Tuesday 23 December 2014

MAKALAH MANAJEMEN SEKOLAH: PROSES MANAJEMEN

ABSTRAK

            Seorang manajer sekolah dalam pencapaian tujuan sekolah melakukan serangkaian aktivitas yang saling berhubungan dan memiliki tingkatan atau jenjang tertentu, dalam hal ini yang dimaksud dengan proses. Proses manajemen yang bersifat mendasar meliputi empat tahap yaitu : planning, organizing, actuating, dan controlling. Perencanaan ( Planning ) adalah sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk dilaksanakan pada suatu periode tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan.Organisasi ( Organizing ) dalam pengertian yang lebih utuh menyatakan bahwa pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal, mengelompokan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para organisasi, agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien. Actuating (Penggerakan) Penggerakan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan usaha, cara, tehnik dan metode untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisian, efektif, dan ekonomis. Pengawasan ( Controlling ) merupakan proses pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi guna lebih menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana sebelumnya.


 PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Proses kegiatan manajemen yang dilakukan oleh seorang manajer masih menjadi suatu perdebatan, karena setiap ahli mengemukakan pendapat yang berbeda sesuai dengan aktivitas yang dilakukan dalam kegiatan manajemen. Pembagian proses manajemen tidak dapat dibedakan secara tegas dan tajam, karena setiap manajer dalam setiap usaha atau aktivitas pencapaian tujuan harus melaksanakan semua proses manajemen, hanya penekanannya yang berbeda.
Setiap manajer sekolah dalam pelaksanaan tugasnya, aktivitasnya dan kepemimpinannya untuk mencapai tujuan secara umum harus melakukan suatu proses manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan atau pengendalian.
B.     Teori – Teori
1.      Proses manajemen yang bersifat mendasar adalah Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling (Terry 1990:15)
2.      Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang yang hendak dicapai dan menetapkan jalan serta sumber yang untuk mencapai tujuan itu seefektif dan seefisien mungkin (Kauffman, 1972:38)
3.      Pengoorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal, mengelompokan, dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara anggota organisasi, agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien (Handoko, 1992:168)
4.      Actuating dapat didefinisikan sebagai keseluruhan usaha, cara, teknik, dan metode untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien, efektif, dan ekonomis (Siagan, 1992:128)
5.      Pengawasan merupakan proses pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi guna lebih menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

C.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana perencanaan (planning) dalam proses manajemen sekolah?
2.      Bagaimana pengorganisasian dalam manajemen sekolah?
3.      Apa yang dimaksud penggerakan dalam proses manajemen sekolah?
4.      Bagaimana pengendalian yang ada di dalam proses manajemen sekolah?

METODE
            
Metode dalam pengumpulan data adalah dengan Kajian Pustaka, bab yang dikaji adalah Proses manajemen. Waktu dan tanggal pengumpulan data Minggu, 14 September 2014. Alat yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pulpen, buku, dan laptop.
       
HASIL
1.      Seorang manajer sekolah dalam pencapaian tujuan sekolah melakukan serangkaian aktifitas yang saling berhubungan dan memiliki tingkatan atau jenjang tertentu, dalam hal ini yang dimaksud dengan proses.
2.      Proses manajemen yang bersifat mendasar yaitu meliputi Planning, Organizing, Actuating, dan Controling.

PEMBAHASAN
A.    Perencanaan (Planning)
1.      Pengertian Perencanaan
            Perencanaan adalah sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk dilaksanakan pada suatu periode tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan. Perencanaan menurut Bintoro Tjokroaminoto dalam Husaini Usman (2008) adalah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Prajudi Atmosudirjo dalam Husaini Usman (2008) juga berpendapat bahwa  perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, siapa yang melakukan, bilamana, di mana, dan bagaimana cara melakukannya.
            Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah kegiatan yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan dan dalam perencanaan itu mengandung beberapa unsur, diantaranya sejumlah kegiatan yang ditetapkan sebelumnya, adanya proses, hasil yang ingin dicapai, dan menyangkut masa depan dalam waktu tertentu. Pelaksanaan dan pengawasan termasuk pemantauan, penilaian, dan pelaporan merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dari perencanaan. Dalam perencanaan diperlukan pengawasan agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan.
Dalam perencanaan ada beberapa langkah, diantaranya adalah:
a)      Tahap I: menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan,
b)      Tahap II: merumuskan keadaan saat ini,
c)      Tahap III: mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan, dan
d)     Tahap IV: mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan.
1)      Tujuan Perencanaan
                   Tujuan dari perencanaan adalah:
a)      Standar pengawasan, yaitu mencocokkan pelaksanaan dengan perencanaannya,
b)      Mengetahiu kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan,
c)      Mengetahiu siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya), baik kualifikasinya maupun kuantitasnya,
d)     Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan,
e)      Meminimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan menghemat biaya, tenaga dan waktu,
f)       Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan,
g)      Menyerasikan dan memadukan beberapa sub kegiatan,
h)      Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui, dan
i)        Mengarahkan pada pencapaian tujuan.
2)      Manfaat Perencanaan
            Perencanaan mempunyai banyak manfaat, diantaranya adalah sebagai berikut:
a)      Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan,
b)      Membantu dalam kristalisasi persesuaian dalam masalah-masalah utama,
c)      Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas,
d)     Pemilihan berbagai alternatif terbaik,
e)      Standar pelaksanaan dan pengawasan,
f)       Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan,
g)      Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi,
h)      Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait,
i)        Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami,
j)        Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti, dan
k)      Menghemat waktu, usaha dan dana.
Perencanaan dengan strategi  Agresif,  yaitu  strategi  pengembangan mutu  sekolah  dengan  melakukan  diversifikasi  kemampuan  guru  dan  siswa  yang didukung dengan  segala kekuatan yang dimiliki  didalam mencapai peluang yang ada di masyarakat. (strategi SO). Dalam  penerapannya  sekolah  dapat  melakukan  proses  pengembangan  mutu sekolah  berdasar  kepada  sertifikasi  ISO  9002  serta  ISO  14000  untuk  dapat  dimiliki sekaligus diterapkan didalam proses PBM sekolah (Ni Luh Putu Hariastuti)
B.     Pengorganisasian ( Organizing )
Dalam kajian manajemen, istilah pengorganisasian digunakan untuk menunjukan hal-hal sebagai berikut :
a.       Cara menejer merancang struktur formal untuk penggunaan sumber daya-sumber daya keuangan, phisik, bahan baku, dan tenaga kerja organisasi yang paling efektif
b.      Bagaimana organisasi mengelompokan kegiatan-kegiatannya, dimana setiap pengelompokan diikuti dengan penugasan seorang menejer yang diberi wewnang untuk mengawasi anggota-anggota kelompok
c.       Hubungan-hubunagan antara fungsi, jabatan, dan tugas para karyawan
d.      Cara menejer membagi tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam organisasinya dan mendelegasikan wewnang yang diperlukan untuk mengerjakan tugas
Dalam pengertian yang lebih utuh, Handoko ( 1992:168 ) menyatakan bahwa pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal, mengelompokan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para organisasi, agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien. Selanjutnya dijelaskan bahwa proses pengorganisasian dapat ditunjukan dalam tiga langkah prosedur sebagai berikut :
a.       Pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi
b.      Penbagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logis dapat dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja sebaiknya tidak terlalu berat sehingga tidak dapat diselesaikan, atau terlalu ringan sehingga ada waktu menganggur, tidak efisien dan terjadi biaya yang tidak perlu
c.       Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis. Mekanisme pengorganisasian ini akan membuat para anggota organisasi menjaga perhatiaannya pada tujuan organisasi menjaga perhatiannya pada tujuan organisasi dan mengurangi ketidak-efisienan dan konfilk-konflik yang merusak
Pandangan lain mengenai isu pengorganisasian dikemukakan oleh Stoner        ( 1986:62 ) yang menyatakan bahwa pengorganisasian merupakan proses yang jamak, terdiri dari lima tahap. Pertama merinci pekerjaan, yaitu menentukan tugas-tugas apa yang harus dilakukan untuk menjapai tujuan organisasi. Kedua, membagi seluruh beban kerja menjadi kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh perorangan atau perkelompok. Dalam tahap ini perlu diperhatikan orang-orang yang akan diserahi tugas harus berdasarkan pada kualifikasi, tidak dibebani terlalu berat dan tidak terlalu ringan. Ketiga, menggabungkan pekerjaan para anggota denan cara rasional dan efisien. Keempat, menetapkan mekanisme kerja untuk mengkoordinasikan pekerjaan dalam suatu kesatuan yang harmonis. Kelima, melakukan monotoring dan mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk mempertahankan dan meningkatkan efektivitas. 
C.     Penggerakan
            Penggerakan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan usaha, cara, tehnik dan metode untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisian, efektif, dan ekonomis ( Siagian, 1992:128 ). Isu yang selalu mengemuka dalam pembahasan fungsi penggerakan adalah berkenaan dengan pentingnya fungsi ini dalam keseluruhan kegiatan menejemen, karena secara langsung ia berkaitan dengan manusia beserta segala jenis kepentingan dan kebutuhannya. Kaitan dengan perkembangan teori menejemen yang dikenal dengan “Gerakan Human Relations”, diajukan konsep yang dikenal dengan istilah  the ten commandmens of human relations, yanf dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan fungsi penggerakan.
Isi dari prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
a)      Sinkronisasi antara tujuan organisasi dengan tujuan anggota organisasi
b)      Suasana kerja yang menyenangkan
c)      Hubungan kerja yang serasi
d)     Tidak memperlakukan bawahan sebagai mesin
e)      Pengembangan kemampun bawahan sampai tingkat maksimal
f)       Pekerjaan yang menarik dan penuh tantangan
g)      Pengakuan dan penghargaan atas prestasi kerja yang tinggi
h)      Tersedianya sarana dan prasarana yang memadahi
i)        Penempatan personil secara tepat
j)        Imbalan yang sesuai dengan jasa yang diberikan

D.    Pengawasan (Controlling)
a.       Pengertian dan Proses Dasar Pengawasan
Pengawasan merupakan proses pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi guna lebih menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana sebelumnya.           Proses dasar pengawasan terdiri atas tiga tahap, yaitu:
1.      Penentuan standar hasil kerja
Standar hasil pekerjaan merupakan hala yang amat penting ditentukan karena terhadap standar itulah hasil pekerjaan dihadapkan dan diuji.
Standar  hasil itu dapat bersifat fisik, misalnya dalam arti kuantitas barang yang dihasilkan oleh suatu perusahaan, dan sebagainya. Dalam melakukan pengawasan, hal-hal yang bersifat keperilakuan pun  harus diukur seperti kesetiaan, semangat kerja, disiplin dan sebagainya.
2.      Pengukuran Prestasi Kerja
Pengukuran prestasi kerja terdiri dari dua jenis, yaitu yang relatif mudah dan yang sukar. Ada berbagai prestasi kerja yang relatif mudah diukur karena standar yang harus dipenuhi pun biasanya bersifat teknis. Yang kedua adalah pengukuran yang relatif sukar dilakukan karena standar yang harus dipenuhipun tidak selalu dapat dinyatakan secara konkrit.
3.      Koreksi terhadap Penyimpangan
Meskipun bersifat sementara, tindakan korektif terhadap gejala penyimpangan, penyelewengan, dan pemborosan harus bisa diambil.
b.      Pengawasan yang Efektif
            Pengawasan yang efektif harus melibatkan semua tingkat manager dari tingkat atas sampai tingkat bawah, dan kelompok-kelompok kerja.
Beberapa kondisi yang harus diperhatikan untuk mewujudkan pengawasan yang efektif, yaitu sebagai berikut:
1.      Pengawasan harus dikaitkan dengan tujuan dan kriteria yang dipergunakan dalam sistem pendidikan, yaitu relevansi, efektivitas, efisiensi, dan produktivitas.
2.      Menetapkan standar yang sulit.
3.      Pengawasan hendaknya disesuaikan dengan sifat dan kebutuhan organisasi.
4.      Frekuensi pengawasan harus dibatasi
5.      Sistem pengawasan harus dikemudi (steering control)
6.      Pengawasan hendaknya mengacu pada prosedur pemecahan masalah.
   
KESIMPULAN
            Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut bahwa proses manajemen sekolah meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan atau pengendalian. Perencanaan merupakan suatu kegiatan yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan. Dalam perencanaan ada beberapa langkah, diantaranya adalah menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan, merumuskan keadaan saat ini, mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan, dan mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan.
Proses pengorganisasian dapat ditunjukan dalam tiga langkah yaitu pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi, penbagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logis dapat dilaksanakan oleh satu orang, pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis.
Dalam penggerakan keseluruhan usaha, cara, tehnik dan metode untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisian, efektif, dan ekonomis. Sedangkan suatu pengawasan yang efektif harus melibatkan semua tingkat manager dari tingkat atas sampai tingkat bawah, dan kelompok-kelompok kerja.


DAFTAR PUSTAKA
Handoko, T.Hani.1984.Manajemen.Yogyakarta: BPFE

Handoko, T.Hani.1992.Manajemen Edisi II. Yogyakarta: BPFE

No comments:

Post a Comment