapan ia akan kembali dan ia menjawab 6 bulan. Lalu ia Ho
Goo terkejut dan berhenti senyumnya hilang. Min Ji bahkan berkata mungkin juga
lebih lama. Min Ji mendapat sms lalu ia melepaskan genggaman tangannya. Setelah
itu ia berkata ia harus pergi.
Ho Goo akan
mengantarnya tapi ia tak mau karena ia akan dijemput oleh oppa. Ia menunjukkan
sebuah mobil yang menjemputnya. Ho Goo bingung karena Min Ji bilang kakaknya
itu seorang pengacara padahal ia pernah berbicara bahwa kakaknya itu seorang
penjual kaki ayam goring di Dangsandong. Min Ji menjelaskan bahwa yang itu
adalah kakak kandung kalau yang ini adalah oppanya. Ho Goo tidak mengerti
dengan hal itu lalu Min Ji mengatakan kalau ini pacarnya. Lalu Ho Goo
menggenggam tangannya sambil melihat ke arah mobil. Ketika Min Ji
berjalan selangkah lalu ia mengatakan “oppa, kita baik-baik saja kan?” ia
berbalik dan Ho Goo sudah tidak ada di belakangnya.
Ho Goo sedang melempari sebuah mobil dengan menggunakan
makanan yang dibawa olehnya. Ia berteriak – teriak dengan kesal ia tak
mempedulikan orang-orang yang melihatnya. “ Seorang pacar adalah seorang Oppa! Seorang
kakak adalah seorang Oppa! Dan apakah aku juga seorang Oppa! Seseorang harusnya
bilang padaku sebelumnya sebelum aku mengambil ujian! Kenapa dia selalu
mengirimiku SMS selama 3 bulan jika dia akan melakukan ini? Lalu ia naik mobil
tersebut dengan sangat marah dan berteriak. “dan kenapa dia memanggilku setiap
kali mabuk?” ia melakukannya sambil menginjak – injak mobil. “lalu kenapa
stikernya bentuk hati? Kenapa dia menyentuh tanganku? Kenapa? Kenapa? Kenapa?”
ia turun dari mobil dan mengetuk jendela mobil. “Oppaku, kau punya mobil yang
bagus. Hey, ‘Oppaku’, aku Cuma oppa biasa. Turunkan jendelamu. Ayo bicara!
Halo! Halo! Halo”
Orang di dalam mobil membuka jendelanya dan ketika itu Ho
Goo tidak bersikap kasar lagi ternyata sikap kasarnya itu mungkin hanya
bayangannya saja. Ia bersikap sangat ramah. Pacarnya Min Ji mengatakan bahwa “Min
Ji banyak bercerita tentangmu padaku. Katanya kau seperti kakak baginya. Kau
mau kemana? Kalau searah, aku akan mengantarmu.” Ho Goo menolaknya dengan ramah.
Ho Goo memberikan keranjang makanannya kepada Min Ji tapi Min Ji menolaknya.
“Kali ini juga
bukanlah sebuah kencan. Selalu seperti ini. Kita berkirim pesan, menonton fil,
makan, dan bahkan minum bersama. Tapi tidak pernah berkencan. Saat kupikir kami
berkencan, itu bukanlah kencan. Tapi mereka bilang kau berkencan jika kau
datang ke taman untuk piknik. Jika kau membawa kimbap, itu pasti. Semua yang dikatakan
Chung Jae selalu salah.” Ho Goo berkata dalam hatinya sambil makan dan
minum sebuah minuman kemasan. Ia menaruh sebuah kertas ke dalam bungkus minuman
tersebut dan meninggalkannya. Belum jauh melangkah ia berbalik melihat bungkus
minuman tersebut dan berkata “aku lupa mengambil suratnya.” Ketika sedang
melihat bungkus minuman tersebut, sepasang kekasih sedang berjalan bergandengan
tangan. Ho Goo melihat-lihat tangannya sendiri “kenapa dia memegang tanganku?”
Ho Goo sedang minum2 dengan temannya Tae Hee ia bercerita
mengenai Min Ji yang memegang tangannya. Tae Hee dengan semangat bertanya “Dia
memegang tanganmu? Tanganmu? Dimana dan bagaimana dia memegangnya? Merekatkan
telapak tangan seperti ini? Atau melilitkan jarinya denganmu seperti ini?” Ho
Goo menjawab “Bukan, tidak seperti itu. Itu cuma…” Ho Goo menunjukkannya dan
bertanya apa arti dari pegangan tangannya tersebut. Tae Hee menjawabnya “kau
seperti seorang teman, tapi bukan benar-benar teman… “ teman yang lain datang
dan langsung mengatakan “itulah Ho Goo!” Tae Hee membela Ho Goo “kata-katamu
sedikit kasar.” Temannya pun menjawab “kalau bukan tidak ada harapan, lalu apa?
Cewek ini berusaha mendapatkan MBA nya atau apalah dan dia selalu membantunya
setiap bulan” Ho Goo menjawabnya bahwa itu bukannya MBA tapi NGA…. Temannya
malah menjawab dengan suara mengeras “sama sajalah!”
Tae Hee membelanya ia bertanya “mengapa kau malah marah pada
Ho Goo? Katamu, dibilang pacaran kalau mereka pergi ke taman atau sungai Han!”
“Aku tahu! Bukannya kau seharusnya memegang tangannya jika
pergi piknik ke taman atau sungai Han?”
Ho Goo menjawab dengan santai “aku pergi kesana bukan untuk
melakukan itu.”
“Baik, kau melakukan apa yang ia minta, dan menghabiskan 100
ribu won sebulan untuknya. Setidaknya dia memberimu ciuman terima kasih.”
Mendengar Tae Hee berkata seperti itu temannya pun setuju dengan mengangguk.
Tapi ketika Ho Goo menjawab “aku tidak mencarinya hingga bisa berbuat hal – hal
begitu.” Dengan kompak kedua teman Ho Goo berkata “lalu apa yang ingin kau
lakukan dengan cewek itu?”
Ho Goo berjalan pulang sendirian “Aku tahu. Apa yang ingin kulakukan? Aku tidak menemui Min Ji jadi bisa
melakukan sesuatu padanya. Aku hanya peduli padanya. Dia memintaku membetulkan
komputernya dan kulakukan. Setelah itu dia berterimakasih dan membelikanku
secangkir kopi. Dan aku sangat berterimakasih, jadi aku mengajaknya untuk makan.
Dan dia berterimakasih, jadi kami nonton film bersama. Aku berterima kasih,
lalu kuajak makan lagi. Ho Kyung bilang kau harus melakukan ha-hal itu untuk
kencan.” Ia mengambil kamera di tasnya, ia memotret beberapa pasangan yang
sedang berkencan “Aku akan memberi karena
aku menerima. Aku akan menerima karena aku memberi? Aku tidak pernah melakukan
itu sebelumnya, jadi aku tak tahu bagaimana rasanya menjalin hubungan. Tapi…
aku tidak tahu apapun tentang itu… apakah itu menggoda atau berkencan, kurasa
aku tak ingin melakukannya. Lalu, apa yang benar-benar ingin kulakukan? Hanya
apa yang ingin…kulakukan?”
Ho Goo melihat seorang wanita di sebrang, wanita itu adalah
Do Do Hee ia terus saja melihatnya, saat hendak memotretnya Do Hee melihatnya
sehingga ia merasa gugup dan pura2 memotret hal lain. Do Hee menyebrangi jalan
menuju arah Ho Goo, Ho Goo menurunkan kameranya dan menyebrangi jalan
berlawanan dengan Do Hee. Ketika
berpapasan dengannya Ho Goo memanggilnya “permisi, itu…” belum selesai
berbicara lalu seseorang menelepon Ho Goo. Do Hee berjalan kembali, Ho Goo
memanggilnya “tunggu.. tapi sudah lampu merah untuk pejalan kaki sehingga ia
berlari ke tepi jalan. Do Hee sempat membalikan badannya tapi ia segera
berbalik kembali dan berjalan.
Do Hee turun dari taksi mengenakan sebuah seragam dan jaket.
Di dalam bandara ia melepaskan jaketnya lalu memakai medali peraknya. Saat di
kerumunan orang yang menyambut para atlet yang sedang berjejer untuk menyapa
para pendukung atlet ia menerobos dan ikut bergabung dengan para atlet. Pelatih
melihatnya, ia pun melirik pada pelatih dan tersenyum kepada para pendukung.
Ho Goo menyaksikan siaran seperti talk show bersama peraih
medali perak atlet renang Do Do Hee. Ia melihatnya dengan tersenyum2 sendiri. Do
Hee sedang melakukan pemotretan untuk iklan.
Ho Goo sedang melihat foto-foto Do Hee yang diambilnya saat di
lampu merah. Tiba – tiba kedua temannya datang Ho Goo buru-buru menyembunyikan foto
tersebut di bawah cup ramen. Temannya menanyakan apakah ia sudah makan dan
makan apa. Ho Goo menjawab bahwa ia telah makan ramen. Temannya memarahinya karena
ramen tidak baik untuknya. Ketika temannya memindahkan cup ramennya Ho Goo
segera menyembunyikan kembali foto Do Hee. Tapi ketahuan oleh Tae Hee, Tae Hee
melihatnya dan menyadari bahwa itu Do Do Hee. Ho Goo akan merebutnya tapi
dihalangi oleh temannya. Tae Hee menaruh foto Do Hee dikeningnya, ia meminta
penjelasan pada Ho Goo. Ia terlihat marah pada Ho Goo kenapa ia mempunyai
fotonya. Temannya marah ketika mengetahui ia bertemu seorang bintang besar tapi
Ho Goo malah lari karena lampu merah.
Ho Goo menjelaskan kepada temannya walau ia teman Do Hee
tapi canggung memintanya. Temannya tidak mempercayai bahwa ia temannya, lalu
Tae Hee membenarkan dan menjelaskan pada temannya bahwa mereka teman SMA.
Bersambung ke part 2
No comments:
Post a Comment