ABSTRAK
Seorang manajer sekolah dalam pencapaian tujuan sekolah melakukan
serangkaian aktivitas yang saling berhubungan dan memiliki tingkatan atau
jenjang tertentu, dalam hal ini yang dimaksud dengan proses. Proses manajemen yang bersifat mendasar meliputi empat
tahap yaitu : planning, organizing, actuating, dan
controlling. Perencanaan ( Planning ) adalah sejumlah kegiatan yang
ditentukan sebelumnya untuk dilaksanakan pada suatu periode tertentu dalam
rangka mencapai tujuan yang ditetapkan.Organisasi (
Organizing ) dalam
pengertian yang lebih utuh menyatakan bahwa pengorganisasian merupakan suatu
proses untuk merancang struktur formal, mengelompokan dan mengatur serta
membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para organisasi, agar tujuan
organisasi dapat dicapai dengan efisien. Actuating
(Penggerakan) Penggerakan
dapat didefinisikan sebagai keseluruhan usaha, cara, tehnik dan metode untuk
mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik
mungkin demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisian, efektif, dan
ekonomis. Pengawasan ( Controlling ) merupakan proses pengamatan dari seluruh kegiatan
organisasi guna lebih menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang dilakukan
sesuai dengan rencana sebelumnya.
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Proses
kegiatan manajemen yang dilakukan oleh seorang manajer masih menjadi suatu
perdebatan, karena setiap ahli mengemukakan pendapat yang berbeda sesuai dengan
aktivitas yang dilakukan dalam kegiatan manajemen. Pembagian proses manajemen
tidak dapat dibedakan secara tegas dan tajam, karena setiap manajer dalam
setiap usaha atau aktivitas pencapaian tujuan harus melaksanakan semua proses
manajemen, hanya penekanannya yang berbeda.
Setiap
manajer sekolah dalam pelaksanaan tugasnya, aktivitasnya dan kepemimpinannya
untuk mencapai tujuan secara umum harus melakukan suatu proses manajemen yang
meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan atau
pengendalian.
B. Teori
– Teori
1. Proses manajemen yang bersifat mendasar adalah
Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling (Terry 1990:15)
2. Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau
sasaran yang yang hendak dicapai dan menetapkan jalan serta sumber yang untuk
mencapai tujuan itu seefektif dan seefisien mungkin (Kauffman, 1972:38)
3. Pengoorganisasian merupakan suatu proses untuk
merancang struktur formal, mengelompokan, dan mengatur serta membagi
tugas-tugas atau pekerjaan diantara anggota organisasi, agar tujuan organisasi
dapat dicapai dengan efisien (Handoko, 1992:168)
4. Actuating dapat didefinisikan sebagai keseluruhan
usaha, cara, teknik, dan metode untuk mendorong para anggota organisasi agar
mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin demi tercapainya tujuan organisasi
dengan efisien, efektif, dan ekonomis (Siagan, 1992:128)
5. Pengawasan merupakan proses pengamatan dari seluruh
kegiatan organisasi guna lebih menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang
dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
C. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
perencanaan (planning) dalam proses manajemen sekolah?
2. Bagaimana
pengorganisasian dalam manajemen sekolah?
3. Apa
yang dimaksud penggerakan dalam proses manajemen sekolah?
4. Bagaimana
pengendalian yang ada di dalam proses manajemen sekolah?
METODE
Metode dalam pengumpulan data adalah dengan Kajian Pustaka, bab yang
dikaji adalah Proses manajemen. Waktu dan tanggal pengumpulan data Minggu, 14
September 2014. Alat yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pulpen, buku,
dan laptop.
HASIL
1.
Seorang manajer sekolah
dalam pencapaian tujuan sekolah melakukan serangkaian aktifitas yang saling
berhubungan dan memiliki tingkatan atau jenjang tertentu, dalam hal ini yang
dimaksud dengan proses.
2.
Proses manajemen
yang bersifat mendasar yaitu meliputi Planning, Organizing, Actuating, dan
Controling.
PEMBAHASAN
A. Perencanaan
(Planning)
1. Pengertian
Perencanaan
Perencanaan
adalah sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk dilaksanakan pada
suatu periode tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan. Perencanaan
menurut Bintoro Tjokroaminoto dalam Husaini Usman (2008) adalah proses
mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk
mencapai tujuan tertentu. Prajudi Atmosudirjo dalam Husaini Usman (2008) juga berpendapat
bahwa perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu
yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, siapa yang
melakukan, bilamana, di mana, dan bagaimana cara melakukannya.
Dari
pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah
kegiatan yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan
dan dalam perencanaan itu mengandung beberapa unsur, diantaranya sejumlah
kegiatan yang ditetapkan sebelumnya, adanya proses, hasil yang ingin dicapai,
dan menyangkut masa depan dalam waktu tertentu. Pelaksanaan dan pengawasan
termasuk pemantauan, penilaian, dan pelaporan merupakan unsur yang tidak bisa
dilepaskan dari perencanaan. Dalam perencanaan diperlukan pengawasan agar tidak
terjadi penyimpangan-penyimpangan.
Dalam
perencanaan ada beberapa langkah, diantaranya adalah:
a) Tahap
I: menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan,
b) Tahap
II: merumuskan keadaan saat ini,
c) Tahap
III: mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan, dan
d) Tahap
IV: mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan.
1) Tujuan
Perencanaan
Tujuan dari perencanaan
adalah:
a) Standar
pengawasan, yaitu mencocokkan pelaksanaan dengan perencanaannya,
b) Mengetahiu
kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan,
c) Mengetahiu
siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya), baik kualifikasinya maupun
kuantitasnya,
d) Mendapatkan
kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan,
e) Meminimalkan
kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan menghemat biaya, tenaga dan waktu,
f) Memberikan
gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan,
g) Menyerasikan
dan memadukan beberapa sub kegiatan,
h) Mendeteksi
hambatan kesulitan yang bakal ditemui, dan
i)
Mengarahkan pada
pencapaian tujuan.
2) Manfaat
Perencanaan
Perencanaan mempunyai banyak
manfaat, diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Membantu
manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan,
b) Membantu
dalam kristalisasi persesuaian dalam masalah-masalah utama,
c) Memungkinkan
manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas,
d) Pemilihan
berbagai alternatif terbaik,
e) Standar
pelaksanaan dan pengawasan,
f) Penyusunan
skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan,
g) Menghemat
pemanfaatan sumber daya organisasi,
h) Alat
memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait,
i)
Membuat tujuan lebih
khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami,
j)
Meminimumkan pekerjaan
yang tidak pasti, dan
k) Menghemat
waktu, usaha dan dana.
Perencanaan dengan strategi Agresif,
yaitu strategi pengembangan mutu sekolah
dengan melakukan diversifikasi
kemampuan guru dan
siswa yang didukung dengan segala kekuatan yang dimiliki didalam mencapai peluang yang ada di
masyarakat. (strategi SO). Dalam
penerapannya sekolah dapat
melakukan proses pengembangan
mutu sekolah berdasar kepada
sertifikasi ISO 9002
serta ISO 14000
untuk dapat dimiliki sekaligus diterapkan didalam proses
PBM sekolah (Ni Luh Putu Hariastuti)
B. Pengorganisasian
( Organizing )
Dalam
kajian manajemen, istilah pengorganisasian digunakan untuk menunjukan hal-hal
sebagai berikut :
a. Cara
menejer merancang struktur formal untuk penggunaan sumber daya-sumber daya
keuangan, phisik, bahan baku, dan tenaga kerja organisasi yang paling efektif
b. Bagaimana
organisasi mengelompokan kegiatan-kegiatannya, dimana setiap pengelompokan
diikuti dengan penugasan seorang menejer yang diberi wewnang untuk mengawasi
anggota-anggota kelompok
c. Hubungan-hubunagan
antara fungsi, jabatan, dan tugas para karyawan
d. Cara
menejer membagi tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam organisasinya dan
mendelegasikan wewnang yang diperlukan untuk mengerjakan tugas
Dalam
pengertian yang lebih utuh, Handoko ( 1992:168 ) menyatakan bahwa
pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal,
mengelompokan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara
para organisasi, agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien.
Selanjutnya dijelaskan bahwa proses pengorganisasian dapat ditunjukan dalam
tiga langkah prosedur sebagai berikut :
a. Pemerincian
seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi
b. Penbagian
beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logis dapat
dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja sebaiknya tidak terlalu berat
sehingga tidak dapat diselesaikan, atau terlalu ringan sehingga ada waktu
menganggur, tidak efisien dan terjadi biaya yang tidak perlu
c. Pengadaan
dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan para anggota
organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis. Mekanisme pengorganisasian
ini akan membuat para anggota organisasi menjaga perhatiaannya pada tujuan
organisasi menjaga perhatiannya pada tujuan organisasi dan mengurangi
ketidak-efisienan dan konfilk-konflik yang merusak
Pandangan
lain mengenai isu pengorganisasian dikemukakan oleh Stoner ( 1986:62 ) yang menyatakan bahwa
pengorganisasian merupakan proses yang jamak, terdiri dari lima tahap. Pertama
merinci pekerjaan, yaitu menentukan tugas-tugas apa yang harus dilakukan untuk
menjapai tujuan organisasi. Kedua, membagi seluruh beban kerja menjadi
kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh perorangan atau perkelompok.
Dalam tahap ini perlu diperhatikan orang-orang yang akan diserahi tugas harus
berdasarkan pada kualifikasi, tidak dibebani terlalu berat dan tidak terlalu
ringan. Ketiga, menggabungkan pekerjaan para anggota denan cara rasional dan
efisien. Keempat, menetapkan mekanisme kerja untuk mengkoordinasikan pekerjaan
dalam suatu kesatuan yang harmonis. Kelima, melakukan monotoring dan mengambil
langkah-langkah penyesuaian untuk mempertahankan dan meningkatkan
efektivitas.
C. Penggerakan
Penggerakan dapat didefinisikan
sebagai keseluruhan usaha, cara, tehnik dan metode untuk mendorong para anggota
organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin demi tercapainya
tujuan organisasi dengan efisian, efektif, dan ekonomis ( Siagian, 1992:128 ).
Isu yang selalu mengemuka dalam pembahasan fungsi penggerakan adalah berkenaan
dengan pentingnya fungsi ini dalam keseluruhan kegiatan menejemen, karena
secara langsung ia berkaitan dengan manusia beserta segala jenis kepentingan
dan kebutuhannya. Kaitan dengan perkembangan teori menejemen yang dikenal
dengan “Gerakan Human Relations”, diajukan konsep yang dikenal dengan
istilah the ten commandmens of human
relations, yanf dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan fungsi penggerakan.
Isi
dari prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
a) Sinkronisasi
antara tujuan organisasi dengan tujuan anggota organisasi
b) Suasana
kerja yang menyenangkan
c) Hubungan
kerja yang serasi
d) Tidak
memperlakukan bawahan sebagai mesin
e) Pengembangan
kemampun bawahan sampai tingkat maksimal
f) Pekerjaan
yang menarik dan penuh tantangan
g) Pengakuan
dan penghargaan atas prestasi kerja yang tinggi
h) Tersedianya
sarana dan prasarana yang memadahi
i)
Penempatan personil
secara tepat
j)
Imbalan yang sesuai dengan
jasa yang diberikan
D. Pengawasan
(Controlling)
a. Pengertian
dan Proses Dasar Pengawasan
Pengawasan
merupakan proses pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi guna lebih
menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana
sebelumnya. Proses dasar
pengawasan terdiri atas tiga tahap, yaitu:
1. Penentuan
standar hasil kerja
Standar hasil pekerjaan
merupakan hala yang amat penting ditentukan karena terhadap standar itulah
hasil pekerjaan dihadapkan dan diuji.
Standar hasil itu dapat bersifat fisik, misalnya
dalam arti kuantitas barang yang dihasilkan oleh suatu perusahaan, dan
sebagainya. Dalam melakukan pengawasan, hal-hal yang bersifat keperilakuan
pun harus diukur seperti kesetiaan,
semangat kerja, disiplin dan sebagainya.
2. Pengukuran
Prestasi Kerja
Pengukuran prestasi
kerja terdiri dari dua jenis, yaitu yang relatif mudah dan yang sukar. Ada
berbagai prestasi kerja yang relatif mudah diukur karena standar yang harus
dipenuhi pun biasanya bersifat teknis. Yang kedua adalah pengukuran yang
relatif sukar dilakukan karena standar yang harus dipenuhipun tidak selalu
dapat dinyatakan secara konkrit.
3. Koreksi
terhadap Penyimpangan
Meskipun bersifat
sementara, tindakan korektif terhadap gejala penyimpangan, penyelewengan, dan
pemborosan harus bisa diambil.
b. Pengawasan
yang Efektif
Pengawasan yang efektif harus
melibatkan semua tingkat manager dari tingkat atas sampai tingkat bawah, dan
kelompok-kelompok kerja.
Beberapa
kondisi yang harus diperhatikan untuk mewujudkan pengawasan yang efektif, yaitu
sebagai berikut:
1. Pengawasan
harus dikaitkan dengan tujuan dan kriteria yang dipergunakan dalam sistem
pendidikan, yaitu relevansi, efektivitas, efisiensi, dan produktivitas.
2. Menetapkan
standar yang sulit.
3. Pengawasan
hendaknya disesuaikan dengan sifat dan kebutuhan organisasi.
4. Frekuensi
pengawasan harus dibatasi
5. Sistem
pengawasan harus dikemudi (steering control)
6. Pengawasan
hendaknya mengacu pada prosedur pemecahan masalah.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas,
dapat disimpulkan sebagai berikut bahwa proses manajemen sekolah meliputi
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan atau pengendalian.
Perencanaan merupakan suatu kegiatan yang akan dilaksanakan di masa yang akan
datang untuk mencapai tujuan. Dalam perencanaan ada beberapa langkah,
diantaranya adalah menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan, merumuskan
keadaan saat ini, mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan, dan mengembangkan
rencana atau serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan.
Proses
pengorganisasian dapat ditunjukan dalam tiga langkah yaitu pemerincian seluruh
pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi, penbagian
beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logis dapat
dilaksanakan oleh satu orang, pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk
mengkoordinasikan pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan yang
terpadu dan harmonis.
Dalam
penggerakan keseluruhan usaha, cara, tehnik dan metode untuk mendorong para
anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin demi
tercapainya tujuan organisasi dengan efisian, efektif, dan ekonomis. Sedangkan
suatu pengawasan yang efektif harus melibatkan semua tingkat manager dari
tingkat atas sampai tingkat bawah, dan kelompok-kelompok kerja.
DAFTAR
PUSTAKA
Handoko, T.Hani.1984.Manajemen.Yogyakarta:
BPFE
Handoko,
T.Hani.1992.Manajemen Edisi II. Yogyakarta: BPFE
No comments:
Post a Comment