Monday 22 December 2014

TANTANGAN PANCASILA ABAD 21

Sekarang ini di abad ke 21, kita hidup di zaman yang global atau era globalisasi. Proses globalisasi tentulah tidak terlepas dari tantangan dan ancaman bagi bangsa Indonesia. Menghadapi tantangan perkembangan zaman amatlah penting untuk mempertahankan eksistesi watak asli bangsa indonesa dan juga kondisi masa depan Indonesia. Karena masa depan haruslah di transformasikan oleh manusia itu sendiri khususnya bangsa Indonesia yang salah satunya adalah melalui pendidikan , untuk mempersiapkan generasi emas bangsa Indonesia.
Tantangan berat yang harus dihadapi adalah masalah mentalitas bangsa. Sikap-sikap yang melemahkan bangsa Indonesia seperti oportunis dan pragmatis yang melemahkan ketahanan bangsa dan merenggangkan solidaritas terhadap sesama. Sikap-sikap itu membuka lebar-lebar merajalelanya nafsu serakah di segala bidang, keserakahan untuk menguasai harta benda, untuk berkuasa dan untuk dihormati.
Kondisi itu mendorong
orang untuk berlaku tidak jujur, tidak adil, dan bahkan bertindak semena-mena dengan menyalahgunakan wewenang, menjalankan KKN, dan tidak segan-segan melakukan tindakan kekerasan dan kriminalitas. Disposisi mental seperti itu membuat seseorang mudah berbohong, munafik, sanggup berkhianat terhadap sahabatnya, hingga tega menjual bangsa dan tanah airnya. Kondisi demikian memberi peluang yang makin besar bagi dominasi kelompok kepentingan global.
Oleh karena itu untuk mengatasi keterpurukan bangsa dan membangun bangsa yang seutuhnya, kita perlu meningkatkan ketahanan budaya dan ketahanan pangan bangsa dan mengintegrasikannya melalui tindakan-tindakan komunikatif ke semua instituasi. Sehingga dengan ketahanan pangan, maka bangsa ini mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Sedangkan ketahanan budaya akan menjadi benteng bagi derasnya budaya global yang tidak sesuai dengan budaya bangsa.
Pembentukan ketahanan budaya dan pangan berarti menjalankan reorientasi semangat dan cita-cita moral Pembukaan UUD 1945 yang intinya memperjuangkan pembebasan bangsa dari kepentingan asing, berdasarkan nilai-nilai Pancasila.

Manusia pancasilais Indonesia perlu di bangun sebagai suatu norma dan etika yang dapat di lakukan melalui proses pendidikan. Proses pendidikan bukan hanya dalam lingkungan formal tetapi juga dalam lingkungan nonformal.

No comments:

Post a Comment